Vi, Lo pacaran sama Alvin?
Alvin. Satu nama yang buat aku jengkel setengah hidup, pemuda itu tak ada habisnya mengganggu aku. Contohnya saat ini aku dan Ify sedang edisi curhat seperti biasa di dahan pohon Beringin. Memang, lagi, lagi curhat dan lagi curhat tak ada bosannya sebenarrnya, harap maklum juga karena kami ini jones alias jomblo ngenes, sekalipun aku telah melepas predikat jombloku karena beberapa hari yang lalu aku di tembak Alvin secara terpaksa, tapi aku tak mau mengakuinya aku hanya menganggap pernyataan Alvin sebagai angin lalu.
"Jadi gitu Vi.." jelas Ify panjang lebar, aku menepuk jidat Sebenarnya Ify itu oon atau gimana sih, ngapain coba pake jujur segala, menurutku itu hanya akan membuat manusia yang katanya paling tampan -menurut Ify loh ya- itu akan semakin ilfeel padanya, Ify kan hantu, siapa sih yang kepingin di ikutin sama hantu? Nggak ada kan, takut mament!
Hari ini ceritanya Ify curhat padaku mengenai acara jujurnya pada manusia yang teramat di cintainya, Eldrio Adam. Sebagai teman yang baik aku harus rela mendengarkan ocehan Ify yang menurutku sangat lebay itu.
"Ya ampun! Otak lo udang banget ya. Ngapain sih pake jujur segala sama manusia itu?" kataku gemas juga sama kelakuan Ify.
"Tapi, kata abah gue kita itu harus jujur Vi meskipun pahit." kata Ify menjelaskan.
Aku mendelik tak setuju, iya sih jujur emang harus, tapi, lihat sikon dong, dimana harus jujur dan di mana enggak, haduhhh gak habis pikir sama otak Ify yang diemnya di mana? Terus juga, apa banget dia bawa-bawa abah
"Itu kan kata abah lo. Lihat sikon dong dimana harus jujur di mana enggak."kataku setengah jengkel.
Tiba-tiba saja tanpa di duga bagaikan tamu tak di undang seseorang menghampiri kami, duduk di sebelah ku, Malvin Andrean. Si hantu menyebalkan yang kalau menurut status adalah pacarku tapi menurutku dia adalah musuhku no wahid, karena sama sekali aku tidak menganggapnya sekalipun dia pernah menembakku. Dia mengambil keputusan sendiri sih!
"Nih, buat princess nya Alvin." katanya sambil menyodorkan setangkai mawar merah kehadapanku, aku menatapnya ogah-ogahan. Dihh apa-apaan si Alvin pake ngasih mawar segala. So romantis banget tahu. Pake nyebut-nyebut aku princessnya lagi, ya kali dia pangeran nya, dih merasa keren kali, yang ada dia pangeran kodok tuh.
Ify memandang kami bingung, menatap Alvin, lalu menatapku, mungkin heran kok tumben-tumben nya si hantu rese ini ngasih bunga kepadaku, secara kami udah kayak tikus sama kucing, berantem mulu kalau ketemu, Fy, aku juga heran Fy, heran banget malah sekaligus nggak suka dengan kelakuannya yang alay itu. Oh, ya Ify juga belum kuberi tahu perihal acara penmebakkan Alvin yang memaksaku menjadi pacarnya, padahal aku tidak akan mau sama sekali.
"Vin, buat gue aja. Gue suka bunga Mawar, apalagi yang warna merah," seru Ify sambil mencoba merebut bunga tersebut dari Alvin. Tapi Alvin keburu menjauhkannya. Ify cemberut. Aku tertawa di buatnya, Ify memang menyukai Mawar merah dan berharap suatu saat si manusia kece alias Rio akan memberikkannya, itu mustahil sekali. Mana bisa, dia manusia, Ify hantu? Hayooo menurut kalian bisa tidak?
"Nggak bisa. Lo bukan pacar gue! Minta aja sana sama manusia incaran lo itu, ini khusus gue petikin langsung buat yayang Sivia tercinta," kata Alvin lebay, membuat aku ingin muntah.
Aku melotot kearahnya, pacar? Sejak kapan kita resmi jadian? Dulu aku belum jawab woyyy!!
"Vi, Lo pacaran sama Alvin?" tanya Ify memandangku penasaran, aku ingin menyangkal tapi keburu di potong sama Alvin.
"Iya! Mulai sekarang gue umumin Via itu pacar gue tercinta, dan buat lo inget ya! jangan macem-macem sama Via apalagi nyuruh-nyuruh Via kayak pembokat gue pastiin inceran lo si manusia itu bakalan gue gangguin." kata Alvin mengancam.
"Eh, Apa-apaan sih lo ngaku-ngaku kalau kita pacaran, jangan percaya deh Fy sama hantu kurang waras yang satu ini, gue belum terima dia juga," kataku menyangkal. Seenaknya saja dia ngaku-ngaku, wong belum aku terima juga cintanya, sebal.
"Kok kamu gak ngakuin aku sih Vi? hati aku bagaikan di tusuk-tusuk ribuan jarum loh kamu kayak gitu." Ya ampun! sumpah demi apa jawaban Alvin barusan membuat aku ingin mencekik leher pemuda di sampingku ini. ALAY TAHU NGGAK. Aku mendelik tak habis pikir ada gitu cowok alay kaya si Alvin? Jawabannya ada, ya orang nya ini ada di sampingku.
"Ya udah deh Fy ini bunga buat lo aja," kata Alvin ogah-ogahan, memberikkan setangkai mawar merah tadi pada Ify, yang langsung diterima Ify dengan sigap dan senyum merekah. Wajah Alvin terlihat kusut, bahan lebih kusut daripada bola kusut, tapi aku tidak peduli. I don't care untuk hantu cowok yang satu itu, mau dia sakit hati kek, dia nangis darah kek, dia nangis kejer kek, aku gak peduli, TITIK.
"Aku pamit ya cinta. Toh kamu juga gak ngakuin aku," kata Alvin lagi dengan lesu. seketika dia menghilang dari sisiku. Aku? masa bodo banget sama cowok yang satu itu.
"Hemzz harumnya nih mawar," kata Ify sambil terus menciumi mawar itu. Aku nampak tak peduli.
"Biasa aja lo Fy. Gak pake lebay juga." kataku. Ify nyengir.
"Lo tahu kan, gue suka mawar?" tanya Ify.
"Gak tuh!" jawabku sekenanya. Ify mendengus dasar sahabat kurang ajar!
"Sialan lo! Eh by the way emang lo jadian ya sama Alvin?" tanya Ify.
"Apaan gak lah, orang gak waras gitu," jawab Vivia seenak jidat.
"Hati-hati lo, jatuh cinta tahu rasa." kata Ify mengingatkan.
Sivia tak menggubris perkataan Ify, dia sibuk memandang langit yang berawan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top