1.
Bahasa non-baku!
“Samu!”
“Ape?” dengus Osamu, pemuda bersurai abu-abu itu menoleh malas kearah kembarannya.
“Gue mau curhat nih..”
Osamu membulatkan matanya, “Hah?! Lo?! Curhat?! Sama gue?! Tumben!”
Mata Atsumu berkedut kesal, pemuda itu mendengus lalu membuang mukanya, ia jadi malas.
“Gak jadi deh, muka lo ngeselin.”
Osamu mendesis kesal, “Pengen banget gue nabok muka lo..”
---
Atsumu kini sedang lari sore, rutinitas sehari-hari. Si pirang itu berkeringat parah, baju yang dikenakan basah kuyup oleh keringatnya.
Ia mendudukan dirinya di sebuah kursi panjang lalu menetralisirkan nafas dan detak jantungnya.
“Permisi, saya boleh duduk di sini?”
Atsumu memicingkan matanya lalu menoleh kearah suara, seolah menang lotre, pemuda itu langsung melototkan matanya kaget, bagaimana tidak?!
“[N-Name]?”
“Eh, kamu kenal saya?”
CRUSH ATSUMU COY! MBAK [NAME]!
Jantung Atsumu yang semula mulai berdetak normal langsung berdegup tak normal lagi, nafas pemuda itu bahkan berubah panjang-pendek bak orang sekarat, pipinya tiba-tiba memanas.
“A-anu, k-kita satu sekolah.. hehe.”
[Name] mengedipkan matanya, “Oh, gitu.. um, saya boleh duduk sini nggak?” jemarinya menunjuk tempat kosong di samping Atsumu, sontak saja pemuda itu mengangguk.
“Saya kayak pernah liat kamu,” ucap [Name] sambil mendudukan dirinya lalu menatap kearah Atsumu yang salah tingkah, pemuda itu duduk kaku, kedua tangannya ia taruh di atas paha, ia bingung harus berbuat apa di depan orang yang disukainya.
“Ah! Kamu kembarannya Osamu ya? Osamu yang bikin dagang online onigiri itu?” antusias [Name].
Atsumu mengerutkan keningnya, “Osamu dagang online onigiri?” [Name] mengangguk.
“Iya, saya langganan sama dia!”
Atsumu ber-oh ria, dia tak tahu jika kembaran lanknatnya itu jualan online.
“Onigri dia enak banget tau! Saya suka banget!”
Oke, sedari tadi Atsumu perhatikan, [Name] ini berbicara dengan bahasa formal ya.. saya-kamu.
“Haha, iya..”
“Kamu beruntung banget pasti! Bisa nyobain masakannya tiap hari,” [Name] tersenyum lebar kearah Atsumu, sontak saja pemuda itu gelagapan.
“Haha, iya.. kalik?” satu kata terakhir ia ucapkan begitu pelan, [Name] tak bisa dengar.
[Name] mengedarkan pandangannya kesekitar, “Rumah kamu ada di sekitar sini?” tanya [Name].
Atsumu menaikan sebelah alisnya, [Name] sontak menutup mulutnya, “Ah! Itu privasi!” rutuknya sambil memukul bibirnya pelan.
Atsumu terkekeh, “Aku tinggal di apart yang ada di dekat sini, bareng Osamu.”
[Name] mengangguk-angguk, ah entah kenapa gadis itu jadi tak enak, ia merasa sok kenal dengan pemuda itu.
“Anu, saya duluan ya, bye kembarannya Osamu!” [Name] melambaikan tangannya pada Atsumu sebelum gadis itu beranjak dan pergi dari tempatnya.
“I-iya,” Atsumu membalas lambaian tangan [Name], kemudian pemuda itu memandangi punggung gadis itu yang kian menjauh dan hilang.
Atsumu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan jeritan, telapak tangan kanannya ia tatap lekat, barusan? Ia melambai pada [Name]?! Serius!!? Ini bukan mimpi kan?!
Ia menampar pipinya sendiri, dan terasa sakit! Berarti ini bukan mimpi! Pemuda itu langsung tersenyum-senyum.
‘Akhirnya setelah sekian lama, gue bisa ngobrol ama [Name].. hehe.’
---
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top