Topeng Yang Terbuka
ARK Proudly Present
"HATE AND (Be a) LOVE"
Naruto Belongs to MK
.
.
Warning : Vote and Support SasuFemNaru .
Attention :
Sekesal apapun perasaanmu membaca chap ini, tolong jangan di skip atau buru-buru bacanya.
Vote untuk Naru-chan!
.
Eps 10
.
.
Peragaan busana itu berjalan dengan lancar. Para pragawati melenggak-lenggok di runway dan setiap rancangan baru disambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah. Seluruh ruangan dipadati pengunjung. Tak ada satupun tempat duduk yang kosong dan dibagian belakang sebagain orang terpaksa bediri untuk melihat fashion show Namikaze Karin yang terkenal. Karin begitu bangga karenanya. Dibarisan depan berjejer Sasuke, Mikoto, Fugaku, Ayah dan Ibunya dan tak ketinggalan Kurama duduk dikursi VIP yang menonton acaranya dengan tatapan penuh kebanggaan. Kebahagiaan serta merta memenuhi relung hati Karin, dia tampil sangat menawan malam ini. Menggunakan baju rancangannya yang selalu memukau. Dibelakang panggung, Karin mengatur model-modelnya dan memberikan pengarahan.
Tiba-tiba suasana di belakang panggung menjadi riuh dan Karin menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Dua petugas polisi berseragam menghampirinya.
Jantung Karin mulai berdegup kencang. Dibelakang polisi Sasuke dan Ayahnya mengikuti. Salah satu petugas bertanya, "Anda Karin Namikaze?"
"Ya." Jawab Karin berusaha mengusir rasa paniknya.
"Anda kami tahan dan menjadi tersangka karena kasus pembunuhan terhadap Kushina".
Bagai tersambar petir Karin berteriak. "Jangan!" Suaranya terpekik. "Aku tidak berniat membunuhnya! Aku hanya ingin mencelakainya saja untuk memberinya pelajaran karena sudah menghancurkan keluargakku! Aku mohon jangan! Jangan!"
Petugas mengabaikan teriakan Karin. "Anda bisa membawa pengacara untuk membela diruang sidang."
Sasuke dan Minato terlihat sangat marah. "Apa maksudmu Karin? Ini memalukan! Kau membunuh Kushina-ku?"
"Ti-tidak ayah! Aku tidak membunuhnya!"
"Bawa dia kepenjara! Saya tidak pernah sudi memiliki seorang putri pembunuh!"
Karin menangis menjerit, wajahnya yang pucat bertambah pucat saat Sasuke berkata dengan nada dinginnya. "Kita berakhir Karin. Wanita pembunuh tidak pantas bersamaku. Dari awal aku seharusnya memilih Naruto."
"TIDAK! TIDAAAAK!"
Karin terbangun. Seluruh tubuhnya gemetaran. Mimpi buruk itu sudah berulang kali dialaminya. Aku tidak tahan kalau terus begini. Tangannya menyisir rambutnya yang basah karena keringat dingin. Aku tidak sanggup! Aku harus melakukan sesuatu. Semua kesialan ini karena wanita bernama Kushina jalang itu. Dan kini hidupku semakin menyedihkan karena Sasuke-kun bertemu jalang pirang itu.
"Sialan! Kenapa saat sudah matipun jalang tua itu tidak pernah berhenti mengusik hidupku? Karenanya juga aku harus jadi korban pemerasan," desisnya seraya bangun dari kasurnya dan mematikan alarm yang sudah menyelamatkannya dari mimpi buruk. Sudah menunjukan pukul sembilan dan Karin memang sengaja menyetelnya cukup siang, semalam dia menghabiskan malam dipub bersama teman-teman perancangnya. Menghabiskan malam dengan anggur dan menari bersama DJ.
Setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam Karin keluar dari walk in closetnya dan segera bersiap untuk pergi ke rumah mode miliknya. Lantas Karin mematut dirinya dan bercermin kemudian berkata. "Apa yang kurang dariku, Sasuke-kun? Kenapa kau meninggalkanku?" Suaranya terdengar patah hati.
Satu minggu setelah Shion menceritakan bagaimana Sasuke mengejar Naruto dan menceritakan apa yang dia dengar kala itu, keluarga Uchiha mendatangi kediamannya dan tiba-tiba memutuskan pertunangan mereka dengan alasan klise yang tidak masuk akal. Sasuke yang hendak melanjutkan study dan ia tidak akan membohongi Karin lebih jauh lagi karena pemuda itu tidak pernah mencintainya dengan tulus. Dan betapa Karin kecewa pada Minato yang ikut membujuknya supaya melepaskan Sasuke, ayahnya berkata kala itu. "Percayalah Karin, tidak ada kebahagiaan jika kau memaksakan diri lebih jauh." Karin yakin ayahnya kala itu juga terlihat sedang menyindir pada diri sendiri.
"Sasuke-kun tidak akan meminta memutus hubungan pertunangan ini kalau bukan karena gadis jalang itu," katanya. "Lihat saja, kau pastilah akan menyesal Sasuke-kun karena kau lebih memilih gadis itu." Lalu Karin menatap majalah fashion dengan Naruto sebagai ambassadornya. "Apa yang dilihat dari gadis jalang itu, Kaguya-san?" tanyanya sinis. "Mungkinkah gadis itu menawarkan selangkangannya pada putramu, sehingga putramu tergila-gila dan membuatnya membujukmu?"
Gosip penerus Otsutsuki yang santer dikabarkan dekat dengan model dari kelompok elit pendatang baru -Uzumaki Naruto, merupakan salah satu gosip yang cukup populer dikalangan perancang baru sepertinya. Karin begitu membenci Naruto. Walaupun Shion terus membujuknya bahwa Naruto tidak pernah menggoda siapapun, apalagi Sasuke yang kini tidak diketahui keberadaannya, Karin tetap meyakini bahwa kandasnya pertunangan itu adalah karena Uzumaki Naruto.
Sasuke berubah sikap sejak pemuda itu bertemu dengan Naruto.
Sasuke mengabaikan jadwal rutin kencannya karena memilih mengejar Naruto.
Sasuke tidak menemuinya karena sibuk bersama Uzumaki Naruto.
Dan yang paling membuat Karin ingin menghancurkan wajah Naruto adalah karena Karin tahu persis bahwa Sasuke memutuskan pertunangan mereka karena pemuda sempurna itu mencintai wanita murahan bernama Uzumaki Naruto.
Karin menepuk-nepuk wajahnya dengan spon lembut yang telah diberi bedak merk channel berharga sangat mahal. Dia merasa tidak ada yang kurang dengan dirinya. Lalu kenapa mereka lebih memilih Uzumaki Naruto?
Lalu suara-suara menyebalkan terngiang ditelinganya.
"Sudahlah, Karin-nee.. Jangan menyalahkan Naruto terus menerus. Dia sepertinya sudah bahagia dengan Gaara-kun." Karin tidak mengerti bahkan Shion lebih membela gadis itu? Dan Gaara kenapa harus memilihnya juga, bukankah pemuda itu dulu begitu memujanya?
"Wah dia model yang sangat cantik dan berbakat. Semua perancang selalu puas setelah memakainya." Bahkan teman-temannya banyak yang memuji wanita itu.
"Lihatlah gallery Utakata-kun! Penuh Uzumaki Naruto!" Sampai fotografer nomor satu itu?
Karin menggertakkan giginya kesal. "Lancang! Lancang sekali jalang itu! Dia merebut semua yang kuinginkan!" teriaknya dengan amarah yang menggunung. "Semua orang harus tahu bahwa dia hanyalah gadis miskin yang tidak tahu diri dan murahan!"
Karin mengambil tas bermerk Gucci kemudian menyampirkan tali tas pada bahunya. Karin berangkat kerumah modenya dengan mood yang sangat buruk.
.
.
Sementara itu dikamar lain yang berada di Mansion Namikaze, Sara sedang membaca sebuah laporan pada ponselnya. Tangannya begitu tergesa-gesa dan raut wajahnya begitu antusias. Kemudian setelah selesai wanita itu lantas tertawa puas. "Akhirnya... ! Akhirnya! Akhirnya pria bernama Dan Kato itu pergi meninggalkan Jepang!" Wajahnya dipenuhi dengan rona kebahagiaan.
"Setelah sekian lama aku harus berpura-pura menjadi wanita gila yang menyedihkan untuk meyakinkan Minato bahwa Kushina mati karena kecelakaan, akhirnya aku terbebas dari ketakutan sialan itu!"
Sara memang harus berpura-pura menjadi wanita depresi dan terpuruk untuk menutupi rasa takutnya karena Kushina terbunuh disebabkan oleh ulah Karin. Minato dulu sempat curiga dengan kematian Kushina yang kasusnya ditutup secara misterius dan hendak menyelidikinya. Namun Sara tidak kehilangan akal. Dia berteriak layaknya seorang kakak kehilangan adiknya yang begitu dicintainya, kemudian membuat drama dihadapan Minato bahwa ia sudah meminta tolong ayahnya Hashirama Senju untuk menyelidiki semuanya. Dan berhasil, Minato selalu percaya kepadanya.
Sara memang meminta tolong ayahnya -Hasirama Senju, untuk menolongnya. Tapi untuk menutupi kasusnya. Dan Hashirama yang gila kehormatan tentu tidak akan memilih kematian Kushina yang terungkap. Karena hal tersebut akan menjadi aib besar bagi Senju dan Namikaze karena : Kushina Senju yang terbunuh ditangan cucu Hashirama Senju sendiri. Pun hal tersebut akan membuka aib-aib lama yang seumur hidup mereka tutupi. Ayahnya tidak memiliki pilihan lain selain membela Karin.
Akan tetapi, siapa sangka ada saksi lain dan berhasil memiliki bukti? Pria bernama Dan Kato membuat Sara melanjutkan drama gilanya. Sara berhasil menghentikannya, namun sialnya anaknya membalas dendam pada Karin sehingga kasus pemerkosaan itu terjadi. Sara membuat pemuda bernama Suigetsu itu dipenjara untuk puluhan tahun. Akhirnya Dan Kato tidak berkutik apalagi Sara mengancam akan membumi hanguskan butik kecilnya beserta karyawan-karyawannya. Dia hendak mengakhiri drama gilanya, namun Minato kembali mencium informasi bahwa ada orang yang memiliki bukti kematian Kushina. Sementara itu Sara sudah tidak menemukan Dan Kato dimanapun, pria itu punya bakat bersembunyi. Pada akhirnya Sara terus berperan menjadi orang gila untuk menutupi apa yang terjadi dan menjauhkan kecurigaan Minato dan Kurama.
Disamping itu..
Dengan dirinya berperan tersiksa sepeti itu, Minato memberikan jauh lebih banyak perhatian. Dan mereka tidak pernah bertengkar lagi. Sara menikmatinya. Minato menawarkan perdamaian. Apa lagi yang membuatnya lebih bahagia?
Ketika sumber dari ketakutannya sudah pergi dari Jepang untuk menyusul anak sialan Kushina.
"Ah... Aku harus memberikan banyak bonus untuk Genma."
Genma adalah orang yang selama ini menjadi kepercayaan Sara untuk mengawasi dan mencari tahu informasi mengenai Dan Kato serta putri Kushina. Genma memberitahukan bahwa Dan Kato pergi ke Amerika untuk menyusul anaknya.
Anaknya yang mana? Pikir Sara. Sementara Suigetsu putra Dan Kato satu-satunya sedang mendekam dipenjara dan Sara yakin mana mungkin orang seperti Dan Kato mampu menembus denda yang berjumlah milyaran itu. "Pria tolol itu pasti sedang bersama putri Kushina," bisiknya yakin.
.
.
***
.
.
Naruto terbangun pukul sebelas siang. Gadis itu menggeliat dan mengerang pelan ketika matanya terasa sangat berat. Mataku pasti sangat bengkak, pikirnya kesal. Naruto mendudukan dirinya dikursi dengan perasaan yang lebih ringan. Menangis cukup lama dan berteriak membuat sedikit perasaannya terasa ringan. Mengambil ponselnya, lantas ia menghubungi seseorang.
"Hallo Gaara. Apakah tidak masalah kau menjemputku lebih awal?"
Suara Gaara menyambutnya dengan antusias dan berjanji akan menjempunya pukul dua. Naruto berhitung dalam hati, ia memiliki tiga jam untuk bersiap dan melakukan perawatan kecil pada matanya yang bengkak. Berharap saran Sakura cukup ampuh.
Naruto menghembuskan nafasnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa hatinya masih berdenyut sakit. Sangat. "Tapi berdiam diri dan menyerah tidak ada dalam kamusku," gumamnya seraya berdiri dan menggeliat. "Jika aku terus menangis seperti ini, mungkin Ibu tidak akan tenang disana karena bersedih," hiburnya pada diri sendiri.
Naruto melangkah menuju kamarnya yang bersisian dengan kamar Sakura. "Aku membutuhkan strategi dan kekuatan. Aku tidak mungkin bisa melawan mereka jika masih seperti sekarang."
Naruto mengambil handuk dan menanggalkan pakaiannya dan menyimpannya pada jaring pakaian kotor. "Ibu maafkan Naru.. Tapi, mereka harus mendapatkan keadilannya. Dan Naru tidak bisa berdiam diri saja. Doakan Naru dari Surga," bisiknya sebelum masuk kedalam kamar mandi.
Memilih tampilan kasual. Naruto memakai jeans putih dengan atasan tanktop biru dongker yang dilapisi blazer biru muda. Memakai aksesoris berupa kalung dan anting silver yang senada membuat kecantikannya menonjol. Kemudian Naruto menambah manis tampilannya dengan menggelung rambut dan menyisakan beberapa anak rambut. Ino benar-benar sukses mengajarinya berdandan dan selalu tampil trendy.
"Naru-chan! Setiap saat kita harus tampil keren. Kita adalah figure yang selalu menjadi tolak ukur kaum hawa berpakaian! Kita adalah seorang model. Dan model tidak berpakaian secara asal!"
Naruto selesai memoles wajahnya agar terlihat lebih segar dengan memakai blush on dan eye shadow tipis-tipis guna menyamarkan wajah lelah dan matanya yang sedikit bengkak. Saran Sakura ternyata memang berguna, matanya tidak seburuk sebelumnya. Naruto bahkan memekik pelan saat dirinya melihat kaca sebelum mandi.
Gadis itu masih sibuk menyiapkan makan siang, tadi juga Naruto sempat menghubungi Gaara lagi untuk menemaninya makan siang.
Naruto membuat sukiyaki yang dipenuhi udang dan kepiting. Dia menyukai sea food seperti Gaara.
"Gaara pasti suka," ucapnya seraya meniup-niup kuah hendak mencoba cita rasa sukiyaki buatannya. "Lezat!" komentarnya memuji masakannya sendiri. Naruto menambahkan sayuran dan jamur untuk menyempurnakan masakannya. Sepuluh menit berlalu dan masakannya siap disantap.
Saat menyiapkan minuman squash suara bel berbunyi. Gaara sudah datang.
"Hai!" Sapa Gaara terlampau ramah. Pemuda berambut merah marun itu menenteng sebuah kantung berisi es krim. "Untukmu, manis!"
Naruto segera mempersilahkan Gaara masuk setelah dengan senang hati menerima es krim dari Gaara. "Kau selalu tahu apa yang kubutuhkan."
Gaara terkekeh mengikuti langkah Naruto, menyusulnya kemudian mencuri sebuah kecupan ringan dipipi Naruto dengan cara menggemaskan. "HEY!" Protes Naruto cemberut.
"Aku hanya mengambil hadiahku," jawab Gaara seraya tertawa dan segera kabur begitu Naruto hendak melempar alas kaki rubahnya yang imut.
"Kebiasaan," gerutu Naruto sebal. Hubungan Naruto semakin akrab dan Gaara semakin tidak bersikap jaga image terhadapnya. Naruto bersyukur karenanya, tapi kadang Gaara tidak bisa menahan diri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya. Dan sikap apa adanya Gaara itu terkadang selalu membuatnya kerepotan. Bahkan Gaara pernah mengungkapkan perasaannya didepan Sakura dan Ino saking jujurnya saat kedua sahabatnya itu bertanya langsung.
"Duduklah," perintah Naruto pada Gaara yang saat ini masih bersikap hati-hati pada Naruto. "Ya sudah kalau tidak ikut makan," celetuk Naruto setelah mendudukan diri dimeja makan.
Gaara lalu mengikutinya karena tergugah dengan aroma lezat dari sukiyaki buatan Naruto. "Sea food?" tanyanya senang.
"Hmm," gumam Naruto sebagai jawaban. Tangannya mengambil sebuah mangkok dan mengambil Sukiyaki, lalu memberikan kepada Gaara. "Makanlah, kau pasti lapar. Maaf aku membuatmu bolos kerja dan telat makan siang."
"Tidak masalah," kata Gaara. "Selama kau memberiku banyak sukiyaki lezat ini, Naru." Gaara mengambil satu suap dan menikmati hidangan gurih itu. "Lezat sekali!"
Naruto tersenyum lebar. "Aku menyiapkan banyak porsi untukmu, Gaara. Nikmatlah."
Gaara tersenyum lebar yang menular langsung pada Naruto. Mungkin diluar sana para gadis akan menjerit melihat manisnya Gaara saat ini, namun sayangnya Naruto bukan tipe seperti itu. Mereka berdua menikmati makan siang bersama dengan tenang.
"Kau tipe istri yang ideal menurutku," celetuk Gaara. "Kau cantik, cerdas, mandiri dan berbakat menjadi koki bintang lima," pujinya yang terdengar berlebihan ditelinga Naruto.
"Kau selalu mengatakannya," respon Naruto terlalu biasa.
Gaara mendesah. "Seharusnya kau merona atau menjerit."
"Menjijikan."
Berdecak kesal, Gaara menghabiskan sup sukiyaki dalam satu tegukan setelah mengunyah bakudan yang memanjakan lidahnya. Naruto masih menutup rapat hatinya, pikir Gaara. Padahal pria itu tahu persis banyak pria tampan dan mempesona yang terang-terangan mencari perhatian Naruto. "Kau masih memikirkan mantan kekasihmu?" tanya Gaara.
Naruto terbatuk kemudian mendelik Gaara dengan tajam.
Gaara mengedikkan bahunya cuek. "Siapa tahu. Kau masih menutup hatimu terlalu rapat," katanya.
Naruto memutar matanya. "Kau tahu persis jawabanku, Gaara."
"Ya.. Ya... Karena hal itulah yang menjadi alasanmu untuk selalu menolakku. Kau ingin menyelesaikan kuliahmu dulu dan fokus untuk mengejar cita-citamu."
"Kau tidak pernah memintaku untuk menerimamu jadi kekasihku, Gaara," balas Naruto terdengar sebal.
Terkekeh kecil lantas Gaara menopang dagunya dan menatap Naruto penuh atensi dan kelembutan. "Kau juga tahu sendiri bukan alasanku tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun. Sekalipun aku mencintaimu."
Kali ini Naruto terihat sedikit salah tingkah. "Kebiasaan," cibirnya. Tetapi Naruto membalas tatapan Gaara tidak kalah lembut. "Maka dari itu, berusahalah untuk cepat sembuh. Kau tidak terlihat serius dalam pengobatanmu," ucap Naruto penuh perhatian.
"Kau benar," sahut Gaara tersenyum pedih. "Ayahku menyuruhku untuk berobat di German."
Naruto mamasang wajah terkejut. "German? Bukankah teknologi Jepang adalah yang terbaik untuk menangani kankermu, Gaara?"
Naruto sangat sedih begitu Gaara memberitahunya bahwa ia terserang penyakit Kanker stadium dua kala pemuda itu mengajaknya makan malam. Diwaktu yang bersamaan pemuda berambut merah itu mengungkapkan perasaannya. Kala itu, Naruto terkejut dengan dua alasan dan bingung harus bersikap bagaimana. Namun seolah mengerti, Gaara berucap:
"Jangan menjawab apapun. Aku memberitahumu penyakitku bukan untuk dikasihani. Percayalah Naruto, setiap saat aku dibayangi kematian. Tidak ada salahnya aku mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Aku tidak ingin berakhir menyedihkan dengan memendam perasaanku hingga mati."
"Dan jangan coba-coba kau membuka hatimu karena rasa simpatimu. Bukalah hatimu begitu aku dinyatakan sembuh."
Dan itu sudah enam bulan berlalu. Sejak saat itu hubungan keduanya semakin akrab layaknya saudara. Saat ini Gaara sedang dalam masa perawatan di rumah sakit Suna, kadang kali Naruto mengantarnya untuk control.
Tersenyum kecut, Gaara menjawab. "Rumah Sakit Konoha memang yang terbaik. Sayangnya ayahku tidak menginginkan anaknya berobat dirumah sakit milik Uchiha."
Naruto langsung mengerti dengan sepenggal kalimat yang diungkapkan Gaara. "Dunia bisnis yang mengerikan."
Tidak dapat dipungkiri jika sampai kabar Sabaku bungsu terserang penyakit mematikan maka para investor Sabaku akan kehilangan kepercayaan karena pewaris Sabaku terjangkit penyakit mematikan. Artinya ada kemungkinan akan kehilangan pewaris, dan para investor akan berlomba-lomba untuk menguasai saham sehingga bisa beralih kekuasaan. Sementara itu untuk para pesaing akan dijadikan kesempatan untuk menyerang. Dari cerita Gaara, Naruto tahu bagaimana watak keras Sabaku Rasa. Sosok itu tidak mungkin membiarkan keadaan Gaara tercium siapapun. Karena itulah dulu Sabaku Rasa hendak membuat merger dengan perusahaan Akasuna dan Namikaze untuk membuat kekuasaan Sabaku semakin besar, hingga jika keadaan Gaara sampai terhembus oleh orang-orang kemungkinan terjadinya kekacauan akan menipis. Tapi, Uchiha menghancurkan semuanya. Dan Gaara terpaksa harus tetap bersandirwara untuk 'sehat' dan tetap menjadi Direktur Sabaku Corp.
Gaara terkekeh. "Begitulah.. Banyak orang picik didunia ini."
Seketika Naruto teringat Senju dan Namikaze. "Aku setuju," ucapnya datar. "Jadi, kapan kau akan pergi ke German?" Kali ini Naruto merubah suaranya dengan lembut. "Jangan meninggalkanku terlalu lama," tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Gaara berdiri dan menghampiri Naruto. Lantas duduk disamping gadis itu, kemudian mengusap kepala Naruto penuh sayang. "Dua bulan dari sekarang," jawabnya. "Jangan bersedih, Oke?" Gaara menampilkan senyum terbaiknya, giginya terlihat dan sangat menawan.
"Aku menyayangimu, Gaara. Aku terbiasa bersamamu. Kalau kau meninggalkan aku sendiri aku pasti kesepian. Kau kakak terbaikku." Naruto hampir menangis saat mengatakannya. Apa yang dikatakan Naruto memang benar adanya. Gaara adalah sahabat pertamanya. Pemuda itu selalu setia menghiburnya dikala ia merasa sedih. Menemaninya dikala kesepian. Dan memanjakannya layaknya ia seorang adik. Jika Gaara pergi dari Jepang artinya, satu sandarannya hilang. Pemuda yang sabar dan selalu mencintainya.
'Kenapa begitu sulit untuk mencintaimu?' batin Naruto merasa dirinya tidak adil terhadap Gaara. Tapi Naruto memang memiliki trauma yang cukup dalam soal cinta ditambah ia harus fokus untuk mencapai tujuannya. Naruto hanya tidak ingin melibatkan Gaara kedalam masalahnya yang runyam. Gaara terlalu baik.
"Hey jangan menangis." Gaara memeluk Naruto. "Aku hanya pergi untuk beberapa waktu. Tidak akan lama. Disamping itu, akupun telah berjanji padamu untuk kesembuhanku, bukan?" Gaara menepuk-nepuk punggung Naruto lembut dikala suara isakan terdengar. "Kita masih memiliki waktu dua bulan untuk bersenang-senang!"
"Berjanjilah untuk sembuh, Gaara. Jangan tinggalkan aku."
Gaara mengangguk. "Setelah kesembuhanku, kau harus membuka hatimu untukku. Aku tidak ingin terus dianggap kakak olehmu, Naru." Suaranya terdengar merajuk sehingga membuat Naruto terkekeh dan mengurai pelukan mereka.
Naruto menyeringai. "Kalau kau terlalu lama meninggalkan aku, aku tidak menjamin seseorang yang jauh lebih tampan dan kaya darimu berhasil menaklukan hatiku," dengan nada menggoda.
"Siapa? Uchiha Sasuke?" kelakar Gaara memancing emosi Naruto.
"Sialan! Jangan sebut nama si brengsek itu didepanku!"
Gaara tertawa melihat cara Naruto merajuk. Menggemaskan. "Jangan terlalu serius, Naru."
"Kau menyebalkan! Dasar panda."
"Hey!" protes Gaara. "Tapi jika memang aku terlalu lama dan kau sudah menemukan orang yang kau cintai. Aku akan kembali menjadi kakakmu." Kali ini Gaara benar-benar tulus.
Naruto menatap Gaara terharu. "Aku tidak berharap jika itu bukan kau," katanya. "Tapi aku tidak bisa menjamin masa depan. Jadi, terima kasih... Dan cepatlah sembuh seperti sedia kala."
"Kecuali kau kembali bersama Uchiha Sasuke. Aku tidak akan memberi restuku," ucap Gaara serius.
Lalu mereka berbagi senyuman persahabatan.
"Kau memang yang terbaik, Gaara." Kekeh Naruto. Gadis itu lantas membereskan sisa-sisa makan siang mereka dan merapihkannya kembali. "Aku akan mencuci dulu piring, kau tunggu diruang tamu. Setelah ini kita berangkat test drive."
.
.
***
.
.
Hiruk pikuk suasana kantor Uchiha Corp dikala perbatasan jam makan siang terlihat lebih ramai. Seorang pria matang berparas tampan berjalan bersisian dengan seorang pria yang lebih muda darinya, tidak kalah tampan. Dua-duanya memiliki rambut hitam yang sama dan berkuncir. Bedanya, pria yang lebih matang mengikat rambutnya lebih rendah sedangkan yang lebih muda memilih mengikatnya lebih tinggi mengingat rambutnya lebih pendek. Kedua pria itu, yang ternyata merupakan dua petinggi perusahaan Uchiha terlibat obrolan cukup serius menyangkut perusahaan mereka setelah keduanya memasuki ruangan yang bertuliskan 'Vice Director'.
"Izuna-san.. Saya berhasil menemukan masalah penggelapan kecil yang ternyata dilakukan oleh divisi operasional. Mereka membuat laporan yang sangat rapi dan tidak mencurigakan. Sehingga selama ini luput dari pengamatan saya dan para auditor."
Pria itu Uchiha Izuna. Merupakan wakil direktur Uchiha sejak delapan bulan yang lalu. Memiliki jiwa kepemimpinan dan kharisma yang luar biasa. Pesona para Uchiha memang tidak bisa berbohong, diusianya yang menginjak tiga puluh empat tahun perawakannya masih dikatakan seksi dan mengundang kaum hawa untuk menjerit panas. "Berapa besar kerugiannya?"
"0.05% dari jumlah keuntungan perusahaan pertahun," jawab sang manajer keuangan.
Izuna tampak mengerutkan dahinya. " Bisa berjumlah milyaran. Selidikilah.. Jangan terlalu mencolok saat melakukannya. Dilihat dari caranya melakukan penggelapan kecil ini bisa jadi orang ini cukup cerdas. Jika dia melakukannya seorang diri maka akan terlihat dari jumlah kekayaan yang tiba-tiba darinya, kau bisa langsung memecatnya atas kuasaku. Jika dilakukan secara berkelompok maka akulah yang akan membuat perhitungan."
Sang manajer keuangan mengangguk. "Baiklah, Izuna-san. Saya akan bereskan secepatnya."
"Kau selalu bisa diandalkan."
Sang manajer tersenyum penuh wibawa. "Terima kasih. Tapi, ada hal lain yang sebenarnya saya ingin katakan."
"Katakanlah, Shikamaru-kun."
Nara Shikamaru adalah manajer keuangan Uchiha Corp. Muda namun jenius. Maka tidak heran, disaat usianya menginjak dua puluh enam tahun pemuda itu mampu menduduki posisi manajer keuangan. Salah satu karyawan yang menjadi investasi perusahaan yang berharga dan karyawan terbaik yang menjadi kesayangan Uchiha Fugaku, sang CEO.
Shikamaru tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sejujurnya, bukan saya yang menemukan kejanggalan dilaporan keuangan ini," katanya mengawali.
Izuna menaikan sebelah alisnya. "Lalu?"
"Saya selalu meminta Guru besar, Profesor Ibiki -Dosen Universitas Konoha yang pernah menjadi dosen saya semasa kuliah untuk membatu mempelajari apa yang telah tim audit kerjakan."
"Tidak masalah. Tidak heran jika seorang guru besar yang berhasil membuatmu seperti sekarang yang menemukan masalah ini."
"Ehm.. Sebetulnya bukan beliau yang menemukannya, Izuna-san."
Izuna nampak kebingungan.
Shikamaru terkekeh. "Sebetulnya saya ingin mengajukan penambahan karyawan sebagai asisten saya. Dan saya berencana untuk merekrutnya untuk berkerja dibawah komando saya."
Izuna ternyum. "Aku mengerti. Kau sepertinya memang butuh asisten. Lalu siapakah orang yang berhasil menarik perhatiamu, Shikamaru-kun."
Sekali lagi Shikamaru menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. "Sebetulnya dia masih dalam masa kuliah. Dia seorang gadis yang sangat... menarik."
Izuna tertawa. "Seorang gadis kecil yang berhasil menemukan kejanggalan ini? Yang bahkan tim audit juga tidak berhasil menemukannya?"
Shikamaru mengangguk. "Betul, Izuna-san. Bolehkah?"
"Tentu! Tentu saja boleh. Jadi siapa nama gadis menarik ini?"
Shikamaru tampak senang. "Namanya... Uzumaki Naruto."
"Baiklah.. Bawa segera dia kepadaku."
.
.
Bersambung..
.
.
Welcome to the junggle, Naru-chaaaaan!!
Heheheh...
Dan Ucapkan selamat Datang kepada Uchiha Sasuke di Chapter depan!
See U..
.
.
Salam sibuk,
Ark Istri sah Itachi
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top