24.
Bahasa non-baku!
[Name] kini duduk di kursi halte bersama Maki, kedua gadis itu mengobrol sambil tertawa-tawa kecil.
“Pantesan anjrit nggak bisa dibuka!”
“Bego banget! Tutup gituan itu digeser.”
[Name] mengedarkan pandangannya, kedua sudut bibirnya tak melunturkan sebuah senyuman hingga menangkap sepasang manik coklat yang menatap lekat ke arahnya.
Dengan bingung ia melempar senyum tipis ditambah anggukkan sebagai sapaan.
Menatap Maki kembali, “Bus-nya nggak sampe-sampe, bannya kempes apa di tengah jalan?”
“Mana gue tehek?”
[Name] menghentak-hentakan kakinya, gadis itu mulai bosan duduk di atas halte.
Tap!
Tap!
Tap!
Grep!
“Eh?” [Name] menoleh kaget saat bahunya terasa dipegang.
“Hai, [Name]!”
Maki mengerjapkan matanya bingung, melirik [Name] yang kaget.
“Kevin?”
Pemuda dengan lesung pipi di sisi wajahnya itu tersenyum, mengambil duduk di samping [Name], seragam yang dikenakannya berbeda dari para murid-murid yang berlalu lalang.
“Lo ngapain ke sini, njir?”
Maki tersentak bingung, ‘Oh! Jadi dia Kevin? Yang [Name] tanyain tadi pagi itu kan?’
Kevin mengangkat sebuah kunci motor, “Jemput lo.”
[Name] mengeryitkan keningnya, melirik-lirik Maki, lalu melemparkan tatapan kesal pada Kevin. Mulutnya bergerak mengucapkan sesuatu tanpa suara pada pemuda itu.
Kevin menaikkan sebelah alisnya lalu melirik Maki, dalam sekejap pemuda itu langsung menegakkan duduknya.
“E- Maki.. kenalin dia Kevi-”
“Minggir dong.”
Suara bass penuh penekanan terdengar.
Kevin menoleh kaget kesamping, menatap bingung seorang pemuda bersurai pirang yang menatapnya tajam.
“Ya?”
Atsumu Miya, pemuda itu menatap datar Kevin yang melemparkan tatapan bingung.
“Gue mau ngomong sama, [Name].”
[Name] yang menyimak angkat suara, “Aku?”
Atsumu mengangguk, ia melemparkan tatapan lembut pada [Name], “Boleh bicara?”
“A-ayo.”
[Name] bangkit dari duduknya lalu menitipkan tas gendongnya pada Maki.
---
[Name] melirik sekilas ke belakang lalu kembali meluruskan pandangannya, menatap seorang pemuda bersurai pirang yang kini berdiri menjulang di hadapannya.
Sedikit mendongak untuk menatap wajahnya.
“Ya? Mau ngomong apa.. Atsumu?”
Atsumu, pemuda itu tiba-tiba bingung harus berbuat apa, dalam batin ia merutuki dirinya sendiri.
‘Bego! Bego! Bego! Gue harus apa sekarang!?’
Tadi ia kebablasan karna panas.
“Itu..”
[Name] memiringkan kepalanya sedikit, “Ya?”
“Aku..”
[Name] membuka sedikit bibirnya karna gemas melihat pemuda itu gugup ingin mengatakan sesuatu.
“Aku suk-.. um..”
“Mau ngomong apa sih? Kok kayak takut gitu?” ucap [Name] sambil menoleh sekilas kebelakang, memastikan Maki dan Kevin masih berada di kursi halte bersama, tak meninggalkannya.
Hati Atsumu kembali memanas melihat [Name] melirik-lirik ke arah halte sana.
“Aku suka kamu!”
“Huh?” beo [Name].
Atsumu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, wajahnya memanas.
“Aku suka sama kamu, [Name]!”
“...”
“Aku suka sama kamu sejak lama banget!”
[Name] terpaku, ia tak tahu harus merespon apa.
“I-iya..”
Atsumu menunduk sedih, “Aku telat ya..?”
[Name] mengerjapkan matanya lalu mengerutkan keningnya bingung, “Telat apa?”
“Kamu udah ada dia,” ucapnya sambil menunjuk kearah Kevin berada.
“Ah? Kevin?”
Atsumu memalingkan wajahnya, ia sangat tak suka mendengar [Name] mengucapkan nama saingannya itu.
“Dia ponakan aku.”
JEEEEENGGGGG!!!!!
NGGAK JADI UP MALEM, HEHE!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top