あなたが判明?
"Nah, murid - murid. Ibu membawa kabar gembira untuk kalian. Mau dengar?"
"Apa itu?"
"Mau, mau."
"Ayo kemari, silakan perkenalkan dirimu!"
"Konichiwa mina-san, watashi wa Symphony Hanadesu. Murid pindahan dari Tokyo. Aku menyukai musik seperti aku menyukai seseorang. Seseorang yang hidup bagai musik. Heem, yoroshiku ne."
"Salam kenal juga Hana."
"Hana, kamu duduk bersama Lora ya."
"Baik Bu." jawabku semangat.
Aku segera beranjak dari depan kelas menuju kursi kosong di sebelah gadis bernama Lora. Sambutannya begitu hangat, begitu pula dengan senyumnya. Sangat manis dengan menampakan gigi putih berbehel.
Kami saling pandang, sedikit malu - malu. Menunggu siapa yang akan memulai percakapan lebih dulu. Aku memberanikan diri untuk memnyapanya.
"Hai."
"H ... hai juga. Aku Lora Mc.Lorista. Jadi kamu Symphony Hana ya, murid pindahan dari Tokyo itu. Kabar tentangmu sudah menyebar seperti wabah penyakit sebelum kau datang kemari tahu."
"Eh, benarkah?" tanyaku penasaran.
"He'eh." jawabnya singkat sambil mengecup lolipop warna - warni yang terlihat menggiurkan.
"Apa kau seyakin itu?" tanyaku semakin penasaran.
"Tentu saja. Heem, apa di Tokyo tidak ada sekolah yang lebih baik dari ini? Kenapa kamu pindah? Bukannya di sana banyak sekolah elite ya?"
Aku tersenyum menyikapinya, "karena ayahku di pindah tugaskan di sini lagi, otomatis aku juga pasti ikut. Aku masuk kesini karena mendapat rekomendasi dari teman lamaku Harmony. Dia ada di kelas VIII.9."
"Harmony? Apa benar Harmony yang itu?"
"Yang mana? Memangnya nama Harmony ada berapa banyak di sini?" aku menatap tajam wajahnya karena penasaran.
"Ya ... cuma satu sih, tapi dia cukup populer di sekolah ini. Tidak hanya memiliki paras yang cantik menawan, suaranya begitu merdu dan lembut. Jari - jemarinya juga lihai memetik senar gitar akustik miliknya."
"Menganggumkan, ingin sekali aku bertemu dengannya lagi. Sudah lama sekali setelah dulu kami sempat berkolaborasi di acara reuni sekolah dasar. Selama ini kami hanya berkoneksi via chating saja."
"Kolaborasi? Jadi kau bisa memainkan alat musik juga?" menatapk dengan mata yang berbinar.
"Ya begitulah." jawabku sumringah.
Semakin larut dalam obrolan kami yang terkadang membuat histeris sendiri. Lora begitu asik untuk di ajak bicara. Tidak seperti Ken. Meski kami bersahabat sedari kecil, tetapi untuk bicara dengannya hanya mendapat sedikit tanggapan. Benar - benar menyebalkan si Ken(tang) itu."
Aku mengikuti jam pelajaran pertamaku di kelas ini. Begitu tenang dan kondusif. Murid - murid di kelas ini juga aktif menjawab saat guru bertanya. Ah beruntungnya bisa masuk di kelas, "Katanya ini kelas unggulan benar tidak sih? Lalu bagaimana keadaan kelasnya Ken ya? Seperti apa di sana?"
♪♫♬♪♫♬
SIUT ....
"Ayo lemapar sini!"
"Ya tangkap!"
"Hahaha."
....
Satukan langkah, langkah yang beriring.
Genggam hati, rangkul emosi.
Ho...oo
Genggalamlah hatiku satukan langkah kita.
Sama rasa tanpa pamrih.
Ini cinta.
A cross the see.
Peluklah diriku.
Terbanglah bersamaku...
Melayang jauh...
Come fly, come fly.
Come fly with me, baby.
Menggigit buku, "Argh... kelas ini mendadak riuh." menjambak rambut sendiri. Ada yang main lempar - lemparanlah, (Siut ... tok) "Aw...." Ada yang nyanyi - nyanyi kayak boyband. Benar - benar mengganggu konsentrasiku....
Suddenly, seseorang duduk di hadapanku.
Ini aku dari ujung rambut menyusur jemari.
Sosok ini yang menerima kelemahan hati.
(Yeah) Aku cinta kau, ini cinta kita.
Cukup satu waktu, (yes) untuk satu cinta.
Satu cinta ini akan tuntun jalanmu.
Rapatkan jiwamu (yo) tenang disisiku.
Rebahkan rasamu untuk yang ditunggu.
Bahagia hingga ujung waktu.
"Hai." sapanya hangat.
"Eng, h ... ha ... hai juga." jawabku gugup.
"Em, mau kenalan?" sembari menyodorkan tangannya yang berkulit putih.
"What?" sontak membuatku terkejut.
"Kok what? Emang kamu James Watt? Yang penemu bola lampu itu loh."
"Eh, bukan - bukan. Kalau aku penemu hati kamu. Ups....!!" seketika menutup mulut dengan mata melotot.
"Eng .... ???" dia tertegun.
Seketika itu dia menatapku tajam, horor. Aku berusaha mengelak dari pandangannya, namun tak bergeming. Aku ngacir tunggang-langgang. Berlari sejauh sejauh mungkin darinya. Perkataan yang tak sengaja keluar itu mengubah mimik wajahnya. Dia terus menatap ke arah ku pergi. "Apa yang sudah aku lakukan?"
Aku berhenti, terdiam untuk beberapa saat. Memandang langit - langit yang memanjang di koridor. Mataku terpejam, menghela napas ... ku lepaskan. Berbalik, berjalan kembali menemuinya yang ku tinggalkan di kelas. Ternyata dia sudah tak disana. Duduk kembali di tempatku yang barusan.
Meregang lemas, menghirup oksigen, melepas karbon dioksida. Merogoh saku celana kiriku untuk mengambil ponsel jadul milikku. Ku sangkutkan earphone di telingaku, memutar sebuah lagu untuk menghibur diri. Amplitudo bergerak selaras dengan resonansi dari udara di sekitarku. Kian sunyi ... suasana kelas kali ini.
♪♫♬♪♫♬
Aku cukup senang kedatangan teman baru yang duduk sebangku denganku. Orangnya agak pendiam memang dan jarang sekali bicara. Jika aku tidak membuka percakapan, dia tidak akan berkata - kata. Hanya terdiam dan tergolek lemah di atas meja. Tatapan yang malas, namun memiliki brain yang cukup smart. Dia suka reading, tapi tidak untuk buku pelajaran. Entah kenapa dia sepertinya anti sekali dengan buku pelajaran.
Terkadang aku suka memperhatikannya. Lelaki super introvert yang berada di smpingku ini, dia sering kali memandang ke arah salah satu siswi kala guru sedang memberi absen. Dia menatapnya tak jemu. Entah apa yang dia lakukan. Mungkin saja dia tertarik pada wanita yang memberinya sambutan pertama kali di kelas ini.
Dia pernah bercerita padaku, kalau dia bertemu wanita itu dalam mimpi. Lalu wanita itu juga ternyata ada di real life. Aku sih percaya, tidak percaya. Habis aku tiidak pernah mengalami hal semacam itu juga sih.
Dia sangat menyukai hujan di bulan november, cokelat, permen, dan juga puisi. Tak hayal dia sangat lihai merangkai kata menjadi bunga kata yang tak akan pernah layu termakan oleh waktu. "Tapi siapa yang mau menerima itu? Kepada siapa dia akan memberikannya?" Entah, I don't know that. Hanya dia dan si kecil hatinya saja yang tahu.
♪♫♬♪♫♬
Belum lama ini ada seorang murid laki - laki yang masuk ke kelas ini. Katanya sih salah ruang kelas keamarin dan ini adalah kelas yang benar. Dikarenakan mis information. Memang di kelas ini dari awal masuk ada satu orang yang tidak pernah hadir mengikuti pelajaran. Apa mungkin dia orangnya?
"Heem, penasaran."
Saat pertama kali aku melihatnya, dia begitu lucu. Dengan wajah kebingungan, dia berusaha menemukan kursi untuk duduk. Ekspresinya itu loh ... benar - benar membuatku menahan tawa. Menggemaskan sekali. Hingga pada akhirnya, Nosa menawarkan lelaki itu untuk duduk satu meja dengannya. Aku menyambutnya dengan segelintir senyum dan lambaian tangan. Seketika ekspresi di wajahnya berubah, lucu sekali. Memerah padam. Dengan wajah seperti itu dia masih menatapku hingga pintu menghalangi pandangannya.
I'm telling you.
I'm softly whisper.
Tonight, tonight.
You are my angle.
Aku pernah memperkenalkan diri padanya. Ekspresi yang seperti itu lagi terulang. Ingin sekali rasanya aku mencubit pipinya dan tertawa, tapi apa daya hanya menahan semua itu. Karena memang belum saling kenal dan terlebih ada perasaan aneh dan gugup kala saling bertukar pandang dengannya. Seperti virus menggemaskan itu sudah meracuni pemikiranku.
Aishiteru yo.
Futari wa hitotsu ni.
Tonight, tonight.
I just to say ....
Andai saja kita bisa lebih dekat. Aku hanya ingin katakan "Kimi no koto ga sukidesu." dari rasaku yang terpendam. Apakah kau merasakan hal yang sama like as what my feel? Penasaran aku dibuatnya.
Wherever you are, I'll always make you smile.
Wherever you are, I'm always by your side.
Whatever you say, kimi wo omou kimochi,
I promise you "FOREVER" right now.
♪♫♬♪♫♬
Ku lalui hari demi hari dengan menatap senyumnya. Sudah terlalu lama bungkam akan dirinya. Padahal sering kali memperhatikannya. Akan tetapi, kenapa namanya saja tidak tahu? Ah sudahlah biar waktu yang kan memberitahuku kelak.
I don't need a reason.
I just want you baby.
Alright, alright.
Day after day.
Sudah setahun lamanya sejak hari itu, hingga tiba lagi moment kenaikan kelas. Apakah nanti aku akan sekelas lagi dengannya? Atau ... tidak akan pernah lagi.
Kono saki nagai koto zutto.
Douka konna boku to zutto.
Shinu made, stay with me.
We carry on ....
Tetapi aku masih memiliki harapan untuk bisa terus denganmu. Rasa penasaran akan namamu itu membawaku dalam sebuah labirin rasa. Dimana setiap inchi dindingnya memiliki kelembutan dan juga kehangatan. Like as wind, yang membelai-derai kala berhembus melewatimu.
"Apa jadinya jika memimpikan seseorang dan tiba - tiba ada dalam real life?"
"Kamu harus bangun dan sadar!"
"Bangun? Sadar? Aku tak mengerti apa yang ibu maksudkan."
"Bemimpilah dalam hidup, bukan hidup dalam mimpi."
"???"
"Artinya jadikan mimpimu sebuah tujuan agar kau meniliki arah dalam meniti kehidupan. Bukan hanya memiliki impian dan harapan namun tak pernah ada tindakan nyata. Sejatinya itu hanyalah buah khayalan dari pemikiran belaka."
Mimpi dan kenyataan seperti halnya selembar kertas. Di satu sisi adalah kenyataan dan di sisi yang lain adalah mimpi. Tapi apa yang kulihat, keduanya secara bersamaan."
In the morning ....
"Baiklah sampai disini dulu, mengenai pembagian kelas sudah Bapak sebutkan. Silakan menuju kelas kalian masing - masing dengan tertib."
Aku menatapnya, gadis yang tepat disampingku. "Tidak kusangka, aku bisa satu kelas dengan Hana. Benar - benar tidak bisa dipercaya."
Selepas upacara selasai, kami berdua bergegas melalui lorong - lorong koridor untuk mencari kelas kami yang sekarang. Kami sudah naik, turun, berputar, berbelok, namun tak sampai jua. And ....
"Nah, ini yang kita cari. Akhirnya ketemu juga. Setelah sekian lama memakan waktu, pencarian kita membuahkan hasil."
"Apa kau yakin ini kelas yang benar?"
PLAK ....
"Apa kau tidak lihat tulisan di atas pintu itu hah?"
"Tapi kan tidak usah memukul juga, aku hanya memastikan agar tidak salah masuk kelas. Seperti yang kualami setahun yang lalu."
Krek ....
Kami membuka pintu secara perlahan, betapa terkejutnya kami, "O, sudah ramai!"
Suara langkah kaki mendekat dari arah belakang, seketika aku menoleh untuk memastikan. Betapa terkejutnya aku, ternyata ....
Hana menatapku sebal, lalu memandang wanita tersebut. Wanita itu tersenyum menyeringai sedikit memiringkan kepala. Dia kembali melakukannya seperti kala pertama aku bertemu dengannya, "Hai ...." sapanya. "Kita satu kelas lagi ya."
Hana yang sedari tadi memperhatikanku, sontak menggerutu dan pergi begitu saja. Tanpa ada basa-basi meninggalkan aku dan wanita itu, yang masih terjebak di red zone.
Dengan sigap dia menarik lengan kanan Hana yang beranjak pergi, "Sudah lama ya kita tak bersua?" Hana mengangguk dan ingin pergi. Namun, wanita itu menarik lengan Hana lagi, "Are you ok?" Hana diam tak menjawab.
Wanita itu melepas gengamannya. Lalu Hana beranjak pergi tanpa sepatah kata pun. Wanita itu diam dan menundukan sedikit kepalanya. Aku mengulurkan tangan, "Ore wa Kentarou Minoru." tegasku. Wanita itu beranjak menatapku, "Louisa Harmony." jawabnya lembut.
"TERNYATA KAU ...."
Waktu istirahat tiba, aku memberanikan diri untuk menemuinya. "Kemana dia? Di kantin tidak ada. Apa mungkin ...." Aku bergegas menuju perpustakaan, ternyata tak salah. Dia memang ada di sana.
"Ano, ternyata kau ...."
"Eng, ....
♪♫♬♪♫♬
1690 words
Akhirnya kenalan juga, tapi kenapa harus nunggu setahun?
Yasudahlah, eh ada yang jealous....
Gapapa perjuangin aja dulu, hehe
Apa nanti Ken akan menjalin hubungan dengan Harmony, atau Hana yang mengutarakan hatinya pada Ken. Heem, entahlah
Nantikan di next chapter ya
To be continued 》
Galery Kata :
1. Konichiwa mina-san = halo semua
2. Watashi wa Symphony Hanadesu = nama saya Symphony Hana
3. Heem, yoroshiku ne = heem, salam kenal
4. Elite = terkemuka
5. Suddenly = tiba - tiba
6. What = apa
7. Brain = otak
8. Smart = cerdas
9. Reading = membaca
10. Super introvert = sangat introvert
11. Real life = kehidupan nyata
12. I don't know that = aku tidak tahu itu
13. Mis information = informasi yang salah
14. Virus = virus
15. Kimi no koto ga sukidesu = aku menyukaimu
16. Like as what my feel = seperti apa yang kurasakan
17. Moment = saat
18. Inch = inci
19. Like as wind = seperti angin
20. In the morning = pada pagi harinya
21. And = dan
22. Red zone = zona merah
23. Are you ok? = apakah kamu baik - baik saja?
24. Ore wa Kentarou Minoru = saya Kentaro Minor
SONG :
Bondan Prakoso & Fade 2 Black - Ya Sudalah
One Ok Rock - Wherever You Are
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top