16.


Bahasa non-baku!

“Rame amat..”

[Name] menelisik kesekitar, ramai dan berisik, pasar malam. Gadis itu mengenakan hoodie oversize dan celana training hitam, “Maki mana..?” gumamnya sambil menatap layar ponselnya.

Makueeee : Gue di depan rumah hantu, kesini buru!

“Anjrit! Tuh bocah, ketemuan kok di depan rumah hantu.”

[Name] berdecak lalu mengedarkan pandangannya, “Itu rumah hantunya..” ia melangkahkan kakinya kearah rumah hantu yang berada di samping bianglala.

“Maki.”

“Oit?” seorang gadis berkaos putih menoleh saat dipanggil, itu Maki.

[Name] mendekat kearahnya dengan mencak-mencak, “Heh! Ketemuan kok disin-”

HIHIHI!

KEKEKEK!

“Buju buset..” gumam [Name] sambil memegangi dadanya, ia sungguh kaget, jantungnya hampir merosot ke usus.

Maki menenteng sebuah harum manis, “Yuk masuk ke dalem, gue udah beli tiketnya nih,” si surai hijau lumut itu menunjukkan dua tiket di tangan kanannya.

“What? Ke rumah hantu?!” [Name] ingin pingsan, “Gue baru dateng ya, bitj! Langsung lo ajak masuk ke rumah angker?!”

Maki menyengir, “Lo sih baru dateng, gue udah naik komedi puter lima kali tadi.”

“Kek bocil lo, bagi dong!” [Name] menunjuk harum manis di tangan Maki.

“Ayo masuk dulu, baru gue kasih,”  Maki menarik tangan [Name] masuk kedalam rumah hantu dengan wajah gembira, gadis bersurai [Hair color] itu keringat dingin.

“Serius nih?!”

“Iyaaa!!”

‘Oh my God! Moga nggak ditoel-toel tuyul gue..’

---

Gelap. Mata [Name] yang terbuka jrembeng hanya bisa melihat kegelapan.

“Kok gelap sih? Ini mah bukan rumah hantu!” ucap [Name] sambil menarik-narik celana jeans Maki, gadis bersurai hijau lumut itu memimpin jalan.

“Diem lo, mbak kuntilnya marah nanti kalo lo berisik.”

“Gue nggak liat apa-apa anjrit!”

Huhuhuhuhu

“Lo nangis, Mak?”

“Jangan panggil gue gitu!”

“Maki, iya Maki. Lo nangis?”

“Siapa yang nangis!”

Maki menghentikan langkahnya, [Name] ikut berhenti, gadis bermanik [Eyes color] itu sontak mengeryitkan keningnya.

“Ngapa stop?” [Name] menepuk bahu Maki.

“Gue capek jalan, anjrit.”

“Lo sih! Gue belum dateng udah naik komedi puter duluan!”

“[Name] jangan pegang-pegang ih!”

[Name] melototkan matanya, “Heh! Gue nggak pegang-pegang ya!” tangannya ia keataskan semua.

“Eh? Terus yang pegang tangan gue erat banget siapa nih..?”

Hihihihi

Cewek cantik...

Huhuhu

“Anjrit! Kuntilnya lesbi!” pekik Maki sambil menyentak tangan yang memegang pergelangannya lalu berlari meninggalkan [Name] di tempat.

[Name] mengedarkan pandangannya kesekitar, gelap, merasa Maki tak ada di sekitarnya, hening, ia meraba-raba sekitar, “Maki, plis! Ini bukan ajang komedi ya!”

“Gue aduin Sukuna lo! Maki!”

[Name] panik, ia mundur beberapa langkah dan terjatuh karna tersandung sesuatu.

Brak!

“Aduh!”

Hihihihi

Hihihi

Huhuhu

Hahaha

Hihihi

“JANGAN KETAWA!” bentak [Name] marah, langsung saja hening.

“MAKI LO DI MANA SIH, ANJROT!?” gadis itu bangkit sambil memejamkan matanya.

[Name] ingin menangis saat itu juga, “Kok nggak dikasih lampu sih, mbak?! Bukannya bikin takut malah bikin emosi!”

“MAKIII!!!”

“[Name]?”

Sebuah kebetulan yang muach!

---

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top