[9] Lunarcas - Lynaynan
Judul: Lunarcas
Wattpad ID: Lynaynan
Genre: Fanfict Teenfict
Jumlah part: 22 (termasuk prolog dan cast)
Status: On Going
Last update: 15 Desember 2020
Blurb:
"Tak seluruh fase kehidupan merana, namun mengapa pahitnya begitu terasa?"
Yeon Jisung itu tak seperti kelihatannya saja. Jika berani bertamu lebih dalam, maka kau 'kan temukan hati yang terpahat dari kaca itu retak; menampilkan sisi rapuh di ambang keputusasaan.
Yeon Minhyun yang terjerat sebenang ilusi masa lalu telah berubah. Sosok tidak lagi hangat dan bahkan pikirannya abnormal; mempercayai frasa klise seperti ia tidak pantas bahagia.
Hingga dentuman kasih sayang sang kakak datang, ia tersadar satu hal. Bahwa meski fase kehidupan miliknya mengalirkan pedih, Minhyun tak bisa membendung semuanya seorang diri. Barangkali ia tenggelam atau roboh, setidaknya Minhyun bisa menggenggam sosok untuk dijadikan sandaran; Yeon Jisung.
Jauh dari yang dapat dibayangkan, ikatan keluarga mereka tak bisa tergantikan oleh siapa pun.
Hasil Review:
1. Premis
Bercerita tentang Yeon Minhyun, remaja 16 tahun yang mengidap PTSD dan terjebak bersama anxiety serta depresi membuatnya berakhir jadi pasien rumah sakit jiwa padahal Minhyun hanya berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengakhiri hidupnya yang tidak berguna. Sementara itu, Yeon Jisung, kakaknya, terus berusaha untuk membantu Minhyun bangkit, berusaha mengenali adiknya yang amat dia sayangi namun secara bersamaan juga tidak ia pahami, membuatnya terus terjebak bersama putus asa dan merasa apa yang terjadi pada Minhyun adalah kesalahannya yang tidak becus sebagai kakak.
2. Karakterisasi
Karena cerita ini dominan memakai sudut pandang orang pertama, jadi penggambaran karakternya sudah cukup jelas. Semuanya tergambarkan dengan baik bagaimana si Minhyun sebagai penderita mental illness, sosoknya yang kurang percaya diri, tertekan, overthinking, dan punya kecemasan saat bersosialisasi. Namun, meskipun menggunakan sudut pandang orang pertama, penggambaran karakter lain tetap tersampaikan dengan baik ditambah dialog-dialog yang mendukung.
3. Alur dan Plot
- Alur
Cerita ini menggunakan alur mundur.
- Plot
Plotnya tersusun dengan apik. Mengalir terus dan sejauh ini, saya belum menemukan satu pun plot twist, atau setidaknya hal yang menjawab pertanyaan saya saat membaca prolog. Meski alurnya tenang, tapi misterinya belum terjawab semua sebanyak dua puluh chapter itu dan saya hanya bisa terus menebak-nebak sambil memikirkan seperti apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu si Minhyun ini.
4. Sudut Pandang
Cerita ini menggunakan dua sudut pandang. Di bagian prolog, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, setelah masuk ke chapter satu, sudut pandangnya berubah jadi orang pertama hingga ke chapter seterusnya. Hanya saja, di beberapa chapter ada pergantian sudut pandang tokohnya. Ada yang diceritakan dengan sudut pandang Yeon Minhyun, ada yang diceritakan dengan sudut pandang Yeon Jisung.
5. Diksi
Diksi yang digunakan tidak terlalu sederhana, namun juga tidak penuh dengan majas-majas yang berat. Diksi yang ringan, mudah dipahami, tidak berbelit-belit, namun tetap tersusun dengan apik dan indah secara bersamaan. Diksi yang membuat saya jatuh cinta saat mulai membaca paragraf pertamanya. Karena ini tipe diksi yang selalu ingin saya kuasai tapi tidak pernah bisa. Hmm.
6. EBI
Eum—saya rasa tidak ada yang salah dengan EBI-nya. Sudah nyaris benar semua atau memang benar semuanya, ya? Saking nyaris tidak pernahnya saya menemukan kesalahan ejaan, ingatan saya jadi buram-buram. Rasa-rasa ada, rasa-rasa tidak.
Tapiii, saya menemukan dua typo yang mana menurut saya typo ini sangat berpengaruh pada cerita. Di bagian prolog dan chapter 17. Tapi it's okey, cuma butuh waktu sebentar untuk memperbaikinya.
7. Kelebihan dan Kekurangan
- Kelebihan
Kelebihan cerita ini yang pertama, diksinya dijamin tidak akan membuat mengantuk saat membaca karena terlalu berat dan banyak majas (bagi pembaca bosanan). Kedua, buat yang sakit mata melihat penulisan acak-acakan, di sini matanya gak perlu sakit karena sudah rapi dan tersusun dengan sedemikian rupa. Ketiga, penulis berhasil mengangkat isu-isu psikologinya dengan baik, menyusunnya dengan apik, dan membuat bagaimana perasaan si penderita tersampaikan dengan baik. Kita jadi mengerti bagaimana, sih, rasanya menjadi orang yang mengidap depresi dan anxiety itu? Kita yang menganggap orang-orang dengan tekanan mental itu hanya orang-orang pengeluh yang sok kebanyakan beban hidup, pasti langsung putar balik waktu baca cerita ini. Tekanan mental itu gak sesederhana yang kalian lihat dan simpulkan, Kawan. Tidak percaya? Dengarlah suara hati Minhyun dalam cerita ini.
- Kekurangan
Kekurangannya—hmm, saya belum menemukan kekurangan.
8. Kesan dan Pesan
Saya sangat terkesan dengan bagaimana cara penulis menyampaikan isu-isu yang diangkat, mengolahnya sehingga mudah dicerna, dan menyajikannya dengan baik sehingga tida membosakan. Cerita ini membuat saya yang sudah lumayan lama meninggalkan fanfiksi dark-psikologi tiba-tiba ingin membaca lebih banyak cerita serupa lagi. Hahaha.
Oh, ya, meskipun ceritanya angst, ada satu lelucon yang sangat menempel di kepala saya sampai lima menit masih menertawakan itu saking lucunya buat saya. "... Bonhwa bisa saja menyundul kepalamu kapan saja dan menjadikannya kian parah." Ini kakaknya Minhyun nyoba jadi pelawak apa gimana ya, bapaknya disamain sama kiper bola (TTATT)
Mungkin ini saatnya saya mengeluarkan kata: "Bengek, Hyung."
Pesannya, tolong tambahin lelucon sisipan kayak yang di atas tadi. Gak perlu banyak-banyak, deh, takutnya ntar berubah jadi komedi. Beberapa aja, tapi tepat sasaran gitu biar suasananya tidak melulu serius buat si pembaca.
P.s. Oh, ya, satu lagi. Lanjutin update dong, Lyn. Saya pengen banget spam komen dan ngevote, tapi takut ketahuan //plak
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top