Bab 1 - Sang model

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Suara – suara jepretan kamera, berbunyi begitu nyaring, bersamaan dengan setiap pose tubuh dari wanita pirang, yang terus berganti. Tubuh lansing, yang menggunakan setelan bikini, berhasil membuat keindahan tubuhnya semakin terlihat.

"Ya, bagus Nona Naruto," teriak sang fotografer.

Namikaze Naruto, tidak ada yang tidak mengenal sosok model papan atas, sekaligus actrees hollywood asal Jepang ini. Selain memiliki tubuh yang langsing, wajah cantik Naruto yang memiliki sepasang netra sapphire, menjadi pesona yang tidak bisa ditolak oleh siapa pun.

Saat Naruto sedang fokus menatap lensa kamera, tiba – tiba sang fotografer menghentikan kegiatannya. Pria berambut coklat bernama Hatake Sukea itu, berjalan mendekati Naruto, atau lebih tepatnya berjalan mendekati model yang bersama Naruto. Sukea berjongkok di depan model itu, tersenyum begitu ramah.

"Maaf, Nona Sarada, tolong berikan tatapan seolah Nona sedang bahagia karena berlibur bersama ibu Anda," pinta Sukea.

"Tapi, Sarada tidak pernah berlibur bersama Mama, Paman," jujur Sarada, yang berhasil membuat semua orang di sana merasa sedih, dan juga kasihan pada Nona kecil itu.

Naruto yang melihat situasi itu, dia memberi tanda pada Sukea, agar pria itu mundur. Kemudian, setelah melihat Sukea memberi ruang untuk Naruto dan Sarada, wanita berambut pirang itu berjongkok di depan gadis kecil berusia 5 tahun.

"Sara -chan?"

"...." Sarada menatap balas pada model yang menjadi partner-nya hari ini. Meski masih kecil, tapi Sarada begitu mengagumi Naruto. Karena, selain memiliki aktivitas pekerjaan yang menumpuk, Naruto juga dikenal selalu menyempatkan diri untuk melakukan donasi di panti asuhan, dan pengidap kanker di Rumah Sakit Senju.

Jadi, siapa yang tidak akan senang, ketika orang yang dikaguminya, kini jongkok di depan Sarada, menyamakan tinggi badan mereka.

"Sara-chan, apa Sara-chan ingin berlibur dengan saya?" tawar Naruto.

Naruto memberi kode pada Sukea, untuk mengambil gambar pada setiap ekspresi yang dikeluarkan oleh Sarada. Mendengar ajakan dari sosok yang begitu di-idolakan oleh Sarada, gadis usia 5 tahun itu langsung tersenyum cerah. Netra gelap Sarada sampai terlihat berbinar begitu indahnya, membuat hasil jepretan semakin bagus.

Cekrek.

Cekrek.

Cekrek.

Semua kru yang melakukan pemotretan itu, tersenyum senang karena berkat Naruto, pekerjaan mereka berjalan lancar. Produk musim panas itu, pasti akan berhasil di pasaran. Karena, kali ini mereka menggunakan dua model yang sangat sulit, untuk diajak bekerja sama.

Jadwal Naruto di hollywood begitu padat, sampai wanita itu sangat jarang mau mengambil kontrak kerja sebagai model. Di sisi lain, Sarada adalah anak konglomerat, yang sebenarnya bukan seorang model. Tapi, jumlah fans anak – anak milik Sarada, sangat banyak.

Sukea sebagai fotografer sampai memohon pada kakaknya, Hatake Kakashi. Agar membantu membujuk Uchiha Sasuke, selaku sebagai ayah Sarada. Dan entah ada angin apa, Sasuke mau menyetujui kontrak itu.

"Baik, terima kasih Nona Sarada. Nona Sarada bisa istirahat," ucap Sukea yang sudah berhasil mengambil foto mereka berdua.

"Aunti. Tentang tadi, Aunti jangan lupa ya?" ucap Sarada yang langsung berbalik ke arah Naruto.

Naruto tersenyum, wanita berambut pirang itu kemudian mengusap puncuk rambut Sarada. "Istirahatlah, Sara-chan."

Setelah itu, Sarada dan asisten pribadi Sarada, kemudian berjalan pergi meninggalkan Naruto.

"Sepertinya fans kamu bertambah, Naru," ucap wanita bercepol dua, bernama Tenten.

Melihat selimut yang dibawa Tenten, tangan Naruto dengan sigap mengambil selimut itu, dan kemudian memakainya untuk menutup tubuhnya. Meskipun hanya bagian atasnya saja berhasil tertutup, membuat kaki kenjangnya tetap terlihat seksi.

"Di mana pasangan modelku yang lain? Aku ingin cepat selesai, dan bisa pergi ke Ichiraku," keluh Naruto yang sudah sejak tadi, menginginkan ramen kesayangannya.

"Naru, apa kau ingin berat badanmu naik?" ingat Tenten.

Ramen adalah jenis makanan yang biasanya dihindari oleh para model, karena makanan itu sangat berat untuk diolah tubuh. Tapi, sepertinya tidak berlaku pada Naruto. Pasalnya, ketika Naruto kembali ke Jepang, Ramen akan selalu menjadi menu utama wanita pirang itu.

"Tenang saja, aku pandai melakukan diet," bangga Naruto.

"Haisss, kenapa sih aku harus bekerja padamu?" protes Tenten, kesal dengan sikap remeh Naruto tentang berat badan.

Saat mereka masih asik dengan pembahasan ramen, entah ada angin apa, seorang pria berambut hitam dengan mata berwarna hitam pula. Pria itu berdiri di depan Naruto, membuat dua wanita itu harus menghentikan candaan mereka.

"Hai, Naru-chan? Nice to meet you," sapa pria itu, sambil menampilkan senyum palsunya.

"Sai? Untuk apa kamu di sini?" tanya Tenten, yang terkejut dengan keberadaan pria pemilik senyum palsu.

"Sepertinya dewi keberuntungan sedang berpihak padaku, karena hari ini aku adalah pasangan modelmu," jelas Sai.

Ucapan Sai, tentu saja membuat Tenten terkejut bukan main. Tenten sangat tau betul, bagaimana perilaku Sai yang selalu mengikuti Naruto. Bukan hanya sekedar mengikuti, tapi Sai juga selalu berusaha untuk bisa menyentuh Naruto.

"Aku akan meminta kontrak dibatalkan---"

"Tidak, Tenten. Jika kontrak dibatalkan, maka aku akan disebut tidak profesional," ucap Naruto menatap ke arah Tenten.

"Tapi, Naru."

"Setelah ini, pastikan penguntit ini tidak bisa mengganggu hidupku, okay Tenten cantik?" pinta Naruto sambil tersenyum sangat manis, sampai bulu kuduk Tenten meremang melihat aura dari sang sahabat,

Kemudian, Naruto dan Sai yang mendapat panggilan dari kru pemotretan. Mereka berdua langsung berjalan mendekati area yang akan menjadi set pemotretan. Karena tema kali ini adalah liburan sepasang kekasih, jadi pose mereka harus terlihat seksi.

"Nona Naruto, silakan Nona berdiri di depan Sai. Dan tangan Sai, tolong memeluk Nona Naruto dari belakang," jelas asisten Sukea.

Naruto hanya terdiam ketika asisten Sukea membenarkan letak rambut Naruto, untuk berada di sisi bahu kanannya. Karena bahu kiri Naruto akan digunakan sebagai tempat sandar wajah tampan Sai. Kemudian, setelah melihat letak bagian atas tubuh mereka sudah bagus.

Kini Sai mulai melancarkan rencananya, pria penguntit itu mulai menyusupkan kedua lengan kokohnya, pada pinggang ramping Naruto. Semua orang mulai fokus pada posisi mereka, tapi tiba – tiba saja Naruto merasakan, ada hal yang begitu menjijikan mengganggu bagian bawahnya.

"Apa yang kau lakukan?" desis Naruto, karena saat ini dia harus tampak tersenyum.

"Maafkan aku, Naru-koi. Milikku sangat ingin mengenal istana indahmu, jadi aku tidak bisa menahan diri," bisik Sai.

What?!

Rasanya Naruto ingin pergi dari tempat ini. Dia tidak suka, pekerjaan miliknya harus dinodai dengan hal yang berbau mesum. Naruto bisa merasakan, Sai dengan gilanya, menggesekkan pusaka miliknya pada tubuh bagian bawah Naruto.

Naruto sampai tidak bisa menahan kontrol tatapannya, yang sekarang semakin tajam menatap ke arah kamera. Tapi, yang dilihat oleh Sukea, tatapan Naruto semakin memancarkan keindahannya.

Di sisi lain, di tempat tidak jauh dari pantai yang digunakan sebagai set pemotretran tema musim panas. Seorang pria yang memiliki aura dingin, dengan tatapan hitam legam miliknya, yang selalu membuat siapapun merasa takut. Terlihat pria itu tidak suka dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Apa ini? Kenapa rubah liarku berani bermain dengan pria lain?" batin pria dingin itu.

***

Ada yang bisa tebak, siapa cowok yang baru datang itu?

Btw, bantu share ke temen – temen pecinta sasufemnaru, yuk? Biar kita sama – sama nostalgia pada masa naruto dan sasuke. Hehehe

Oh iya, judul bab-nya sudah sesuai kah? Atau kalian punya saran untuk judul di bab ini? Tolong tulis di kolom komentar ya.

Makasih teman - teman.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top