Chap 2.

°°°

"GO GO!! AKASHI-SAN!! SEMANGAT!!"

Ryoka berteriak menyemangati sang pemuda bersurai merah dengan segala kemutlakannya.

Ryouta mendengus mendengarnya, napa ga dia aja gitu?

Yaudahlah, udah terbiasa.

Mereka sedang bertanding melawan sekolah lain, dan Ryoka datang sebagai penyemangat.

DAN KENAPA CUMA AKASHI?

Akashi hanya tersenyum miring mendengar teriakan itu, membuat Ryouta cemburu berat.

Bukan!! Bukan karna ia siscon!!

Ah sudahlah!!

Ryoka diam diam melihat ke arah Ryouta, lalu mengerutkan keningnya ketika sang kakak mulai kelelahan karna lawannya cukup kuat.

Ia menggigit bagian bawah bibirnya, diam diam khawatir dengan sang kakak, lalu mengerjabkan matanya kala sang kakak mulai oleng.

"NII-CHAN!! SEMANGAT!!"

Ryouta membulatkan matanya begitu mendengar teriakan itu, ia menoleh ke arah Ryoka dan melihat sang adik yang tersenyum menyemangati sang kakak.

Bagaikan dicas kembali, energi Ryouta semakin penuh, ia kembali bersemangat dan mulai melanjutkan permainannya.

Ryoka tersenyum lega melihatnya.

Pertandinganpun dimenangkan oleh tim Ryouta, Skor mereka berbeda jauh.

Ryoka lalu berlari ke arah sang kakak, memeluknya dan membuat sang kakak tersenyum.

"Tumben manggil Nii-chan?"

"Terpaksa."

Senyum Ryouta memudar lalu menjewer telinga sang adik, membuat sang adik meringis.

"SAKIT!!"

"BIARIN!!"

Teman setim Ryouta tersenyum melihat kedekatan kakak beradik yang biasanya tak pernah akur itu.

°°°
"Bang, laper nih." keluh Ryoka sambil memegang perutnya.

Ryouta hanya mendengus, dasar adek ngga tau malu, lalu menatap kesekeliling berharap menemukan cafe atau tempat makan.

Ryoka lalu menarik narik lengan sang abang, membuat Ryouta menatap gadis itu bingung.

"Itu ada bakso!! Makan bakso aja yuk!!"

Ryoka kemudian berlari ke arah abang tukang bakso, mari mari si- eh, author malah nyanyi.

Mereka pun duduk di tempat yang disediakan sambil menunggu bakso mereka.

Ryoka kemudian mengambil hpnya, lalu membuka kuncinya dan memainkannya, tanpa disadarinya, ia senyam senyum sendiri.

Hal itu tentu membuat Ryouta heran, Ryouta mengintip hp adeknya, tapi sayang disadari oleh sang adik.

"Kepo!!"

Sang adik mematikan hpnya lalu mencibir pada Ryouta.

Ryouta mendengus.

Ting!!

Hp sang adik berbunyi, membuat Ryoka menghidupkan hpnya lagi, lalu asyik sendiri.

Anaq laknat.

Anaq laknat : Mak, malam tahun baru ada rencana?

Engga, kenapa?

Anaq laknat : hoo, temenin gw ke festival yak?

Ryoka mematikan hpnya, melirik Ryouta, dan membuat sang kakak ikut menatapnya, setelah bertatapan lama, Ryoka terkekeh tiba tiba.

"Napa dek? Gilanya kambuh?"

"Ish!! Nyebelin banget sih!!"

°°°°

Ryouta mendengus, Ryoka tiba tiba mengajaknya belanja, entah apa yang dibeli anak itu, perhiasan? Tidak mungkin, dia kan tidak suka berhias.

Saat termenung menunggu sang adik, Ryouta dikagetkan dengan tepukan di bahunya, ia menoleh dan melihat sosok gadis bersurai merah muda.

"Kise-san? Apa yang kau lakukan disini?"

Ryouta hanya tersenyum menanggapi.

"Sedang menunggu adikku ssu!!"

"Heee? Adikmu?"

Sang gadis duduk di dekat Ryouta dengan santai.

"Adikmu memangnya beli apa?"

"Entahlah."

Sang gadis bernama Momoi terkekeh.

"Harusnya kau menemaninya, kasian adikmu nanti bawa belanjaan berat berat."

"Dia tidak akan belanja banyak, dia pasti bisa sendiri."

Momoi mengerutkan keningnya, menginjak kaki Ryouta yang membuat Ryouta meringis.

"Mana bisa seperti itu? Kau ini abangnya atau bukan sih?"

Momoi terlihat kesal, kesal melihat kelakuan Ryouta yang tidak peka.

"I-ittai Momoicchi..."

Momoi hanya mendengus.

"Susul adikmu sana!!"

"H-huh?"

"SUSUL DIA!!"

"HUAAA!! I-IYA SSU!!"

Ryouta berlari ke toko tempat adiknya belanja, membuat Momoi tersenyum.

Lalu menatap sinis orang orang yang memperhatikannya, membuat orang orang itu mengalihkan pandangan mereka.

°°°

"Hosh!! Hosh!!"

Ryouta berhenti didepan toko yang dikunjungi Ryoka.

Ia lalu membeku begitu melihat nama tokonya.

'TOKO PERHIASAN MBA AKIRA'

Ryouta mengerutkan keningnya, Ryoka ke toko perhiasan?

Patut di abadikan nih!!

Cekrek.

"Bang? Ngapain?"

Sosok gadis dengan surai kuning terlihat, membuat sang kakak cengengesan.

"Ga, lagi-"

Pandangan Ryouta beralih ke tas belanjaan yang dipegang Ryoka.

"Kenapa sih? Ngeliatinnya gitu banget!!"

Ryoka memeluk tas belanjaan miliknya lalu mencibir ke arah Ryouta, membuat sang kakak kesal dan mendengus.

Mereka terdiam sebelum akhirnya Ryoka menatap sang kakak.

Membuat sang kakak ikut menatap Ryoka.

"Umm.... Bang...... Besok kan festival tahun baru..... Mau pergi bersama?" 

Ryoka menunduk, hal itu tentu membuat Ryouta panik, tidak biasanya sang adik begini, ia pun memegang dagu sang adik dan mengangkatnya.

"Kalau tidak mau juga tak apa.."

Sang adik tersenyum miris.

"Baka!! Bagaimana mungkin aku menolak ajakan adikku yang manis ini ssu?"

Ryouta mencubit kedua pipi Ryoka, membuat Ryoka menggeram.

"Swudah!!"

Ryoka mendorong Ryouta kuat, membuat sang kakak terdorong kebelakang.

Mereka tertawa hingga mendapati pandangan heran dari pembeli lainnya.

"Janji ya?" Ryoka tersenyum lebar sambil menatap Ryouta.

Ryouta mengangguk dan mengelus rambut kuning sang adik.

"Aku janji."

"Ngomong-ngomong, aku ingat ada kimono ibu di rumah, pakai itu saja ya?"

Ryoka mengangguk semangat lalu memberikan semua belanjaannya ke Ryouta.

"Bawain ya bang!!"

Dengan aura bling-blingnya ia berjalan dengan ceria didepan Ryouta yang mengeluarkan aura suram.

'Kenapa juga aku yang disuruh bawain barangnya ssu!!'

Lagian Ryouta ga tega ngerusak mood sang adik yang sepertinya lagi baik baiknya.

Ryoka tersenyum cerah sampai membuat banyak laki laki terpaku melihat kecantikan Kise versi perempuan itu, membuar Kise versi laki laki mendengus dan melempar tatapan tajam kesekitar.

Orang orang yang memperhatikan Ryoka kemudian mengalihkan pandangan, merinding melihat tatapan tajam Ryouta.

"Ehh? Ada apa kak?"

Ryoka menatap sang kakak bingung, sedangkan sang kakak hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Tadi kakak liat banyak orang gila."

JLEB.

"Huh?"

°°°
Ryouta dan Ryoka sedang sibuk membongkar lemari orang tuanya.

Kamar orang tua mereka terlihat berantakan karna ulah dua anak ngeselin ini.

"Yeay!! Dapat!!"

Setelah mendapatkan apa yang mereka cari, dengan santainya mereka pergi tanpa membersihkan kembali kamar orang tua mereka.

Dasar anak durhaka, ga tau diri.

"Oiya bang, kenapa sekarang nyarinya? Ga besok aja?"

Ryoka menatap Ryouta bingung.

"Karena besok gaada waktu, entar keburu buru dek."

Ryoka mengangguk paham.

"Okaa-san gabakal marah kan?"

"Engga kayanya."

Tanpa berdosa Ryouta menjawabnya, Ryoka mengangguk lagi dengan polosnya.

"Yaudah."

"Tidur gih dek, udah malam."

Ryouta mencium kening sang adik membuat Ryoka memejamkan matanya dan tersenyum.

Jarang sekali Ryouta seperti ini.

"Oyasuminasai."

Ryoka kemudian berlari ke kamarnya, meninggalkan Ryouta yang tersenyum melihat tingkah sang adik.

"Oyasuminasai, imouto."

"Kau adalah harta berharga bagiku, kuharap kau tidak meninggalkan aku sendiri aku tidak tau lagi apa yang terjadi kalau kau menghilang dan pergi dari hidupku.. Aku menyayangimu, Ryoka."
-Kise Ryouta-

••°••

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top