Uchiha Sasuke
ARK Proudly Present
"HATE AND (Be a) LOVE"
Naruto Belongs to MK
.
.
Warning : Vote and Support SasuFemNaru .
.
.
Eps 8
.
.
Attention! Chapter kali ini jangan dibaca terlalu cepat ya. Karena setiap paragraf mengandung sejarah dan pencerahan untuk konflik Gaara-Sasuke-Karin. Full bahas Uchiha Sasuke. Biar gak kaget dichapter-chapter selanjutnya gak ada Sasuke yang gila.
.
.
VOTE dulu buat Naru-chan!!
Hayooo siapa yang udah nunggu? Heheh...
200 vote ya buat up next chap soalnya buat penebusan dosa karena kali ini telat update jadi udah bikin buat next chap (udah negtik hampir 2000 words lohh bisa jadi besok selese kalo asupan votenya banyak) khukhu
Please tandai Typo, belum diedit.
Happy reading Minna-san!
.
.
Uchiha Fugaku termasuk tokoh publik dan pihak pers mengetahui segala sesuatu mengenai dirinya. Disisi lain, Uchiha Fugaku merupakan sosok tertutup dan pihak pers sama sekali tidak mengetahui apapun mengenai dirinya. Media massa menulis tentang kharismanya, tentang gaya hidupnya dan keluarganya yang mewah, pesawat, kapal pesiar pribadi, serta rumah-rumahnya yang legendaris terutama mansion utama Uchiha yang menjadi kediamannya di Konoha. Namun, kejayaan Uchiha Fugaku masih merupakan teka-teki. Karena dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, perusahaan Uchiha yang asalnya jauh dibawah Senju kini telah berubah menjadi kerajaan bisnis di Jepang, bahkan untuk skala ukuran Internasional perusahaan Uchiha mampu bersaing. Pers sudah beberapa kali mencoba mencari tahu, namun tidak ada yang mereka dapat kecuali pernyataan Uchiha Fugaku yang misterius.
"Suatu saat dunia akan tahu, sekarang belum saatnya dia menampakkan diri."
Tidak ada yang tahu. Semua orang menebak-nebak. Namun tidak berhasil. Publik hanya mengetahui tentang anak sulung Fugaku yang bernama Uchiha Itachi menjadi seorang dokter ahli kanker yang menjadi pewaris Rumah Sakit Konoha milik Uchiha Mikoto diusia yang sangat muda. Jadi, Uchiha Itachi bukanlah jawaban yang tepat untuk sosok yang menjadi bayangan kejayaan bisnis Uchiha.
Lalu, Uchiha Sasuke. Publik tidak memperhitungkan sang bungsu Uchiha. Alasannya adalah usia Sasuke waktu itu masihlah sangat muda, anak umur enam belas tahun tidak dipercaya menjadi penguasa bayangan kerajaan Uchiha. Si bungsu, walaupun semasa sekolah selalu diberkahi oleh prestasi gemilang namun semua orang tahu bahwa Uchiha Sasuke tak lebih dari anak konglomerat yang tahu dengan baik caranya bersenang-senang dan menghabiskan uang.
Sehingga, pada akhirnya publik hanya dapat menyimpulkan bahwa sosok legenda itu adalah Uchiha Fugaku sendiri. Suatu anugerah dan keberuntungan yang menjadikan Uchiha Fugaku menjadi seorang yang berhasil dan sukses, itulah komentar semua orang.
Akan tetapi, keberhasilan Fugaku tidak ada sangkut pautnya dengan keberuntungan. Karena sosok dibalik layar itulah kunci kejayaan Uchiha.
Dialah Uchiha Sasuke. Tidak ada yang tahu, kecuali keluarganya sendiri. Bahkan seluruh karyawan tidak mengetahuinya.
Pada saat usia Sasuke sembilan tahun, Uchiha Madara mendidik Sasuke dengan cukup keras dan Fugaku yang saat itu telah kehilangan harapan pada Itachi menumpahkan seluruh kemampuannya pada Sasuke yang tidak diragukan lagi kecakapannya. Dan berhasil, menginjak usia lima belas tahun saat pertama kali ia menangani suplier yang curang dan merugikan, Sasuke menghancurkan suplier itu dengan cara yang tak terduga. Rupanya, ia telah berhasil menyerap apa yang diberikan Uchiha Madara dan Ayahnya dengan sempurna. Pada usia enam belas tahun, Sasuke mewarisi seluruh kekayaan Uchiha Madara, sang perintis. Akhirnya sang kakek meninggal dalam keadaan tenang karena kerjaan Uchiha memiliki penerus dengan kecakapan Madara dan kharisma Uchiha Fugaku.
Namun sayangnya, Madara dan Fugaku bukan hanya mewariskan kehebatannya saja. Rupanya kepribadiannya juga diturunkan dengan sempurna. Sosok kaku, kejam dan tak berperasaan. Itulah Uchiha Sasuke. Mengetahui hal itu, Mikoto tidak tinggal diam. Pada saat Fugaku hendak menguliahkan Sasuke diluar negeri, sang ibu mencegahnya dengan hebat.
"Sasuke akan tetap di Konoha bersamaku! Kalian telah mengambil kebebasannya selama ini! Aku tidak ingin anakku hidup menjadi seorang robot yang mengerikan. Dia butuh kasih sayangku! Kalau kau tidak menuruti keinginanku, kita bercerai Fugaku!"
Seharusnya tanpa Mikoto melakukan adegan dramatis itu, tentu saja Fugaku akan melakukan apa yang diinginkan istrinya. Terlebih jika itu keinginan Sasuke, anak bungsu kesayangannya. Tidak pernah sekalipun Fugaku menentang keinginan Sasuke. Namun Fugaku tahu saat itu sang istri hanya sedang meluapkan kemarahannya yang ia pendam selama ini. Uchiha Madara telah memisahkan Ibu dan anaknya selama sembilan tahun. Dan satu-satunya orang yang dapat dijadikan pelampiasan waktu itu hanya Uchiha Fugaku.
Sekembalinya Sasuke ke mansion utama, Mikoto dan Itachi melimpahkan kasih sayangnya kepada Sasuke. Kelembutan Uchiha Mikoto sedikitnya mengajarkan Sasuke tentang kasih sayang dan cinta. Sedangkan kesabaran dan perhatian dari Itachi mengajarkan Sasuke tentang persahabatan dan kesetiaan.
Mikoto selalu berkata, "Sasuke, anakku.. Kelak kau harus mencari pendamping seperti Ibu yang mencintai pasangannya, apapun kondisinya. Wanita yang tulus tanpa melihat siapa embel-embel dibelakangmu. Seberapapun menyebalkan ayahmu, Ibu selalu mencintainya."
Sasuke menyetujuinya. Dan menurut Sasuke, hanya sosok seperti ibunyalah yang pantas bersanding dengannya. Cantik, lembut, anggun, cerdas dan memiliki derajat yang sama. Dan satu itulah yang belum Sasuke berhasil dapatkan. Ia masih kalah dengan ayahnya yang memiliki istri seperti Uchiha Mikoto. Wanita hebat yang melahirkan dua putra jenius.
Seperti membalas dendam akan kehidupan masa kecilnya yang dihabiskan dengan belajar, begitu Sasuke memasuki puber dan telah bertransformasi menjadi cassanova yang dipuja para gadis, Sasuke berubah menjadi seorang playboy. Selalu berganti gadis cantik untuk dikencani. Dan seluruh gadis yan pernah Sasuke izinkan dekat dengannya hanya gadis-gadis dengan kriteria mirip dengan ibunya. Sayangnya, tidak ada satupun gadis cantik yang berhasil memikat Uchiha Sasuke. Pada akhirnya semua gadis sama saja. Menginginkan hartanya, menginginkan namanya, menginginkan kepopuleran dan menggilai fisiknya.
Maka, tidak ada salahnya bukan jika ia memanfaatkan tubuh yang mereka berikan dengan suka rela? Sebagai gantinya, Sasuke selalu memberi mereka 'hadiah' dengan jumlah yang fantastis. Dan benar saja, tidak ada satu gadispun yang menolaknya. Namun karena itu, dia dijuluki playboy, brengsek ataupun kejam karena ia tidak pernah menjalin kembali hubungan dengan mantan kekasihnya. Seberapa banyakpun mereka mengemis ia tidak pernah menghiraukannya. Dia selalu menolak dengan cara yang kejam. Dan image itu tercipta karena sikap Sasuke tersebut.
Apalagi para gadis yang selalu melebih-lebihkan keadaan dengan tidak tahu malunya.
Beberapa diantaranya ada yang mengaku-ngaku hamil karena ingin menjalin hubungan kembali dengannya. Sayangnya Uchiha Sasuke terlahir jenius dan sangat hati-hati. Dia selalu melakukan seks dengan pengaman dan selalu menghindari alkohol jika bersama gadis kencannya guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan akan merepotkan seperti kasus itu. Baginya, benih berharga Uchiha Sasuke tidak bisa disemayamkan dalam rahim sembarang gadis. Dan terpenting, Sasuke hanya melakukan seks jika gadis itu bukan seorang perawan. Jika ia menemukan seorang perawan, Sasuke hanya akan melakukan pemanasan karena baginya wanita virgin jauh beresiko menimbulkan masalah.
Dengan permainannya yang terampil, Sasuke selalu berhasil membuat semua gadisnya terpuaskan. Dan ego Sasuke akan kembali naik, itulah sebab ia menikmati hidupnya yang seperti ini. Namun sayangnya gadis-gadis tidak tahu malu itu selalu melebih-lebihkan tentang 'percintaan' mereka. Sasuke si dewa seks atau apapun itu sehingga membuat image brengsek Uchiha Sasuke semakin melekat apalagi Sasuke seakan menjadi laki-laki yang 'habis manis sepah dibuang'. Kemudian setelah itu akan menolak dengan kejamnya jika mereka kembali, maka tak heran ia dikenal pria tak berhati yang tidak mengenal cinta. Namun Sasuke tak memperdulikan image tersebut karena Uchiha Fugaku tidak akan pernah membiarkan kelakuan anak tersayangnya diliput pers.
Pernah ada keluarga mendatangi Fugaku secara khusus kemudian memberikan ancaman agar Fugaku membuat Sasuke bertanggung jawab dengan menjadikan gadis itu menantu Uchiha. Sayang sekali tidak berhasil. Karena jikapun ada orang yang mengenal sangat baik Uchiha Sasuke luar dalam, dialah Uchiha Fugaku. Dia tahu segala siasat anaknya.
Sasuke sedang berpetualang mencari sosok wanita yang pantas. Namun belum pernah berhasil. Dan terpenting dari semua itu, Sasuke tidak pernah menggoda gadis manapun, mereka dengan suka rela menyerahkan diri dan selalu berusaha menggoda Sasuke yang sedang memasuki dunia dewasa. Ironinya, wanita yang tidur dengannya tidak pernah dijuluki jalang sedangkan ia harus menanggung image brengsek. Itulah mengapa Sasuke pada akhirnya tidak mempercayai adanya cinta karena sekeras apapun dia berusaha untuk menyukai seorang gadis, semua itu selalu berujung kegagalan.
Yang tersisa dalam kepala Sasuke hanya idealisme. Sejauh ini, Karin Namikaze adalah kandidat paling mendekati dengan kriteria idealnya.
Enam bulan pertama setelah menjalin ikatan dengan Karin, Sasuke benar-benar berhenti mengencani para gadis. Ia selalu berusaha menghargai usaha Karin untuk menarik perhatiannya. Sayang sekali, Karin hanya mampu membuat perasaan nyaman sebagai sahabat. Sehingga Sasuke kembali pada kebiasaan buruknya, menjadi laki-laki brengsek yang menyambut godaan para gadis untuk memberinya kepuasan dan kesenangan sesaat.
Suatu ketika Mikoto menegurnya. "Sasuke, bisakah kau menghentikan kebiasaan burukmu itu? Kau sudah memiliki tunangan. Hargai perasaan pasanganmu, Nak."
Namun nasihat sang ibu ia hiraukan. Jika Karin memang terganggu dengan sikapnya itu, Sasuke akan menunggu Karin memutuskan tunangannya. Tapi ternyata Karin memilih untuk pura-pura tidak tahu dan mempertahankan pertunangan mereka. Fugaku sendiri mengetahui itu, tapi baginya tidak masalah karena pertunangan Karin dan Sasuke memang belum dipublikasikan secara resmi. Sementara Sasuke kembali menghargai Karin, pemuda itu cukup kagum dengan kesabaran Karin. Sehingga pada akhirnya Sasuke mulai membuka diri pada Karin, bersikap baik dan berharap dirinya bisa membalas perasaan Karin. Semuanya berjalan lancar, Sasuke tetap menjadi cassanova sekaligus berperan sebagai tunagan yang baik. Hidupnya sempurna : menjadi konglomerat diusia muda, berparas rupawan, kecerdasannya dibanggakan sang ayah, memiliki keluarga yang utuh dan memiliki sahabat yang setia.
Namun... Kehadiran seorang gadis yang bernama Uzumaki Naruto membuat dunia ideal Sasuke hancur seketika. Menjadikan ia tidak peduli dengan idealisme hidup yang Sasuke jungjung seumur hidupnya.
Dan begitu tersadar, anggapan bahwa dirinya telah hidup sempurna ternyata adalah kekeliruan. Uchiha Sasuke tidak akan pernah merasa sempurna tanpa Uzumaki Naruto. Gadis itu bagai air dihidupnya. Jika tidak ada maka hatinya akan kering dan tidak bahagia. Sedangkan tubuhnya akan kehausan setiap saat tanpa melihat dan menyentuh gadis itu. Sasuke nyaris gila tanpa Uzumaki Naruto.
Gadis itu menjadi satu-satunya keinginan Uchiha Sasuke saat ini dan mungkin adalah satu-satunya hal yang pernah ia inginkan selama seorang Uchiha Sasuke hidup didunia, dan kini semuanya tumpah kebenarannya dihadapan Itachi, sang kakak.
"Akhirnya adikku yang nakal jatuh cinta juga. Jadi seperti apa gadis pintar itu, Sasuke? Aku sangat penasaran sehingga bisa membuat Outotoku seperti ini." Itachi mendudukan dirinya disamping sang adik yang kini tengah menikmati anggur di mini bar kediaman Uchiha. Dokter jenius itu tersenyum mencemooh.
"Aku pulang bukan untuk menjadi bahan leluconmu, aniki," dengus Sasuke terdengar kesal.
Itachi terkekeh seraya menepuk pundak adiknya dengan penuh perhatian. "Kau memang selalu menggemaskan!" komentaranya. Jika saja Neji dan Sasori bergabung, dua sahabat Sasuke itu mungkin sudah merinding. Well, Uchiha Sasuke menggemaskan? Itachilah satu-satunya makhluk yang menumpulkan indera penglihatannya saat bersama Sasuke.
"Aku serius!" Sasuke mulai tidak sabar. "Bisakah kau tidak meledekku, Aniki?" gerutunya.
Menghela nafas kasar akhirnya Itachi mengalah. Sasukenya memang tidak bisa diajak bercanda barang sedikitpun. "Baiklah.. Jadi apa yang bisa kubantu? Sehingga kau mau repot-repot pulang kesini dan menghubungiku seakan-akan ada hal darurat yang terjadi?"
Memang benar, Sasuke dengan sengaja tiba-tiba menghubungi Itachi hari ini dan memintanya pulang saat itu juga. Kalau bukan untuk adik kesayangannya, Itachi tidak akan melewatkan dua operasi hari ini. Untung rumah sakitnya memiliki banyak dokter profesional sebagai pengganti.
Suara Sasuke terdengar frustasi, dia mengadu kepada kakaknya. "Naruto menghindariku. Dan dia membeciku." Dia meminum anggurnya dengan tergesa sampai tandas kemudian melanjutkan. "Aku harus bagaimana?"
HAH?
Itachi terperangah. Jadi, adiknya sedang patah hati? Uchiha Sasuke si cassanova, si playboy dan si kejam itu? Itachi hampir tidak mempercayai semua ini adalah kenyataan. Sasuke adiknya yang kaku itu sedang curhat masalah... cinta?
"Hentikan wajah bodohmu itu, Aniki."
Itachi tergelak. "Astaga! Aku benar-benar tidak percaya," katanya mengungkapkan isi hatinya. "Terakhir kau bercerita masalah kepadaku saat persahabatanmu hancur gara-gara ayahnya Gaara mencoba mencurangi perusahaan Akasuna." Nada suara Itachi berubah sedikit serius. "Dan sekarang kau bercerita masalah percintaanmu?"
"Hentikan Aniki!"
"Aku serius Sasuke. Kau yakin akan mendengarkan saranku kali ini?"
Sasuke mengangguk.
"Aku ingat saat itu kau benar-benar mengabaikan saranku yang pada akhirnya Gaara membencimu. Kau selalu sembrono dan egois."
Sasuke mendelik kakaknya dengan tajam. "Kau tahu sendiri Itachi, jika aku tidak mengambil langkah itu perusahaan ayah Sasori akan hancur gara-gara adiknya sendiri. Dan Gaara jadi pionnya. Orang tua busuk itu terlalu serakah dan si bodoh Gaara terlalu naif."
Mata Itachi menyipit. "Ya terlalu naif. Dan kau dengan kejamnya mempertaruhkan persahabatan kalian. Dan setelah itu kau merebut calon tunangannya hanya karena harga dirimu yang terlukai karena Gaara memilih berpihak pada ayah busuknya dan memusuhimu."
Wajah Sasuke terlihat dingin. "Hn. Aku tidak suka pengkhianat," katanya datar.
"Kau melupakan fakta bahwa Gaara tidak tahu kelakuan ayahnya, Sasuke. Kau bertindak tanpa Gaara mengetahui niatmu dan kau mengabaikan kepercayaan Gaara. Bagi Gaara kaulah pengkhianatnya. Dan bodohnya adikku, kau tidak ingin direpotkan dengan meminta maaf dan menjelaskan semuanya karena Gaara telah mengobarkan bendera permusuhan."
"Itachi... Aku meminta saranmu tentang masalahku kali ini," geram Sasuke. "Bukan membahas masalalu tidak berguna itu!" hardik Sasuke sedikit emosi. "Perlu kau ingat Itachi, pertunanganku dan Karin tidak masuk dalam rencana. Ayah hanya ingin menyelamatkan paman Minato dari siasat Sabaku yang saat itu hendak memanfaatkan hubungan Karin dan Gaara. Jika saja Kurama tidak menyadari keadaan perusahaannya saat itu, Paman Minato tidak akan menerima keinginan Karin. Pertunangan ini hanya ikatan bisnis dan persahabatan ayah."
Terderngar suara decakan dari mulut Itachi. Pria berwajah tampan dan kalem itu mengambil gelas wine, kemudian mengisinya dengan anggur mahal koleksi Fugaku. Menghirupnya dan menyesap sedikit. Tak lama rasa pahit terasa dilidahnya sebelum kenikmatan anggur ia rasakan. "Dan kau seharusnya mengatakan pada Gaara bahwa Karinlah yang memilihmu. Bukannya menambah permusuhan," komentar Itachi sinis.
Sasuke sedikit mengingat masa lalu. Jika Sasuke pernah merasa patah hati, mungkin Gaaralah orang pertama yang melalukannya. Gaara adalah sahabat pertamanya. Pemuda itulah yang membawa Sasuke pada hidup normal setelah Mikoto dan Itachi. Namun siapa sangka, karena kesalahfahaman akhirnya Gaara memilih mengkhianatinya. Sasuke sakit hati apalagi Gaara tidak pernah memberinya kesempatan untuk bicara dan sangat memusuhinya seolah Sasuke hanyalah seonggok kesalahan yang tidak ada artinya. Sasuke marah karena Gaara tidak pernah memberinya kesempatan. Setelah beberapa lama akhirnya Sasuke memilih melupakan persahabatnnya. Dan ayah Gaara mencari gara-gara lagi, kali ini Sabaku Rasa memanfaatkan Namikaze. Gerak geriknya tercium oleh Kurama yang selanjutnya ia ceritakan kepada Itachi, sang sahabat. Kesetiakawanan Itachi sangat tinggi, akhirnya memilih menceritakan kepada Sasuke. Namun siapa sangka saat Uchiha mengulurkan tangan pada Namikaze, Karin malah mengungkapkan perasaannya. Dan tunangan itu terjadi begitu saja. Apalagi Minato sangat bersemangat ketika hal itu terjadi karena dengan demikian maka ia tidak perlu berbesan dengan Sabaku yang diam-diam akan menusuknya demi memuaskan ambisi Sabaku Rasa, walaupun mau tidak mau Minato harus mengorbankan Gaara. Tapi Sasuke tidak menyesal, karena Gaara kini terhitung sudah menjadi musuhnya.
"Hn. Aku tidak peduli," kata Sasuke datar. "Yang aku pedulikan sekarang adalah kau harus membantuku menyelesaikan masalahku." Sasuke tidak mungkin menceritakan bahwa ia sudah kehilangan cara untuk membuat Naruto kembali padanya. Berbagai jenis cara sudah ia lakukan bahkan sampai cara yang ekstrim seperti tadi siang. Dan hasilnya gagal. Naruto membuatnya frustasi.
Itachi memutar matanya. Adiknya mungkin brengsek dan superior didunia bisnis. Tapi untuk urusan percintaan nyatanya pengalaman Sasuke adalah nol. "Hn.. Baiklah. Aku akan mendengarkan dulu ceritamu dengan gadis yang bernama Naruto ini. Ceritakan semua masalahmu. Semuanya Sasuke," ujar Itachi tidak ingin dibantah.
Dan dimulailah cerita panjang Uchiha Sasuke tentang Uzumaki Naruto, bagaimana mereka memulai sampai bagaimana mereka berpisah. Tidak ada yang terlewat. Semua orang yang mengenal Uchiha Sasuke dan bagaimana perangai dinginnya tentu akan kaget jika mengetahui bahwa Sasuke tetaplah seorang adik Itachi yang manja.
Sepanjang Sasuke bercerita, raut wajah Itachi berubah-ubah. Terkadang geli, kesal ataupun serius. Dan setelah Sasuke menyelesaikan ceritanya, Dokter kebanggaan Jepang itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Nyaris frustasi dengan kelakuan adiknya yang... sedikit gila.
"Rumit," sahut Itachi ketika Sasuke memandangnya meminta pendapat. "Tidak;/-] ada yang salah dengan gadis bernama Uzumaki Naruto ini. Semuanya.. Semuanya... Kaulah yang salah," suara Itachi jelas tengah menahan jengkel. "Astaga! Aku tidak tahu kau sebodoh ini," lanjutnya mengatai adiknya.
Sasuke menatap tajam sang kakak. Tangannya terkepal. "Sialan," umpatnya pelan.
Itachi membalas tatapan tajam Sasuke. "Berfikirlah dari sudut pandang gadis itu, Sasuke. Kau telah membohonginya dan kau sungguh keterlaluan. Kali ini aku tidak yakin bisa memberimu jalan keluar. Wajar saja dia sangat membencimu. Kau bukan hanya mempermainkan perasaan gadis itu tapi kau juga telah mempermainkan harga dirinya. Kau pikir dia mau jadi selingkuhan? Tidak semua gadis tergila-gila padamu dan bertekuk lutut padamu.
Dari ceritamu, aku dapat menilai gadis ini bukan gadis sembarangan. Dia gadis cerdas yang memiliki moral. Aku sangat menghargainya. Dan bagaimana bisa kau tidak menghargai gadis ini?"
"Aku sangat menghargainya! Dan aku sangat mencintainya!" sambar Sasuke cepat, lama-lama Sasuke merasa kesal karena terus dipojokkan kakaknya. Namun ia tidak bisa mengelak. Apa yang dikatakan Itachi semuanya adalah kebenaran.
"Dan itu cukup jadi hukuman untukmu karena kau terlambat menyadari perasaanmu sendiri," seloroh Itachi dingin. "Kau pikir dia gadis bodoh? Dengan menyeret Gaara menjadi tamengnya, aku yakin itulah cara dirinya mempertahankan diri agar kau tidak terlalu menginjak-injak harga dirinya." Itachi menjadi sangat penasaran dengan Uzumaki Naruto. Dia harus mencari tahunya diam-diam. Gadis itu terlihat bisa mengimbangi Sasuke yang notabene bersifat absolut. Tidak pernah Itachi melihat Sasuke frustasi hanya untuk seorang gadis. Bahkan ketika kakek mereka –Uchiha Madara meninggal, Sasuke hanya murung beberapa hari.
Sasuke terdiam frustasi.
"Aku yakin sebanyak apapun kau berusaha, jika kau masih terikat dengan Karin gadis itu bukannya akan luluh tapi akan semakin membencimu."
"Jadi aku harus bagaimana?" Sasuke kembali menatap Itachi kali ini tatapan matanya membuat Itachi terdiam beberapa saat karena terkejut. Sasuke memohon? Pikir Itachi tidak percaya.
Itachi berdecak beberapa kali. Tidak tahu ternyata Sasuke sebodoh ini jika itu untuk urusan perasaan. Dasar manusia tembok, dalam hati Itachi mengatai adiknya. Tak sampai hati membuat adiknya marah. "Aku tidak tahu ini adalah jalan keluar atau tidak, karena gadis itu sudah terlanjur membencimu. Tapi.. Kau tidak akan pernah bisa memperbaiki hubunganmu dengan gadis itu jika kau masih terikat dengan Karin."
Bagai mendapat pencerahan Sasuke menyahut."Kau benar. Aku harus memutuskan hubungan terlebih dahulu dengan Karin. Untuk urusan Karin biar aku yang menangani, kau urus Kurama dan ayah akan mengurus paman Minato." Setelah berbicara dengan seenaknya, Sasuke membalikan tubuhnya. Pikirannya jauh lebih ringan dan rasa anggur yang ia minum lebih terasa kenikmatannya.
'Itachi benar, aku memang bodoh,' hatinya berkata demikian karena bagaimana mungkin ia mengaku seorang jenius jika solusi sederhana itu tak terpikirkan? Tentu saja,= karena dua minggu terakhir pikirannya hanya fokus untuk mengejar dan mencari cara untuk berbicara dengan Narutonya.
Lalu?
DUUAK!!
"Sialan kau!" Sasuke mengumpat setelah mendapat pukulan cukup keras pada punggungnya. "Kenapa kau memukulku?" geramnya karena bukan hanya rasa sakit yang ia rasakan tapi ia juga tersedak dengan anggur yang sedang ia minum.
"Bukan aku!" Itachi mengangkat tangannya. Raut wajah Itachi seperti menahan tawa.
"Anak kurang ajar!" teriak Mikoto yang datang tiba-tiba.
Tubuh Sasuke menengang. Dengan gerakan kaku ia menoleh ke belakang dan mendapati raut marah kedua orang tuanya.
"Ternyata kau masih mengingat punya rumah? Tiga bulan kau sama sekali tidak pulang! Kau hanya sesekali mengirim pesan kepadaku. Ibu beberapa kali pergi ke penthousemu dan selalu berakhir kau tidak ada disana. Kau bilang sedang sibuk dengan tugas akhir dan penelitianmu? Dan ternyata kau sedang sibuk dengan wanita lain? Dan sekarang kau dengan lancang ingin memutuskan pertunangan itu? Ah! Mau ditaruh dimana muka Ibu didepan Minato!" Cerca Mikoto yang ternyata mendengarkan kalimat Sasuke sebelumnya. Wajah anggunnya sedikit mengerikan karena emosi menguasainya. Apalagi wanita lain inilah yang menyebabkan Sasuke mengabaikan Mikoto, sang Ibu.
Sasuke melirik kepada ayahnya hanya mendapati sang ayah sedang memijat keningnya frustasi. Ia mendesah, ayahnya tidak mungkin membelanya kali ini. Apalagi dua minggu terakhir Sasuke membuat Fugaku lembur tiap hari karena dirinya absen membantu ayahnya diperusahaan –dibelakang layar. Pastinya sang ayah merasa kesal.
"Ibu, aku pulang ke apartemen," jawabnya tenang berusaha melembutkan suaranya agar sang ibu luluh. Memang benar, selama ini jika Sasuke tidak di kediaman utama maka pemuda itu akan diam di penthouse mewahnya. Namun, semenjak hubungannya dengan Naruto, Sasuke memutuskan untuk tinggal diapartemen pribadinya karena Naruto terlihat tidak nyaman saat Sasuke membawanya ke penthouse kala itu. Sasuke tahu, gadis itu tidak terbiasa dengan kemewahan.
"Sejak kapan kau tinggal disana?" itu pertanyaan Itachi.
"Hn. Dua bulan lalu."
Mikoto tampak masih marah. "Kita lanjutkan diruang keluarga," putusnya seraya melangkah diikuti oleh suaminya.
Itachi terkekeh. "Untuk urusan dengan Ibu aku tidak akan ikut campur," ujarnya seraya mengangkat tangan. "Aku mau makan dan mandi dulu," lanjutnya kabur tidak ingin terlibat dengan kemarahan sang ibu yang mengerikan.
Sasuke hanya bisa mendesah pasrah.
Ruang keluarga Uchiha berada ditingkat dua kediamannya. Sedangkan mini bar berada diruang bawah tanah pada ujung kanan Mansion. Sasuke harus menaiki tangga dan berjalan berpuluh-puluh meter. Memasuki sebuah ruangan yang hangat, pemuda tampan itu duduk dikursi berharga ratusan juta berukirkan logam mulia yang cantik. Desain kursi itu sederhana namun selera Uchiha Mikoto dalam memilih segala sesuatu jangan dianggap remeh. Didepannya sang ayah sedang memainkan sebuah ponsel. Lalu suara datar dengan nada menyindir memasuki indera pendengarannya.
"Sibuk?" tanyanya kepada Sasuke.
"Ayah.. Akan aku jelaskan," sahut Sasuke.
Fugaku mendengus, pria tua yang masih terlihat gagah itu menyimpan ponselnya. Lalu berkata, "Tidak perlu, ayah dan ibumu sudah mendengar semuanya."
"Hn?"
"Semua yang kau ceritakan pada Itachi." Suara mengejek dari ayahnya sungguh membuat Sasuke sedikitnya kehilangan harga diri. Pasti memalukan sekali mendengarnya merengek pada Itachi. Terlebih itu soal cinta.
Untunglah Madara Uchiha sudah tiada. Jika saja ada, Sasuke tidak tahu harus menyimpan wajahnya dimana. Ayahnya memang suka sekali mencari cara agar Uchiha Madara melonggarkan rasa bangganya pada Sasuke.
"Ck.. Menguping."
Fugaku berdehem. "Ayah hanya tidak ingin kehilangan momen dimana kau merengek pada kakakmu hanya karena tidak bisa mengatasi seorang gadis kecil," katanya merendahkan. Seringainya melebar. "Uchiha Sasuke? Putra Uchiha Fugaku dan cucu Uchiha Madara yang itu? Kau yakin?"
Damn! Sasuke kesal sekali kepada ayahnya. Sasuke yakin seumur hidupnya ia akan mendapatkan ejekan ini dari ayahnya.
"Berhenti menggoda anak nakal kebangganmu itu, Uchiha Fugaku!" Suara lembut dan tegas mengalihkan keduanya. Mikoto melangkah anggun, dibelakangnya ada dua pelayan mengikuti langkahnya. Satu pelayan membawa nampan berisi minuman hangat dan yang lainnya membawa kudapan.
Setelah beberapa saat dalam suasana hening karena sebelumnya ketiganya menikmati minuman hangat yang sengaja Mikoto sediakan, akhirnya Ibu dua anak itu memecah keheningan. "Sasuke, ada yang ingin kau sampaikan kepada kami?"
Dan Sasuke tahu bahwa tidak ada gunanya ia menutupi semuanya. Lebih cepat lebih baik. "Aku ingin membatalkan pertunanganku dengan Karin. Ayah harus membantuku secepatnya. Besok ayah harus menemui Paman Minato."
Fugaku terbatuk-batuk saat hendak menelan minumannya. Mikoto melirik khawatir pada suaminya. "Uchiha Sasuke," desis Mikoto geram. Lantas ia mencoba menepuk-nepuk punggung Fugaku dengan pelan setelah menghampirinya.
"Lihatlah hasil didikanmu, Anata. Kau dan ayah tidak pernah mengajarinya basa-basi," gerutunya terdengar kesal. Lalu berbalik memandang Sasuke dan berkata, "Jangan seenaknya memutuskan, Sasuke! Ibu dan ayah belum tentu setuju."
Mendengar perkataan sang ibu membuat suasana mencekam karena aura Sasuke yang tidak enak.
Fugaku berdehem. Setelah tenggorokannya membaik Kepala keluarga Uchiha itu berkata. "Ibumu benar, Nak. Kita tidak dapat memutuskan semudah itu. Dan mengapa ayah harus melakukannya?"
Mikoto mendesah lelah. Fugaku memang selalu memanjakan anak bungsunya. Apapun keinginan Sasuke hampir tidak mungkin ditolaknya. Karena... ayah dan anak itu memiliki kebiasaan, karakter, kecintaan bahkan mimpi yang sama. Pun hal yang paling Mikoto sesali adalah Fugaku benar-benar menurunkan semua yang ada pada dirinya dengan sempurna pada Sasuke seperti sifat absolutnya. Dapat dikatakan Sasuke adalah miniatur Fugaku. Kedua Uchiha itu jika bekerja sama akan menjadi sangat mengerikan. Dunia mungkin hanya mengenal sosok Uchiha Fugaku si tangan besi yang dingin, tak pernah tahu ada tangan besi yang lebih berbahaya.
"Karena aku yakin aku mencintai gadis ini, Ayah. Dan tentu saja aku akan bahagia jika bersamanya. Ayah hanya perlu menghadapi Paman Minato." Langsung pada intinya dan jujur. Sasuke tidak mungkin berbelit-belit.
Mendengar pernyataan anaknya, Mikoto melembut. Akhirnya, Sasukenya mengenal cinta. Mungkin tadi wanita anggun itu masih belum percaya saat Sasuke mengatakannya pada Itachi, tapi begitu melihat langsung pada mata si bungsu akhirnya Mikoto yakin.
Fugaku melirik istrinya yang sedang tersenyum lembut. "Jika ayah tidak memberi restu?"
Sasuke tahu ayahnya tidak serius, tetapi ia tetap mengatakannya. "Ayah akan kehilangan pewaris Uchiha Grup. Dan aku tidak akan segan membangun Taka Grup menjadi raksasa yang akan mengalahkanmu, ayah." Taka Grup adalah perusahaan yang bergerak di bidang departement store. Sasuke membangunnya bersama Madara. Retail milik Sasuke sudah tersebar diseluruh Jepang.
"Aku percaya pilihanmu, Nak."
Sasuke menyeringai puas.
Mikoto yang melihat interaksi ayah dan anak itu hanya menggeleng pasrah. "Kalian memang sama persis," komentarnya seraya menatap keduanya dengan mata yang menyipit.
"Tapi ingat satu hal Sasuke, Ibu tidak mau kau bermain-main lagi," saat nasihat itu ia katakan Sasuke meresponnya dengan anggukan mantap. "Dan ada syarat yang harus kau penuhi terlebih dahulu, nak."
"Hn? Katakan bu."
"Memutuskan hubungan pertunangan tidak semudah itu Uchiha muda. Pertama yang harus kau ketahui adalah Minato dan ayahmu sudah bersahabat hampir setengah abad dan keputusanmu kali ini sedikinya akan membuatnya kecewa dan tidak terima. Kemungkinan terburuk kau akan merusaknya. " Mikoto meminum air putih terlebih dahulu kemudian menyambung. "Kau juga tidak boleh egois dan menyakiti hati Karin begitu saja. Terlebih kau memutuskan pertunangan itu karena memilih gadis lain. Karin mencintaimu, setidaknya kau harus menghargai itu."
"Jadi... Ibu akan membuat sknario agar kau tidak terlihat brengsek dimata Minato," katanya.
Fugaku memandang istrinya penuh kekaguman. Istrinya memang selalu bijak dan penuh perasaan. Dia merasa bangga.
"Lalu?" tanya Sasuke tidak sabar.
"Kau harus pergi dari Konoha. Dan jangan temui gadis yang kau cintai itu selama satu tahun."
Sasuke terlihat akan memprotes, tapi Mikoto lebih cepat menyanggah. "Tidak ada penolakan. Kau akan menyelesaikan study magistermu di Tokyo. Sebagai gantinya Pamanmu Izuna akan membantu ayahmu mengelola perusahaan."
Izuna adalah adik kandung Mikoto. Wajahnya bisa dikatakan mirip seperti Sasuke. Namun Izuna berusia dua belas tahun lebih tua dan perangainya ramah juga bersahaja. Duda beranak satu yang penuh kharisma.
Fugaku mengangguk setuju. "Dan setelah kau lulus nanti, ayah akan pensiun. Sudah waktunya kau menampakkan diri pada dunia, anakku!"
"Aku tidak bisa jauh dari Naruto selama itu. Tidak bisa," ujar Sasuke membantah tidak setuju. "Aku akan mengelola perusahaan dan melanjutkan magister. Tapi itu disini bu. Di Universitas Konoha."
Mikoto terlihat kesal dengan sifat keras kepala anaknya. "Kau pikir gadis yang bernama Naruto itu akan dengan mudah menerimamu dan melupakan segala kebenciannya kepadamu, Sasuke? Jika dia sama sepertiku maka jawabannya adalah tidak. Biarpun kau sudah tidak terikat dengan Karin itu bukan berarti dia akan dengan senang hati akan kembali padamu."
Sasuke membisu.
"Berikan gadis itu waktu sendiri. Satu tahun cukup lama untuk membuat kebencian dan kekecewaanya sedikit berkurang. Dan setelah itu kau boleh mengejarnya kembali. Minato dan Karin juga tidak akan merasa terhina."
Sasuke terlihat menimbang-nimbang perkataan ibunya.
Fugaku bersuara. "Kau harus menerimanya, Sasuke. Itu adalah jalan terbaik."
Dengan perasaan tidak terima Sasuke akhirnya setuju.
"Apa gadis itu cantik?" pertanyaan Mikoto mengalihkan perhatian Sasuke.
"Maaf aku mengatakannya bu. Tapi dia lebih cantik dari Ibu."
Mikoto tergelak. Sementara Sasuke dan Fugaku hanya tersenyum dengan perasaan damai yang menghangat.
"Jadi siapa gadis cantik itu nak?"
"Uzumaki Naruto salah satu mahasiswa Universitas Konoha."
'Uzumaki?' batin Mikoto terkejut. Lantas ia memandang suaminya dengan tatapan yang sama dilemparkan Fugaku kearahnya.
.
.
Bersambung..
.
.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa chapter kali ini akan membahas Uchiha Sasuke. Full till end. Haha.
Habis rasanya tidak adil membuat cerita dari kacamata Naruto melulu. Kan jadi pada benci sama Sasuke, ahahah..
See u Next chap...
Di chapter selanjutnya atau bahkan dua chapter selanjutnya Sasuke akan libur dulu. Gantian babang-babang ganteng lainnya yang dapat jatah bersama Naru-chan. Heheh...
Ada beberapa komentar yang saya suka yang menulis review dengan memberikan ide-idenya. Love it. Dan akan ark sisipkan dicerita ini. hahah... Nantikan kejutannya.
.
.
Salam hangat,
Ark Istri Sah Itachi
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top