22.


Bahasa non-baku!

Pagi ini begitu cerah, secerah masa depan kalian semua, Aamiin! Atsumu baru saja menstandarkan motornya, pemuda itu melirik kembarannya yang nampak lesu.

“Lo sakit, Sam?” tanya Atsumu sambil melepaskan helm yang melekat di kepalanya.

Osamu menggeleng lalu melenggang hendak pergi, namun pekikan Atsumu menahannya.

“Heh!”

“Apasih? Gue baik-baik aja! Nggak usah khawatir!”

“Helm-nya copot dulu, be'ol!”

Osamu terpaku, ia memegang kepalanya lalu menyengir, alat pengaman itu masih melekat di kepalanya, aduh malu! Mana diliatin orang-orang.

“Hehe.”

---

Bunyi bel terdengar, tanda jam istirahat telah dimulai hingga empat puluh lima menit kedepan.

[Name] bersama Maki berjalan di koridor menuju kantin, kedua gadis cantik jelita itu mengobrol ringan.

“Jadi gimana dong?”

“Ya nggak jadi deh.”

[Name] mengangguk-angguk, ia mengedarkan pandangannya kesekitar, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku rok.

“Maki, lo kenal Kevin nggak?”

Maki menaikkan sebelah alisnya, “Kevin siapa?”

“Oh.. nggak kenal..” gumam [Name] pelan.

Maki mengeryitkan keningnya, “Siapa Kevin?”

[Name] tersenyum, gadis itu tak menjawab.

“Jangan bilang-!?”

“Nggak ada! Apa sih? Heboh banget! Hayuk ah ke kantin!”

Atsumu! Sainganmu muncul!

---

“Siapa Kevin, [Name]?!”

“Bukan siapa-siapa! Iseng nanya doang kok, anjir!” [Name] menuangkan sedikit saus ke dalam kuah mie-nya.

Maki menatap gadis bernetra [Eye color] itu tajam, “Lo punya cowok nggak bilang-bilang!”

“Cowok apaan, buset?! Ya ampun!” ucap [Name].

“Terus siapa tuh Kevin?”

“Orang lah, masak semut.”

Maki geram, jiwa keponya meronta-ronta, maniknya yang bergerak tak sengaja menangkap sebuah objek.

“Terus Atsumu lo kemanain?”

“Hah? Atsumu? Maksud lo?” [Name] mengeryit.

Maki terdiam, “Dia suka lo kan?”

[Name] cengo, “Huh?”

Lah?

Helaan nafas keluar dari bibir [Name], “Kok Atsumu sih?”

Maki bingung, gadis itu sampai menggaruk tengkuknya.

“Kok berbelit sih, anying!?” [Name] menghendikan bahunya, “Besok ulangan.. ck!” decak gadis bersurai [Hair color].

“Iya, anjir! Gue males banget!”

“Nanti pinjem buku di perpustakaan ah..” gumam [Name] dapat didengar Maki, “Anterin ya, Maki!”

Maki melotot, “Nggak mau, males!”

“Cewek kok malesan! Sukuna nggak suka loh~”

“Heh! Apa-apaan mulut lo!”

---

Dengan senyum tipis, sepasang manik berwarna coklat itu menatap gerak-gerik seorang gadis yang sedang makan di meja sebrang sana.

“Liatin apaan sih? Sampe segitunya?”

Menoleh ke samping lalu mendengus kesal, “Apa lo, tukang gibah!?”

Suna Rintarou, pemuda bermata sipit itu tersenyum mengejek, “Cie~ doi nggak peka-peka!”

Miya Atsumu, pemuda bersurai pirang itu memutar bola matanya kesal, ia kembali menatap kearah mana awal dia menatap.

“Deketin sana! Lo diem mulu ya bisa kesalip, bodoh!” ucap Suna, Atsumu acuh, ia tak peduli. Tapi di dalam hati diam-diam ia ketar-ketir mendengar ucapan Suna barusan.

“Gue denger Kevin si bocah SMA Karasuno lagi deket dia akhir-akhir ini.”

“Apa?”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top