6🌺

"Mikey, aku takut." Gumam Takemichi, dia menautkan kedua tangannya di atas pahanya.

Chifuyu selalu menyembunyikan sesuatu dari dalam dirinya.

Padahal mereka sahabat.

Mikey, mengecup pipi kanannya, dan mengesekan kedua pipi mereka dengan gemas. Mereka sedang bersantai di kursi yang terletak di belakang sekolah. Usai dari jam sekolah. Mikey suka bersantai sendirian disini, dan sekarang ada Takemichi.

"Tidak apa, Michi. Dia akan baik-baik saja. Aku yakin, Baji akan melakukan sesuatu." Seru Mikey menenangkannya.

Takemichi mengangguk lemas, bagaimanapun Takemichi tidak mau kalau hanya dirinya yang bahagia, Chifuyu belum pernah terlihat bahagia sebelumnya.

"Semoga saja, Mikey. Aku ingin dia bahagia." Seru Takemichi tersenyum simpul pada Mikey yang duduk sebelah kirinya.

Sama seperti diriku.

Mikey dengan wajah datarnya, mendekatinya. Membuat wajah Takemichi menatapnya polos. Mikey terkadang memang sedikit aneh, Takemichi tidak bisa menebak tingkah Mikey.

Dia memang kuat, penuh dengan karismatik luar biasa.

Namun, Takemichi tau ada sesuatu yang menghilang darinya. Mikey selalu sendirian, sedang kehilangan sesuatu.

Takemichi ingin bersamanya,  Dan memberikan segalanya yang dia bisa untuk Mikey. Takemichi sendiri tidak tau apa alasannya, mungkin karena Mikey adalah orang spesial?

Tatapan mata hampa, seakan menariknya masuk kedalamnya. Dan ikut merasakannya.

Srek!

Mikey menarik Takemichi untuk duduk di atas pangkuannya, dan melingkarkan tangan kirinya di pinggang mungil Takemichi.

Membuat mereka berdua saling berhadapan, Takemichi hanya mengerjapkan matanya, tidak mengerti dengan tingkah Mikey yang terkadang kekanakkan.

Tangan kanannya perlahan mengusap surai pirang pendek Takemichi hingga berantakan, Takemichi memerah saat Mikey mendekatinya dengan wajah datarnya yang tidak berubah.

I-ini sedikit memalukan. Mikey selalu membuatnya malu, untuk pertama kalinya Takemichi bisa merasa malu pada orang lain.

Apa karena Cinta?

Cinta itu terlalu luar biasa, awalnya Takemichi tidak percaya dan sekarang Takemichi malah mencintai Mikey.

Perasaan hangat yang meluap dalam dirinya, Takemichi tidak bisa membohongi perasaannya.

Dia mencintainya.

Mikey yang mungkin hanya mempermainkannya, meksipun begitu cinta tidak bisa ditebak.

Tidak bisa dihentikan. Bahkan oleh Takemichi sendiri, Cinta tidaklah bisa memilih pada siapa yang akan merasakannya.

Takemichi bahkan tidak tau bahwa Cinta akan memilihnya, mendarat pada Mikey.

"Michi." Panggil Mikey.

Suara yang awalnya membuat Takemichi ketakutan dan sekarang berubah menjadi hal yang paling diinginkannya. Jantungnya berdebar kencang tidak tertahankan pada Mikey.

Membuat Takemichi menahan nafasnya, hingga Mikey pelan mendaratkan manja wajahnya pada tubuh Takemichi. Tangan kirinya memeluk takemichi lebih erat. Tidak ingin dia pergi.

Dan tangan kanannya mengusap puncak kepala Takemichi,

Dia perlahan berbisik, "Kebahagiaan akan datang. Pasti, sama seperti dirimu."

Dia mengeratkan pelukannya, Takemichi ingin mencintainya.

"Iya, Pasti. Aku yakin dia akan menemukan kebahagiaannya." Gumam Takemichi tersenyum, Siapapun pantas untuk disukai. Meksipun penuh dengan luka.

Dia ingin mencintai Mikey.

Sudah lama Takemichi kalah karena membiarkan Mikey untuk masuk kedalam hatinya. Setiap tingkah dari Mikey selalu membuatnya jatuh cinta. Lagi dan lagi tanpa bisa dihentikan.

Lambat laun, Takemichi semakin menyukainya dan membiarkan perasaan cintanya pada Mikey semakin memenuhi dirinya.

.
.
.
.
.

"Maafkan Michi. Aku hanya mempermainkanmu. Aku....-" ucapan Mikey terhenti saat, Takemichi menangkup wajah Mikey menghadap kearahnya.

Senyuman yang sama. Hal yang membuat Mikey jatuh cinta.

"Tidak apa-apa Mikey, buktinya aku dan kau saling mencintai, kan? Pada akhirnya hanya itulah yang dibutuhkan bagi kita." Seru Takemichi dengan wajah ceria.

Takemichi selalu membuatnya berdebar, Sisi misterius penuh cahaya seolah menarik Mikey untuk melihatnya. Bahwa masih ada kebahagiaan disampingnya.

Dan itu adalah Takemichi.

Mikey mengusap tangan Takemichi yang memegangi wajahnya. Perlahan tersenyum, ekspresi tulus darinya.

Hanya karena Takemichi. Dia bisa kembali seperti manusia yang merasakan perasaan.

Setelah sebelumnya, kehilangan semuanya dalam sekejap.

"Michi. Aku mencintaimu." Gumam Mikey memelan, mata hitamnya menggambarkan sosok yang didepannya. Ada Takemichi yang diizinkan masuk dihatinya. Hanya Takemichi.

Dadanya berdebar begitu hangat. Kehangatan yang tanpa sadar mulai dilupakannya.

Takemichi memberikannya. Dan membuat Mikey mencintainya.

"Kau benar-benar spesial, Michi. Kau membuatku mencintaimu. Michi, kau sedikit curang ya?" Seru Mikey menyeringai jahil.

Wajah takemichi memerah, dia memandang dengan raut geram.

"Apaan sih. Kau juga yang duluan membuatku jatuh cinta kan. Mikey yang curang!" Seru Takemichi berkacak pinggang.

"Haha. Berarti kita kalah." Kekeh perlahan Mikey. Bahkan dirinya bisa melakukan hal kekanakkan. Dia benar-benar sudah berubah.

Takemichi terkekeh, mereka saling menukarkan senyuman. Hal manis bagi mereka berdua.

Cup!

Mikey mendaratkan kecupan singkat di bibirnya, Rasa manis yang selalu sangat disukainya.

"Mikey! Jangan na-mnh.." gumam Takemichi memerah saat Mikey menjilati bibirnya.

"Michi milikku." Bisik Mikey, dengan wajah datarnya menatap penuh ke arah Takemichi.

Blush!

Haha, takemichi kesayangannya dan sangat dicintainya.

Hanya milik Mikey seorang.

.
.
.
.
.

Deg!

Takemichi menunduk. Berbisik pelan disamping telinganya. Yang dapat didengar dengan jelas oleh Mikey. Sengaja. Agar Mikey tau bahwa bukan hanya dia yang terjebak dalam sebuah perasaan ini, namun dirinya juga. Kami berdua terperangkap dalam perasaan bernama cinta.

"Aku juga mencintaimu." Seru Takemichi dengan senyuman, dia menemukan kebahagiaan. Sejak bertemu dengan Mikey, pertemuan begitu aneh. Namun, Takemichi mulai menyukainya.

Takdir dari Cintanya.

Terkadang Mikey bisa begitu emosional tentangnya. Dan dia juga terkadang bisa begitu tergoda didalamnya, dia tidak pernah jatuh cinta. Namun Takemichi yakin, bahwa apa yang dirasakannya adalah cinta dan Takemichi bahagia bisa merasakannya dengan Mikey.

Takemichi mengusap pelan punggung Mikey, merasakan tubuh mereka saling berbagi rasa nyaman yang hangat.

Wajah Mikey yang memerah, dan menyembunyikannya pada bahu Takemichi. Sekali-kali, Takemichi ingin membalasnya.

"Michi curang." Cemberut Mikey. Dia memeluk erat Takemichi.

Inilah Cinta baginya. Rasa manis seperti permen. Takemichi ingin selalu menjaga perasaannya dengan Mikey. Takemichi ingin memilikinya seorang diri.

Karena ini adalah miliknya, dan ini adalah Perasaan Cintanya.

.
.
.
.
.

"Chifuyu." Gumam Baji pelan, melihat kesebelahnya. Tidak ada siapapun disampingnya.

Dimana Chifuyu?

Ada yang aneh.

Sudah beberapa hari ini Chifuyu sama sekali tidak hadir di kelasnya. Dan dimanapun, bahkan ditempat yang biasanya mereka tempati. Chifuyu seolah menghilangkan dirinya.

Biasanya, meksipun Chifuyu lebih suka menyendiri, dan jauh dari keramaian. Namun baji selalu bisa menemukannya.

Srek!

Baji mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Mikey sedang bersandar di dinding, dan memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaketnya.

"Kau sedang masalah, Baji?" Tanya Mikey dengan eskpresi datar seperti biasanya.

Baji terkekeh, "Kau sendiri tau, Mikey. Bagaimana jika kau mengurus Kekasihmu itu?"

Gantian Baji mengejeknya, mereka memang tidak pernah bisa akur walaupun saudara.

"Dia urusanku sendiri. Dan kau bagaimana dengan Chifuyu?" Tanya Mikey lagi. Kali ini Mikey menatapnya dengan dingin.

"Apa urusanmu?" Baji menatap dengan tatapan dinginnya.

"Michi akan bermasalah jika Chifuyu mengabaikannya terus." Seru Mikey dengan nada datar.

"Oh ya?" Baji menyeringai, menampilkan taring khasnya. Dia berdiri dari posisinya.

Berada di hadapan Mikey yang sama sekali tidak bergeming. Walaupun Baji lebih tinggi darinya. Mikey benar-benar sama seperti biasanya kalau bukan bersama Takemichi.

"Kau tidak takut. Hm Mikey?" Gumam baji berbisik pelan. Dia memukul dinding di sebelah kiri Mikey dengan satu tangannya.

Tangan kiri Baji bergerak, mengelus pipi Mikey yang sama sekali tidak bereaksi padanya.

"Apa yang bisa kau lakukan?" Kali ini Mikey gantian berbicara tanpa adanya rasa ketakutan.

Baji tertawa, Mikey benar-benar sangatlah menarik.

Baji menarik dagu Mikey hingga menghadap kearahnya, tatapan hitam hampa tanpa perasaan.

Baji mendekati wajahnya, hingga dia tertawa keras. Mikey benar-benar tidak berubah.

"Kau benar, aku tidak akan bisa melakukan apapun padamu." Seru Baji tersenyum. Senyuman mengejek khasnya. Baji menarik kerah baju Mikey, dan kali ini Baji berbisik pelan dilehernya.

"Karena kita saudara."

Srek!

"Berhenti bermain-main, brengsek. Ini menjijikan." Tukas Mikey dengan ekspresi datar.

Baji terkekeh, dia menjauh dari Mikey. Dan memilih bersandar di dinding disebelahnya Mikey.

"Maaf-maaf." Kekeh Baji tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Menyebalkan." Tukas Mikey tanpa ampun. Baji terdiam, dan wajahnya mendadak serius.

"Kau pasti memikirkannya kan? Chifuyu memiliki beberapa masalah. Lebih baik kau segera menyelesaikannya. Aku tidak mau ada masalah dengan Michi." Seru Mikey, memiringkan wajahnya dan berwajah serius pada Baji disebelahnya.

Baji terkekeh, dia mengusap surai hitamnya yang panjang, pelan mengigit karet di bibirnya. Perlahan senyuman seringai tertarik di wajahnya, dan Baji mulai mengikat rambutnya.

"Tenang saja. Aku akan serius." Bisik Baji, jika sudah serius. Baji tidak akan terkalahkan.

"Berjuanglah. Saudara gila." Seru Mikey tersenyum tipis.

"Tentu saja. Saudara gila." Sahut Baji melemparkan seringaian. Dan beralih pergi dari sana, dia akan menemukan Chifuyu.

Pasti. Kali ini Baji benar-benar akan menyelamatkannya. Dan mengembalikan senyumannya.

Sisi yang hilang dari Chifuyu.

.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top