Bab 3
"Di mana Naruto?" tanya Sai.
Tenten sedang merapihkan alat make up yang tadi dia gunakan, untuk memberi riasan pada wajah Naruto. Meskipun memang, tanpa riasan tambahan pun, wajah Naruto selalu terlihat cantik. Di tambah lagi rambut pirang panjang yang dia miliknya, sekilas terlihat seperti barbie di dunia nyata.
Tapi, karena tuntutan pekerjaan, membuat Naruto harus menutupi kecantikan alaminya. Makanya, sangat jarang orang bisa melihat kecantikan Naruto tanpa riasan.
"Apa yang kamu mau, penguntit?" balas Tenten yang ternyata sudah tidak lagi memiliki kesabaran.
Meskipun Tenten sendiri tidak tau keberadaan Naruto ada di mana sekarang. Tapi tidak akan Tenten biarkan, Sai mengetahui keberadaan Naruto. Cukup sudah tadi Tenten kecolongan, membiarkan Sai menjadi pasangan model iklan.
Sai duduk di kursi sebelah Tenten. "Aku cuma mau meminta maaf sama Naru-chan."
"Minta maaf?" tanya Tenten semakin curiga.
Sai kemudian bangun dari kursi tempat dia duduk, pria itu mendekati Tenten. Tepat ketika pria itu di sebelah Tenten, dia pun berbisik, "Maaf karena tadi dia mengetahui ukuran milikku," bisiknya.
"What the f@ck!!!
Tenten segera mengangkat tangannya, ingin memberi sebuah bogem keras pada wajah Sai. Tapi sayangnya, si penguntit mejijikan itu sudah lebih dulu menghindar. Pria itu tersenyum bangga, karena tadi dia sudah memberi 'servis' pada Naruto kesayangannya.
"Calm down, Tenten. Jika kamu melukai aset berhargaku, bukan hanya karirmu yang hancur, tapi kamu juga bisa masuk penjara," ingat Sai.
"Kau! Dasar bajingan tidak tau diri!"
"Kenapa? Apa kamu juga ingin merasakan menjadi Naruto?" tawar Sai.
"Dengar Sai! Aku pastikan, kamu akan masuk penjara!" sumpah Tenten.
"Itu kalau kamu mampu, gadis miskin," ucap Sai dengan senyum palsu, yang minta ditonjok oleh tangan kecil Tenten.
"Kamu pikir aku tidak mampu?" balas Tenten.
"Well, Shimura Corporation sangat mampu menginjak kamu, jika kamu lupa kalau aku adalah salah satu kandidat penerus Shimura," ingat Sai.
Kalah telak. Memang benar apa yang dikatakan oleh Sai, tentang Shimura Corporation. Perusahaan yang bergerak di bidang eletronik dan otomotif. Sai adalah salah satu kandidat terkuat untuk meneruskan kerajaan bisnis mereka.
Sai mau menjadi model iklan, yang meski bayarannya sangat tinggi. Tapi tidak bisa lebih tinggi dari uang jajan pemberian orang tuanya. Sai melakukan pekerjaan itu, hanya demi bisa dekat dengan Naruto.
Pernah dengar dengan kata 'sasaeng'?
Penggemar yang sangat obsesif dari idola, atau tokoh masyarakat lainnya, yang terlibat dalam penguntilan atau perilaku lain yang merupakan pelanggaran privasi. Itu sangat terkenal di korea, hanya saja ini Sai menguntit seorang artis papan atas asal Jepang.
Hanya demi itu! Sai yang seharusnya berada di kantor, harus membagi waktunya untuk bisa berada lebih dekat dengan Naruto. Besar sekali bukan, rasa cinta Sai pada Naruto?
"Jadi, tolong sampaikan salamku pada Naruto tersayang. Katakan kalau aku menunggu sesi pemotretan tema pengantin baru di Resort Uchiha Luxury."
Setelah mengatakan itu, barulah Sai memilih pergi meninggalkan Tenten yang mematung. Wanita cepol dua itu terkejut bukan main, karena ternyata Sai menjadi model untuk sesi pemotretan berikutnya.
"Ya Kami-sama, kenapa harus Sai lagi?" protes Tenten.
***
Sai tersenyum melihat hasil foto dirinya dengan Naruto, di kertas itu, bisa dilihat kalau saat itu tubuh ramping Naruto menempel pada tubuh Sai. Karena memang, sesi itu mengharuskan Naruto dan Sai terlihat sebagai pasangan yang sedang honeymoon.
Jadi demi menciptakan suasana itu, Naruto yang hanya memakai setelah bikini, harus duduk di atas tubuh Sai, yang hanya memakai celana pendek tanpa memakai celana dalam. Memang saat itu Sai sengaja tidak memakai celana dalam, untuk memperlihatkan pada Naruto, tentang ukuran adiknya Sai.
"Kamu tidak memakai celana dalam?" tanya Naruto
Tangan Sai menyentuh pantat sintal Naruto, menariknya untuk bisa bergesekkan dengan miliknya yang sudah menggembung di dalam celananya.
"Untuk apa? benda sialan itu sangat mengganggu," akui Sai.
Sai bisa melihat wajah Naruto perlahan memerah, mungkin karena marah pada sikap Sai. Tapi, meski begitu, Sai tidak peduli. Bagi pria muda yang menjadi nomor tiga incaran kaum wanita ini, dia hanya ingin membuat Naruto 'nyaman' dengan ukuran adiknya itu.
"Hentikan, Sai! Atau aku akan teriak," ucap Naruto.
Tangan Sai menyentuh tangan Naruto, agar mengalung pada lehernya. Mereka memang masih dalam posisi duduk, karena arahan Fotografer Sukea mengatakan kalau mereka harus terlihat sangat mesra.
"Teriak saja, Naru. Desahkan suaramu lebih keras," bisik Sai.
Kemudian, Sai kembali menyentuh pantat Naruto, memberi remasan - remasan yang tidak bisa diketahui oleh semua orang yang dilihat. Naruto menatap tajam ke arah Sai, yang semakin kurang ajar pada tubuhnya.
Tapi ternyata hal itu membuat Fotografer Sukea berteriak pada Naruto.
"CUT! Naruto, tolong tatap Sai dengan tatapan penuh cinta," perintah Fotografer Sukea.
"See? Aku sudah katakan bukan, kalau kita harus terlihat saling mencintai, Naruto sayang," ucap Sai.
"Maafkan aku, Sukea-san. Ayo kita mulai lagi," teriak Naruto.
Kemudian saat Naruto belum terlalu fokus, tiba - tiba saja Sai menggerakkan tubuhnya sampai Naruto terdorong dalam pelukan Sai. Secara sengaja, tangan Sai pun menangkap si kembar yang begitu menggemaskan dalam balutan bikini sialan itu.
MMhhhh.
Tolong jangan anggap Naruto menyukai hal itu! Sumpah demi kami-sama yang maha okay. Desahan tidak tertahan itu, karena reflek. Meskipun Naruto menolak keinginan Sai, tapi Naruto adalah wanita normal, yang bisa mendesah kalau dipancing.
"Sangat keras sekali, ingin aku hisap sayang?" tanya Sai.
"F@ck you!" decih Naruto.
Mengingat hal itu, tentu saja Sai tidak bisa menahan senyumnya. Pria itu sangat gembira, sangat bahagia malah, sebab dia bisa menyentuh tubuh Naruto semau dia. Dia hanya tinggal membuat Naruto kembali merasakan kedekatan mereka.
Jadi, bisa saja, setelah sesi akhir nanti, Sai dan Naruto akan langsung bercinta di Resort yang akan mereka datangi.
***
Di ruang ganti, ruangan yang seharusnya tidak menjadi saksi atas peraduan panas antara Naruto dengan pria yang sangat dia cintai. Naruto bahkan sudah tidak tau, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul berapa.
Tapi yang pasti, apa yang dia lakukan saat ini, dia harap peraduan mereka tidak bisa dihentikan. Naruto begitu terbuai, begitu mabuk dalam kabut asmara yang memenuhi ruangan ini. Bahkan udara ac di ruang ini saja, tidak bisa mengalahkan gelora panas mereka saat ini.
Aaahhhh
Uuuhh
Aaaahhh
Uuuuhh
Mulut Naruto tidak bisa dikendalikan oleh otak wanita itu. Bisa saja, ada orang di luar sana yang mendengar suara desahan yang diciptakan oleh Naruto. Naruto sendiri sebenarnya ingin menahannya, hanya saja, di setiap hentakan - hentakan itu, menimbulkan rasa nikmat yang tidak bisa ditahan.
"Kau menjepitku sangat erat, dobe," bisik pria yang mengambil kendali dalam permainan.
Tangan pria itu dengan lancangnya meremas sepasang gundukan, yang memang selalu ingin diremas oleh pria itu.
"Saskehh, aku ingin keluar. Tapi aku tidak mau berhenti," rajuk Naruto.
"Aku juga sayang. Aku juga ingin terus dalam posisi ini," akui Sasuke pada Naruto.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top