Bab 6

Selamat Membaca

Sasuke merasa heran, dengan apa yang terjadi sekarang. Bukankah sebelumnya, hanya dengan melihat isi komik saja, Sasuke sudah bisa berpindah ke dimensi komik?

Terus, kenapa sekarang Sasuke tidak bisa masuk ke dimensi komik lagi? Selain itu, komik yang Sasuke lihat juga, tidak memperlihatkan sosok Naruto yang menjadi perempuan. Seolah, kejadian beberapa hari yang lalu adalah mimpi belaka.

Sebenarnya, apa yang terjadi? Kenapa Sasuke sudah tidak bisa kembali ke dimensi komik lagi? Bagaimana dengan keadaan Naruto sekarang? Apa yang sahabatnya itu lakukan saat ini? Dan sekarang, sahabatnya itu sudah berusia berapa?

"Dobe, tidak bisakah kamu menarikku ke sana lagi?" pinta Sasuke.

*** 

"Jadi Naruto, siapa saja yang mengetahui kalau kamu sudah menjadi perempuan?" tanya Itachi.

Naruto menghentikan kegiatan makannya sejenak, dia harus menimbang apakah perlu dia menjelaskan keadannya pada Itachi? Sedangkan dalam kurun satu tahun ke depan, Itachi akan menjadi ninja buronan setelah menghabisi seluruh clan-nya.

Tapi, Itachi sudah menolong Naruto. Pria cekatan itu, membantu Naruto memotong rambutnya, dan juga memberikan baju milik Sasuke yang sudah kekecilan di badan Sasuke. Jadi, sudah pasti Itachi tidak memiliki niat jahat pada Naruto kan?

"Kakek Hokage meminta aku untuk merahasiakan pada semua orang. Dan kalian berdua adalah orang berikutnya, yang tau kalau aku perempuan," ucap Naruto.

Sasuke dan Itachi mengangguk sekali. Sasuke dan Itachi kemudian memilih menikmati omusubi buatan ibunya. Omusubi adalah beras yang dikepal membentuk segitiga, sebagai simbol kekuatan dewa. 

Melihat omusubi miliknya ada tomat di atasnya, Naruto pun segera memindahkan tomat itu ke atas omusubi milik Sasuke. Sasuke sendiri tampak tidak menolak pemberian Naruto, seolah apa yang mereka lakukan adalah kebiasaan mereka.

"Kalau apartemen kamu ada di mana?" tanya Itachi lagi.

"Oh? Aku tinggal di gedung sebelah," ucap Naruto menatap lurus pada gedung apartemen, yang berada di seberang gedung apartemen milik Sasuke.

Gedung apartemen milik Naruto berbeda dengan yang dimiliki oleh Sasuke, gedung itu tampak tua dan juga gelap. Membuat Itachi yang melihat itu merasa kasihan, karena yang Itachi tahu, Naruto merupakan anak dari Hokage ke 4. 

Tapi anehnya, kehidupan Naruto jauh dari kata layak. Hanya bisa disebut serba kecukupan. 

"Kalau begitu, malam ini kamu tidur di sini," pinta Itachi.

"Maafkan aku, tapi aku lebih senang tinggal di rumah sendiri," ucap Naruto.

"Kenapa dobe?" Kali ini Sasuke yang mengeluarkan pertanyaan.

Naruto meletakkan sumpit yang dia pakai sebelumnya, mata birunya melihat wajah sang uchiha bungsu. Naruto tidak lagi berhadapan dengan anak dewasa, karena Sasuke yang bersamanya adalah Sasuke asli.

"Rumah kamu terlalu luas," balas Naruto singkat.

"Luas? Tidak---"

"Kalau begitu nanti biar aniki yang antar kamu," ucap Itachi, memotong perkataan Sasuke.

"Terima kasih, Itachi-nii," balas Naruto.

Keesokkan harinya, Naruto yang memang sudah terbiasa bangun pagi. Dia menatap lagi apartemen yang begitu berantakan. Sungguh, seandainya ada Kurama-nii atau Kyuu-nee, sudah pasti mereka akan mengadukan kemalasan Naruto pada Kaa-chan.

Kakak jahilnya itu, selalu saja senang melihat Naruto hidup dalam omelan ibu mereka. Tapi, meski begitu, baru kali ini Naruto merasa merindukan omelan ibunya. Jadi, sampai waktunya tiba, Naruto akan mengubah pola hidup Naruto di sini.

Naruto melepas pakaian luarnya, membuat dia hanya memakai kaos gantung, dan celana pendek. Naruto pun memulai bersih - bersih dengan mengumpulkan semua jejak sampah, dan tidak lupa dengan mengecek keamanan produk makanan instan yang Naruto beli.

Naruto menatap makanan - makanan ini, dia curiga kalau sebenarnya Naruto tertipu dengan harga murah. Makanya sekarang banyak sekali makanan kadaluarsa yang harus Naruto buang.

"Demi apa, aku semakin yakin, kalau 'dobe' adalah nama tengah Naruto," keluh Naruto.

Kulkas penyimpanan makanan milik Naruto sampai kosong, hanya karena Naruto memeriksa usia makanan yang bagus dikonsumsi. Belum sampai di situ, Naruto juga membuka lemari, di mana hanya ada jump suit orange yang kebesaran.

Sepertinya, karena Naruto berubah menjadi perempuan, ukuran tubuhnya semakin mengecil dari ukuran sebelumnya. Pantas saja, Naruto mendapat donasi pakaian milik Sasuke, untuk Naruto kenakan.

"Hahhhh, lelahnya," ucap Naruto.

Kemudian Naruto duduk di pinggir balkon, sambil menikmati air putih hangat. Karena di rumah ini hanya menyisakan air putih hangat, jadi mungkin Naruto akan pergi keluar untuk belanja.

"Dobe tangkap!" seru Sasuke dari gedung sebelah.

Sasuke melempar sekantung makanan, yang berhasil Naruto tangkap. Naruto tidak menyangka, meskipun tubuh Naruto kecil, tapi Naruto memiliki tangkasan yang bagus. Naruto curiga, kalau dia akan lebih hebat kalau banyak berlatih.

"Apa ini?" 

"Makanan."

"Iya, aku tau, Teme. Tapi kenapa kamu memberiku makanan?"

"Agar tinggi kamu bertambah, dobe pendek," ejek Sasuke menjahili Naruto.

"TEME!!!" kesal Naruto.

Sasuke yang melihat kekesalan pada diri Naruto, pria itu kemudian memilih untuk berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Naruto sendiri, membuka isi kantong itu. Ada susu, roti, selai coklat, dan sereal.

"Tidak ada ramen?" teriak Naruto pada Sasuke.

"Uangku terlalu berharga untuk membeli ramen," balas Sasuke.

"Haiss, dasar Uchiha sombong," kesal Naruto.

Di kamar Sasuke, Itachi tersenyum melihat interaksi antara Sasuke dan Naruto yang begitu menggemaskan di matanya. Pria itu yakin, kalau nantinya Naruto pasti akan bisa membantu Sasuke di masa depan.

"Seperti kalian sangat akrab," ucap Itachi.

"Jangan berpikir macam - macam Aniki. Aku melakukannya karena Aniki berjanji akan berlatih denganku," balas Sasuke, yang lebih senang menghabiskan waktu bersama Itachi.

"Latihan? Hm, baiklah. Latihan kali ini adalah... kamu harus menjadi ninja penjaga identitas Naruto," perintah Itachi.

"Kenapa seperti itu?"

"Karena kamu sudah besar, Sasuke," ucap Itachi.

Itulah yang menjadi penyebab, kenapa sekarang Naruto yang ingin menghindari Sasuke. Tapi anak kecil dengan tatapan dingin itu justru semakin menempel pada Naruto. Lebih parahya lagi, Naruto harus duduk berdampingan dengan Sasuke.

"Apa tidak ada bangku lagi, teme?" sindir Naruto.

"Hn."

Naruto berdiri menggebrak meja, menatap tajam yang justru semakin menambah kesan manis pada gadis pirang itu. Semua anak laki - laki yang biasanya akan mengabaikan Naruto, entah kenapa sekarang mereka terpesona dengan Naruto.

Padahal di mata mereka, tidak ada perubahan pada diri Naruto. Selain karena tubuh Naruto yang tampak mengecil, lebih pendek dari Sakura, dan lebih ramping dari Ino. Andai Naruto memakai rok, sudah pasti mereka akan semakin yakin kalau Naruto lebih cantik dari perempuan.

"Sakura! Tukar bangku denganku!" seru Naruto pada Sakura.

Sakura yang mendengar itu, tentu saja semangat untuk bangkit dari kursinya. Sakura senang karena hari ini Naruto sangat peka, terhadap perasaan cinta Sakura pada Sasuke. 

Tapi lain halnya dengan Sasuke, yang tiba - tiba menarik tangan Naruto hingga membuat Naruto kembali duduk. Naruto memutar tangannya, agar bisa lepas dari genggaman Sasuke. Sayangnya, kekuatan si teme lebih kuat dibandingkan dirinya.

"Lepas---"

"Diam dan duduklah yang tenang, dobe," perintah Sasuke.

Naruto berniat membalas perintah Sasuke, tapi tiba - tiba saja pintu ruangan terbuka. Terlihat Paman Iruka masuk sambil membawa buku catatan.

"Selamat pagi anak - anak."

"Selamat pagi juga, Sensei."

"Apa mulai sekarang, kalian sudah berdamai?" tanya Paman Iruka menatap ke arah Sasuke dan Naruto.

"Tidak!"

"Hn."

"Baiklah, kalau begitu mari kita mulai pelajaran hari ini."

Bersambung.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top