25. Cinta itu? Rela......

Ini musibah dan kita harus benar benar sabar dalam menerimanya. Karena Sang Pencipta tak akan memberi ujian melewati batas kemampuan hambanya.

Vote vote vote

Thor deg deg nulis ini......!!!!

Karena kejadian kemarin Papih benar benar marah sama Ra,  Papih kecewa sama Ra dan kini aku disuruh pulang kerumah. Dan Ra gak boleh ketemu aku sebelum dia memilih tetap jadi polisi atau ngejaga aku. Terlebih Bryan belum diketemukan sampai sekarang.

Kalau Ra milih tetap jadi polisi,  Ra harus tinggalin aku. Dan bila Ra milih aku,  Papah atau Papih suruh Ra ngehendel bisnis mereka sembari jagain aku.

Tapi,  Papih terlalu egois disini?  Ra sayang Yoon tapi dia juga sayang dengan pekerjaannya. Itu cita citanya dan itu adalah kebanggaannya.

Aku nangis tapi Papih udah gak peduli lagi. Karena Bryan gak ketemu,dan kemungkinan besar buat datang nyerang itu sungguh mungkin. Walaupun Ra nyuruh penjagaan polisi atau Papah nyuruh seratus satpam ngejaga aku tapi kalau namanya sudah ketemu musibah itu tidak bisa terelakkan.

Seperti halnya sekarang.

" Yoon lari........!!! " Papih ngecegah Bryan untuk gak ngejar aku. Aku yang ragu untuk lari akhirnya aku lari. Sebelumnya aku ngelihat Papih didorong oleh Bryan. Ini kejadian dirumah bukan dijalan. Bryan udah nyerang satpam kami. Dan si mbknya juga. Seratus satpam yang dijanjikan Papah belum datang tapi kami sudah diserang. Papah masih di kantor buat manggil satpam kantor.

Aku lari keluar dari rumah,  namun kini keadaan sedang gelap.

" Ra.... Tolongin Yoon? " Aku nangis disela kakiku berlari. Aku sudah tak kuat lagi berlari. Perutku tiba tiba sakit dan aku pun twrjatuh fi lingkungan perumahan elit.

Kenapa sepi,  yah.... Ini perumahan elit. Gak semuanya peduli dengan kesusahan orang. Terlebih jarak rumah satu dengan rumah lainnya cukuo jauh. Ditambah tak semuanya rumah dihuni sang pemilik. Adapun satpam tapi mereka juga menjaga didalam rumah. Aku teriak teriak juga gak akan ada yang denger. Atau mungkin mereka sengaja menutup telinga.

Aku prustasi,  aku merangkak untuk terus berlari nyatanya aku lelah. Bryan juga sudah mulai mendekat dengan pisau ditangannya.

" Oh ya ampun,  Riel kecil kenapa harus lari, om nya kan juga ikut lelah harus ngejar kamu. Ikut sama aku ya? " Bryan narik tangan aku dan dia pun menyeretku lebih jauh dari rumah. Aku sudah gak tahan ini sakit, untuk sekedar berteriak pun aku gak sanggup. Perutku terasa semakin sakit,  aku meringis kesakitan namun Bryan gak peduli dan masih terus menyeretku hingga kini kita berada dipinggir danau buatan yang ada di komplek perumahan ku.

Bryan membantingku dan mencekik ku. Aku berusaha melepas tangannya dari leherku tapi aku kalah tenaga dengannya. Aku bergelinjang sudah kehabisan nafas.

"Yoon!! "

Jlam...... Bryan tersungkur dirumput.

Aku mendengar perkelahian namun aku tak tahu siapa yang membantuku. Aku mulai panik dan menahan sakitku dengan meremas terus perutku.

Papih.....

Ra.......

Papah......

Dimana kalian?

Aku gemetaran,  aku merangkak menjauh namun rasa sakit ini sudah gak bisa ditahan. Bryan datang menghampiriku lagi menginjak perutku hingga pandanganku mulai buram.

" Ra.......! "

Aku sempat melihat Bryan mengeluarkan pisaunya,  sepertinya dia hendak menusukku. Aku dengan kekuatan terakhir mencoba untuk mundur menjauh dari Bryan.

" Yoon! "

Jlep....... Seseorang itu terjatuh diatasku dan aku sudah tak sadarkan diri. Sepertinya dia terkena tusukan.....

Dor..... Dor.... Suara terakhir yang kuingat dan kudengar karena aku tak bisa membuka mataku lagi.

" Yoon,  aku mencintaimu! "

Mencium bibir Yoon,  sebelum dia pun ikut menutup mata.

.......

Bryan terjatuh dengan luka tembakan. Ra datang bersama anggota kepolisian dan bersama Papih, Papih Yoon gemetaran melihat putranya tidak sadarkan diri.

Suara ambulance pun terdengar,  Yoon dan dua orang yang terluka kini tengah dibawa dirumahsakit.

" Yoon bangun sayang.....! " Papih

" Yoon,  !" Ra menggenggam tangan Yoonnya erat.

Lampu ruang UGD pun dinyalakan.

" Kenapa,  Pah.... Kenapa banyak dokter yang masuk. Yoon gak papa kan?  Dia gak luka? " Papih mulai panik.  Tak kalah panik yang dirasa Ra dan juga Papah.

" Pasien kehabisan banyak darah,  ada yang punya golongan sama! "Dokter

" Aku......! "Papih langsung masuk untuk diperiksa,  namun Papih tak memenuhi syarat Papih termasuk pasien darah rendah beliau tidak bisa mendonorkan darah.

" Aku saja! " Ra kini bergegas menuju ruang pengambulan darah. Ra dinyatakan layak dan sehat sehingga kini Ra tengah bersanding bersama Yoonnya. Memberikan darah nya untuk belahan jiwanya.

" Yoon,  bertahanlah! " Ra.

" Pah,  kenapa menjadi seperti ini. Papih gak kuat! " Papih meluk papah rapuh dan kini tante Hanna dan suaminya serta Leo datang kerumah sakit.

" Gimana kak? " Tante Hanna

"Banyak dokter yang masuk namun Yoon belum dinyatakan baik baik saja! " Papah.

" Ya ampun,  dimana Ra? "Tante Hanna

" Dia didalam,  yoon butuh darah segera! "Papah

" Kenapa gak dari dulu Hanna terus bikin Bryan dalam penjara!! " Hanna,

" Sudahlah sayang,  ini musibah kita harus lebih kuat menghadapinya dan berdoa agar Yoon dapat melewatinya. "Suami tanye Hanna memeluk tante Hanna.

Ada polisi datang menghampiri Papih dan yang lainnya .

" Bryan dinyatakan meninggal dengan luka tembak! " Itu kabar baik,  tapi Yoon belum dinyatakan baik baik saja.  Jafi Papih dan Papah belum bisa tenang.

" Lalu pasien satunya? " Papah

" Dia kritis......! "Polisi

Tbc.

Maaf typo

Terimakasih......

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top