Catch You!
ARK Proudly Present
"HATE AND (To be a) LOVE"
Naruto Belongs to MK
.
.
Warning : Vote and Support SasuFemNaru .
Happy Reading!
Vote yang banyak biar ga cepet tamat :P
Mon maaf dieps sebelumnya gak bales komen, soalnya pengen tahu jumlah komen. Ternyata kalians luar biasa! Tembus 100 komen! Senengnya dalam ati! Ntaran mah kita sos wit sos witan lagi yak.
Jam berapa kalian baca chap kali ini? :p
.
.
Eps 23
.
.
Karin menggigit bibir bawahnya frustasi. Ujung jari lentiknya mengetuk-ngetuk meja kerja dengan ritme cepat. Bahasa tubuh dan eskpresinya menggambarkan kekalutan.
Satu minggu terakhir Karin nyaris tidak tidur.
Dua orang suruhannya gagal total. Dia mengutuki dua orang tolol itu. "Bodoh! Bagaimana mungkin mereka tidak bisa membedakan mana si jalang Naruto dan Yamanaka Ino! Kurang ajar! Sekarang rencanaku hancur total!"
Uzumaki Naruto tidak mati. Namun ia harus menanggung kegelisahan dan rasa takut setiap harinya. Yamanaka Inoichi berang, sampai-sampai surat kabar memberitakan bahwa keluarga itu akan mengusut tuntas siapa pelaku yang mencelekai anaknya. Dan sialnya, Kurama Namikaze ikut-ikutan membantu menyelidikinya, tentu karena Ino Yamanaka adalah wanita yang akan dijodohkan ayahnya dengan Kurama.
Karin tidak tau situasinya akan sekacau ini.
Karin menangis frustasi. Ibunya tidak membuat ia lebih baik. Namikaze Sara menyalahkan kecerobohan Karin kali ini karena secara tidak langsung akan menghambat rencananya juga yang sama-sama ingin melenyapkan satu-satunya pengganggu yang tersisa dalam hidup mereka. Uzumaki Naruto.
Dua wanita berambut merah itu memiliki ketakutan yang sama setiap harinya. Uzumaki Naruto sudah menjadi teror bagi mereka, terlebih untuk Karin yang memang sejak awal memiliki kebencian dan dendam pribadi. Pun saat Ibunya menyelidiki siapa Uzumaki Naruto dan terbukti bahwa gadis itu adalah anak dari Uzumaki Kushina maka tidak terelakan lagi kebencian Karin meningkat berlipat ganda.
Hingga tidak ada pikiran lain didalam benak Karin yang dipengaruhi oleh kedengkian, selain cepat-cepat untuk melenyapkannya. Oleh karena itu, Karin keesokan harinya menyewa dua orang anggota Yakuza untuk menabrak mati Uzumaki Naruto. Ia pikir hari itu seluruh berita akan mengganti hot news yang sampai saat ini masih menyiarkan pemujaan atas prestasi dan kecantikan Uzumaki Naruto menjadi berita kematian yang paling tragis. Akan tetapi, Karin salah.
Karin gagal.
Karin menjambak rambutnya putus asa. "Kenapa aku selalu gagal?" Jeritnya.
Dulu ia berfikir setelah ia melenyapKan Kushina hidupnya akan jauh lebih tenang dan bahagia. Tapi ia salah, ternyata keluarganya semakin hancur dan Karin tidak pernah sedikitpun mendapatkan ketenangan. Ia diperkosa dan diperas!
Kemudian bertahun-tahun ia selalu berusaha untuk mendapatkan Uchiha Sasuke dan hampir berhasil membuat Uchiha Sasuke menjadi pendamping hidupnya, lalu Uzumaki Naruto tiba-tiba datang untuk menghancurkan impiannya. Ia merebut Sasukenya!
Lalu sekarang, Uzumaki Naruto bukan hanya menjadi ancaman dikehidupan asmaranya tapi ternyata gadis itu menjadi benalu dikeluarganya. "Hm, siapa sangka kau adalah keturunan wanita jalang itu? Betapa kalian begitu cocok! Dasar penghancur! Aaarrgh!" Karin berteriak lagi seperti orang tidak waras. Tidak peduli sedikitpun jikalau teriakannya akan didengar para karyawannya.
Suara dering ponsel menghentikan aksi menyedihkan Karin.
Karin menerima sebuah pesan dari ibunya.
Genma berhasil meloloskan dua orang bodoh itu dan semua bukti telah dimusnahkan.
Jangan berbuat bodoh lagi, Karin! Urusan gadis itu serahkan pada Kasa-san.
Fokuslah pada pekerjaanmu dan buat semua orang melihatmu. Buktikan bahwa kau jauh lebih baik dari gadis sialan itu.
Pertama kalinya sejak satu minggu –yang menjadi hari-hari terburuknya, akhirnya Karin dapat bernafas dengan lega. Tanpa pikir panjang Karin segera menelepon ibunya, untuk memastikan bahwa apa yang ia baca benar-benar nyata.
"Kaa-san," panggilnya disaat pada dering pertama langsung dijawab Ibunya.
"Ya, sayang? Kau sudah membaca pesan yang Kaa-san kirim?" tanya Sara begitu suara anaknya terdengar.
Suara Karin sedikit memekik saat bertanya, "Kaa-san apakah semuanya sudah bersih? Kaa-san yakin tidak ada bukti apapun yang tertinggal?"
Saara terkekeh mendengar suara tergesa-gesa anaknya. Lantas dengan suara lembut keibuan ia menyahut. "Tentu. Kaa-san pastikan putri Kaa-san aman. Kau tenang saja, Karin. Sekarang fokuslah pada peragaan busananya."
Karin menyeringai puas. "Kau yang terbaik, Kaa-san. Terima kasih."
"Tentu saja, Kaa-san akan melakukan apapun untukmu. Dan bergegaslah melakukan konfersi pers mengenai peragaan busanamu. Kaa-san akan pastikan semua media meliputmu dan memujamu. Kau yang terbaik Karin, perlihatkan pada ayahmu bahwa anak perempuan jalang itu tidak lebih dari putri Kaa-san yang luar biasa."
Karin menyetujuinya. Ia dan Saara telah menyepakati strategi untuk memanfaatkan kekuasaan Senju yang menguasai berbagai media massa. Karin akan menjadi tokoh utama yang mengagumkan disetiap televisi dengan menonjolkan bakat designernya. Dengan begitu, segala bentuk berita Uzumaki Naruto akan tereliminasi. Karin akan memperlihatkan siapa dirinya. Siapa yang berkuasa dan siapa yang layak untuk Uchiha Sasuke.
Karin sama sekali tidak mempercayai mengenai gosip hubungan Toneri – Naruto. Karena pada kenyataannya ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Uzumaki Naruto jelas memiliki hubungan dengan Uchiha Sasuke. Laki-laki yang Karin cintai seumur hidupnya.
"Kau pikir aku bodoh Naruto?" tanyanya berbicara sendiri. "Kau merangkai skenario untuk menyembunyikan hubunganmu dengan Sasuke-kun! Bahkan kau memanfaatkan Koyuki dan Toneri untuk mengelabui semua orang! Licik! Wanita rubah! Aku akan memperlihatkan pada semua orang bahwa kau tidak lebih dari seorang jalang!" Karin tenggelam dalam prasangka buruknya sendiri.
Karin mengambil sebuah amplop yang cukup besar dan tebal. Isinya adalah sejumlah uang dengan nominal tidak kecil. Wanita itu memanggil seorang asisten.
Seorang wanita dengan kisaran umur tiga puluh tahun menghampiri Karin dengan sopan.
"Antarkan ini pada salon Orochimaru di mall Konoha! Pastikan seperti biasa uang ini tidak diketahui berasal dariku. Temui wanita bernama Guren, seseorang telah memerintahkannya untuk menerima uang ini."
Kitsune selalu memerintahkan Karin untuk membayar hasil sketsanya di salon milik Orochimaru. Pernah ia bertanya kenapa tidak melalui transfer bank saja? Karena menurutnya lebih praktis. Namun Kitsune menjelaskan jika identitasnya tidak ingin diketahui. Ia pernah diancam melalui email saat Karin berusaha mencari tahu mengenai Kitsune dengan bertanya langsung pada Orochimaru. Sejak saat itu Karin tidak pernah mencaritahunya lagi, karena ancamannya sangat membahayakan karir Karin. Kistune tidak akan memberikannya sketsa lagi. Karin tidak peduli, selama Kitsune memberinya sketsa yang luar biasa dan dibayar murah.
Bahkan sosok itu tidak terlalu banyak protes saat Karin tidak menyertakan namanya disetiap busana yang ia ciptakan. Karin hanya menduga bahwa sosok Kitsune tak lebih dari orang yang membutuhkan uang.
Tanpa banyak bertanya asisten itu mengangguk dan mengambil amplop yang diserahkan Karin. Meninggalkan pemilik rumah mode ditempatnya bekerja dengan satu pertanyaan sama yang selalu hadir dalam benaknya.
'Kenapa Nona Karin selalu mengirim uang dalam jumlah besar dengan tujuan tidak diketahui?'
Wanita itu tidak pernah tahu bahwa seluruh baju yang ia jahit bukan hasil rancangan Namikaze Karin.
Setelah memastikan asistennya berangkat, Karin membalas sebuah email.
Kitsune, aku sudah mengirim pembayarannya ketempat biasa.
Send!
Karin mengambil sling bag Coach miliknya dan bergegas pergi dengan semangat membara. Ia hendak melakukan konfrensi pers dan tentu membutuhkan penampilan berkelas dan mempesona. Oleh karena itu, ia akan segera pulang dan memanggil stylish dan make-up artist pribadinya untuk menyempurnakan penampilannya.
'Aku tidak sabar! Kau akan mati, Naruto. Lihat saja!'
.
.
***
.
.
Hari jumat adalah hari yang selalu membuat Naruto bersemangat. Ia memiliki alasan khusus mengapa hari jumat sangat disukainya. Pertama karena jadwal kuliahnya diisi dengan mata kuliah marketing favoritnya. Kedua, ia memiliki dua jam untuk mengajar adik kelasnya. Naruto sangat puas dan senang dikala para adik tingkatnya antusias untuk belajar dan mengerti dengan seluruh penjelasan materi yang Naruto ajarkan. Dan alasan yang terakhir karena hari jumat adalah penutup weekday, membayangkan esok hari akan menghadapi weekend dan kembali menjadi model adalah hari yang melelahkan namun sangat dinantikannya. Tidak ada momen yang paling menyenangkan bagi Naruto selain menemukan ilmu baru mengenai fashion dan memeragakan pakaian unik dan luar biasa hasil rancangan para designer ternama.
Kelas mengajarnya selesai beberapa menit lalu, beberapa mahasiswi sudah meninggalkan kelas. Beberapa lainnya menunggu Naruto menyelesaikan pekerjaannya. Naruto tersenyum ramah menatap beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang mengantri ingin foto bersama. Sudah tidak aneh.
Sejak pertama kali Naruto didaulat sebagai asisten dosen dari Ibiki, Naruto langsung menjadi asisten terfavorit. Bukan hanya karena kekayaan fisiknya namun cara Naruto menjelaskan materi begitu mudah difahami. Naruto memiliki banyak fans dan menjadi sosok yang dijadikan idola serta panutan. Saat Naruto hadir dalam berbagai media, pamor dan jumlah fans Naruto meningkat tajam. Tidak jarang Naruto mendapti permintaan berfoto.
"Naru-neechan!" Seorang pemuda dengan rambut coklat jabrik menghampiri Naruto dengan cengiran terlampau lebar. Konohamaru Sarutobi. Mahasiswa tingkat satu yang mendaulat dirinya sebagai fans nomor satu Uzumaki Naruto, semua orang mau tidak mau sepakat karena Konohamaru adalah cucu dari rektor Universitas Konoha, Hiruzen Sarutobi.
"Ya, Konohamaru-kun," sahut Naruto tersenyum melelehkan pemuda manis yang menghampirinya.
Dengan wajah malu-malu, Konohamaru memberikan ponselnya yang telah ia aktifkan untuk fitur kamera. Naruto yang sudah terbiasa tentu langsung mengerti bahwa pemuda itu ingin berselfie dengannya. "Kemari," ajak Naruto memberi gestur untuk lebih dekat. Konohamaru dengan semangat menempelkan dirinya pada gadis idolanya.
Klik klik klik
Setelah menyimpan tiga buah foto, Naruto menyerahkan kembali ponselnya. "Cukup? Beri kesempatan yang lain ya," ucap Naruto ramah membuat Konohamaru terpaksa mundur untuk memberi kesempatan teman-temannya yang berjumlah kurang lebih sepuluh orang untuk mendapatkan foto dengan Naruto.
Saat Konohamaru selesai. Seketika Naruto dikerubungi oleh fansnya yang didominasi laki-laki, saling berebut untuk berfoto dengan posisi lebih dekat dengan wanita cantik itu.
Namun tiba-tiba terdengar suara pekikan beberapa mahasiswi, Naruto tidak sempat mencari tahu. Ia terlalu sibuk meladeni anak didiknya yang ingin berfoto. Hingga..
"EHEM!"
Suara deheman keras dengan suara bass menarik perhatian kerumunan itu.
Naruto menoleh dengan cepat karena mengenali suara berat itu. Dan terkejut saat mendapati Uchiha Sasuke tengah berdiri di palang pintu kelas dengan tatapan membunuhnya yang ia arahkan kepada para mahasiswa yang berani-berani berdekatan dengan kekasihnya.
Kurang ajar! Mereka mencuri-curi kesempatan untuk berdekatan dengan Naruto, pikir Sasuke merasa panas luar biasa.
Dengan kekesalan yang hampir mencapai ubun-ubun, Sasuke berjalan kearah Naruto dengan wajah dinginnya.
"Sasuke," panggil Naruto seraya tersenyum lebar, berusaha bersikap biasa. Matanya mengerling pada gerombolan mahasiswanya dan mendapati beberapa dari mereka bergidik takut, merasa terancam dengan tatapan iblis Uchiha Sasuke yang mengintimidasi. Secara naluriah mereka menjauhi Naruto seakan insting dasar hewani untuk menghindari marabahya mereka bekerja.
Naruto mendesah frustasi. Sasuke dalam mode cemburu memang sangat menyeramkan mengingat betapa posesifnya sosok Uchiha Sasuke.
"Kita pulang," ujar Sasuke dingin, tidak ingin dibantah. Matanya melayangkan pengusiran yang tidak ditutup-tutupi untuk para manusia pencari kesempatan, menurut Sasuke.
Secara otomatis mereka meninggalkan Naruto karena sadar pemuda yang sangat tampan tapi memiliki aura yang sangat mengerikan itu tengah menahan amarahnya. Tidak mau menjadi korban penganiayaan, lebih baik mereka mundur dengan membawa tanya dalam benak mereka.
'Kenapa Uchiha Sasuke ada disini? Ada hubungan apa Uchiha Sasuke dengan idolanya?'
Ketika didalam kelas hanya tinggal berdua, Naruto menegur Sasuke dengan nada kesal. "Kau membuat mereka ketakutan, Teme!"
"Kau pikir aku peduli?" tanya Sasuke tidak merasa lebih baik.
"Apa salahnya jika mereka ingin berfoto denganku?"
"Salah!" bantah Sasuke cepat dengan tatapan tajamnya. "Mereka hanya mencari kesempatan untuk berdekatan denganmu, Dobe. Ingat, kau dilarang untuk berdekatan dengan laki-laki manapun."
Naruto mengerutkan keningnya merasa cukup kesal dengan tingkah sang kekasih. "Kau terlalu berlebihan," komentarnya.
Naruto mengambil tas cukup besar yang berisi laptop dan beberapa modul.
"Ingat peraturannya, sayang," bisik Sasuke dengan nada berbahaya. "Jarak maksimal kau dengan seorang laki-laki, kecuali ayahmu atau kakakmu adalah satu meter. Jika kau melanggarnya maka..," Sasuke menggantung kalimatnya dengan sengaja, "kau akan dihukum," lanjutnya mutlak. Ia mengambil alih tas yang cukup berat itu dari Naruto, sementara tangan yang lainnya mengandeng tangan Naruto.
Naruto melotot tajam karena ia faham betul tentang bagaimana hukuman itu. "Jangan seenaknya!" Ujarnya memprotes. "Kapan peraturan itu dibuat, Sasuke?" Tanyanya menoleh kearah Sasuke yang sedang menatap lurus pintu keluar. Ia membalas genggaman Sasuke dengan lembut karena sedikit takut genggamannya akan berpengaruh pada luka Sasuke, walaupun pada kenyataanya luka Sasuke sudah terlihat rapat dan lebih baik.
Sasuke berhenti tiga langkah sebelum mereka benar-benar keluar dari kelas. Berbalik kehadapan Naruto lalu sedikit membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya karena perbedaan tinggi mereka nyaris mendekati angka dua puluh senti meter. Mata Sasuke menatap dalam birunya mata milik Naruto, lalu suara tegasnya mengalun merdu. "Apakah harus selalu diingatkan, Naruto? Kau adalah milikku dan aku milikmu. Aku berhak membuat peraturan apapun untuk melindungi apa yang menjadi milikku. Begitu juga sebaliknya. Mengerti?"
Naruto mengangguk kaku karena ia tidak ingin mengambil resiko lebih jauh dari sekarang. Sasuke membelai rahangnya dan memberikan kecupan seringan bulu di leher Naruto yang terbebas dari rambut. "Jadi, bersiaplah Love," bisik Sasuke. Lalu, menyeringai dengan mata yang berkilat gairah, menjanjikan sesuatu yang menyenangkan dan panas kepada Naruto.
Naruto bergidik. Ia tahu, malam ini ia tidak akan selamat.
Ya Tuhan! Mengapa Naruto bisa jatuh cinta dengan pemuda mengerikan seperti Uchiha Sasuke?
Naruto menggeleng tidak habis pikir, namun sejurus kemudian tersenyum miris.
Tentu saja karena Uchiha Sasuke itu sangat tampan, sangat kaya, sangat cerdik dan sialan! Dia juga sangat seksi dan sangat jantan. Mana bisa Naruto menolak semua pesona itu?
Keduanya berjalan diselasar kampus dan menjadi pusat perhatian. Kesempurnaan fisik keduanya membuat siapapun akan dengan sukarela memandang mereka. Hingga mereka sampai dipintu keluar fakultas bisnis, seseorang telah menyambut mereka. Naruto melotot tidak percaya.
"YA TUHAN! GAARA!" Pekik Naruto suka cita saat Gaara berdiri tiga meter didepan mereka. Serta merta Naruto melepaskan pegangan tangannya pada sang kekasih. Dengan tidak sabar dan langkah tergesa-gesa menghampiri Gaara. Melupakan bahwa mungkin saja Uchiha Sasuke beberapa detik setelahnya akan mengamuk.
Tapi..
Saat Naruto hendak memeluk Gaara, pemuda manis berambut merah itu melewati Naruto begitu saja. Lalu sejurus kemudian terdengar suara pukulan dan umpatan Gaara.
"BRENGSEK!" Teriak Gaara setelah memukul rahang Sasuke sekuat tenaga.
Naruto berbalik. Dengan wajah pucat pasi gadis itu berteriak disaat Sasuke akan membalas pukulan Gaara. "Hentikan, Sasuke!"
Tinju Sasuke melayang diudara.
.
.
"Kau tahu, Naru? Aku sengaja berbohong kepadamu bahwa kepulanganku adalah besok hanya untuk memberimu kejutan hari ini. Rupanya aku jauh lebih terkejut saat melihatmu."
Naruto mendesah berat. Gaara terlihat marah saat ini, pemuda itu jelas tengah menahan diri untuk tidak menghajar kembali Uchiha Sasuke yang kini dengan sengaja bersikap menggelikan dengan pura-pura menjadi korban pemukulan sadis pada Naruto. Berlebihan. Saat ini Naruto tengah mengompres pelipis Sasuke dengan handuk yang diisi dengan balok es yang dipesan di restoran dimana mereka duduk saat ini. Naruto dengan senang hati memilih membooking satu ruangan VIP dan privat untuk mengobrol bertiga.
"Sejujurnya, kau berhasil mengejutkanku Gaara," balas Naruto. Dengan gerakan salah tingkah Naruto melanjutkan. "Bagaimana kabarmu, Gaara?"
Gaara mendengus. "Sudahlah Naru. Sepertinya kau punya banyak hutang penjelasan kepadaku."
Meringgis karena merasa tidak enak lantas Naruto menjawab, "kupikir akan lebih baik aku mengucapkannya secara langsung padamu, Gaara. Yah.. Aku dan Sasuke memang belum lama ini kembali bersama.'
Ekspresi kecewa Gaara tidak dapat ia sembunyikan. "Sudah kukatakan bukan, Naru? Aku akan menerima semua keputusanmu kecuali jika kau memilih si brengsek ini untuk menjadi kekasihmu lagi!"
"Dan kau pikir siapa dirimu, rakun busuk?"
Bukan Naruto yang menjawab, tapi Sasuke yang sudah merasa geram sedari tadi. Terlebih ia tidak tahan melihat pemuda berambut merah itu terus saja menatap Naruto dengan penuh kelembutan. Terlihat begitu jelas memandang kekasihnya penuh kasih sayang. Sasuke cemburu dan tidak rela.
Gaara menatap tajam Sasuke terlebih dahulu untuk beberapa detik sebelum mengabaikan pemuda Uchiha itu dan kembali berbicara kepada Naruto. "Kau masih mengingatnya bukan, Naru?"
Naruto mengangguk lemah. Dan sikap Naruto yang seperti itu benar-benar mengganggu Sasuke. Naruto berbicara, "Gaara, maafkan aku. Tapi kami telah menyelesaikan kesalahfahaman kami. Percayalah Gaara, itu juga seharusnya berlaku untukmu dan Sasuke. Kalian harus menyelesaikan masalah kalian. Kumohon, kau sudah kuanggap seperti kakakku sendiri dan aku tidak ingin ada kesalahfahaman apapun pada kekasih dan kakakku sendiri."
"Omong kosong! Aku tidak akan membiarkanmu bersama dengan iblis licik ini, Naru."
Sasuke menarik nafas agar tidak lepas kendali. Ia masih cukup waras untuk tidak memukul Sabaku Gaara karena sadar pemuda itu tengah dalam kondisi yang buruk. Hanya saja Gaara bersikap seolah baik-baik saja, padahal wajahnya sudah pucat pasi. Rambutnya terlihat jauh lebih tipis.
"Akan jauh lebih baik dan aku jauh menerima jika kau bersama Osutsuki Toneri."
"Sialan kau, rakun busuk! Tarik kembali ucapanmu!"
Kening Naruto berkedut kesal melihat kedua pemuda itu kini sibuk mengumat dan menyumpah serapah satu sama lain. Jika saja tidak ada meja yang memisahkan, tidak mustahil keduanya akan terlibat adu jotos. Setelah berusaha sabar, akhirnya Naruto kehilangan kendali diri.
"DIAM KALIAN BERDUA!" teriaknya membahana berhasil membungkam adu mulut Sasuke dan Gaara yang kekanakan. Dengan nafas naik turun Naruto berdiri dan menatap sengit Gaara dan Sasuke bergantian. "Berhenti bertingkah kekanakan!" Bentaknya dengan wajah serius dan marah.
Gaara berdecih sementara Sasuke memalingkan wajahnya.
Naruto berdiri dan berujar dengan nada yang begitu dingin sehingga membuat kedua pemuda itu bergidik ngeri melihat betapa sadisnya tatapan membunuh Naruto. "Berikan dompet dan kunci mobil kalian," perintahnya yang langsung dipatuhi keduanya. Naruto mengambilnya dan memasukan benda itu pada tasnya dengan tenang.
Sasuke dan Gaara saling berpandang, mereka sepakat merasa sama-sama tidak tahu dan bingung dengan maksud Naruto meminta kunci mobil dan dompet mereka.
Seakan menjawab tanda tanya kedua pemuda itu Naruto berujar dengan suara mendesis dingin. "Kuberi waktu tiga puluh menit untuk menyelesaikan masalah apapun diantara kalian. Saat aku kembali dan kalian tidak menghasilkan apapun atau mengacaukan restoran ini, aku berjanji bahwa aku akan membenci kalian berdua!"
"Tapi—"
Sasuke dan Gaara terlihat kompak saat hendak protes, begitupula mereka sangat kompak saat keduanya mengangguk patuh melihat tatapan dingin Naruto.
"Bagus!" Ujar Naruto puas setelah itu bergegas keluar dan mengunci pintu ruang makan VIP itu. Meninggalkan Sasuke dan Gaara dengan suasana canggung dan aneh.
Gaara memecahkan keheningan. "Dia gadis yang sangat galak."
"Aku setuju," sahut Sasuke.
Lalu keduanya bertemu pandang untuk sesaat sebelum senyuman tipis terbit diwajah dua pemuda yang hampir tiga tahun bermusuhan itu. Menjanjikan hubungan persahabatan yang mulai terjalin kembali.
.
.
***
.
.
Genma sudah melaporkan seluruhnya pada Kurama. Dan pemuda itu langsung memerintahkan Genma untuk membuat informasi palsu kepada Sara bahwa kedua orang yang diperintahkan Karin berhasil dilarikan kabur dan seluruh barang bukti sudah dilenyapkan.
Namun pada kenyataannya, dua orang tersebut hilang bagai ditelan bumi dihari yang sama saat kejadian. Dan seluruh bukti kejahatan baik itu percakapan pesan antara Karin dan dua penjahat itu dan rekaman cctv telah berhasil diamankan.
Sayangnya, itu bukan oleh Kurama.
"Tou-san, kita harus segera berkompromi dengan paman Fugaku," ucap Kurama pada ayahnya.
Minato mendesah. "Itu masalahnya, Ku. Jika memang seluruh bukti itu dipegang Fugaku, mungkin akan jauh lebih mudah. Tapi seluruhnya, Sasuke yang memegangnya. Bahkan Tou-san sanksi jika kedua orang itu masih hidup. Fugaku mengatakan anak bungsunya memang mengamuk."
"Ini masalah keluarga kita, Tou-san. Aku ingin menyelesaikan dengan tanganku sendiri."
Minato menyahut tidak kalah kalut. "Aku mengerti perasaanmu, Ku. Tapi kita memang kalah cepat dari Sasuke. Dia sangat mencintai adikmu, sehingga begitu protektif."
Kurama mendecih kesal, jika berbicara tentang Uchiha Sasuke selalu berhasil membuat moodnya turun akhir-akhir ini. Ia selalu teringat momen dimana Sasuke memukulnya dan berakhir Naruto yang tidak membelanya sama sekali. "Aku tidak ingin bocah sialan itu mengacaukan rencana kita, Tou-san. Bagaimana jika Naruto semakin membenci kita begitu tahu bahwa orang yang berusaha membunuhnya adalah adikku sendiri? Anak kandung Tou-san? Aku tidak ingin semua itu terjadi. Terlebih aku tidak mau bocah sialan itu lagi-lagi menjadi sosok pahlawan untuk Naruto. Sasuke memberi pengaruh buruk."
Minato tersenyum geli melihat wajah kalem anaknya terlihat merajuk dan jelas-jelas terlihat cemburu. Namun senyumanya luntur begitu menyadari sesuatu. Ah.. ya, Kurama belum tahu bahwa Karin bukan adik kandung Kurama. Melainkan adik Minato sendiri. Miris.
"Ku," panggil Minato. "Mungkin inilah saatnya kau mengetahui fakta ini."
Kurama menantikan kelanjutan kata-kata ayahnya yang masih menggantung.
"Naruto sudah Tou-sa beritahu, namun maafkan Tou-san baru sekarang Tou-san mengatakannya karena Tou-san tidak ingin kau membenci Karin dan Sara. Tapi, sekarang kau harus tahu bahwa Karin bukanlah adik kandungmu, melainkan adik Tou-san sendiri. Karin adalah anak kandung dari kakekmu, Jiraya."
Wajah Kurama seperti kehilangan arwah.
.
.
***
.
.
Perjalanan ke Konoha mall memang hanya memerlukan waktu kurang lebih sepuluh menit dari restoran yang Naruto datangi. Sehingga begitu selesai mengambil uang dari Guren, Naruto kembali dua puluh lima menit kemudian.
"Terlambat lima menit," gumam Naruto dengan nada tidak peduli.
Naruto berjalan kearah seorang pelayan dan berbicara padanya. Bertanya apakah ruangan yang ia booking telah memesan makanan. Namun, sang pelayan menjawab belum seperti yang Naruto duga.
"Baiklah kalau begitu pesan Matcha tiga dan sushi terbaik tiga porsi. Kemudian berikan juga desert terbaik rekomendasi disini ya," pesan Naruto yang langsung dicatat oleh si pelayan.
Setelah memastikan pelayan tersebut mengulang pesanannya dengan benar Naruto kembali berjalan menuju ruang makannya. Akan tetapi, gadis itu berhenti begitu televisi yang dipajang didekat meja kasih menyala dan menampilkan sosok Namikaze Karin yang tengah melakukan konfesri pers dengan begitu percaya diri.
Karin mengatakan peragaan busananya akan berlanjut sampai tiga musim dengan tema pakaian menyesuaikan musim dan memiliki konsep yang sama dari peragaan busana pertama. Menggemor-gemborkan bahwa hasil rancangannya akan dipamerkan dua minggu kedepan menggunakan seluruh model elit agensi Akatsuki. Seketika Karin mendapatkan banyak pujian.
Naruto tersenyum miring kemudian berbisik. "Kena, Kau! Ularnya masuk perangkap." Suara Naruto mendayu dengan nada sing a song.
Gadis itu tersenyum puas dan kembali berjalan, selanjutnya membuka kunci ruangan. Saat memasuki ruangan, Naruto terpaku.
"Kalian berdamai!" Seru Naruto bahagia melihat Sasuke dan Gaara tengah tertawa.
Kedua pemuda itu menoleh cepat kearah Naruto yang berdiri terpukau didepan pintu yang baru dibukanya.
Sasuke berkata dengan nada bangga, "aku tidak akan mengecewakanmu, Sayang. Apapun akan kulakukan untukmu."
Naruto lantas berlari kearah dua pemuda itu dan memekik senang. "Aku ingin memeluk kalian berdua!" katanya merentangkan tangan.
"Jangan bercanda, Dobe! Kau tidak akan pernah bisa melakukannya!"
Naruto mengabaikan kata-kata kekasihnya dan berjalan lebih dekat kearah Gaara. Pemuda rambut merah itu berdiri, namun sebelum berhasil melakukannya tiba-tiba kepalanya pusing dan sesuatu yang basah berasal dari hidungnya terasa mengalir.
Naruto yang menyadari pertama kali. "Gaara, hidungmu berdarah!"
Gaara tidak tahu apa yang terjadi setelahnya karena pemuda itu telah kehilangan kesadaranna.
"GAARA!" Panik Sasuke segera menghampiri Gaara dan secepat yang dia bisa membopong Gaara dipunggungnya. Saat berhasil melakukannya hati Sasuke mencelos dan hancur.
Betapa ringan tubuh sahabatnya ini.
Sementara itu Naruto menangis sesegukan melihat keadaan pemuda yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu. Melihat Gaara yang tidak berdaya membuat Naruto terpukul. Gadis itu mengikuti Sasuke dari belakang. Suasana restoran menjadi heboh karena mereka. Beberapa pelayan menghampiri mencoba membantu.
Sasuke mengambil kunci mobil dari Naruto setelah menyerahkan Gaara pada kedua pelayan yang membantunya. "Tenanglah, sayang. Kita akan membawa Gaara ke rumah sakit Konoha dan aku akan segera menghubungi Itachi. Kau tunggu dulu disini aku akan membawa mobil terlebih dahulu. Sebaiknya bantu hubungi Sasori dan Neji."
Naruto mengangguk patuh seraya menghapus air matanya.
Matanya yang sembab menatap tubuh ringkih Gaara yang tidak sadarkan diri. Tanpa menunggu lama, Naruto menghubungi Sasori.
.
.
Bersambung...
.
.
Penasaran kelanjutan ceritanya? Wkwkwk
Bosen gak sama alurnya?
.
.
Regards
Istri SAH ITACHI UCHIHA. (kemons cuy, dilarang komen dibagian ini. titik.)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top