Bab 36


⚠️peringatan sebelum melanjutkan, part ini mengandung kekerasan, pelecehan, dan bayangan hal yang kurang menyenangkan pada anak kecil⚠️

☁️☁️☁️

36:: Dokter Kanya dan Ingatan 13 tahun lalu

☁️☁️☁️

Sebuah rahasia gelap keluarga anak-anak Soeharso yang ditutupi sejak lama sungguh mengejutkan Batari.
Ardekara sudah serius menepati janjinya pada Batari, pria itu mengajak untuk tes DNA, dan hasilnya Batari memiliki DNA yang sama dengan Ardekara.

Dengan pembuktian itu Ardekara mengajak Batari untuk keluar dari rumah Oma dan tinggal di rumah yang kini Batari tempati sudah beberapa minggu. Batari belum bicara lagi dengan Oma semenjak kepindahan, sepertinya dirinya yang pindah ke rumah Ardekara sangat didukung penuh.

Oma tidak akan melihat dirinya lagi bikin ulah, Oma akan senang jika Batari tidak merepotkannya lagi dengan kenakalannya. Oma akan semakin nyaman di rumah tanpa keberadaan Batari.

Batari juga tidak akan lagi mendengar celotehan Oma yang menyuruhnya ini-itu, dan tekanan agar Batari bisa menjadi sama dengan saudara sepupunya yang lain.

Sudah mengetahui kisah cinta ibunya, yang melahirkan dirinya, Batari seperti penasaran ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana kisah-kisahnya dulu.

Seperti dirinya sudah tahu saat berada di titik 0, dan dia ingin menyusun memori di angka-angka usia selanjutnya. Dia sudah lupa bagaimana dirinya saat berumur 2-3 tahun.

Menurut cerita Ardekara, Batari saat itu berada di tangan pengasuh yang bernama Ibu Kamila saat berusia 3 tahunan, tinggal bersama Oma di rumah itu. Tidak lama Wiratama memiliki rumah sendiri membawa Batari, dan Ibu Kamila. Wiratama yang cukup sibuk menulis, dan belum membawa Eliana ke rumahnya, dia tak bisa menjaga merawat anak kecil. Tidak lama Batari dirawat oleh Ibu Kamila, gantinya sang pembawa mimpi buruk di dunia Batari.

Dan memori Batari masih jelas ketika berusia 4 tahun, karena di sana kehidupannya sangat menyedihkan, traumatis, dan awal mula bertemu dengan seorang pengasuh bernama Nanny Olla.

Akan ada waktunya nanti, Batari akan berusaha mengingat semua kesalahpahaman yang terjadi, dan cerita dongeng yang Bazel percaya adalah sebuah kebohongan. Batari akan membuktikannnya dengan keyakinan memorinya nanti.

Setelah pengakuan Ardekara, hasil tes DNA, dan kepindahan Batari ke rumah barunya. Batari menceritakan kenyataan itu kepada Acha dan Andra, termasuk Riko. Meski sangat malu karena hubungan gelap ibunya dan Ardekara. Tapi, Batari ingin orang terdekatnya mengetahui siapa dirinya yang telah lama mencari jati diri. Semuanya takjub, tidak ada yang menyangka bahwa sebenarnya Batari sudah cukup dekat dengan sang ayah.

Keputusan Batari untuk mulai datang ke psikiater juga mendapat dukungan penuh dari Ardekara. Pria itu yang menemani dan membantu untuk segala biaya dan obat-obatan Batari datang ke klinik yayasan kesehatan mental yang direkomendasikan oleh Riko.

Gadis itu saat pertama kali datang untuk konsultasi, awalnya hanya mengeluh selama ini Batari merasa tidak tenang, selalu merasa sedih, tidak berguna, kesulitan untuk tidur, dan fokus belajar.

Pelampiasan amarah Batari sering mengamuk, dan menangis padahal tidak ada masalah yang terjadi. Pikiran dia selalu berada ke mana-mana, lebih sering berpikir tentang khayalan yang membuatnya lebih bahagia. Agar dia tidak memikirkan ketakutan yang selalu menghantuinya.

Dokter Kanya ingin menggali masalah yang terjadi pada Batari, dia menguatkan Batari agar bisa mengingat hal apa saja yang pernah terjadi di masa lalunya, khususnya kejadian yang buruk saat terjadi dulu.

Hari itu Batari sudah memulai diminta oleh Dokter Kanya, yang menanganinya untuk mencoba menceritakan bagaimana masa kecil Batari.

“Batari, masih inget? Kalo enggak jangan dipaksa ya, saya takut nanti kepala kamu mikirin yang berat-berat jadi sakit,” kata Dokter Kanya di sore hari saat Batari konsultasi, kunjungan yang kedua kalinya.

“Dokter, di sini yang sakit hanya psikisku, fisikku sehat kok,” jawab Batari sambil tersenyum getir. Dia tidak ingin sakitnya membuat orang lain jadi memperlakukan dia dengan aneh, dan takut membuat Batari kenapa-napa.

“Baik. Boleh dimulai. Kamu bilang, kamu nggak bisa makan ikan dan sayuran karena pengasuh itu? Pengasuh itu yang membuat kamu menjadi trauma teringat hal yang buruk. Saat itu juga di mana kamu pertama kali bisa merasakan kehadiran nyata teman-teman imajinasimu. Oke, kamu bisa ceritain dulu saat kecil kalo kamu kuat dan mau. Bisa dihentikan kalo kamu udah merasa tak sanggup.”

☁️☁️☁️

Batari 13 tahun lalu......

Anak kecil perempuan bermata polos itu tidak mengerti mengapa hidupnya menjadi berbeda. Ketika berada di rumah yang lebih kecil dari rumah yang ini suasananya lebih enak. Rumah itu besar tetapi sepi dan tidak ada orang lain lagi selain dirinya, sang pengasuh Nanny Olla, dan sang ayah.

Rumah itu tampak seram dan terlalu besar hanya dihuni oleh tiga orang.

Batari di rumah itu lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan pengasuhnya, entah ayahnya pergi ke mana tanpa membawanya selama berhari-hari bahkan pernah satu bulan lamanya. Yang Batari tahu, sang ayah sibuk pergi bekerja, sebagai profesinya yang menulis buku sering mengadakan bedah buku atau seminar. Sangat menyedihkan sekali Batari tidak dibawa ke ikutan ke mana-mana.

Gadis itu lebih banyak menghabiskan waktu oleh Nanny, cukup lama Batari bertahan dalam ketakutan. Awalnya Batari mengira bahwa sang pengasuh itu sangat baik, dan akan menjaganya menemani dalam kesepian tanpa seorang ibu. Tapi, ternyata kehadiran Nanny Olla menambah deretan mimpi buruk. Batari lebih ingin sendirian daripada ditemani oleh perempuan itu. 

Di rumah berlama-lama dengan pengasuh galak itu membuatnya tertekan, makin diam, dan sering mengurung diri di kamar. Dia sangat takut kalau suatu saat Nanny akan memanggilnya dan melakukan hal-hal yang menyakiti dirinya. Batari sering dipukul olehnya meski tidak melakukan kesalahan.

Gara-gara Nanny Olla, Batari sangat benci dengan ikan dan sayuran. Batari kecil pernah diberi makanan berupa ikan yang sudah bau, tentu saja hal itu terjadi ketika ayah tak berada di rumah. Batari juga pernah dipaksa untuk makanan sayur mentah, yang tentunya rasanya tidak enak untuk anak kecil seperti dirinya. Nanny Olla tidak mau memasak, malah menyuruh Batari memakannya dengan penuh tuntutan dan kemarahan.

Pengasuh gila itu benar-benar membuatnya takut. Namun, dia tak bisa mengadu, ancaman perempuan itu akan membunuh Batari. Hanya bisa ketakutan, menahan tangis di depan semua orang, dan berdoa untuk terjauh dari keadaan yang memaksa bersama dengan Nanny Olla.

Selama setahun adalah masa penyesuaian Batari dengan Nanny Olla yang aneh. Jika di depan ayahnya, perempuan itu tampak normal, baik, dan pintar. Siapa sangka di belakangnya, Nanny Olla sering memberi makanan Batari yang tidak layak.

Sikap sang ayah yang cuek dan sangat suka bekerja mendukung Nanny Olla untuk bisa bermain-main sebebasnya membuat Batari ketakutan.

Bukan hanya soal makanan, Batari benci kalau Nanny Olla sedang bicara dengan ayahnya membahas belajar. Batari tidak suka jika belajar bersama wanita itu, apalagi Matematika. Dia tidak bisa belajar dengan cepat, saat-saat belajar bersama adalah hal yang menyiksa.

Selain mendapat tekanan ketakutan, gadis itu juga sering mengalami kekerasan fisik. Kalau tidak ada ayah, Nanny Olla akan memberikan cubitan keras, menampar wajah, dan memaksa Batari bisa menyelesaikan soal yang diberikan. Daripada selesai soal-soal itu, Batari akan menangis membasahi buku-bukunya.

Hukuman yang diberikan jika tidak bisa menyelesaikan adalah tidak dikasih makan, Batari nekat mengambil makanan sendiri berusaha agar tak ketahuan. Keesokannya ketika ayah bicara dengan Nanny Olla, wanita itu berbohong dengan mengatakan Batari tidak mau belajar dan sering memarahinya bentak-bentak tidak sopan apalagi mau menurut. Dia benci ketika ayahnya lebih percaya pada Nanny Olla.   

Gangguan semakin besar dan parah, Nanny Olla beberapa kali menunjukkan sebuah video, yang menurut anak kecil terlihat sebagai video aneh dan penyiksaan. Batari berpikir itu video penyiksaan, mengapa ada manusia yang mau menjilati dan menyedot bagian tubuh manusia lainnya.

Nanny Olla mengatakan, "Jika udah besar, kamu akan suka dengan kegiatan ini. Ini adalah suntikan energi."

Di video lainnya yang ditunjukkan oleh Nanny Olla lebih mengerikan, ada sosok pria yang memasukkan sesuatu miliknya ke tempat pembuangan kotoran milik si perempuan. Batari selalu ingin muntah jika mengingat gambar dalam video itu. Saat sudah berusia 11 tahun, Batari baru tahu apa yang sudah pernah dia lihat saat masih kecil dulu.

Nanny Olla memiliki pacar, entah bagaimana sosoknya karena mereka hanya berhubungan dengan ponsel. Hal yang masih Batari ingat, ketika Nanny Olla sedang berbicara pada pria di teleponnya. Wanita itu membicarakan hal senonoh tentang ukuran kelamin milik ayah Batari. Nanny Olla membicarakan video merekam ilegal, memiliki hasil rekaman diam-diamnya di kamar sang majikan. Wanita gila itu memang jahat pada semua orang, bahkan dengan orang yang sudah mempercayainya. Bisa dikatakan hal gila itu membuat Batari syok, tapi Nanny Olla tidak sadar bahwa Batari memahami itu.

Perlahan Batari memahami hal-hal itu sebagai kegiatan yang menggelikan. Walau dia tak tahu banyak, dia sudah merasakan jijik.

Suatu hari saat ayah Batari tidak berada di rumah, wanita itu membawa pacarnya ke rumah majikan. Tentu saja mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermesraan di dalam kamar sang pengasuh, sedangkan Batari dibiarkan begitu saja kelaparan, dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Dia pernah keluar kamar nekat suatu kali mencari tahu apa yang dilakukan oleh Nanny Olla dan kekasihnya, siapa tahu bisa menjadikan bukti untuk mengusir wanita itu. Dia juga sudah lapar ingin mencari makanan.

Nanny Olla dan pacarnya, mereka berdua kedapatan sedang bermesraan melakukan kegiatan aneh seperti di video itu di ruangan dapur. Kegiatan itu justru membungkam Batari. Dia masih kecil namun mulai memahami berkat video yang pernah diperlihatkan oleh Nanny Olla. Kegiatan itu pasti sangat menyakitkan dan menakutkan. Wanita dalam video maupun Nanny Olla bersuara merintih kesakitan.

Semula Batari hanya melihat dalam bentuk gambar, dan dia merasa semakin mual sudah melihat yang dalam dunia nyata. Dia sangat takut. Bagaimana kalau dia akan diperlalukan seperti itu juga oleh pacar Nanny Olla? Dia tidak mau merintih menjerit kesakitan seperti Nanny Olla dan wanita di dalam video itu.

Batari yang usianya masih 5 tahun, dia ketakutan berada di dalam rumah itu, bersembunyi dalam kamarnya tidak tahu harus berbuat apa. Dia takut jika Nanny Olla akan memanggilnya dan melakukan hal buruk. Dia tidak mau ditusuk seperti itu dan kesakitan. Sejak saat itu, Batari selalu mengunci diri dan sembunyi jika Nanny Olla kedatangan tamu kekasihnya itu.

Dalam masa-masa sendiriannya, Batari mulai menciptakan teman-teman imajinasi, Kesha, Erik, dan Geo. Agar dia mulai berani mendapat dukungan dari para temannya untuk melawan wanita jahat dan gila itu. Dia merasa ada yang menemani saat dalam kesepian dan ketakutan. Bagai anak kecil pada umumnya yang memiliki teman imajinasi. Dulu dia tak perlu memiliki teman imajinasi, saat masih di rumah Oma ada Siera dan Ardekara. Dan juga Ibu Kamila. Sejak pindah rumah dengan Wiratama dan kedatangan Nanny Olla, dia tak memiliki siapa-siapa lagi.

Sejak masuk PAUD di usia 5 tahun, Batari mulai bertemu dengan banyak teman baru. Di sana dia memiliki banyak teman, dikenal sebagai gadis yang baik, dan berani. Berkat perlakuan Nanny Olla pada Batari membuatnya menjadi anak yang tidak manja.

Di lingkungan sekolahan anak-anak kecil itu, Batari tidak berani berbicara pada guru-guru, ancaman Nanny Olla tetap menghantuinya.

Batari melihat banyak anak kecil yang sering marah dan mengamuk pada orang tuanya, cewek itu mulai meniru. Pemberontakan harus lebih cepat dimulai, terlebih sang ayah mulai memperkenalkannya ke dalam klub bela diri. Klub silat untuk anak kecil. Batari baru latihan satu kali mulai kabur. Dia tak suka. Batari tak suka dipaksa, Wiratama tak bisa memaksa Batari pergi ke club, yang ada anak itu akan histeris mengamuk. Namun saat melihat banyak orang yang saling memukul untuk mempertahankan diri, dia berpikir ingin kuat agar bisa melawan orang.

Batari ingin berani untuk melawan Nanny Olla, dia mulai melihat banyak hal setelah pergi ke dunia luar. Dia banyak melihat orang-orang di jalanan saling ribut. Anak kecil itu berpikir dengan marah dan memukul, dia bisa mempertahankan dirinya. Dia menciptakan sesuatu dalam dirinya, yang berani melawan, dan kuat. Batari merasa lebih berbeda saat mulai berani. Dia merasa itu bukanlah dirinya yang lama.

Dalam sosok Batari ada yang lain, sebenarnya dia akan menjadi orang yang berani, licik, dan nekat sampai kesabarannya sudah habis dan meledak pada saatnya.

Perlahan Batari mencoba melakukan perlawanan, dia mulai berani mencegah Nanny Olla yang mau memukulnya. Batari mulai berani menggigit tangan Nanny Olla yang berusaha membekap mulut Batari agar sesak napas. Karena sikapnya yang mulai berani melawan Nanny Olla, Batari semakin sering dimarahin oleh Nanny Olla, dan Papa.

Batari mulai pintar dalam menyembunyikan makanan, jika wanita itu tak memberinya makanan dia bisa membuat sereal, dan susu sendiri. Kadang Batari menyembunyika roti di dalam kamarnya untuk jaga-jaga.

Andai, dia bisa berteriak lebih keras mengatakan pada ayahnya yang semakin jarang pulang itu. Bahwa dirinya sudah tidak mau bersama Nanny Olla.

Keberanian Batari muncul, dia berbicara pada ayahnya saat mereka sedang berada di momen sedang berdua. Ayahnya sakit dan Batari membuatkan secangkir teh hangat. Ketika ayahnya berbicara dengan Nanny Olla, pria itu tidak percaya, dan kebohongan Nanny Olla semakin rapi saja memanasi kondisi Batari menjadi semakin terpojok.

“Apa benar Batari sering kamu siksa? Dia bilang kamu jahat,” kata Wiratama.

“Nggak Tuan, anak itu memang harus dibiasakan disiplin sejak kecil. Batari harus belajar lebih ekstra dibanding anak lain karena dia cukup bodoh, apa dia kurang cerdas karena gizinya kurang dan tak mendapat ASI? Tapi, anak itu sepertinya tak biasa, dia sering bicara aneh sendirian, dan saya pernah melihatnya menggambar seram.”

“Gambar apa?”

“Dia menggambar anak-anak sedang berdarah-darah, saya takut Batari jadi berbahaya buat temannya yang lain. bagaimana kalau dia berbuat sesuatu? Tuan, jangan percaya sama anak itu. Saya sering dicakar, dan digigit kalo dia marah mengamuk.”

“Jangan lengah untuk mengawasi dia, saya juga tau dia sering bicara dan tertawa sendirian.”

Batari menjadi kesal, ayahnya tidak mempercayainya, dan membuatnya semakin berada dalam pengawasan ketat sosok mengerikan bernama Nanny Olla.

Saat Batari berusia enam tahun, dia kedatangan tamu di rumahnya. Hal yang tak pernah disangka bahwa ayahnya membawa Mama baru yang sedang hamil. Dia diperkenalkan oleh sosok anak cowok kecil yang seumuran dengannya, bernama Bazel. Batari semakin sedih, iri, dan perasaan amarah dalam dirinya semakin besar.

Namun sejujurnya dia sedikit lega, akan ada orang lain di rumahnya, dia bisa sedikit terhindar dari kejahatan Nanny Olla. Siapa sangka, dia tidak benar-benar meras aman, sebab wanita hamil yang dipanggil Mama itu sibuk juga dengan kehamilan dan pekerjaannya.

Batari selalu mencoba berusaha dekat dengan Bazel, agar gadis itu bisa mengingatkan jangan terlalu percaya pada Nanny Olla. Sayangnya, anak kecil itu terlihat sangat takut pada Batari.

Beberapa kali Batari mengajak bermain bersama, tapi anak cowok itu sebisa mungkin menghindarinya. Bahkan Bazel sepertinya tidak sudi mereka berada di jarak yang dekat dalam satu meter saja.

Batari tidak bisa berhubungan baik dengan Bazel, yang katanya adalah sosok adiknya. Batari lebih suka main bersama teman-temannya di rumah, yang tak terlihat oleh orang lain tentu saja.

Batari di rumah itu semakin asing, dia tidak memiliki dukungan. Nanny Olla semakin dekat pada Bazel seperti ada rencana terselubung. Batari kesal tidak ada yang berpihak padanya. Namun, dia lega Nanny Olla sudah tidak menjadikan dirinya sebagai sasaran, tapi ternyata tidak semudah itu. Keadaan lebih parah lagi. Nanny Olla menjadikan Batari sebagai kambing hitam. Nanny Olla memiliki berbagai cara untuk bisa membuat Batari tersiksa. Berbagai hal yang terjadi di rumah itu seolah-olah dibuat sebagai kesalahan Batari.

Dengan cara itu adalah cara penyiksaan baru untuk Batari yang mulai berani membalas penyiksaan fisik dari Nanny Olla.

Batari menjadi takut kalau Bazel adalah sasaran selanjutnya, semoga saja tidak. Nanny Olla terlihat sangat sayang dan menjaga Bazel.

Fitnah dan permainan Nanny Olla padanya yang paling membekas dalam benak Batari adalah ketika sang adik baru lahir, Melody, dia ingin menyelimuti sang adik dengan kain. Saat cewek itu diam-diam masuk ke kamar membawa selimut ingin memberikan kehangatan pada adik kecilnya, dia dikejutkan oleh Nanny Olla.

“Kamu mau apa, Batari?” tanya Nanny Olla mengejutkan Batari. Suara cempreng lebay itu yang membuat kain yang dipegang Batari itu terjatuh tepat di atas tubuh sosok bayi yang tergeletak di kasur.

Seluruh tubuh bayi itu tertutupi oleh kain. Batari belum menjelaskan apa-apa. Namun, teriakan Nanny Olla membuat seluruh orang rumah mendatangi kamar itu. Tubuhnya yang bergetar hebat sulit digerakkan membuatnya terhimpit dalam situasi yang salah.

“Batari, kamu ingin bunuh adik? Tuan, Nyonya!” seru Nanny Olla mengambil selimut itu dari atas tubuh bayi.

Batari tubuhnya menjadi kaku dan tenggorokannya tercekat tidak bisa bicara apa-apa. Kalau dia bersalah pasti akan mengakui, tetapi ini hanyalah kesalahan.
Pandangan orang-orang itu padanya seperti memojokkan dengan sorot ngeri dan menuduhnya. 

“Astaga, itu selimut lama dari lemari baru dicuci tadi. Tadi Batari yang teriak-teriak nyari selimut!” Eliana histeris mendatangi sisi bayi, menggendong anaknya, dan mengecup anak mungil itu.

“Enggak—“ Batari melirik ketakutan, dia melihat Bazel, adiknya sedang memandang dengan sorot takut, dan benci.

“Kamu yang nutupin Melody dengan selimut!?” cerca Wiratama.

“Iya, Pa, biar adik hangat. Tapi tadi aku kaget sama kedatangan Nanny Olla jadi selimutnya terjatuh menutupi seluruh tubuh Melody.”

“Kamu menutupi bayi-ku seluruh tubuhnya, kamu ingin dia mati? Sini kamu ikut saya!!!” Wiratama berseru marah.

“Saya saksinya Batari menutupi seluruh tubuh Melody dengan kain!” pekik Nanny Olla heboh. "Batari mau membunuh Melody!"

“Bohong!! Nanny bohong!!” seru Batari membela dirinya. Tapi tidak ada yang percaya pada dirinya.

“Tadi aku lihat dia masuk ke dalam kamar,” kata Bazel di belakang saat Batari diseret paksa sambil meronta-ronta tidak mau, dan masih berteriak menangis menolak tuduhan itu.

Batari sempat menoleh ke belakang dan memincingkan matanya kesal pada orang-orang itu. Seperti biasa Papa menghukum Batari di gudang, karena kelakuan gadis itu yang berbahaya.

☁️☁️☁️

A/n:

Itulah secara singkat masa lalu Batari. Tapi nanti ada lagi sih dijelasin lebih lebih (?)

Bazel masih kecil, polos, dan belagu (tetep)

4 JUNI 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top