|22| Ragnarok - Sakkhar, Daddy Issue, and Brutal Girl

Jangan terjebak dengan judulnya :))
Btw See __TonyStank__ story. "More Than Soul" OCnya nanti akan berhubungan dengan cerita ini di Infinity War. Dan prequelnya akan ada [Name] dengan nama disana. Dimana [Name] menjadi pemilik Reality Stone, dan OC miliknya adalah pemilik Soul Stone.

Loki menatap dengan dahi berkerut dan mata membulat. Oke, ia memang menyetujui jika Aether tidak diberikan pada Grandmaster dan memberikannya pada Ancient One saat ia masih menyamar sebagai Odin. Namun, ia tidak pernah mengira jika batu itu akan berada di tangan seorang bocah.

"Lepaskan aku."

Iris matanya mengkilat merah, tampak menatap tajam kearah Grandmaster yang hanya mengangkat kedua tangannya dan mendengus pelan.

"Tenang saja, aku tidak akan melukai kalian--"

"Karena kau tidak akan sanggup," oke, Loki menyukai sikap sassy anak ini. Dimana ia tidak terintimidasi begitu saja dengan Grandmaster.

"Oh, aku suka dengan sikapmu itu," oke, orang ini aneh. Bahkan sejak pertama kali Loki bertemu dengannya, "meski kau hanya... apa yang harus kupanggil untuknya?"

"Budak?"

"Tidak-tidak," Grandmaster menggeleng saat mendengar kata-kata itu, "itu terlalu bar-bar. Bagaimana jika 'orang yang kupekerjakan?'."

"Terima kasih untuk panggilan itu, tetapi aku tidak akan mau bekerja denganmu. Ada banyak hal yang harus kulakukan," [Y/N] mengerti satu-satunya yang harus ia khawatirkan adalah keadaan Peter.

"Kau tidak akan bisa sampai kesana begitu saja."

Loki tampak menatap kearah [Y/N] yang balas menatapnya dengan tatapan bingung.

"Bahkan dengan kekuatan dari Hela sekalipun, ia tidak bisa melakukan teleport menuju ke Asgard begitu saja," [Y/N] terdiam, begitu saja mengerti jika yang dikatakan oleh Loki benar. Kenapa Hela tidak langsung melakukan teleport dengan portal hitamnya ketimbang mengikutinya menggunakan bifrost adalah pertanyaan yang bagus.

"Oh, aku suka dengannya juga. Kau sangat pintar, kurasa kali ini gadis itu membawakanku jackpot dua sekaligus. Bagaimana kalau kalian berdua beristirahat terlebih dahulu? Ini sudah malam dan kurasa aku tidak boleh memperlakukan pemilik Infinity Stone seperti ini. Aku akan melepaskan ikatan kalian, tetapi kuharap kalian tidak kabur," Grandmaster tampak menekan tombol untuk melepaskan magnet yang mengikat kedua tangan [Y/N] dan Loki di bangku mereka.

"Ah-ah, kalian tidak akan bisa kabur kemanapun. Aku bisa mencari kalian di seluruh Sakkhar."

[Y/N] menatap tajam kearah Grandmaster, namun memutuskan untuk berbalik saat beberapa penjaga tampak menuntunnya juga Loki.

.
.

Baiklah, ia sangat membenci ruangan ini bahkan kurang dari satu menit berada disana. Maksudnya, ruangan ini memiliki warna putih, merah, dan hitam sangat menyakitkan mata. Ia menyilangkan tangannya, tampak memutuskan untuk duduk di salah satu kursi disana dan menatap tajam kearah udara kosong. Ia tidak akan tenang sebelum ia mengetahui keadaan dari Peter.

"Kau bisa menahan kekuatan Aether lebih baik dari gadis itu."

Ia menoleh mendengar suara itu dan menemukan Loki yang menyilangkan tangannya dan menatap kearahnya. Seharusnya Loki berada di ruangan yang berbeda dengannya, ia mengerutkan dahinya sebelum mengambil salah satu asbak yang ada di ruangan itu.

"Diamlah," dan melemparkannya hanya untuk melihat asbak itu menembus tubuh Loki, "ah, sudah kuduga."

"Kau tidak tahu pasti jika ini ilusi. Bagaimana kalau aku nyata?" Dan [Y/N] hanya menatapnya dengan tatapan 'memang aku peduli?' Dan Loki hanya menggerutu pelan sebelum berjalan mendekat, "yang kuingat, aku dan kakakku datang memberikan Aether pada Ancient One di Midgard. Bagaimana kau bisa sampai memilikinya?"

"Dia memberikannya padaku setelah batu itu bereaksi padaku. Ini bukan karena aku menginginkannya."

[Y/N] menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap kearah jendela besar yang ada disana, yang tampak menunjukkan pemandangan kota. Ia tidak bisa mencari handphonenya karena ia tidak tahu dimana Grandmaster menyembunyikannya.

"Apa yang kau bicarakan dengan pria itu?"

[Y/N] menoleh pada Loki yang mempertanyakan itu. Ia mengerutkan dahinya, tampak membutuhkan waktu beberapa detik untuk mencernanya hingga menyadari jika pria yang dimaksud adalah Odin.

"Ia menanyakan padaku tentang ketiga anaknya. Aku sering bertemu dengan Hela," Loki mengerutkan dahinya, "karena saat kecil dulu aku selalu berhadapan dengan kematian yang membawaku pada dunia dimana Odin mengurung Hela."

...

"Kalau kupikir, Hela adalah alasanku tetap hidup sampai sekarang."

Loki masih terdiam dan menoleh kearah [Y/N] seolah tidak puas dengan apa yang diceritakan oleh [Y/N].

"Ia lalu menceritakan tentang kedua anaknya yang lain Thor dan juga kau. Bagaimana ia mengadopsimu setelah pertarungan dengan Giant Frost, tidak memberitahu padamu hingga kau sendiri yang menyadari siapa kau sebenarnya, hingga apapun yang terjadi di Asgard."

"Pria tua bermulut besar."

"Ia menyayangimu," ia tahu apa yang dipikirkan oleh Loki, "dan kurasa saat ini kau mengetahuinya. Atau lebih tepatnya saat kau mendengarkan kata-kata terakhir dari Odin. Kau selalu berpikir jika ia tidak menyayangimu sama sekali, tetapi kurasa sekejam apapun ayahmu padamu, tidak akan ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya..."

[Y/N] membayangkan ibunya yang selalu meminta maaf padanya setiap tangan itu berakhir melayang kearahnya. Ia selalu menyesal dengan apa yang dilakukannya, itulah sebabnya ia tidak begitu menyalahkan ibunya. Ia hanya menyalahkan ibunya karena sikapnya membuat mereka tinggal berpisah.

"Apakah kau mengalami hal yang sama?"

"Tidak dicintai?" [Y/N] mendengus dan tampak menggeleng pelan, "aku berharap aku mengetahui apakah ia membenciku atau tidak. Kuharap aku bisa tahu apakah mereka membenciku atau menyayangiku."

"Sudahlah, tidak ada yang bisa kita lakukan hingga jalan keluar bisa kita temukan. Bukankah lebih baik jika kita menikmati berada disini terlebih dahulu?"

"Tidak," [Y/N] menggerutu pelan. Tentu ia tidak akan bisa menikmati semua hal aneh yang ada disini. Yang ada dipikirannya adalah Peter dan apa yang terjadi. Thor kuat, namun Mjolnir hancur dan ia tidak ingin mengakuinya namun Hela lebih kuat.

"Terserah padamu, tempat ini tidak buruk."

Dan Loki menghilang begitu saja.

.
.

"Selamat datang, hari ini aku mengadakan pertandingan terbuka untuk menyambut kalian berdua," keesokan harinya, Grandmaster tampak mengundang Loki juga [Y/N] saat malamnya tiba. Tentu saja mereka melayani keduanya dengan layanan VIP meski penjagaannya juga penjagaan VIP. Mereka berada di sebuah ruangan putih yang menghadap sebuah arena yang mengingatkannya dengan sebuah colloseum. Ia bisa melihat beberapa orang bertarung, dan ratusan bahkan ribuan orang menonton pertarungan itu dari bawah hingga atas.

"Mereka adalah petarung yang datang ke Sakhaar. Bertarung untuk mendapatkan kebebasan mereka, meski mereka tetap tidak bisa lepas karena tidak ada seseorangpun yang bisa mengalahkan juara kami," [Y/N] tampak tersenyum penuh arti, ia baru saja akan berpikir jika ia bisa saja mengikutinya dan memenangkannya, "ah-ah, aku tidak akan membiarkanmu ikut. Karena itu akan curang. Kekuatan infinity stone tidak bisa dilawan oleh orang-orang seperti mereka."

"Itu curang."

Grandmaster tampak hanya tertawa tidak begitu mempermasalahkan protes yang dilayangkan oleh [Y/N]. Pertarungan berlangsung, [Y/N] hanya  memperhatikan dengan wajah bosan, namun matanya menoleh pada bagian atas dimana tampak sesuatu melayang dan seorang gadis berada disana melambaikan tangannya pada [Y/N].

"Dia gadis yang membawa kalian kemari," Grandmaster menoleh pada [Y/N] langsung saja menoleh dengan cepat kearahnya, "dia pemburu yang paling kuandalkan meski bayarannya sedikit mahal."

"Siapa?"

"Dia--ah sudah pergi," Grandmaster menunjuk dimana tadi gadis itu berada namun sudah tidak ada.

.
.

"OI MIDGARDIAN BODOH, KAU MEMAKAI SHAMPO YANG BARU KUBELI YA?!"

"Bagaimana caraku untuk mengambilnya dewa pembual bodoh, aku tidak tahu bagaimana caranya untuk masuk ke kamarmu," sudah tiga hari lamanya [Y/N] berada disini, kehidupannya terjamin karena Grandmaster, namun ia semakin tidak bisa berada disini terlalu lama lagi. Ia sudah mencari tahu dan cara bagaimana untuk keluar, namun tidak ada yang tahu tentang hal itu.

"Oh, apakah shampo yang berbau harum itu? Aku mengenakannya tadi, aku sangat suka baunya," keduanya menoleh pada Grandmaster yang entah bagaimana sudah berada didekat Loki dan [Y/N] yang berdebat. Keduanya menatap tajam dengan alasan yang berbeda dimana Loki tidak suka shamponya dipakai, sementara [Y/N] karena ia tidak bisa keluar dari tempat itu hingga sekarang.

"Aku kemari ingin menanyakan apakah kau ingin menonton pertandingan malam ini? Cukup spesial karena akan ada juara kami," Loki tampak menoleh pada Grandmaster sebelum menggerutu pelan.

"Tidak. Aku menemukan buku menarik di perpustakaan," dan begitu saja ia menghilang meninggalkan Grandmaster bersama [Y/N] yang begitu saja ditatap oleh Grandmaster.

"Gadis itu akan datang lagi?"

"Siapa? Valkyrie? Ya, ia selalu datang setiap malam."

.
.

Di tempat lain, seorang gadis beekulit tan dengan rambut diikat kuda tampak berjalan-jalan dengan botol whiski di tangannya. Tentu saja Valkyrie yang sedang memperhatikan beberapa petarung yang akan berlaga. Termasuk favoritnya, sang juara.

Namun, tangannya tampak segera ditarik oleh seseorang hingga ia tertarik mundur. [Y/N] tampak menutup mulut gadis itu dan memojokkannya.

"Katakan bagaimana caraku untuk keluar dari sini."

Gadis itu hanya terkejut sedikit sebelum ia menatapnya dengan tatapan bosan. Ia bergumam dan tampak memberikan gestur tangan. [Y/N] sedikit bingung namun pada akhirnya sadar ia masih menutup mulut gadis itu.

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Aku akan memaksamu apapun yang terjadi," matanya menyorot tajam, bersinar kemerahan beberapa saat. Gadis itu tersentak beberapa saat sebelum ia mendengus pelan.

"Devil anus," jawabnya mendapatkan tatapan dari [Y/N], "itu adalah jalan keluarmu dari sini. Tetapi kau hanya bisa melewati gerbang itu dengan pesawat canggih milik Grandmaster."

...

"Lagipula kurasa pemuda semuda kau tidak akan bisa mengemudikan pesawat itu sendirian. Dan pria cantik berambut hitam yang bersamamu juga begitu," gadis itu mengangkat bahunya dan meminum alkohol di tangannya kembali hingga habis, "daripada kau tegang, bagaimana jika kau mencoba untuk santai dan menonton saja? Ada jagoanku hari ini, aku akan ajak kau ke pesawatku. Ayo!"

"Aku tidak--"

.
.

Suara gemuruh malam itu tampak sangat berbeda dari biasanya. Banyak orang yang datang, bersorak pada siapapun yang akan bertarung hari itu. Disini dia, di sebuah pesawat kecil, duduk di tepinya dengan kaki menggantung menonton di bagian atas bersama gadis yang ada di sampingnya saat ini.

"Kau akan cepat tua jika berkerut terus seperti itu," ia meneguk minumannya dengan kasar seolah alkohol itu hanyalah air putih biasa baginya. Ia memberikan seperempat isi botol itu pada [Y/N] yang segera menolaknya. Ia tidak suka dengan bau minuman yang selalu ia cium di rumahnya saat ibunya mabuk-mabukan dan memukulinya. Terutama saat ia mendengar bahwa ayahnya Tony juga kecanduan minuman tersebut.

"Kudengar kau diperlakukan dengan baik oleh Grandmaster. Apa yang membuatmu sangat ingin kembali ke tempatmu?"

Valkyrie menatap pemuda itu yang tampak menatap bosan arena disana, tampak hanya menghela napas.

"Aku harus pergi ke Asgard untuk menjemput seseorang dan kembali ke bumi."

...

"Asgard katamu?"

"Begitulah," ia mengangguk dan tampak tidak menatap Valkyrie, "pria cantik--yang kau bilang tadi--dia Loki Odinson, anak angkat dari Odin dan adik dari Thor."

"Begitukah?" Gadis itu mendengus dan tampak menghabiskan minumannya, "Asgard... tempat yang sangat banyak mengingatkanku akan sesuatu."

[Y/N] menoleh pada Valkyrie sebelum namanya seolah menekan sebuah tombol di kepalanya.

"Valkyrie, itu bukan nama aslimu," berhentinya gadis itu dari gerakannya mengkonfirmasi apapun yang ada di pikirannya, "dalam Mythologi yang ada di bumi, Valkyrie disebut sebagai kesatria wanita yang bersayap. Mereka adalah prajurit yang menjaga Nordik, atau kurasa kalian menyebutnya sebagai Asgard."

"Midgard lebih pandai dari yang kuduga. Tetapi kalian salah tentang kami yang memiliki sayap. Kami hanya wanita biasa yang menunggangi kuda bersayap dan berperang bersama raja Odin untuk melindungi Asgard," ia meneguk minumannya, berbicara seperti orang mabuk dan memang ia tampak sudah mulai mabuk, "dulu."

[Y/N] mengerutkan dahinya, tampak menatap Valkyrie disana.

"Bagaimana denganmu?"

"Huh?"

"Kau bilang bahwa kau akan menjemput seseorang di Asgard? Siapa dia?" Valkyrie menatap [Y/N] yang terdiam dan memalingkan wajahnya. Semburat merah tipis tampak terlihat di wajahnya, selalu seperti itu setiap ia memikirkan Peter.

God, ia benar-benar mencintai pemuda itu.

"Hanya 'teman'," ia tidak ingin melakukan resiko untuk beransumsi jika gadis itu bukan homophobic. Ia tahu dunia sudah mulai mengakui kaum Gay, namun masih banyak yang menentang hal itu, "ia seorang yang selfless. Itulah kenapa aku tidak bisa meninggalkannya meski hanya beberapa saat saja. Jika ia tahu tentang Hela dan Thor, berada di Asgard, kurasa ia akan sangat berkemungkinan untuk ikut bertarung meski ini bukan urusannya. Satu-satunya yang harus kulakukan, menariknya paksa dari Asgard dan kembali ke bumi."

"Baiklah, aku akan membantumu untuk menjemput kekasihmu itu dari Asgard," jika ia meminum sesuatu, sudah dipastikan ia akan tersedak. Ia sudah tersedak ludah sendiri sebenarnya, "apa? Kau menentang Grandmaster dan melakukan apapun untuk menjemput pemuda itu. Tentu itu artinya ia adalah kekasihmu. Atau setidaknya, kau menyukainya lebih dari sekedar teman."

...

"Oh ayolah, kau menyebutnya teman karena takut aku seorang Homophobic? Aku memiliki kekasih perempuan dulu," dulu. Lagi-lagi ia menyebut itu seolah kekasihnya tidak ada lagi. Ataukah benar? Lagipula kenapa Valkyrie ada di tempat seperti ini dan tidak menjaga Asgard, "aku penasaran bagaimana wajahnya. Apakah ada di benda yang kau bawa ini?"

[Y/N] menoleh kearah tangan Valkyrie yang memegang handphonenya. Matanya membulat dan tampak mengambilnya dengan segera. Ia membuka kata sandinya dan mengaktifkan Jocasta dengan segera.

"Selamat malam [Y/N], ini sudah jam tidurmu. Lalu, kenapa aku tidak mengenali lokasimu?"

"Aku tidak berada di bumi J, aku ingin kau membaca semua lokasi yang ada di tempat ini dan merekamnya. Membuatnya menjadi sebuah denah," Jocasta tidak menjawab, ia hanya menjalankan perintah.

"Butuh waktu cukup lama karena tempat yang luas."

"Baiklah, beritahu aku tentang perkembangannya jika sudah selesai," Jocasta kembali tidak mengatakan apapun namun [Y/N] segera mematikan program itu agar Jocasta bisa menyelesaikan tugasnya.

"Jadi itukah orangnya?"

"Hei," [Y/N] tampak kaget karena mendadak Valkyrie berada di atas bahunya dan melihat foto Peter dan dirinya yang menjadi wallpaper handphonenya.

"Ia manis, seperti anjing cihuahua yang kehujanan."

Mendengar itu membuatnya membayangkan apa yang disebut oleh Valkyrie dan kembali wajahnya memerah. Apa yang dikatakan gadis itu benar.

"Ada apa? Oooh, kau benar-benar mencintainya."

"Diamlah."

Valkyrie tampak mengangkat bahunya dan tertawa menggelengkan kepalanya membuka satu botol minuman lagi untuknya.

"Kurasa aku mulai mabuk. Sebelum aku tidur dan membantumu, aku harus melihat jagoanku dulu," ia menepuk punggung [Y/N] dengan keras, "lihat. Ia sudah datang!"

[Y/N] menoleh kearah arena, menunggu sesuatu atau seseorang yang sepertinya bertubuh besar memasuki tempat itu dan menghancurkan beberapa sisi dari tempat ia keluar. Selama beberapa hari ia disini, ia tidak pernah bertemu yang sering disebut sebagai juara dari Grandmaster. Dan ini kali pertama ia melihatnya, sukses membuat matanya membulat sempurna.

"Tidak mungkin..."

.
.

"Hei," beberapa hari setelah itu Valkyrie tetap datang dan menonton pertandingan di tempat itu. Namun, beberapa hari ini pula ia tidak melihat [Y/N] yang mendadak menghilang. Dan hari itu, ia menemui Grandmaster yang bersama dengan Loki saat itu, "apakah kau melihat bocah penggerutu itu?"

"Oh maksudmu [Y/N]? Ia menghabiskan waktu setelah bertanya denganku tentang juaraku," Grandmaster tampak menjawab dengan santai sementara Loki yang tidak tahu menahu tentang pemenang tampak hanya menatap mereka bingung. Dan kali ini, Valkyrie sama bingungnya dengan Loki.

"Kenapa ia begitu tertarik dengan makhluk hijau itu?"

"Entahlah, tetapi duduklah, aku tahu hari ini akan jadi pertandingan yang sangat seru."

.
.

"Ayolah, kau adalah Avengers, bantu aku untuk keluar dari sini. Berhentilah bermain menjadi Hulk, kembalilah menjadi Banner dan bantu aku terbangkan pesawat."

Beberapa hari [Y/N] mencoba untuk membujuk makhluk hijau yang ternyata adalah Hulk didepan kamarnya. Hulk membantingnya saat ia masuk ke kamar makhluk itu di hari pertama. Ia tidak mau melukai dan menghilangkan kepercayaan makhluk itu, hingga memutuskan untuk berbicara dari depan kamar.

"Hulk tidak mau kembali!"

"Aku hanya ingin melindungi seseorang. Dan aku tahu aku tidak bisa melakukannya tanpa bantuan siapapun setidaksuka apapun aku mengakuinya, aku tidak bisa melakukannya sendiri dan aku butuh bantuanmu," [Y/N] hanya menghela napas, "kau juga memiliki seseorang yang ingin kau lindungi bukan?"

...

"Hulk hanya akan menyakitinya."

[Y/N] terdiam mendengar itu, berhenti untuk berteriak dan menggedor pintu kamar Hulk. Pada akhirnya, ia bisa mengerti kenapa Hulk tidak ingin kembali. Ia takut melukai siapapun yang ia sayangi. Dan jika ia menjadi Hulk, ia juga akan menjauh dan tidak akan kembali.

"Dan Hulk senang berada disini."

Ia menutup mata erat, pada akhirnya menghela napas.

"Pikirkanlah lagi," [Y/N] berbalik dan tampak berhenti sejenak tidak menatap pintu itu, "Stark tidak pernah berhenti untuk mencarimu. Setiap hari, karena kau adalah sahabat dan seseorang yang ia anggap sebagai keluarga. Aku tidak akan memaksamu lagi, tetapi kuharap kau memikirkannya. Baik kau, ataupun Dr. Banner yang ada didalam dirimu."

.
.

"Mr. Thor!"

Entah setelah itu beberapa hari sudah berlalu, Thor dan Peter juga terlempar di Sakhaar dan dihadapkan dengan beberapa orang-orang yang mencoba untuk menyerang mereka. Beruntung seorang gadis--atau Valkyrie lebih tepatnya--datang dan membantu mereka. Atau itu yang ia duga sebelum spider sensenya memberitahu gadis itu akan melempar sesuatu padanya.

Peter berhasil menghindar, namun Thor terkena alat kejut yang tertempel di lehernya, dan tumbang saat Valkyrie menekan tombol yang ada padanya. Peter tampak mencoba untuk membantu, Valkyrie mendekat dan menatap Peter yang saat itu melepaskan topengnya untuk melihat Thor lebih jelas.

Dahi Valkyrie tampak berkerut, ia baru melihat dengan jelas wajah Peter.

"Bukankah kau pemuda yang ada di dalam handphone miliknya?" Peter tampak menatap dengan tatapan heran, tidak mengerti siapa yang dimaksud, "kau lebih manis daripada yang ada di dalam foto itu."

Wajahnya memerah mendengar itu.

"Kau mengenal bocah itu bukan? [Y/N]."

To be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top