-Happier : 01-

Di pagi yang berangin sosok [Name] tampak menyusuri jalanan yang begitu akrab di ingatannya, syal merah yang mengelilingi lehernya serta tas selempang soft blue tampak tergantung manis di pundaknya.

Manik sapphire milik [Name] menatap jalanan yang begitu akrab di ingatannya, jalanan yang sudah menjadi saksi bisu semua kenangan manis yang kini hanya hadir untuk dikenang.

Saat tengah menyusuri jalanan sosok Kuroo muncul dalam ingatannya, pemuda dengan surai berwarna hitam pekat itu tampak tengah mengulas senyum sembrono khasnya.

Bibirnya yang selalu mengatakan hal hal yang selalu mengundang kekesalan [Name], senyum penuh kepuasan saat ia mendapati raut kesal di wajah tirus [Name].

Tangan miliknya yang selalu dengan posesif menggenggam tangan mungil [Name], tangan yang selalu menyalurkan kehangatan dan kehadiran yang menenangkan.

Namun semua itu tinggal sebuah kenangan yang kadang hadir menemani [Name] dikala sepi datang menyapanya, nyatanya keduanya telah resmi berpisah setelah dua tahun menjalin sebuah hubungan asmara.

Kini keduanya kembali menjadi dua orang yang asing, seolah kedekatan, kehangatan dan tawa tak pernah terjadi sebelumnya.

Semuanya bagaikan sebuah ilusi yang terasa begitu nyata dalam ingatan, namun kenyataan begitu pahit. Sebuah hubungan yang tak lagi bisa di pertahankan, maka tidak baik jika dipaksakan terus terhubung hanya karena sebuah ego.

Disaat tengah menggali ingatan lama manik sapphire milik [Name] menemukan punggung tegap yang begitu akrab, hanya melihatnya sekilas [Name] bisa menebak sosok itu adalah sosok mantan kekasihnya yaitu Kuroo.

Pemuda dengan surai hitam itu dengan santai menggenggam tangan gadis lain, disaat [Name] masih bergumul dengan kenangan dan rasa sakit yang tak kunjung sembuh.

Baru satu bulan keduanya berpisah tapi tak ada raut kesedihan yang tampak di wajah Kuroo, seakan hubungan itu tak pernah ada dan itu semua hanya imajinasi [Name].

"Bahkan tanpa ku kau tampak lebih bahagia" kata [Name] dengan nada lirih, matanya dengan sayu menatap punggung Kuroo yang berdiri membelakanginya.

Ada segelintir kerinduan yang perlahan muncul dan ada rasa sesak yang ikut menyertai perih nya ingatan, tangan [Name] meremas ujung kemeja miliknya menyalurkan luapan emosi yang tak tertahankan.

Bagi Kuroo dua tahun menjalin sebuah hubungan tampaknya tak meninggalkan kesan atau keterikatan, baginya hubungan itu tak lebih dari sebuah pelarian nya dari sakitnya luka.

Baginya [Name] bukan rumah yang tepat untuknya, begitu banyak kekurangan yang tak tertahankan. Kini ia telah menemukan rumah yang bisa memberikan kebahagiaan dan kehangatan yang tak bisa [Name] berikan.

Baginya [Name] hanya rumah tua yang tak lagi nyaman, kini ia telah menemukan rumah yang selalu ia inginkan.

Sebuah rumah yang bisa memberikan semua yang selalu menjadi angannya, dirumah barunya segalanya tampak begitu sempurna.

[Name] menemukan keduanya tampak berjalan memasuki bar, tempat yang tak pernah terpikir oleh [Name].

Saat keduanya masih bersama bar adalah tempat terlarang, bahkan menyebut namanya saja enggan.

Namun nyatanya Kuroo selalu ingin berkunjung ke tempat itu, dan setelah dua tahun menahan akhir nya keinginan itu terwujud.

Kuroo menatap gadis yang berada di sisi nya dan yang saat ini tengah ia genggam tangannya, gadis itu tengah menceritakan banyak hal yang mengundang senyum dan tawa Kuroo.

[Name] pun menyadari bahwa senyum itu dua kali lebih lebar dari pada senyum yang selalu Kuroo tunjukkan pada [Name].

Saat itu [Name] menyadari bahwa Kuroo lebih bahagia tanpanya, tanpanya Kuroo bisa terus melangkah pergi meninggalkan [Name] yang masih berada ditempat yang sama.

Bersama gadis itu Kuroo merasakan kebahagiaan yang selalu ia inginkan dan bersama kenangan [Name] hanya bisa meratapi pahitnya melepaskan.

-yeah you look happier, you do.


_______________

02-02-2021

©rara_anita

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top