[1] Superheroes
"Mr. [Last Name] ini sudah detensimu yang keberapa untuk bulan ini?"
Pemuda berambut [H/C] itu tampak menaruh kedua tangannya di kantung celananya. Ia duduk bersender santai sambil mengangkat kakinya di atas meja ruangan detensi dan memakan permen karet yang ia kembungkan di mulutnya. Ia bahkan tidak memperhatikan bagaimana wajah pelatih Wilson saat ini sudah memerah karena sikap cueknya.
"Bukan salahku jika ia bersikap menyebalkan dan berani meninggikan suaranya padaku," ia mengangkat bahu, tampak hanya memainkan pensil di tangannya dengan kertas tugas di pangkuannya saat itu, "apakah tidak ada soal hukuman yang lebih susah Mr. Wilson? Akan sangat membosankan kalau aku sampai menyelesaikan ini dan tidak boleh keluar sebelum jam hukumanku selesai."
"Turunkan kakimu Mr. [L/N], dan seberapa cepatnyapun kau mengerjakannya, kau harus tetap disini sampai waktu detensimu selesai," sang guru tampak menatap kesal pada pemuda itu yang hanya menatapnya, bahkan tidak berusaha untuk menurunkan kakinya. Ia mengambil penanya, tampak menuliskan sesuatu di kertas sebelum menaruhnya di meja yang ada di depannya.
"Baiklah, selamat tidur," pemuda itu tampak menggunakan lipatan tangannya untuk bantal kepalanya diatas meja.
"MR. [L/N]!"
•♢•
"Yang benar saja 3 jam tanpa melakukan apapun. Mereka bahkan tidak membiarkanku tidur," ia menghela napas dan tampak menggerutu pelan. Ia berjalan dan memegang pegangan ranselnya, sendirian hanya bersiul beberapa kali sebelum sebuah mobil seolah akan menabraknya dibarengi dengan suara tawa.
"Ada apa [y/n]? Hari ini ibumu yang gila itu tidak datang dan berbohong tentang Tony Stark?"
Flash Thompson. Satu orang yang memuakkan dan membuatnya ingin melakukan sesuatu yang pasti melanggar hukum. Tunggu. Sebenarnya Flash sudah melanggar hukum dengan mengendarai mobil di usia mereka. Ia menoleh kekiri dan kekanan memastikan tidak ada orang disekelilingnya, sebelum mengulurkan tangannya, membentuk lingkaran di depan tubuhnya dan sebuah lingkaran sihir muncul di depan mobil Flash membuat mobil itu masuk dan muncul kembali di portal yang ada di depan pohon dan membuat mobil itu menabrak pohon di depannya.
Ia tahu kecepatan mobil itu tidak akan membunuh Flash. Kalaupun ya, tidak akan ada yang tahu apa yang dilakukannya.
"Apa yang--" diantara kepulan asap yang ada di mobil itu, Flash tampak melihat sekeliling. Tentu saja ia tidak pernah menyangka jika mobilnya akan menabrak pohon seperti itu. Ia bisa melihat luka di kepalanya.
"Listen to me Eugene," ia menarik kerah Flash, "aku bisa melakukan apapun jika aku mau. Membunuhmu, membuatmu lebih celaka daripada ini. Dan meski aku mengatakan kalau aku yang melakukan semua ini, tentu orang lain tidak akan percaya bukan? Lagipula, siapa yang akan percaya jika seorang Eugene Thompson yang hebat bisa dikalahkan oleh anak yang memiliki ibu kurang waras?"
Flash meneguk ludah dalam-dalam saat pemuda itu menatapnya tajam.
"Jangan sekali-kali menggangguku. Aku tahu ibuku kurang waras, tetapi hari ini adalah hariku yang buruk. So, fuck off."
Ia tahu Ancient One akan menghukumnya karena ini, namun ia bukan seseorang yang akan memulai masalah. Baru saja ia akan berbalik dan menjauh dari TKP saat seseorang tampak berdiri didekat sana dan memperhatikan semuanya.
"Bagaimana kau melakukan itu?" Orang itu bertanya dan menatap [y/n] yang balas menatapnya.
"Ada apa dengan itu? Kau ingin mengatakannya pada orang lain Parker?" Ia menatap datar kearah pemuda itu, "tidak akan ada yang percaya. Jadi, tolonglah dirimu sendiri dan pergilah. Aku sedang tidak dalam mood yang bagus."
"Uh, tetapi aku harus membawamu ke kantor polisi."
"Tanpa bukti? Dan kau akan semakin dianggap gila dengan mengatakan kalau aku baru membuat portal dan menyebabkan kecelakaan," [y/n] baru saja akan mendorong pelan pemuda itu agar bisa melewatinya saat sebuah portal yang sama muncul dibawah kakinya.
"Itu juga ulahmu? Karena kau akan jatuh..."
"Tidak, ini bukan a--AAAAH!"
Dan ia terjatuh begitu saja di portal itu, menghilang kembali menjadi lantai trotoar dengan secarik kertas disana bertuliskan.
'Maaf atas kelakuannya.'
...
"Seperti yang dikatakan orang-orang, tidak ada yang normal di New York," Peter Parker menghela napas dan segera berlari kearah mobil untuk membantu Flash.
•♢•
"--GAAAH!"
Sepuluh menit berteriak dan jatuh tanpa ada batas, ia hanya mendapatkan jika ia terduduk di lantai yang keras. Mengaduh pelan, tampak memegangi pinggulnya dan menatap kearah sekeliling untuk melihat sang Ancient One dan seseorang yang sedang berbincang dengannya.
"Hell!"
"Language!"
"Fuck off," [y/n] memutar bola matanya dan menghela napas. Ia menatap tamu yang sedang mengunjungi Kamar Taj itu, "kenapa Kapten Amerika berada disini?"
"Membicarakan sesuatu," Ancient One baru saja memberikan teh pada Steve yang tampak menerimanya, "daripada memikirkan itu, kenapa aku merasa kau baru saja membuat masalah di sekolahmu dan melanggar apa yang kukatakan, Master [y/n]?"
"Tch, aku tidak memulai pertengkaran hanya sedikit membalasnya," ia berdecak kesal dan menyilangkan kedua tangannya.
"Ia juga seorang... penyihir?"
"Begitulah, salah satu yang termuda dan berbakat. Tetapi sangat keras kepala dan juga ceroboh," ia memegang dahinya dan menggelengkan kepalanya, "jadi, tentang accord yang kalian bicarakan, aku memutuskan untuk mengirimkan [y/n] untuk membantu kalian."
...
"Huh?"
"Apakah ada yang salah Master [y/n]?"
"Tidak, tetapi aku sebenarnya aku ada pekerjaan rumah yang harus kukerjakan," ujarnya tampak santai. Dan seseorang berkepala plontos itu hanya memutar bola matanya.
"Kalau hanya karena kau malas, aku akan mencari hukuman lain untuk penggunaan sihir di tempat umum."
"Tunggu, ada hukuman untuk itu?! Ini bukan Hogwarts!"
•♢•
"Maksudku, bagaimana kau bisa melihat dengan kacamata ini?"
Di sebuah apartment lainnya tampak sang Iron Man yang duduk disamping pemuda berambut ikal itu yang segera menarik paksa google yang dimaksud.
"Aku bisa melihat dengan ini. Terima kasih," ia menghela napas dan tampak menyembunyikannya dari Tony Stark, "instingku meningkat menjadi 11 saat terjadi sesuatu."
Tony hanya mendengar semua perkataan dari pemuda itu tentang bagaimana cara kerja dari kemampuannya dan apa yang membuatnya memutuskan menjadi Superhero.
"Apakah kau punya paspor?"
"Tidak, bahkan aku belum memiliki sim," ia mengangkat bahu dan tampak menatap Tony yang memikirkan sesuatu.
"Apakah kau mau ke Jerman?"
"Tida--"
"Aku tahu kau akan menyukainya," Tony menepuk pundaknya dan tampak pemuda itu menatapnya, "kau akan ikut pergi kesana."
"Tidak. Aku tidak bisa pergi ke Jerman!"
"Kenapa?"
"Aku..." pemuda itu tampak terlihat ragu mengatakannya, "aku punya pekerjaan rumah."
Dan Tony memutar bola matanya.
"Akan kuanggap aku tidak mendengarnya."
•♢•
"Hei semuanya!"
[Y/N] selalu berfikir jika ia pernah mendengar suara dari pahlawan berspandex merah biru itu. Dan ia yakin jika suara itu dimiliki oleh seseorang yang berusia setidaknya sama dengannya. Dan itu artinya, bukan hanya ia remaja yang (mungkin) terpaksa ikut dalam pertarungan kekanakan dari dua kelompok ini.
Dan disinilah ia berdiri, bersama kelompok Kapten Amerika mengenakan jubah yang besar hingga hoodie menutupi sebagian wajahnya untuk menyembunyikan identitasnya.
Dan pahlawan berpakaian ketat itu tampak berpose aneh setelah mencuri perisai dari Kapten Amerika.
"Bersungguh-sungguhlah Mr. Rogers," ia membentuk dua buah lingkaran sihir di tangannya dan memotong dengan mudah jaring laba-laba itu sebelum tangan lainnya membuat portal, ia melompat dan muncul di belakang Spiderman, "I don't want to wasting my time here. So, fuck off."
Menggunakan sihir lainnya yang berbentuk seperti tali merah, ia mengikat kedua tangan Spiderman. Mencoba. Sebelum Spiderman tampak menghindar namun perisai itu tampak begitu saja terlempar dari tangannya.
"Itu... kau [y/n]?!"
Tunggu. Pemuda itu mengetahui namanya? Apakah ia salah satu murid dari Midtown? Dan ia yakin kalau wajahnya tidak terlihat.
Dan satu orang yang tahu...
"Peter Parker..."
Dan melihat reaksi dari pemuda itu membuatnya yakin jika itu adalah orang yang ia maksud.
"Aku... uh, damn," ia menembakkan jaring laba-labanya dan karena terkejut, [y/n] sama sekali tidak cukup menghindar karena ia sendiri sama terkejutnya. Dan saat ia sadar, ia tampak melihat Spiderman sudah tidak ada.
"Apa-apaan dia..."
•♢•
Ia sama sekali bukan Superhero.
Ia tidak pernah menjadi Superhero. Jadi, pertarungan di Jerman adalah satu hal yang pertama kali ia lakukan dan akan menjadi terakhir kalinya. Karena berjuang bersama dengan Kapten Amerika, mereka menganggapnya kriminal bahkan menjemputnya tepat di depan sekolah beberapa hari setelah itu.
Mengatakan sesuatu seperti accord?
Tentu ia menolak. Karena ia adalah orang yang bebas yang tidak ingin diatur, terlebih dia bukan seorang Superhero. Dan apa yang ia dapatkan? Penangkapan paksa yang membuatnya berakhir di penjara Raft bersama dengan semua tim dari Kapten Amerika.
"Kenapa ada anak-anak disini?" Suara itu cukup membuatnya kesal. Ia sudah dipenjara seperti ini karena mereka, dan sekarang semua orang di tempat itu menanyakan kenapa ia ada disini. Terutama Tony Stark yang saat ini berada di luar penjara dan berhenti di depan penjara miliknya yang nyaman dan juga rapi. Tanpa apapun.
"I don't give a fuck about that."
"Kau tahu, ragam bahasanya benar-benar bisa menyaingimu Stark," Clint tampak menatap [y/n] yang balik mematap tajam pria yang jauh lebih tua darinya, "dan dia adalah penyihir yang bertarung dengan kami."
"Tunggu. Ia baru berusia 14 tahun..."
"Lima belas," ia bergumam saat menghela napas kasar.
"Aku tidak pernah menyangka mereka akan memenjarakan kalian."
"Dan kau salah Stark. Karena kami berada dibalik jeruji sekarang," Clint mendengus dan menatap Tony yang tampak berjalan kembali melihat semua orang yang ada disana. Ia membicarakan sesuatu dengan Sam, sebelum akhirnya pergi begitu saja. Tidak, sebelum [Y/n] menghentikannya.
"Peter Parker," nama itu membuat Tony tampak menoleh pada pemuda itu, "atau aku akan menyebutnya Spiderman? Kau yang membuatnya tidak berada disini bukan, meski kutebak karena ia masih bisa menyembunyikan identitasnya artinya ia tidak berada di sisimu yang menerima Accord?"
...
"Ia masih berusia 15 tahun."
"So do I," ia yang duduk di lantai sambil menaruh tangannya diatas lutut tampak menatap Tony tajam.
"Dan kau memang tidak seharusnya berada disini, jika kau tidak bertarung di sisi yang salah," [Y/n] hanya bisa menatap dengan tatapan kesal, namun sedikit perasaan sedih yang tidak ingin ia akui ada disana.
"Ia benar-benar sangat penting untukmu eh?"
"Ia adalah tanggung jawabku," Tony tampak menatap [y/n], dengan sedikit perasaan bersalah. Entah kenapa.
•♢•
Setelah Tony pergi, entah berapa lama, berapa hari atau minggu terlewati sebelum tiba-tiba seseorang yang tidak ia sangka datang. Kapten Amerika menerobos dan membuka semua jeruji penjara untuk membebaskan mereka.
"Terima kasih untuk itu Cap, sekarang aku akan pergi. Kalau aku menjadi buronan, aku tidak akan bisa menemui ibuku," saat dipenjara tangan [y/n] diikat untuk menghindarinya menggunakan sihir. Dan saat tangannya dilepas ikatannya oleh Steve, tentu satu hal yang ia buat adalah portal untuknya, dan mungkin semua orang disana untuk keluar dari penjara itu.
"Tunggu," Clint yang menghentikan [y/n], "apa hubunganmu dengan Tony?"
...
"Apa maksudmu?"
"Saat ia datang, kau anak yang menyebalkan dan juga pembangkang, namun ada satu detik dimana ekspresimu sama sekali tidak terduga. Disaat Tony membicarakan tentang Spiderman itu," Clint tampak menatap [y/n] yang akhirnya mendengus.
"Alat pendengaran yang cukup bagus Mr. Barton," ia tampaknya mengetahui jika Clint tuli. Namun ia sama sekali tidak ragu untuk mengejeknya. Ia berjalan, mendekati portal dan akan melangkah keluar dari sana, "dan untuk pertanyaanmu..."
...
"Tony Stark adalah ayahku."
To Be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top