!Cater Diamond!
HAREM TREY
[Kumpulan Drabble Twisted Wonderland]
.
.
.
Genre : Fluff (?), Komedi (?)
!Warning! : Typo, OOC, AU Cater Diamond
.
.
.
Summary :
tentang kharisma sang Trey Clover dalam menarik hati para Junior dan Senior Heartslabyul
.
.
.
Cater Pov.
"Namaku Trey Clover,"
Aku masih ingat saat itu. 2 tahun lalu saat kita pertamakalinya menginjakkan kaki di gedung Night Raven College. Bukan hal yang mengejutkan memang jika ada orang lain yang akan mengenalkan dirinya padamu saat pertamakali berjumpa. Apalagi jika kalian akan berada di dalam satu kamar dan satu asrama yang sama.
Tapi, yang mengganggu pikiranku saat itu adalah..
"Oh, Cater Diamond. senang berkenalanmu, Trey-kun,"
"Tapi,...mungkin kita harus keluar dari gudang ini lebih dahulu sebelum berkenalan,"
"Ahahaha...Seharusnya begitu sih...,"
"Masalahnya...pintunya terkunci,"
"...kau yang bawa kunci kan ?,"
"...,"
"Bukannya tadi kau bilang sudah pinjam ?,"
"...gawat,"
"---kunci ama kacamata---,"
" ?,"
"...Kunci ama kacamata di meja dapur...,"
"HEH !?,"
Aku, Cater Diamond.
Pertemuanku dengan Trey Clover, di musim semi tahun pertama.
Benar-benar absurd.
Cater Pov End.
☬
Hari yang normal.
Kalau jadi aku, aku tidak akan berpikir seperti itu. Walau pun memang hari itu benar-benar sangat normal. Matahari terbit dari timur, oksigen melimpah, dan suara jeritan pintu kesakitan akibat didobrak kekuatan diatas rata-rata juga udah biasa.
Eh, enggak deh yang terakhir.
Cater benar-benar tidak mengerti. Perasaan dia sudah membaca doa sebelum tidur, dan mengucapkan selamat malam pada ibunya lewat panggilan singkat. Juga, sudah gosok gigi dengan benar dua kali loh.
Lalu, kok rasanya dari tadi dia sial mulu ya ? Atau jangan-jangan dewi fortuna sedang mengacungkan jari tengah padanya sejak dia menghirup oksigen di awal hari ini ?
Tidak ada petir, maupun angin. Cater tiba-tiba mendapat hukuman mendadak dari seniornya--- atau tepatnya dari orang yang dia anggap seniornya itu. Kalau hukumannya hanya mengecat mawar sih, dia bisa maklum. Masalahnya itu hukuman agak ekstrem menurutnya.
Memasak.
Cater Diamond memasak ?
Hah ! situ gak percaya Cater bisa masak ?
Tentu saja...
...
Enggaklah.
Bukannya benar-benar gak bisa masak sih. Melainkan dia itu lebih suka yang simpel dan cepat, seperti masak air atau masak Ramen instan. Pernah sih, dia nyoba masak sesuatu yang agak sulit. Omurice misalnya, dan berakhir dengan kompornya yang rusak gara-gara ditinggal selfie.
Sampai sekarang Cater masih bingung. Kompornya kok bisa rusak padahal cuma ditinggal selfie 5 menit. Cater Curiga kompornya udah rusak duluan sebelum dia pakai, cuma ya pas dia pakai baru ketahuan rusaknya.
Omong-omong, dia dihukum bukan karena merusak barang atau sejenisnya. Melainkan karena, ketahuan hampir melompat dari balkon lantai 2.
Spontan saja semua pada kaget, plus panik dia beneran mau lompat darisana. Gak bakal pulang ke rahmatullah sih sebenarnya, tapi ya gitu. Kalo jatuh darisana tetep aja luka-luka.
Karena Ryouchonya males ngeluarin dana buat rumah sakitnya dan demi menjaga nama baik Heartslabyul, ataupun agar gak ada mitos tentang arwah murid yang gentayangan karena jatuh kepeleset dari balkon, Ryoucho-nya pun turun tangan.
Padahal mah, Cater boro-boro mau lompat dari balkon. Lah, dianya aja gak ada niatan gitu. Pas ditanyain ngapain di tepi pembatas balkon yang bikin jantung dag-dig-dug-ser itu, sang empu malah dengan watados menjawab.
"Banyak yang bilang spot selfie dari tepi balkon itu bagus Senpai, jadi aku ikutan aja,"
Alex anak tahun ketiga---sebut saja nama Ryoucho saat itu, karena author gak tahu nama aslinya--- mengelus dada sabar, seraya terus bergumam "sabar Alex, bentar lagi pensiun,". Gak tahu deh dia semalam mimpi apaan, kok bisa nemu junior kayak gini.
Yah, walaupun pada akhirnya dinyatakan tidak bersalah. Cater tetap dihukum karena menyebabkan keributan massal di asrama. Untung saja gak ada yang kelepasan manggil pemadam kebakaran atau tim penyelamat. Bisa-bisa masalahnya tambah panjang.
Nah, sekarang untuk hukumannya.
"Ugh, kepalaku agak pusing," gumamnya. "Semoga gak nambah parah,"
Cater mengetuk pintu kayu dengan penanda bertuliskan Kitchen dihadapannya. "Moshi-moshi ada orang ? Kalau ada saya balik gak jadi bantuin masak kue ini," maunya apa coba.
Gak ada jawaban.
Jadi ceritanya, karena merasa terabaikan Cater memutuskan buat masuk aja ke dapur. Toh lagian dia udah nyium bau-bau kue yang baru keluar dari oven tadi. Mungkin saja, ada orang di dalam tapi tidak mendengarnya.
Dan benar saja, Cater langsung menangkap punggung berbalut kemeja putih yang membelakanginya. Sang empu nampak masih tak menyadari kehadirannya bahkan setelah Cater mendekati meja penuh dengan cookies coklat di loyang.
"Manis banget...," Cater mengerutkan keningnya. Memang dia tidak suka makanan manis sih.
"Semanis itu ? Rasanya gak gitu perasaan,"
Terkejut sebentar dengan sahutan tiba-tiba dari orang yang dari tadi seakan mengabaikannya, Cater balik memandang pemuda dengan surai hijau itu.
"Iya manis banget. Nih, coba sendiri," Cater mengarah kan sesuap kue ke wajah laki-laki itu, yang diterima dengan santai oleh sang empu.
Bagus ya kalian, baru ketemu udah main suap-suapan :).
"Biasa aja sih. Mungkin, kemanisan gara-gara dicicipi tanpa permisi," sindirnya.
Cater gak terima. "Kau juga daritadi ngacangin salam orang kok,"
"Eh, beneran ? Ya maaf, tadi gak kedengeran," Jawabnya terkekeh seraya mengelap kaca matanya yang terkena adonan kue.
"Omong-omong, kau pasti dihukum Ryoucho untuk membantu memasak kue buat Unbirthday Party nanti sore ya ?,"
Cater mengangguk. "Kok tahu ? Dukun ya ?,"
"Ya kali dukun. Ryoucho yang bilang,"
Cater cengengesan, dia segera menyambar celemek putih dan menggulung lengan kemejanya. Sudah siap untuk membantu.
"Apa kau sudah selesai bersiap ? Kalau sudah, akan aku katakan apa yang harus kau---Ah,"
Cater menoleh. "Kenapa ? Ada yang salah ?," Pemuda itu segera menggelengkan kepalanya, dan mengangguk seakan tidak terjadi apa-apa.
Ya mana mungkin dia bilang kalau Cater sangat cocok memakai celemek itu. Terlihat manis secara bersamaan---
Istighfar nak, kau mikirin apaan sih.
"Gak, gak ada kok !," sahutnya. Cater hanya memandangnya bingung.
"Kenapa sih ?,"
☬
Matahari sudah mulai meninggi, itu artinya jam istirahat sudah tiba. Cater baru saja mengambil satu pie apel dari dalam oven. Sementara, Pemuda itu---karena, Cater belum tahu namanya---baru saja selesai dengan hiasan kue tart-nya.
"Bisa kau ambil scone dari dalam oven ? Seharusnya sudah matang sih," ujarnya, seraya melepaskan kacamata.
Cater mengangguk. "Baik---ugh !,"
Pemuda itu terkejut, segera saja menangkap Cater yang hampir saja limbung ke lantai. "Kau baik-baik saja ?"
"Sedikit pusing,"
"Kelelahan mungkin. Istirahat dulu aja deh biar aku urusi sisanya," Cater menggeleng, lantas melepaskan diri dari pelukan pemuda itu. "Masih kuat kok, lagian tinggal dikit,"
"Yaudah deh, kalo gak enak badan ngomong aja," Cater mengangguk lantas segera pergi kearah Oven.
"Kurang apel ama strawberry nih," gumam Cater saat melihat hiasan Tart yang menurutnya agak kosong itu. "Iya sih, tapi disini sudah habis,"
"Mungkin gudang penyimpanan,"
"Hah ?,"
Pemuda itu mengangguk. "Seharusnya disana ada apel atau strawberry tambahan,"
"Kalau begitu ayo kesana,"
Keduanya lantas pergi menuju gudang penyimpanan. Letaknya gak jauh sih dari dapur, cuma melewati 2 ruangan dari sana dan akan langsung disuguhi pintu kayu bertuliskan gudang. Ruangannya lumayan besar untuk sebuah gudang, ada beberapa buah-buahan dan beberapa peralatan asrama juga.
"Sip, ada apel sama strawberry-nya," sahut pemuda itu girang.
"Sudah cukup kan ? Ayo kembali sekarang," Pemuda itu mengangguk lantas segera membawa beberapa apel dan strawberry secukupnya.
Namun,
Kurang seru sih kalau gak ada konfliknya.
Bener gak ? :D
Saat pemuda itu memutar kenop pintu hendak membukanya, dia baru menyadari sesuatu.
"...pintunya terkunci,"
"Eh ?,"
"HEHHHH !??,"
☬
Oke, setelah mengetahui mereka terjebak, singkat cerita Cater dan Trey pun akhirnya berkenalan di dalam gudang, setelah sekian 1000 kata terus manggil satu sama lain dengan kau-dirimu-kacamata-atau tukang selfie.
Kalau hanya terjebak sih sebenarnya tidak masalah. Karena, Trey tahu tepat sekitar jam 3 sore nanti pintu itu akan dibuka oleh anak-anak Heartslabyul lain untuk mempersiapkan Unbirthday Party.
Nah, tepat setelah mereka baru saja tenang. Masalah tambahan pun datang menghampiri.
"Cater, kau benar-benar demam,"
Cater masih menggeleng, dan berkata dia baik-baik saja sama seperti beberapa menit yang lalu. Padahal wajahnya sudah memerah terang dengan kepala yang berat sekali. Memang sih, dari pagi badannya sudah agak meriang. Tapi, dia abaikan karena tidak ingin merepotkan orang lain.
"Kau ini, bisa tidak sih jujur saja kalau sedang sakit. Lagian Ryoucho gak mungkin maksain kalau kau sedang sakit gini,"
Bagai emak-emak memarahi anaknya, Trey berujar ketus seraya mengukur suhu Cater menggunakan telapak tangannya. Bukannya perhatian sih, cuma rasanya Trey jadi ikut bertanggung jawab atas demam Cater.
"Trey-kun cerewet. Menasehati atau malah marahin sebenarnya?,"
"Keduanya," jawab Trey. Wajahnya sedikit mengkerut karena merasakan suhu badan Cater yang mulai naik kembali.
"Seharusnya dikompres air hangat, tapi disini tidak ada air," Trey mulai memutar otaknya, mencoba mencari cara menurunkan suhu badan Cater yang mulai meninggi. Bisa gawat jika terlalu lama dibiarkan seperti itu.
Untungnya, otak Trey bekerja dengan cepat. Dia lantas segera menggendong Cater ala bridal style. Cater memang demam, tapi dia tetap sadar. Hanya kepalanya saja yang pusing. Manik hijaunya melebar terkejut saat merasakan tubuhnya naik ke udara.
"Eh !? Tre-Trey-kun ! Apa-apaan!??,"
"Diem dulu bentar," Cater menurut, lagipula dia sudah tak punya tenaga lagi untuk memberontak.
Trey akhirnya menurunkan Cater diatas salah satu matras disana. Dengan segera Trey pergi mencari obat penurun panas di sekitarnya. Seingatnya, ada beberapa persedian obat darurat yang disimpan disini.
"Ketemu," gumamnya senang.
"Cater, ayo buka mulutmu," Cater menggeleng, menutup mulutnya rapat-rapat. Menolak untuk meminum cairan berwarna oranye di sendok yang dipegang Trey.
"Pahit,"
"Belum coba mana tahu,"
"Semua obat itu pahit, Trey-kun,"
Sabar Trey.
Trey harus menahan diri untuk tidak menjejakkan botol obat itu saking gemesnya pada laki-laki penyuka selfie itu. Ah, untungnya Trey menemukan cara yang lebih baik dan tentu saja lebih cepat untuk meminumkan obat itu.
Trey menegak cairan obat di dalam sendok, dengan senyum licik dia menarik dagu Cater mendekat. Mencengkeram rahangnya agar tetap terbuka, dan dengan cepat mencium bibir Cater dengan secepat kilat. Sampai-sampai Cater tidak dapat mengelak.
Cater terkejut, membeku di tempatnya. Lebih terkejut lagi saat merasakan cairan pahit memasuki tenggorakannya secara paksa. Kesadarannya langsung kembali. Dengan tenaga yang tersisa, dia mendorong bahu Trey dengan paksa.
"TRE-TREY-KUN NGAPAIN SIH !? JANGAN BILANG LIHAT ORANG SAKIT BIKIN DIRIMU NAFSU !," Teriak Cater kesal, dan malu. Wajahnya memerah padam. Entah memang sepenuhnya karena demam, atau karena ciuman tiba-tiba tadi.
"Habis itu cara yang kepikiran tadi. Maaf, setidaknya itu bukan first kiss mu kan ? Kau pasti pernah berciuman dengan orang lain kan ?,"
"...,"
"Eh, itu tadi first kiss mu ?,"
"TREY-KUN BEGO !," Cater memukul-mukul kecil punggung Trey. Tidak bisa kuat-kuat juga mengingat tenaga yang dimilikinya tinggal sedikit.
"Ah ! Ittai !---Maaf-maaf, aku gak tahu !,"
Pada akhirnya, Cater menyerah dan membiarkan tubuhnya beristirahat diatas matras. Seraya mencoba menghilangkan ingatan kejadian sesaat lalu dalam kepalanya.
"Cater, masih marah ?,"
"Bego. Emang menurut Trey-kun gimana hah ?,"
Kesal rasanya, hal penting dalam hidupnya sudah diambil dengan seenak jidat dan sekarang dia malah tidak bisa membalasnya. Benar-benar mengesalkan. Cater doain karena ciuman itu Trey ikut ketularan demam. Biarin, dia bodo amat.
Trey tersenyum canggung, merasa bersalah. "Oke deh, terus gimana caranya biar aku dimaafkan ?,"
Cater nampak berpikir sejenak. Cater yang posisinya memang berada di pangkuan Trey menarik dasi milik pemuda itu mendekat. Dengan cepat mencium bibirnya. Untunglah, Trey sedang tidak memakai kacamatanya, jadi ini lebih mudah dilakukan.
Hanya sebentar, sebelum Cater melepas ciuman diantara mereka dan tersenyum licik.
"Semoga ketularan demam Trey-kun,"
Oalah, jadi ini toh tujuan Cater menciumnya. Trey mencubit pipi Cater gemas. "Udah dibantu, bukannya terimakasih malah nularin virus ya gini,"
"Siapa juga yang nyuruh ngambil ciuman orang tanpa izin !?," Cater bicara dengan agak serak. Tubuhnya memang makin melemah. "Sudah-sudah, istirahat sana biar gak makin parah,"
Cater mengangguk, lantas segera memejamkan matanya.
"Hei, Trey-kun," Cater memanggil Trey sebelum jatuh tertidur.
"Ya ?,"
Dengan wajah memerah padam, yang entah disadari Trey atau tidak. Cater tersenyum kecil.
"Terimakasih sudah mau direpotkan,"
☬
Keesokan harinya...
Cater membawa sup didalam nampan dan meletakkannya pada meja disamping tempat tidur itu. Dia tersenyum pada pemuda laki-laki yang tengah memandang dirinya kesal, dengan handuk basah di letakkan pada dahinya.
"Cie yang ketularan sakit,"
"Ulah siapa coba ?,"
Cater terkekeh.
Walau harinya diawali dengan kejadian absurd dan penuh dengan kesialan. Setidaknya Cater menikmatinya.
Yah, setidaknya dia dapat bertemu orang seperti Trey.
.
.
.
.
FIN
.
.
.
Rekor chapter terpanjang di HAREM TREY (; w ;).
Plus, untuk pertamakalinya nulis kiss scene disini xD
Maaf kalau kepanjangan ya
Thanks for Reading ^w^
♣️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top