-Happier : 02-

Mungkin tidak ada yang pernah begitu menyakiti Kuroo dibandingkan [Name] dan mungkin tak ada yang pernah begitu mencintai Kuroo selain [Name].

[Name] menatap hiruk pikuk koridor sekolah, disampingnya sosok Yaku tengah mengoceh tentang betapa menyebalkan guru kimia mereka.

Manik sapphire [Name] lagi lagi menemukan sosok Kuroo ditengah kerumunan, seakan maniknya tak pernah bisa melepaskan bayangan sosok Kuroo.

Pemuda itu dengan riang menanggapi godaan dari teman sekelasnya saat ia memperkenalkan pacar barunya, Kuroo hanya mengulas senyum sembrono miliknya sedangkan gadis itu mengulas senyum malu.

Yaku tampak begitu kesal dengan apa yang ia lihat namun pemuda itu jauh lebih kesal saat ia tahu sosok [Name] hanya diam dan terus menatap ke arah Kuroo.

"Dasar bodoh jangan menatapnya, apa kau tidak peduli dengan perasaanmu sendiri?" kata Yaku sembari menyeret [Name] pergi meninggalkan koridor itu.

"Bagi Kuroo mungkin aku adalah satu satunya gadis yang dengan tega menyakitinya dan mungkin aku juga adalah satu satunya gadis yang begitu mencintainya" kata [Name] dengan nada pelan namun Yaku yang berada tepat disampingnya bisa mendengar semua perkataan [Name].

"Itu semua kenyataan, sejauh ini satu satunya gadis yang bisa menjalin hubungan dengan Kuroo lebih dari satu tahun hanyalah dirimu. Itu berarti kau adalah sosok yang cukup spesial untuk Kuroo"

[Name] terdiam, baginya Kuroo adalah cinta pertamanya. Semua yang [Name] berikan adalah semua yang ia miliki.

Walau pada akhirnya semua yang telah ia berikan dan perjuangkan berakhir dengan luka, tapi [Name] tidak ingin memasukkan semua itu dalam hati. [Name] tak ingin mendendam, terlalu banyak beban yang akan ia pikul sendirian.

Baginya perpisahan ini adalah sebuah proses merelakan, sudah saatnya bagi [Name] untuk merelakan rumah yang begitu nyaman untuknya.

Jika Kuroo lebih bahagia dengan kekasih barunya, apa yang bisa [Name] lakukan?

Mengemis pada Kuroo untuk kembali menggenggam tangannya? Atau merebut paksa Kuroo dari kekasih barunya?

Namun sayangnya kedua pilihan itu tak pernah timbul dipikiran [Name], maka pilihan terakhir adalah merelakan.

Bukan berarti ia menyerah dan pasrah terhadap keadaan namun ada saatnya hal yang paling berharga perlu di lepaskan, kadang keindahan ada bukan untuk dimiliki namun hanya sekedar dikagumi.

Begitulah pula dengan perihal Kuroo, [Name] hanya bisa mengikhlaskan karena dia percaya semesta punya rencana terbaik untuknya.

Keduanya sampai diatap sekolah, banyak pertanyaan yang terlontar dari bibir berisik Lev dan Inouka. [Name] hanya bisa dengan tabah menjawab semua pertanyaan yang mengatasnamakan Kuroo.

"Apa senpai benar benar ingin melepas Kuroo-san?" tanya Lev yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, baginya pasangan Kuroo dan [Name] adalah pasangan paling sempurna dan harmonis.

Namun sayangnya hubungan itu harus berakhir ditengah jalan, kehangatan dan kebahagiaan yang sering nampak kini hanya sebuah kenangan lama. Bagi Lev semuanya tampak begitu tiba tiba, bahkan setelah satu bulan berlalu pemuda keturunan Rusia itu yakin bahwa luka yang tertoreh di dada belum sepenuh mengering dan aliran air mata belum sepenuh berhenti.

"Dia lebih bahagia dengan yang lain karena aku lebih suka melihatnya bahagia walau bukan aku yang menjadi alasannya bahagia" 

[Name] mengulas senyum getir yang membuat hati Lev semakin khawatir.

-cause baby you look happier, you do.


__________________


02-02-2021

©rara_anita


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top