13.


Bahasa non-baku!

Pagi yang cerah namun tak secerah wajah [Name], wajah gadis itu hari ini sangat asdfghjkl! Hidung merah, mata panda, bibir pucat, nampak jelas gadis itu sedang tak baik-baik saja.

[Name] memasuki kelas dengan langkah zombie, mulutnya bergumam meracau, sangat pelan. Seorang laki-laki yang merupakan teman sekelasnya menyapa gadis itu.

“Ohayou, [Name]!”

“Hng..”

Minato, laki-laki berambut kuning itu menaikan kedua alisnya, “You good? Wajah lo amburadul gitu.”

[Name] mendudukkan dirinya di bangkunya, “I'm not okay, but it's okay,” ucapnya sok tegar.

“Lo abis nangis ya..?” tanya Minato sambil memelankan ucapannya.

[Name] mengangguk, lalu tak selang lama ia menangis, “Ukh! Gue semalem baca 'In another life', gue ulang lima kali..” ia terisak, “Tetep sedih, anjir!”

“Huhuhu..” [Name] mendongak menahan air mata yang hendak tumpah, “Jadi pengen poki stroberi..”

Minato yang semula ingin menyemangati memasang raut malas, “Pen banget gue betot pala lo.”

---

“[Name]!!!”

[Name] yang sedang berjalan beriringan bersama Maki di koridor menuju kantin sontak menghentikan langkahnya, Maki ikut berhenti.

Di ujung koridor sana, seseorang berdiri sambil membawa sebuah buku, wajah tersenyum cerah kearah [Name], ia pelaku yang memanggil nama [Name].

“Are? Hinata?” [Name] melototkan matanya lalu mengedarkan matanya, “Lo ngapain ke sini, anjrot!”

Maki melirik [Name], “Bocah mana tuh? Kok seragamnya beda?”

[Name] berlari kecil kearah pemuda bersurai jeruk itu lalu memasang raut malas, “Elu ngapain ke sini, ege? Lo bolos sekolah ya?”

Hinata menyengir lalu menggaruk tengkuknya, “I-iya.”

“Kok lo bisa masuk ke sini? Nggak dihadang satpam apa?”

Hinata menggeleng dengan wajah polos, “Satpam apa? Di depan nggak ada satpam tuh.”

“Ha?”

Maki berdehem sontak mencuri perhatian [Name], kemudian gadis bersurai hijau lumut itu berkata, “Ke kantin yuk, gak enak berdiri di sini, pegel.”

“Ayo. Yuk, Hinata!”

Hinata mengangguk lalu mengikuti kedua gadis itu dari belakang hingga sampai di kantin.

---

“Oh.. jadi lo tadi bolos sama Kageyama terus malah disesatin ke mari?” ucap [Name] setelah mendengar cerita panjang lebar Hinata.

“Iya! Sebel banget gue ama tuh anak!” Hinata memakan tahu bulatnya dengan kasar, “Baka! Kageyama baka!”

Maki tertawa, “Bocah mana sih lo?” tanyanya.

Hinata mengerjapkan matanya, “Karasuno.”

Maki ber-oh ria, [Name] mengusap hidungnya lalu berucap, “Sepuluh menit lagi bel masuk loh, lo mau pergi apa tetep di sini?”

Hinata mengelus dagunya berpikir, “Pergi deh..”

“Nggak bakal nyasar kan?” Hinata menggeleng, “Nggak lah! Gue lumayan tahu daerah sini.”

Kemudian [Name] dan Maki tertawa.

“[Name].”

“Hmm?”

“Ini perasaan gue doang atau emang tuh si cowok rambut pirang di pojok natep gue sinis banget..?” bisik Hinata pada kedua gadis di hadapannya, ia tak berani menatap kearah yang ia maksud.

“Ha? Siap- oh, si Atsumu?” [Name] menunjuk kearah orang itu lalu menaikan sebelah alisnya kearah Hinata.

“Anjir! Babi! Jangan ditunjuk gitu!”

---

Oh my baby :""") Hinata ooc bangets!! Maap!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top