[3] He really is so important to you.
"Peter berteman dengan Spiderman!"
Semua anak yang ada di kelas olah raga menatap kearah Ned dengan tatapan kaget dan tidak percaya. Mereka sedang melakukan sit up pemanasan saat membicarakan tentang Superhero baru di Youtube dan Ned segera mengatakan sesuatu seperti itu yang membuat Peter segera menoleh cepat kearahnya.
Ned dan Peter sedang berpasangan saat itu, dan [Y/N] hanya berbaring di bench tidak begitu memperdulikan guru yang memintanya mulai bergabung dengan yang lain dengan alasan aku tidak punya pasangan. Mendengar Ned, [Y/N] mengerutkan dahinya dan menatap Peter yang kebetulan menatapnya.
'Sahabatmu tidak pandai menjaga rahasia?' Ia menggerakkan mulutnya mengatakan itu dan Peter hanya menghela napas dan mengangkat bahu.
"Yeah, seperti kami akan percaya jika Penis Parker mengenal Spiderman."
"Aku... hanya melihatnya saat internship di perusahaan Stark," jawab Peter sambil mengangkat bahunya.
"Yeah, internship palsu. Seperti saat ini ketika kau mengatakan kau mengenal Spiderman," Flash tampak berbicara dengan nada mengejek.
"Shut the fuck up, Flash," dan sebuah lemparan sepatu tampak mengenal Flash dari [Y/N] yang menguap dan kembali berbaring di kursi bench, "suaramu itu polusi untukku. Berhentilah berbicara, lebih baik lagi berhentilah bernapas."
"Kau!"
"Mr. Thompson, Mr. [L/N] berhentilah berteriak! Dan bergantianlah dengan Mr. Leeds, Mr. [L/N] atau kau tidak akan dapat nilai untuk hari ini," ia menggerutu pelan dan tampak menghela napas, berjalan menuju Ned yang tampak segera menyingkir. Peter memegang kedua kakinya dan tampak menatap [Y/N].
"Mohon bantuannya," Peter tersenyum dan ia hanya mengangguk.
"Kalau memang kau tidak berbohong, bagaimana kalau kau ikut pesta di rumah Liz besok malam dan bawa Spiderman denganmu?" Peter tampak menatap Flash, dan [Y/N] ikut menatapnya dengan dahi berkerut, "kau juga akan ikut bukan [Y/N]?"
"Tidak. Merepotkan," [Y/N] menatap datar Flash dan tampak menoleh pada Peter yang tampak gugup.
"Uh baiklah, aku akan... aku akan mencobanya," Peter tampak menggaruk kepala belakangnya dan menghela napas untuk kedua kalinya.
"He really is a shittyhead isn't he?"
Peter hanya tertawa canggung.
•♢•
"Selamat datang."
Suara itu membuat Peter menoleh dan menemukan [Y/N] yang menyambutnya dengan nada datarnya seperti biasa di tempat sandwich di Queens itu. Jam pulang sekolah, ia akan melakukan patroli yang tentu selalu ia dahului dengan membeli sandwich di Delmar yang pindah beberapa blok dari tempat aslinya karena peristiwa yang menghancurkan tempat itu. Hanya sebuah counter kecil namun tampak ramai dengan orang-orang yange mengantri.
"Kenapa kau disini?"
"Aku bekerja disini. Tinggal sendirian itu tidak mudah, dan dengan benda menyebalkan ini," ia mengangkat kakinya menunjukkan gelang yang akan merekam setiap langkahnya, "tidak akan ada yang mau memperkerjakan anak dengan catatan kriminal."
"Maafkan aku..."
"Aku tidak pernah meminta permintaan maaf darimu kau tahu," [Y/N] tampak mengambil sandwich di bagian belakangnya, "sandwich nomer lima, dengan extra timun dan di tekan sangat kuat hingga sangat penyet."
"Bagaimana kau tahu?"
"Ia yang membuatkanmu sandwich setiap kali kau memesannya. Ia selalu berada di belakang karena ia tidak ingin menjauhkan pelangganku, namun aku akan memaksanya jika harus ia bergaul dengan orang lain," Mr. Delmar muncul dan mengacak rambut [Y/N] yang menggerutu pelan.
"Hanya karena kau melukai tanganmu hingga aku harus menggantikanmu."
"Tetapi buatanmu sangat enak. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu tetap bekerja disini."
"Tidak mungkin, jangan katakan kau sudah memasak sejak 1 bulan yang lalu!" Peter tampak menatap [Y/N] yang menatapnya dengan dahi berkerut.
"Bagaimana kau tahu?"
"Rasanya berbeda, tetapi bukan berarti tidak enak! Kau membuatnya menjadi lebih enak--tetapi bukan berarti buatanmu tidak enak Mr. Delmar! Maksudku buatan kalian sangat enak dan aku--aah maafkan aku."
"Pff--kau sangat aneh," [Y/N] tertawa dan mendengus pelan. Peter sendiri tampak sedikit tersentak melihat itu yang membuat [Y/N] kembali mengerutkan dahinya, "apa?"
"Ah tidak, kau tidak pernah tertawa seperti itu. Hanya sedikit terkejut."
"Aneh? Karena kau terlalu bodoh aku jadi tidak bisa menahan tawaku," [Y/N] tampak menutup mulutnya dan Peter tampak mengibaskan tangannya.
"Hei! Tetapi yakinlah, itu bukan sesuatu yang buruk," Peter bahkan merasa wajahnya sedikit panas melihat wajah [Y/N] saat itu, namun ia segera mengibaskan kepalanya mencoba menghilangkan perasaan itu. Sementara keduanya berbincang, Mr. Delmar hanya tersenyum dan menyilangkan kedua tangannya.
"Te ves tan bien juntos, (kalian terlihat serasi berdua)" Peter mengerti bahasa Spanyol dan wajahnya memerah seketika. Sementara [Y/N] yang tidak mengerti hanya menatap Mr. Delmar dengan wajah bingung.
"Aku akan pulang, terima kasih sandwichnya Mr. Delmar, [Y/N]!" Peter tampak memberikan 5 dollar pada [Y/N].
"Hei," Peter baru saja akan pergi saat [Y/N] memanggil dan ia berbalik begitu saja, "berhati-hatilah."
"Tentu," Peter tampak tertawa dan mengangguk, "dan Ned mengajakmu untuk ikut kami menyusun puzzle lain kali!"
"Akan aku pikirkan."
•WinterFalcon/SamBuck Warning!•
"Aku kembali," ia tidak mengerti kenapa ia harus memberikan kalimat itu, bahkan saat itu tidak ada siapapun yang berada disana sejak usia 12 tahun ibunya dikirim ke rumah sakit jiwa karena depresi dan stress berat. Melepaskan tasnya, ia berjalan di apartment kecil itu menuju ke dapur. Ia baru saja akan mengambil minuman di dalam kulkas dan memanaskan sandwich dari Mr. Delmar saat ia menatap kearah dua orang di sofa ruang TVnya.
Sam Wilson dan Bucky Barnes sedang berciuman disana.
"Kalian sadar sedang berciuman di rumah orang lain bukan?"
[Y/N] menatap keduanya dengan tatapan jijik dan keduanya tampak terkejut dan segera menjauh satu sama lainnya.
"Aku memang tidak peduli dan tidak akan ikut campur dengan urusan kalian, namun bukan berarti aku memperbolehkan kalian untuk keluar masuk seenaknya bahkan berhubungan sex disini," [Y/N] menggerutu sambil memijat dahinya yang mendadak berdenyut hebat.
"[Y/N] kau sudah datang? Maaf, karena kami tidak bisa menghubungimu dan kau tidak ada dirumah, aku menggunakan kunci yang tertinggal. Clint yang menemukannya," Steve keluar dari dapur dan menunjukkan kunci cadangan rumahnya yang memang menghilang saat ia keluar dari Raft. Steve melihat Sam dan Bucky yang tampak saling membuang muka dan [Y/N] yang menatap kesal pada ketiganya.
"Apakah mereka bertengkar lagi?"
"Kurasa mereka baru saja menghajar bibir masing-masing menggunakan bibir," [Y/N] tampak mendengus dan keduanya menggerutu. Steve tampak butuh beberapa detik untuk mengerti, dan tampak mengusap wajahnya dengan sebelah tangan.
"Buck..."
"Hei, dia yang mulai," Bucky menunjuk Sam yang tampak menatapnya balik.
"Siapa yang terlebih dahulu terlihat horny?"
"Guys! Ada anak kecil disini!" Steve segera meninggikan nadanya dan menatap [Y/N] yang sudah menuju ke dapur seolah tidak peduli. Atau sudah cukup dengan semua PDA yang dilakukan oleh Sam dan Bucky.
"Rogers," [Y/N] bahkan tidak mau menyusahkan diri sendiri dengan memanggil Steve dan yang lain menggunakan Mr. Ia hanya menggunakannya pada Mr. Delmar yang sudah ia anggap sebagai pamannya sendiri, "apa ini?"
Steve menoleh pada [Y/N] yang berdiri didepan meja yang tampak penuh dengan makanan disana.
"Ah, kulihat kau tidak memiliki makanan di rumahmu, aku sedikit tidak enak karena masuk sembarangan ke rumahmu dan aku membuatkanmu sedikit makanan," [Y/N] tampak bergumam dan mengambil sepotong ayam disana dengan tangannya dan memakannya, "cuci tanganmu dulu anak muda."
"Kau bukan ayahku. Dan Stark tidak akan peduli dengan bagaimana dan apa yang kumakan," [Y/N] hanya bergumam dan memakannya kembali. Terlihat jelas ia menyukai makanan yang dibuat Steve meski ia tidak mengatakan apapun, "berikan aku resepnya. Kurasa ini mudah."
"Kau bisa memasak?"
"Tinggal sendiri ataupun tinggal dengan ibu yang gila, aku harus bisa membuat makanan setidaknya untukku sendiri," ia meletakkan sandwich Delmar pada kulkas, dan tampak mengambil piring dan mulai memakannya, "kurasa aku bisa memperbolehkan kalian untuk bersembunyi disini jika kau bisa membuatkanku makanan terus..."
"Kami hanya akan mampir sekali ini. Kau akan dalam bahaya kalau CIA tahu kami disini," [Y/N] menatap Bucky dengan tatapan anehnya.
"Kau sadar aku bahkan bisa menendang kalian keluar begitu saja tanpa harus menyentuh kalian bukan?" [Y/N] tampak mendengus.
"Dengan kekuatan seperti itu, kau bisa menjadi Superhero. Seperti kau tahu, Spiderman," Sam tampak berjalan mendekati tiga orang lainnya.
"Atau bahkan menjadi musuh kalian. Tetapi aku tidak tertarik," ia tampak menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menyender pada meja, "bukan seperti kalian yang mendapatkan kekuatan super atau ingin menjadi Pahlawan, aku mendapatkan kekuatan ini bukan karena menginginkannya."
...
"Apa maksud--"
Suara telpon membuatnya menoleh dan memutus omongan mereka.
"Waktuku untuk melapor," ia menggerakkan satu tangannya dan membuat portal, "aku melihat beberapa agen CIA di lantai bawah. Kurasa kalian sebaiknya pergi dengan ini. Dan jangan lupakan handphonemu Rogers, kau masih menunggu mantan kekasihmu itu menghubungi bukan?"
"Bagaimana kau--"
"Selamat tinggal," ia menggerakkan portal itu dan membuat Steve, Sam, dan Bucky menghilang dari rumahnya. Ia menghela napas, mengaktifkan video call disana dan menampakkan Sekertaris Ross yang tampak menunggunya menjawab telpon.
"Bagaimana harimu hari ini? Kau tidak berusaha untuk kabur bukan?"
"Bagaimana caranya? Kau tahu aku punya ini," [Y/N] mengangkat kakinya dan tampak menghela napas.
"Kudengar dari beberapa agen jika mereka melihat seseorang yang mirip dengan tiga buronan kita berada di dekat apartmenmu."
"Tidak ada, aku bisa menggerakkan handphone ini agar kau bisa melihat tidak ada siapapun disini," [Y/N] sudah siap untuk menggerakkan kameranya sambil memakan makanan yang ada di tangannya.
"Tidak perlu, baiklah aku akan menunggu laporan harianmu besok. Tetap hubungi agar kau bisa mendapatkan keringanan," Ross tampak menatap [Y/N] sebelum mematikan hubungan telpon itu. Entah bagaimana, mereka para CIA tidak mengetahui tentang sihir yang ia miliki. Ia yakin mungkin ini ada hubungannya dengan Ancient One. Mungkin sihir manipulasi ingatan, hanya Kaecillus dan Ancient One yang bisa menggunakannya.
'Kenapa mereka bahkan tidak menggunakannya untuk menghapus ingatan semua yang ada di bandara itu jika aku ada disana?' Oh, ia baru ingat. Ada batasan dalam penggunaannya. Setidaknya ia masih bisa menggunakan sihirnya.
"Kurasa setidaknya kehidupanku tidak akan membosankan."
•♢•
Jika ia bilang kehidupannya tidak akan membosankan, itu bukan berarti ia sudah berpikir jika akan ada dua hari dimana anggota kelompok Superhero yang bernama Avengers itu akan datang. Dan hari ini, semuanya semakin terlihat buruk dan menyebalkan dengan kedatangan satu orang ke rumahnya.
"Apa yang kau inginkan Stark?"
Tony Stark berdiri didepan ambang pintunya malam hari dimana seharusnya ia berada di pesta yang diadakan dirumah Liz. Ia menggerutu pelan, hanya bisa menghela napas.
"Kudengar kau dibebaskan dari Raft dan baru saja aku mendapatkan informasi tentang dimana kau tinggal. Kukira, aku bisa mencoba untuk melihat keadaanmu," Tony tampak hanya berdiri menatap kearah [Y/N] yang menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Atau karena kau ingin mengontrol Spiderman."
"Tidak perlu, aku punya cara untuk mengontrolnya," Tony tampak masih berdiri dan tidak bergerak dari depan pintunya, "kau akan membiarkanku berdiri disini?"
"Basically, kau adalah musuhku. Tetapi masuklah, tetanggaku cukup pandai membuat gosip," jawabnya menunjuk kamar sebelahnya dan menyingkir dari pintu depan menuju kedalam apartment. Tony berjalan mengikuti [Y/N] dan melihat beberapa bingkai kecil diatas meja, dimana tampak foto [Y/N] saat kecil dan foto ibunya. Namun, Tony tidak melihat satupun foto ayahnya, dan ia tidak mendapatkan informasi apapun tentang ayah dari [Y/N].
"Kau tinggal sendiri?"
"Tiga tahun. Sejak ibuku dikirim ke rumah sakit jiwa," ujarnya tanpa menoleh kearah Tony, "duduklah. Aku akan melihat apa yang tersisa di kulkas."
"Bagaimana dengan ayahmu?"
Ia baru saja akan memanaskan kopi dan beberapa kue yang dibawa Steve saat perkataan itu menghentikan semuanya.
"Ia hanya pria brengsek yang tidak pernah ada di kehidupanku. Kuanggap ia tidak pernah ada," [Y/N] kembali dan tampak meletakkan kopi dan juga kue di depan Tony. Tony sendiri hanya diam dan menatap [Y/N]. Ada sedikit perasaan bersalah entah apa dan kenapa.
...
Dan suasana kembali canggung dengan tidak adanya siapapun yang berbicara.
"Bagaimana hari Mr. Parker di sekolah?" Tony hanya mencari sebuah topik untuk dibicarakan, entah kenapa nama Peter disebut begitu saja. Namun, sepertinya topik itu membuat [Y/N] menyerengit sedikit.
"Ia orang yang menarik. Jenius, kudengar saat sekolah mengadakan tes IQ, ia mendapatkan peringkat pertama dengan skor 250. Flash sering membullynya, satu hal yang tidak kumengerti. Ia bisa saja menghajarnya, namun tidak ia lakukan. Di Youtube, aku melihat beberapa aksi Spiderman. Beberapa kali ia nekat menghentikan perampokan," ia mengeluarkan sebuah handphone yang menampakkan hologram dari rekaman Youtube Spiderman. Mirip dengan milik Tony, namun cukup berbeda.
"Kenapa aku tidak kaget dengan itu?" Tony tampak memijat dahinya, "aku tidak pernah melihat handphone seperti itu selain yang kumiliki."
"Aku membuatnya, tidak dari nol. Hanya mengutak atik yang ada," ia tampak mengangkat bahunya. Seberapapun ia membenci Tony, namun ia cukup tertarik dengan teknologi. Damn Stark dna.
Tony baru saja akan mengatakan sesuatu saat Friday memutus perkataannya.
"Sir, aku menangkap sinyal bahaya dari Mr. Parker. Ia berada di ketinggian tidak wajar dan terjun bebas. Parasut akan menenggelamkannya dengan cepat ke danau."
Tony segera berdiri dan tampak sangat cemas.
"Fri, kirimkan kostum Iron Man sekarang dan secepatnya."
Tony sudah menyambungkan Starkphonenya pada kostum Peter dan tampak pemuda itu terjun bebas hingga tenggelam dalam danau. Hanya butuh beberapa detik sebelum seragam Iron Man terbang dan segera menyelamatkannya dari bahaya.
"--ia menukik kebawah dan membawaku ke atas dengan sayap besinya seperti Falcon! Dan lalu, ia menjatuhkanku!" [Y/N] dan Tony hanya mengerutkan dahinya dan tampak saling bertatapan mendengar Peter, "bagaimana kau menemukanku? Apakah kau menanamkan pelacak padaku?"
"Tentu saja aku memasukkan semua yang dibutuhkan. Termsuk penghangat ini," ia mengaktifkan penghangat yang tampak mengeringkan dan menghangatkan Peter begitu saja, "jadi, apa yang sebenarnya kau pikirkan?"
"Ada sekelompok orang dengan senjata aneh berkeliaran dan aku mencoba untuk menangkap mereka!"
"Menangkap mereka? Ada beberapa orang yang bisa menangkap mereka, dan pekerjaan ini bukanlah untukmu," [Y/N] bisa melihat dan mendengar jika Tony sangat marah dan cemas. Ia memutuskan untuk diam saja, "oh, maaf aku akan menyelesaikan ini."
"Tidak. Lanjutkan saja, jangan lupa habiskan kopi dan kuemu Stark," ia mengibaskan tangannya dan menggelengkan kepalanya.
"Tunggu, aku mendengar suara [Y/N]?"
"Hanya perasanmu saja. Beruntung Wifi rumahmu sangat cepat, atau aku tidak akan bisa mengirim seragam Iron Man itu tepat waktu," [Y/N] mengangkat bahunya tidak begitu peduli, "dengar. Lupakan semua hal tentang pria Vulture itu."
"Kenapa?"
"Kenapa?! Karena aku MENGATAKAN ITU!" [Y/N] menyerengit mendengar nada tinggi dari Tony, "aku akan pulang. Maaf sudah mengganggumu."
"Tidak masalah," ia mengangguk dan Tony tampak mematikan hubungan telpon itu sebelum menghabiskan kopi dan kuenya. Ia berhenti, dan menatap kearah [Y/N] yang tidak merespon seolah ia tahu Tony akan menunjukkan wajah terkejut saat ini.
"Kau bilang Midtown mengadakan Test IQ? Bagaimana dengan hasil milikmu?"
"Masih dibawahnya. Sekitar 210," ia tampak meminum kopi miliknya sendiri dan tampak menghela napas lega. Kafein selalu bisa menenangkannya. Tony tampak sedikit kagum dengan apa yang ia dengar.
"Kau juga sangat berbakat. Kurasa ibumu dan ayahmupun juga bangga denganmu," matanya membulat, tampak menatap Tony dan terdiam beberapa saat.
"Kau juga... tampak sangat bangga saat aku menceritakan tentang Parker," ia tersenyum sedikit miring dan tampak Tony membulatkan matanya, "ia benar-benar sangat penting untukmu eh?"
Dan Tony tampak hanya tertawa pelan.
"Ia tidak akan bisa apa-apa jika tidak kuawasi."
[Y/N] hanya bisa tertawa miris, menghela napas dan tampak menghabiskan kopinya.
"I envy with him," ia berbicara dalam helaan napas dan volume berbisik.
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top