7
etto...
sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau bagian ini di buat dua chapter (soalnya gatau kenapa gabisa di publish semua kalau penuh)
jadi nanti ada chapter 7 dan 7,5
sekian...
selamat membaca~
~7~
Hari ini sangat panas. Saking panasnya air satu galon pun akan habis dalam satu tegukan. Terlebih jika sedang berada di dalam ruang kelas. Ruang kelas yang sempit hingga bisa saling merasakan hembusan napas masing-masing. Saat ini juga, kipas yang seharusnya menyala malah mati. Siswa-siswa yang berada di kelas kepanasan hingga mereka terlihat seperti zombie. Zombie yang dari tadi menatap jam dinding, menunggu saatnya pulang sekolah.
Triiingg
Bel sekolah berbunyi. Semua siswa yang berada di dalam kelas buru-buru mengemasi barang mereka kemudian bergegas keluar dari dalam kelas yang seperti oven ini.
"Kuroko! Kau tidak ikut keluar?" ujar salah seorang teman yang mendapati Kuroko tengah duduk drngan wajah yang menempel di meja. Keringatnya bercucuran dengan deras hingga membuat mejanya sangat basah. Kuroko mirip es krim vanila blue yang meleleh di atas wafer coklat.
"Kau duluan saja."
"Baiklah kalau begitu."
Setelah temanya benar-benar pergi, Kuroko beranjak perlahan. Panas ini membuat tubuhnya meleleh hingga ke tulang-tulangnya. Ia berjalan keluar dengan terhuyung-huyung. Saat ini yang ia pikirkan adalah mencari tempat yang dingin. Tidak salah lagi. Tempat yang memiliki AC di sekolah uni hanyalah ruang kepala sekolah dan perpustakan. Dan tempat yang paling tepat adalah perpustakaan.
Mengingat perpustakaan membuat Kuroko memacu dirinya untuk berjalan lebih cepat. Semakin cepat berarti semakin lama untuk menikmati AC di perpustakaan.
Begitu sampai di perpustakaan, Kuroko langsung ambruk tepat di depan pintunya.
"Kuroko, kau meleleh!" seru Furihata sembari menarik tubuh Kuroko.
"Kau dehidrasi dan harus minum!"
"Bukannya di pepustakaan tidak boleh makan atau minum?"
"Tapi kalau minum air putih tidak masalah. Lagipula kan kau sedang dehidrasi begini, tunggu ya!" Furihata bergegas pergi untuk mengambil minum.
Kuroko menghela napasnya. Kini ia merasa lega bisa menikmati AC di sini. Sekarang hal yang tepat untuk tidur. Tidur sebentar tidak papa.
Hingga kini Furihata belum muncul juga. Padahal sudah hampir satu jam Kuroko menunggunya. Merasa tidak ada yang beres, ia segera mengejar Furihata. Khawatir kejadian beberapa hari yang lalu terjadi lagi dan korbannya adalah Furihata.
Kuroko mencari di sekeliling ruangan. Setelah agak lama mencari, akhirnya ia menemukan Furihata yang tengah bersembunyi di balik rak buku. Kuroko mendekati Furihata karena penasaran apa yang sedang dilakukannya.
"Fu.."
Furihata menutup bibir Kuroko. Ia menolehkan wajahnya sambil menatap Kuroko. Sepertinya ia akan mengatakan sesuatu, mungkin penting.
"Kau tahu dia kan?" ujar Furohata sambil menunjuk seseorang di balik rak buku.
"Iya aku tahu. Dia itu Shiro-senpai."
"Kalau di sebelahnya?"
Kuroko menatap detail laki-laki yang bersama senpainya. Sepertinya laki-laki itu dan Shiro adalah teman akrab. Buktinya mereka terlihat asyik berbincang.
"Entahlah. Aku tidak mau tau. Memangnya kenapa?"
"Aku ingin menegur mereka. Tidak baik berpacaran di dalam perpustakaan, apalagi dengan mengeluarkan suara yang keras seperti itu. Bisa mengganggu orang lain." jelas Furihata panjang lebar. Sepertinya ia serius untuk mengusir keduanya.
"Berpacaran?"
"Iya, lihatlah sendiri."
"Iya ya, mereka sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Uhh.. Romanstisnya." ujar Riko yang berada di belakang mereka tiba-tiba.
"Heeik..."
Riko menutup mulut mereka rapat-rapat. Kemudian ia melepaskan tanganya dan mrngajak mereka berdua menjauh.
"Hei, apa kalian tidak terganggu melihat orang berpacaram seperti ini?" Riko menatap Furihata dan Kuroko secara bergantian. Kemudian ia berhenti menatap Kuroko.
"Bagaimana? Kau tidak merasa cemburu?"
"Maksudnya?"
"Huuh.. Kau ini tidak peka ya. Masa melihat orang yang dicintai berduaan dengan lelaki lain tidak merasa cemburu, bagaimana kau ini."
"Jadi Kuroko suka dengan wanita itu." tanya Furihata kepada Riko dengan polosnya.
"Bukan hanya suka.." Riko berhenti sambil menatap Kuroko nakal.
"Mereka itu sudah pernah..."
"Bukan itu."
"Kau tidak bisa berbohong seperti itu, Kuroko."
"Tidak, kau salah paham."
"Aku tidak salah paham. Kau saja yang kurang peka."
"Riko-san, lanjutkan."
"Begini ya Furihata-kun, jadi mereka itu..."
"Hentikan. Atau aku akan berteriak."
"Kuroko, kau jangan anggap ini serius. Lagipula wajarkan jika pasangan remaja melakukannya."
"Aku akan berteriak kalau Riko-san pernah berduaan dengan Junpei-san."
"Silahkan saja, tidak akan ada yang percaya."
"Aku punya bukti." Kuroko menunjukan foto yang berada di ponselnya.
"Dari mana kau..."
"Makanya jangan dilanjutkan."
"Eghemm.."
Furihata berdehem agar mereka menatapnya. Maksudnya menoticenya.
"Aku tahu... Kuroko dan wanita itu pernah be...?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top