The Trully of Stories

ARK Proudly Present

"HATE AND (To be a) LOVE"

Naruto Belongs to MK

.

.

Warning : Vote and Support SasuFemNaru

.

.

Eps 30

.

.

"Kita harus mengatur strategi, Sasuke," ucap Naruto begitu melihat Saara benar-benar pergi. "Kau harus membantuku!" Serunya memerintah.

Sasuke menyeringai, " Tanpa kau minta, akan aku hancurkan siapapun yang berani menyentuhmu, Love," timpal Sasuke seraya meraih tangan mungil Naruto. Mengelus kulit lembutnya dengan penuh perasaan, lalu berucap dengan nada yang sangat dingin. "Sudah kukatakan, tidak ada yang boleh menyakitimu seujung kukupun."

Seharusnya Naruto tersipu, namun ia malah dibuat merinding. Sasuke dan sifat posesifnya memang selalu membuat Naruto tidak habis pikir. Ya Tuhan, entah ini sebuah keberuntungan atau kesialan. Tapi mata hitam itu memandangnya dengan penuh kepemilikan yang mutlak. Naruto tahu, dia tidak akan pernah bisa melepaskan diri atau terlepas dari laki-laki dihadapannya. Karena sejauh apapun, sekeras apapun Naruto melarikan diri ternyata Uchiha Sasuke takkan pernah membiarkan dirinya terlepas dari jeratnya walau hanya sedetik.

Naruto berdehem dan tersenyum lembut kearah sang kekasih. Ia tahu, Sasuke tengah dilanda emosi dan rasa marah yang tinggi, oleh karenanya Naruto berusaha meredamnya dengan sebuah pelukan sederhana yang ia lakukan saat ini. "Terima kasih, Suke. Aku tahu kau akan melakukan yang terbaik, pun aku akan menjaga diriku. Aku akan baik-baik saja."

Tubuh tegang Sasuke mereda sejalan dengan pelukan Naruto yang semakin erat. Dalam hati Naruto mendesah lega, ia tidak pernah terbiasa melihat ledakan amarah Sasuke yang sangat mengerikan.

"Kau harus berjanji," kata Sasuke berbisik. "Aku bahkan belum bisa menghilangkan rasa takutku saat kau tiba-tiba diinformasikan diculik oleh Juugo, Naru. Aku tidak bisa membayangkan jika terjadi sesuatu hal buruk padamu, aku bisa gila." Tidak pernah ada yang tahu bahwa sesaat tadi perasaannya dilanda rasa kalut yang luar biasa, ketakutan yang baru Sasuke rasakan. Ia merasa tidak berguna saat Naruto berhasil diculik oleh Profesor Ibiki.

Naruto terkekeh. "Kau bisa percaya padaku, seharusnya yang saat ini merasa ketakutan bukan kau, Teme." Ia tidak pernah mengira perasaan cinta Sasuke sebesar itu kepadanya, Naruto merasa tersentuh dan sangat merasa berarti. "Kita, dan tentu saja kakek beserta ayah dan kakakku akan menjadi sekutu yang paling hebat. Emm.. Kurasa ayah Fugaku akan senang hati bergabung," lanjutnya membuat seulas senyum terbit wajah Sasuke. Naruto akhirnya dengan gamblang mengakui ayah beserta kakak kandungnya. Sasuke sangat lega mendengarnya. Ia tidak tega melihat Naruto dilanda kesedihan terus menerus.

"Kau benar," katanya seraya mengecup bibir Naruto dengan rasa gemas, ia melumatnya sekilas. "Sekutu yang sangat hebat, bahkan presiden Amerika akan ketakutan," lanjutnya terkekeh senang melihat reaksi lucu Naruto saat mendapat kecupan manis darinya. "Saara dan Karin sungguh terkena sial."

Cengiran Naruto terbit dengan pipi yang memerah. "Tentu saja, setelah keluargaku dibuatnya berantakan selama puluhan tahun, bukan hanya banyak pengorbanan tapi juga telah merenggut nyawa yang tidak bersalah," ujar Naruto dengan nada yang pahit. "Kurasa kematian akan menjadi hukuman terlalu lembut untuk mereka. Aku tidak akan membiarkannya, Suke." Namun dibalik kata-kata kejamnya, hati nurani gadis itu menolak untuk membunuh. Dia masih manusia dan akan mempertahankan sisi kemanusiaannya. Karena hal yang membedakan ia dan Saara beserta Karin adalah sisi kemanusiaannya. Naruto tidak pernah sudi mendapatkan predikat yang sama dengan duo jahanam itu.

Tangan Sasuke membelai rambut pirang Naruto. "Sekarang saatnya kita memberi hukuman untuk mereka. Bukan hanya jera, penyesalan juga tidak akan berguna."

"Terima kasih, Sasuke. Aku bahagia karena laki-laki yang kucintai adalah dirimu bukan orang lain."

Sasuke mendengus seraya menimpali, "Tentu saja kau harus mencintaiku. Hanya mencintaiku, Dobe. Tidak ada pria yang lebih tampan dariku. Lebih panas dan seksi. Dan tentu saja aku sangat kaya raya, perusahaan kakekmu dan ayahmu jikapun mereka bersatu jumlahnya tidak akan sampai setengah dari seluruh kekayaanku. Kau tidak akan menemukan laki-laki yang mencintaimu lebih dariku." Pemuda tampan itu kembali dengan perangainya yang posesif dan kesombongan yang sudah mendarah daging.

"Sialan. Kenapa kau selalu merusak suasana, Teme?"

Bungsu Fugaku itu tergelak. "Seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena telah memberiku kesempatan kedua dan mencintaiku lagi."

Naruto mendecih seraya membuang muka. "Tentu kau harus melakukannya. Mungkin tanpaku kau akan tetap menjadi pria brengsek berhati dingin," celetuknya membuat tawa Sasuke lenyap seketika dan berganti dengan wajah merajuk. Hal itu membuat senyum Naruto semakin melebar.

"Ya... Ya.. Terima kasih Yang Mulia Ratu Uchiha," ucap Sasuke dengan nada malas. Tentu saja bercanda.

Naruto tertawa. "Aku suka panggilan itu," katanya. Seharusnya aku yang berterima kasih, Sasuke. Tanpamu mungkin aku tidak akan bisa sampai sejauh ini mengungkap semua kebenarannya.

"Kau akan mendapatkannya segera," timpal Sasuke seraya tersenyum miring.

"Baiklah untuk permulaan aku akan memintamu menjadi donator pada pembangunan rumah mode milikku. Bagaimana jika seratus milyar?" Tentu saja, pembangunan rumah mode miliknya tidak akan mencapai jumlah itu.

Sasuke melotot. "Seratus milyar?"

Naruto berdecak. "Bukankah kau sangat kaya? Jangan-jangan kau hanya membual?"

"Maksudku, kenapa hanya sertus milyar? Aku akan memberimu satu triliun."

"Oh Brengsek."

Sasuke tertawa. Tawa bahagia yang membuatnya semakin tampan dan mempesona. Naruto sangat menyukai lesung pipi yang jarang timbul diwajah sang kekasih. Itu bisa membuat semua wanita tergila-gila, termasuk dirinya.

Lalu suara ketukan pintu menginterupsi obrolan menyenangkan mereka berdua. Naruto berjalan untuk membuka pintu. Kemudian seorang pelayan wanita di ikuti beberapa pelayan membawakan minuman dan beberapa kudapan berat dibelakangnya.

"Selamat sore, Nona dan Tuan. Maaf mengganggu waktu anda." Kesopanan pelayan itu membuat Naruto terenyum maklum dan menyimak kelanjutan ucapan sang pelayan wanita.

"Tuan Hashirama memerintahkan saya untuk memberikan kudapan dan minuman ini. Tuan berpesan untuk Nona Naruto dan Tuan Uchiha agar tetap menunggu disini."

Naruto mengangguk dan mempersilahkan para pelayan untuk menyimpan kudapan dan minuman diatas meja. Namun setelah selesai, sang pelayan wanita tidak ikut berpamit dengan pelayan lainnya.

"Ada lagi?" Tanya Naruto.

Si pelayan mengambil secarik kertas yang telah dilipat kepada Naruto. Dia berkata, "Tuan berpesan pada saya untuk memberikan surat ini kepada Nona Naruto dan Tuan Uchiha."

Naruto menerimanya dan sang pelayan yang tidak Naruto ketahui namanya itu segera berpamit dengan kesopanan yang terlatih.

"Apa itu?" Sasuke yang memperhatikan Naruto sedari tadi merasa penasaran dengan secarik kertas itu.

Naruto membukanya setelah memastikan Sasuke bisa turut membaca kertas yang ternyata berisi tulisan Hashirama Senju.

Tetaplah disana. Dan nikmatilah kudapan itu Naru. Ibumu sangat menyukai Yakisoba buatan koki rumah ini. Sebentar lagi Kurama dan Minato akan kemari. Kakek akan mengungkapkan semua kebenarannya. Kuharap kau dapat menilai segala sesuatunya dengan bijaksana. Aku percaya padamu.

Yakisoba, termasuk jajanan tua dari Jepang, adalah mie soba yang direbus sebelum digoreng dengan irisan daging dan tambahan saus spesial di atasnya. Masakan sederhana itu memang sangat disukai Kushina semasa hidup, sayang selama yang Naruto tahu memang Ibunya sering mengeluh bahwa ia tidak pernah menemukan rasa Yakisoba yang lezat. Mungkin karena Yakisoba khas koki keluarga Senju sudah melekat dilidah sang ibu. Naruto sangat penasaran sehingga ia mengabaikan kudapan lain yang tak kalah terlihat menggiurkan.

Dan, untukmu Uchiha Sasuke, jangan ambil satupun gambar diruangan itu! Satu saja kau mengambilnya, aku akan mengetahuinya.

Sementara itu wajah Sasuke mendatar. Darimana Tua Bangka itu tahu bahwa sebenarnya Sasuke berniat membawa salah satu foto Naruto? Terutama bagian Naruto saat masih sekolah, benar-benar manis.

Naruto juga membaca bagian itu, lalu berujar kepada Sasuke. "Kenapa kakek bisa menuliskan pesan itu untukmu?"

"Hn," Sasuke bergumam pendek karena tidak mungkin ia menjawab bahwa apa yang ada dipikiran Hashirama Senju adalah tebakan yang benar. Sepertinya Hashirama Senju akan menjadi orang yang merepotkan jika menjadi musuhnya. Seorang analis yang handal.

Naruto mengabaikan pesan itu, karena ia begitu tidak sabar mencicipi Yakisobanya. Begitu satu suapan masuk kedalam mulutnya, wajah Naruto berbinar senang. "Lezatnya," komentarnya seraya kembali memakan Yakisoba. "Pantas saja ibu sangat menyukainya."

Sasuke duduk dihadapan Naruto dan memilih untuk meminum matcha milk tea yang terlihat menyegarkan. Ia cukup puas dengan rasanya, sesuai dengan ekspektasi.

Beberapa menit berlalu, terlihat didalam CCTV, Kurama dan Minato telah datang. Mereka terlihat sangat tegang. Mau tidak mau, Naruto ikut merasakan ketegangan itu.

'Kenapa wajah Kak Kurama seperti itu?'

Naruto selesai mencicipi kudapan itu dan meminum matcha yang sama dengan Sasuke. Lalu tersenyum setelahnya. "Koki disini aku yakin merupakan koki yang terbaik," pujinya tulus.

Dalam hati Sasuke menyetujuinya. Mungkin Chef Akimichi tidak dapat membuat kudapan tradisonal selezat buatan koki keluarga Senju.

Sepasang kekasih itu kembali memperhatikan layar besar dari CCTV.

Terdengar basa-basi sebelum percakapan serius dimulai. Sasuke merangkul kekasih mungilnya sebagai tanda perlindungan. Ia tahu Naruto akan mendapatkan fakta yang mengejutkan, namun ia tidak akan membiarkan Naruto merasa sendirian.

.

.

"Jadi, apa yang ingin kalian sampaikan?" Hashirama memulai. "Katamu ini tentang Naruto dan Kushina. Betul begitukan, Ku?"

Kurama mengangguk. Namun ternyata Minatolah yang menimpali. "Izinkan saya yang memulai, ayah. Namun sebelumnya saya ingin mengungkapkan fakta yang selama ini saya dan Kushina tutupi."

"Katakanlah.."

Minato menggangguk. Menarik nafas sebelum berbicara, Minato terlihat kesusahan mengungkap fakta yang akan dia katakana. Namun pada akhirnya ia bicara juga. "Sebenarnya, Karin bukanlah anak kandungku. Saara melakukannya dengan ayahku, Namikaze Jiraya. Seharusnya, saat Kurama berumur lima tahun, pernikahanku dan Saara berakhir. Seharusnya aku dan Kushina menikah. Namun wanita itu berbuat keji dengan ayahku sehingga Karin hadir. Ayahku mendatangi Kushina dan memintanya untuk tidak mengungkapkan fakta itu. Saat Kushina datang, aku marah sehingga aku berfikir pendek dan melakukan perbuatan itu pada Kushina sehingga Naruto hadir."

Wajah Hashirama Senju menggelap. Namun Minato tidak gentar sama sekali, pria hampir mencapai umur setengah abad itu kembali melanjutkan. "Selanjutnya ayah tahu sendiri kelanjutannya. Ayah meminta Kushina menggugurkan kandungannya."

Hashirama ingat betul kejadian pahit itu. Ia sangat marah kepada Minato, namun disisi lain ia juga tidak berhak marah. Karena Minato sama sekali tidak bersalah, justru Minato banyak berkorban untuknya dan Kushina. Rela melakuan permintaan konyol Kushina untuk menikahi Saara dan sialnya dirinyalah yang ikut menekan Minato kala itu sehingga Minato mau tidak mau menyetujui kontrak terkutuk itu. Sangat manusiawi pada akhirnya Minato melakukan tindakan gila dipuncak kesabaran atas penantian panjangnya yang tak bersambut.

"Ya dan aku meminta Kushina menggugurkannya saat usia kehamilan Kushina menginjak dua minggu untuk mengurangi risiko dan Naruto saat itu bahkan masih belum memiliki bentuk dan nyawa. Kau membuatku terlihat sangat buruk dimata Kushina, anak muda. Perlu tiga tahun untuk membuatnya tidak memandangku dengan mata penuh kekecewaan."

Kurama menyimak fakta-fakta itu dengan seksama dan penuh analisa, seakan tenggelam dengan cerita masalalu itu dia mencoba menilai seobjektif mungkin. Semuanya memiliki sisi salah dan sisi benar masing-masing.

Minato tersenyum pahit. "Dan kemudian kejadian itu menjadi penyesalanku seumur hidup. Andai waktu itu saya mengabaikan ancamanmu dan membawa Kushina dan Kurama melarikan diri, mungkin Kushina masih hidup dan Kurama beserta Naruto akan hidup dalam keluarga yang normal dan bahagia. Tentu saja saya pun akan menjadi laki-laki yang bahagia karena bersatu dengan wanita yang amat saya cintai." Dan Minato sadar dalam kepedihannya bahwa semua itu hanya angan yang tidak mungkin terjadi.

Kurama menatap sang kakek dengan tatapan yang sulit diartikan. Hashirama menerimanya dan berujar dengan nada tidak kalah pahit. "Kau kira aku menginginkan kondisi itu? Seharusnya kau lebih mencari tahu mengapa Kushina sangat keras kepala meninggalkan kalian?"

Minato dan Kurama hanya terdiam menyimak.

"Untuk itulah aku memanggil kalian kemari," katanya setelah beberapa saat terjadi keheningan. Hashirama melihat Minato dan Kurama masih menunggu kelanjutannya berbicara. "Sejujurnya aku sangat terkejut dan merasa lega jika Karin bukanlah anak kandungmu, Minato. Karena sejak awal aku tidak bisa menyayanginya seperti aku menyayangimu, Kurama."

Kurama tersenyum tipis.

"Tapi bukan itu yang aku ingin ungkapkan saat ini. Tapi alasan mengapa Kushina membuang mimpinya untuk bersamamu dan memilih meninggalkan kalian." Hashirama terlihat menerawang. "Anak itu sangat pandai bersandiwara dan semua itu dilakukannya untuk mengorbankan diri."

Minato menyahut dengan nada sedikit emoisional. "Tentu karena semua ini untuk nama baik Senju bukan? Mengapa ayah tega?"

Hashirama tertawa pahit. "Bahkan kau tertipu olehnya."

"Tertipu?" Kurama bereaksi cepat.

"Baiklah aku akan memulai..." Lalu cerita Hashirama mengalir begitu saja, membuat Minato dan Kurama tidak dapat berkata-kata mendengarkan fakta bertubi-tubi yang mengejutkan dari Hashirama Senju. Laki-laki tua itu terlihat sangat menyesal dan tidak berdaya.

Jadi, Saara memegang dokumen rahasia Jepang? Luar biasa, pikir Kurama. Pantas saja wanita itu begitu dapat mengendalikan seorang Hashirama Senju. Dan gilanya lagi, Saara bukanlah anak kandung Hashirama Senju.

Minato berkata dengan suara bergetar menahan amarah. "Jadi, semua ini gara-gara Saara?"

Sang kepala Senju mengangguk lemah. "Saat Kurama berusia empat tahun, Saara dinyatakan hamil. Dia mendatangiku untuk membuat pernikahan kalian tidak berakhir dan memintaku untuk membuat Kushina tetap tidak pada jangkauanmu, Minato."

"Saara mengancammu, ayah?"

"Benar dan itu membuat Kushina tidak terima pada awalnya. Lalu aku memberitahunya perihal dokumen itu, akhirnya dia mengerti. Namun sepertinya Jiraya membuatnya memiliki alasan yang logis untuk tetap meninggalkanmu."

Kurama membuang nafas tegang. Sialan! Serumit itu! Dia kira hanya sebatas menjaga nama baik.

"Namun untuk kasus Naruto, memang tidak sepenuhnya aku diancam oleh Saara. Aku mengaku salah, karena kekalutanku kala itu. Kau tahu, saat itu aku memegang partai politik besar dan menjadi tim sukses untuk presiden. Dan apa jadinya jika kabar kau menghamili Kushina tersebar? Itu akan menjadi skandal besar. Bukan hanya Senju dan Namikaze saja yang hancur, tapi presiden akan dapat imbasnya."

Namikaze Minato hanya terdiam karena ia tahu persis kejadiannya. Bagaimanapun dulu ia setuju dengan keputusan Hashirama Senju untuk menggugurkan janin Kushina. Karena bukan hanya persoalan restu Hashirama Senju, tapi ia juga mempertimbangkan mengenai suistanbilitas perusahaan Senju dan Namikaze yang memiliki ribuan karyawan. Dan karena kesuksesan Hashirama Senju membawa presiden pada puncak politik, Senju Corp dan Namikaze Corp dapat sebesar sekarang. Dulu, jika ia sudah menikah dengan Kushina maka jika Kushina menginginkan lusinan anakpun ia tidak keberatan. Tapi Naruto hadir diwaktu yang kurang tepat, dan sialnya itu murni karena kesalahannya.

Ayah dari Naruto itu mendesah. Lalu tersenyum getir. "Aku mengerti. Setidaknya aku tahu bahwa Kushina mencintaiku dan Kurama."

"Kau benar, anak muda. Anakku sangat mencintaimu, bahkan dia tidak pernah memilihku yang merupakan ayah kandungnya." Hashirama meminum kopi hitam miliknya. Kemudian melanjutkan setelah beberapa saat, "Baiklah, kedatangan kalian bukan hanya untuk membahas itu saja, bukan? Kau mengatakan ini tentang Naruto dan Kushina. Apa itu?"

Mendengar kisah masalalu yang memilukan mengenai ibu dan adiknya, Kurama dilanda kemarahan yang luar biasa. Dengan perasaan penuh kebencian yang semakin bertambah kepada Saara dan Karin, pemuda tampan keturunan Namikaze itu membongkar sebuah informasi yang belum sempat Naruto ungkapkan. "Kematian ibu bukanlah karena kecelakaan. Tapi, seseorang telah sengaja ingin mencelakai ibu hingga tewas."

"Apa maksudmu?" suara Hashirama seperti raungan harimau kelaparan.

"Ya, dan pelakunya dalah Karin. Sementara Saara berhasil menutupi kasus itu menggunakan namamu, kakek."

Mata Hashirama terbelalak bengis. "Keparat! Aku tidak akan pernah mengampuni mereka! Aku bahkan tidak peduli dengan dokumen sialan itu!"

.

.

Mata Naruto mengerjap, mengeluarkan bulir bening saat menyimak percakapan yang mengungkapkan seluruh fakta dari ketiga pria dalam layar CCTV. Lalu menoleh kearah kekasihnya yang saat ini sedang menatapnya penuh khawatir. Dia segera menghapus air matanya.

"Kau memberitahu, Kurama?"

Sasuke mengangguk. "Kau tidak perlu melakukan usaha yang keras, sayang. Biarkan orang-orang yang mencintaimu membuktikan diri."

Naruto melengos dan berdecak. "Kau selalu seenaknya."

Sasuke mengeratkan rangkulannya pada bahu Naruto dan membalas. "Jika tidak seperti itu, kau mungkin tidak akan pernah tahu seberapa besar mereka mencintaimu, Dobe. Aku tahu persis betapa keras kepalanya, wanitaku ini."

"Brengsek!" Maki Naruto. Namun, Sasuke benar. Mungkin Naruto tidak pernah tahu bagaimana mereka menyayanginya. Sasuke memang selalu mengerti Naruto dan tentu saja itu membuatnya semakin bergantung padanya. Tetapi, Naruto tidak akan pernah mengatakannya. Sasuke akan semakin besar kepala, dan itu sangat menyebalkan.

"Lalu bagaimana sekarang?"

Naruto menjawab. "Aku tidak tahu, tapi mungkin akan lebih baik mereka yang menghukum Saara. Aku pikir mereka lebih berhak."

Sasuke menaikan sebelah alisnya. "Kau pikir aku akan berdiam diri?"

Naruto menatap Sasuke dengan pandangan bertanya. Sasuke seakan menjawab, "Akan kupastikan akulah yang akan paling membuatmu terkesan. Wanita jalang itu sudah membuat kekasihku menderita." Seringai seksi diwajah tampan Sasuke membuat Naruto tidak tahan untuk melakukan tindakan berani.

"Aku tahu kau akan melakukan yang terbaik untukku, Teme."

Gadis itu mencium kekasihnya dengan begitu manis. Sasuke membatu dengan jantung yang berdetak tidak karuan. Ledakan kebahagiaan membuncah, seakan hal itu adalah mimpi, pria itu tidak berani bereaksi. Takut terbangun dan semua itu tidak nyata. Naruto menciumnya duluan! Damn, itu membuatnya gila.

Naruto yang melihatnya lantas tertawa gemas dan memberikan kecupan bertubi-tubi diwajah Uchiha Sasuke karena sangat terhibur melihat kekasihnya bagai patung dengan wajah memerah.

"Ya Tuhan! Kau manis sekali."

.

.

Bagai dikejar malaikat maut, Saara terlihat sangat gelisah. Dari kediaman Senju, Saara langsung memerintahkan Genma Shiranui untuk bertandang terlebih dahulu ke mansion Namikaze sebelum ia kembali menemani Karin dirumah sakit.

Wanita itu tanpa berfikir panjang mengambil berkas yang ia simpan pada brangkas bersandi. Ia yakin, Uzumaki Naruto berencana membongkar kejahatannya dengan Karin. Dan jika itu terjadi maka Hashirama Senju tidak akan tinggal diam. Saara dan Karin akan dalam bahaya. Maka sebelum itu terjadi, ia akan membongkar isi dokumen itu ke media massa besok pagi. Ia akan memastikan Hashirama Senju membusuk dipenjara dan ia akan menguasai semuanya. Melenyapkan Uzumaki Naruto lalu membuat Karin kembali bersama Uchiha Sasuke sang pewaris tunggal Uchiha Grup dan Taka Grup.

Selanjutnya ia akan hidup bahagia dengan Namikaze Minato.

"Hahahahah!" Saara tertawa puas dengan seluruh rencana dan angannya.

Genma Shiranui merinding mendengar suara tawa itu.

"Genma!" Panggil Saara kemudian.

Laki-laki yang merasa dirinya terpanggil, lantas menghampiri. "Ya, Nyonya?"

Saara memberikan berkas kepada Genma lalu berkata, "Lakuan semua yang kuperintahkan tanpa kesalahan apapun atau istri dan anakmu akan membusuk diliang lahat. Dan jika kau berhasil aku akan memberimu uang yang tidak akan pernah kau bayangkan jumlahnya."

Genma lantas mengangguk patuh. "Saya akan melakukan apapun yang anda perintahkan, Nyonya."

Saara menyeringai puas dan selanjutnya ia memberitahu seluruh rencananya kepada Genma Shiranui yang selalu patuh padanya. Genma memang dapat dipercaya, pemuda itu nyaris tidak pernah membuat Saara kecewa.

Lalu kemudian, Saara pergi bergegas diantarkan sopir pribadinya ke rumah sakit, sementara Genma menjalankan rencananya.

Hati Saara diliputi kepuasan dan tidak sabar akan datangnya hari esok dan menantikan seluruh rencananya berhasil.

Setidaknya begitulah isi fikiran Namikaze Saara yang tidak pernah tahu bahwa sejak awal Genma Shiranui meletakan kesetiaannya kepada Namikaze Kurama, sang pewaris sah Namikaze Grup. Setelah memastikan Saara benar-benar pergi, lantas Genma mencari tempat aman yang sudah ia pastikan tidak akan ada yang mengetahui keberadaannya.

Lalu menghubungi Kurama melalui ponsel pintarnya dengan menggunakan aplikasi chating.

Nyonya Saara memerintahkan saya untuk mempublikasikan dokumen rahasia Senju-sama ke media masaa kemudian saya diperintahkan untuk menculik Nona Naruto.

Tidak sampai satu menit Kurama memanggilnya melalui telepon.

"Kau sudah memastikan bahwa yang kau pegang itu adalah dokumen asli, Genma?"

"Ya, Tuan. Saya pastikan keasliannya."

"Bagus!" Disebrang sana Kurama terdengar bahagia. "Bawa dokumen itu padaku. Saat ini aku seedang berada di mansion kakekku. Aku tunggu secepatnya dan beri tahu kami seluruh rencana Saara."

"Baik Tuan, saya akan segera kesana. Mohon tunggu dalam waktu satu jam."

Lalu suara telpon terputus. Genma Shiranui bergegas untuk menemui Kurama. Ia tidak sabar untuk ikut andil menghancurkan Namikaze Saara yang culas dan jahat. Dia sudah tidak tahan berpura-pura lagi sebagai kacung yang penurut.

.

.

***

.

.

Karin sudah sadar. Gadis itu jauh lebih tenang dari sebelumnya, hanya saja ia tidak berhenti terisak. Tak berapa lama setelah ia sadar, Karin segera menonton televisi yang entah sejak kapan televisi itu hidup. Dan seluruh program televisi hari ini begitu kompak telah menyiarkan wawancara ekslusive Uchiha Fugaku dan Uchiha Sasuke yang mengumumkan keresmiannya berhubungan dengan Uzumaki Naruto.

Karin menjerit. Hatinya sakit luar biasa. Ini kekalahan telak yang begitu memalukan. Harapannya bersatu dengan pria yang dia cintai kandas sudah. Uchiha Sasuke begitu jelas memuja Uzumaki Naruto. Dan Uchiha Fugaku terlihat sangat senang.

Karin tergugu.

Ia tidak sanggup melanjutkan tontonan yang menyakitkan itu. Setiap kata penuh cinta yang Uchiha Sasuke ungkapkan telah mengiris-iris jiwanya yang rapuh. Harga dirinya yang sudah hancur, kini tidak bersisa. Karin bahkan tidak menemukan alasan apapun untuk melanjutkan hidup karena rasa sakit dan rasa malunya yang menggunung. Namun sebelum dia berhasil mematikan program, alangkah terkejutnya dia ketika sosok Dan Kato dan Suigetsu muncul dilayar kaca.

Dengan mata yang terbelalak horor, Karin menyaksikan kedua orang yang selama ini menjadi teror selama hidupnya.

Tubuhnya menggigil ketakutan. Air matanya tak terbendung. Pikirannya mendadak kosong dan tubuhnya terasa melayang.

Tak sanggup lagi, Karin menjerit sejadi-jadinya. Sehingga menimbulkan kehebohan di rumah sakit. Para perawat dan dokter bergegas menenangkan Karin.

Bersamaan dengan itu, Namikaze Saara baru datang disuguhi kekacauan yang dibuat oleh sang putri tercinta.

"Ada apa ini? Kenapa dengan anakku?" tanyanya panik kepada salah satu perawat.

Sang perawat menjelaskan bahwa Karin tiba-tiba menjerit dan tidak terkendali sehingga harus diberi obat penenang.

Tubuh Saara lemas, wanita matang itu meluruh. Dia terduduk dilantai dengan sangat menyedihkan.

"Karin.. Karin.. Kenapa kau jadi begini, Nak?"

Orang-orang menatapnya kasihan.

.

.

Bersambung...

Iya iya deeh.. Gak tamat dulu... Seneng nih? Tuh dua kampret udah menderita, masih kurang? B)

Ark tambahin ya 3 chapter dari yang seharusnya 30. T.T Karena ark terharu banget sama komen-komen kalian yang menyentuh jiwa raga sehingga hamba yang lemah sama request andah-andah semua ini tergugah untuk membuat perpanjangan cerita.

Komenlah, karena komenan andah semua yang menentukan keberlangsungan cerita ini. apakah ada yang rela pisah sama pasangan SasuNaru yang super duper kece ini?

oya, ada yang tau jamie zhu? Ark lagi tergila-gila ama tu orang.. :(

Kocak banget orangnya gila! Gokil abis! ganteng pula.. Huft.. Suatu saat kalo rasa suka ini terus berlanjut akan kubuat cerita khusus yang tokohnya doi.

Regards,

Ark yang lagi ngetik skrip kelanjutan cerita sang suami (Uchiha Itachi) dilapak sebelah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top