Iruma Jyuto [30/05/2019]

Angin berhembus menerbangkan dedaunan. Mungkin, juga membawakan bisikan rindu dari seseorang yang berada dalam kota Yokohama sana.

Diantara dingin yang menusuk, Jyuto ada di sana. Di jalanan yang sepi, baru saja pulang dari pekerjaannya. Bibirnya menghisap batang rokok dengan santai, lantas menghembuskan uapnya untuk merasakan sensasi unik.

Pria berumur nyaris kepala tiga itu merasa seperti ada yang janggal hari ini, dan sampai malam pun, ia masih belum menemukan apa itu.

Tak seperti Jyuto yang biasanya.

Pemilik manik hijau itu menghentikam langkah, tepat di depan sebuah pintu yang merupakan sampul kecil dari Apartemen tempatnya tinggal.

Tangannya merogoh kantung celana, lantas mengeluarkan sebuah kunci dan memasukannya ke dalam lubang pintu untuk membuka---

Eh, tunggu?

Kedua alis Jyuto mengernyit. Tidak terkunci? Pikirnya.

Perasaan polisi itu mulai tak enak, dengan segera ia membuka pintu, melepas sepatu dan segera melangkah memasuki Apartemennya---dengan lampu-lampu yang sudah menyala.

"Hm?" Jyuto bergumam, semakin bingung dengan apa yang terjadi.

Kakinya melangkah lebih dalam, lantas mengangkat lengannya dan mengecek jam di pergelangan tangannya.

Pukul 23:07

Cukup malam, lantas siapa yang ada di dalam Apartemen ini selain si pemilik sendiri?

Pencuri?

Langkah Jyuto terhenti kala mendapati ruang dapur yang juga lampunya menyala. Kakinya berjalan masuk, lantas tersentak selama beberapa detik sebelum akhirnya sebuah lengkungan kurva tipis terukir di bibir karena melihat pemandangan di hadapan.

Seorang gadis berambut soft yellow dengan sweater putih sedang tertidur di meja makan. Kedua lengan si gadis dijadikan bantalan untuk kepalanya. Tak lupa, ada sepiring nasi goreng di dekatnya, secangkir kopi dan segelas jus jeruk.

Jyuto tidak habis pikir, ia menggeleng-gelengkan kepala sebelum akhirnya berjalan mendekati gadisnya.

"Iruma-san..."

Jyuto tersentak.

"Otanjoubi... Omodetou..."

Lagi, sebuah lengkungan kurva terukir di bibir Jyuto.

Tampaknya, si gadis mengigau. Dan, ekhem, mengigau tentang Jyuto, hm?

Eh, tunggu?

Apa tadi?

Otanjoubi omodetou?

Jadi, hari ini adalah ulangtahun si polisi bejad?!

Kali ini, Jyuto menahan tawanya di leher. Pria itu memilih untuk tidak membangunkan gadis di hadapan selama beberapa saat. Sepertinya akan seru.

Tangan Jyuto terulur menyentuh sendok, lantas segera memakainya untuk memakan nasi goreng yang sudah dingin itu.

Bila ini adalah sebuah manga, maka sesaat setelah Jyuto telah memasukan sendok ke mulut---background gelap dengan petir menghiasi dengan absurdnya.

Terlalu asin! Pikir Jyuto. Meskipun begitu, tetap menguatkan diri untuk mengunyah makanan tersebut dan menelannya susah payah.

Pandangannya beralih pada si gadis soft yellow, hembusan napas meluncur sebelum akhirnya Jyuto kembali membatin. Jadi, dia ini memberi kode ingin segera aku nikahi atau apa?

"Ngh..." kepala gadis itu bergerak tak nyaman, untuk kedua kalinya membuat Jyuto menghela napas.

Tangannya teralih mengambil garpu, lantas segera menyentuh kepala si gadis menggunakan ujung benda tersebut. "Bangun." Katanya pendek.

Bukannya langsung bangun seperti perintah, si gadis justru menyembunyikan wajah dan membenamkannya pada lengan, tampak enggan menuruti perkataan Jyuto.

Sebenarnya, Jyuto sendiri tidak ingin ambil pusing. Tapi sebuah ide jahil melintas di otak liciknya.

Ia merendahkan tubuh, lantas mencondongkan wajah mendekat pada sang hawa. Napasnya menerpa rambut gadis itu, begitu pula menyentuh telinganya. "Rabbit, bangun." Jyuto berbisik.

Dan aksinya, hanya dibalas dengan lenguhan manis si empu.

Jyuto menyeringai, detik selanjutnya ia menjulurkan lidah, menjilat dan menghisap telinga gadisnya yang tertutup rambut. Dan lagi, sukses memberi lenguhan yang lebih manis.

Namun, hal itu belum dapat membuat si gadis bangun.

"Tsk."

"Ah!"

Jyuto menggigit kasar telinga mangsanya, segera membuat insan itu terbangun dengan kesadaran penuh dan meringis kesakitan sembari mengelus-elus telinganya.

"Iruma-san! Sakit!" Katanya, mengaduh kesakitan pada Jyuto.

"Hm...? Apakah sesakit itu, Rabbit?"

Samar-samar, gadis itu meneguk saliva susah payah. Bila Jyuto telah memasang seringai iblisnya disertai panggilan 'Rabbit' bernada rendah, artinya gadis itu berada dalam masalah besar.

"Here, let me help you." Polisi Yokohama itu kembali mendekat, dan lagi-lagi memposisikan kepala di dekat telinga si gadis.

"Iru---"

Panggilan itu tak terselesaikan, karena tepat setelahnya, Jyuto menjilat letak bagian telinga sang hawa yang kemerahan karena sakit---atau malu?

"Iruma-san," nama itu terpanggil, sang empu memejamkan matanya dengan salah satu tangannya terangkat meremas bahu Jyuto. "H-hentikan."

Untuk sementara, Jyuto menghentikan aktifitasnya, namun ia hanya menjauh beberapa sentimeter dan napasnya yang terembus masih bisa menyentuh telinga empunya. "Kenapa? Bukankah tadi kau bilang ini sakit?"

Sesuai dugaan Jyuto, wajah sang kekasih memerah. Jyuto bahkan tidak perlu melihat itu untuk membuktikan kebenarannya. "T-tapi aku tak menginginkan ini..."

Jyuto kembali menjauhkan wajahnya, kali ini berhenti tepat di depan wajah gadis itu, menatap manik honeygold indah itu dalam-dalam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oh ya? Apakah benar untuk seorang gadis yang sengaja memasukkan garam terlalu banyak ke dalam masakan dan menyajikan itu untuk calon suaminya dan mengkode agar ingin segera dinikahi?" Tak lupa, Jyuto melukiskan seringai di akhir kalimat dengan nada menyindir sensual.

"I-Iruma-san, a-apa nasi gorengnya terlalu asin? M-maaf, aku baru saja belajar dari Riou---"

"Untuk apa membuatkanku makanan?" Jyuto memotong cepat, maniknya berkilat di balik kacamata.

Sang gadis dapat merasakan keringat dingin membasahi pelipisnya, khawatir sepertinya ia melakukan kesalahan hari ini pada Jyuto. "A-aku ingin memberimu hadiah..."

Jyuto mendengus, diam-diam tangannya sudah membuka tiap kancing kemeja yang dipakai gadis itu. "My wish, you'll become my birthday present."

"I-Iruma-san!"

"Hm? Oh, apa mau pakaian lain? Aku punya kostum kelinci di kamarku."

"Iruma-san!"

"Tenang, kasurnya rapi, 'kok. Empuk juga."

"Irumaaa-san!"

"Iya, aku mengerti. Safety can be fun, huh?"

"Iruma-san! Dengarka---hmpfh!"

"Stay still, yeah? Little Rabbit~♡"

END
(But actually TBC)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author note :
Tarik napas, hembuskan, tarik napas, hembuskan---
Oke, jantung saya skot jam ini, heung:")

Sore ja Iruma-san, mata ne~

Ekhem, HELL YEAH GWAH DIAPAIN ITU ( ͡° ͜ʖ ͡°)
/staph

Tengkiu buat Zaskia_putri yang sudah membangkitkan mood sekaligus memberi ide, uhuk( ͡° ͜ʖ ͡°)

OKELA YA, HAPPY BIRTHDAY OM JYUTO, SEMOGA MAKIN SAYANG SAMA ADEK, YA~

See ya next chap!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top