1. Kisah kasih di sekolah

Empat remaja duduk bersama di kantin sambil menikmati makan siang. Wulan memandangi teman-temannya, Shita, Arina, dan Citra. Seperti biasa, mereka mengobrol seputar artis-artis Korea yang jadi idola remaja cewek zaman now.

Sejujurnya Wulan tak terlalu tertarik. Dia bukan KPOPers. Dia lebih senang menyendiri di kelas dan menggambar sketsa. Beberapa Minggu terakhir, Wulan baru membuat akun Instagram dan mengupload sketsanya. Siapa sangka banyak yang suka dan memesan gambar padanya dengan komisi yang lumayan. Kini Wulan sedang menekuni bisnis tersebut.

Wulan tak terlalu suka bergaul. Toh, dia tidak bisa bicara. Tidak banyak orang yang suka mengobrol dengannya karena tak mengerti bahasa isyarat, kecuali Shita. Teman sebangkunya itulah yang memaksanya berada di sini.

"Manusia itu harus bersosialisasi!" ujar gadis itu sebelum mengajaknya ke kantin tadi.

"Exo itu yang paling keren menurutku Chanyeol!" tegas Arina.

"Enggak ah, Sehun !" elak Citra

"Ih! Baek Hyun dong !" Shita memprotes.

Sementara tiga cewek itu berdebat, Wulan melirik ke Warung Mami, warung di kantin yang paling laris dan dipenuhi banyak siswa di depannya. Sebenarnya dia ingin membeli rujak manis di warung itu, tapi tidak selera melihat antriannya yang panjang. Menyadari Wulan dari tadi diam saja dan tidak ikut berdebat, Shita pun bertanya padanya.

"Ada apa, Lan? Kok diem aja?"

Wulan mengeluarkan ponsel karena keterbatasannya dalam hal berbicara gadis bisu itu selalu menggunakan benda itu sebagai alat komunikasi.

Aku sebenarnya pengen beli rujak manis, tapi antriannya panjang banget.

Shita mengangguk mengerti setelah ketikan Wulan di layar handphonenya.

"Oke, serahkan pada Shita, tukang 'srendel' nomer satu! Yuk!"

Shita menggandeng tangan Wulan lalu mengajaknya ke depan warung Mami. Dengan kepiawaiannya Shita menyeruak keramaian di depan warung Mami. Gandengan tangan Shita dengan Wulan sempat terlepas karena keramaian itu, tapi Shita segera menggandeng kembali sahabatnya itu dan mengajaknya berdiri di barisan paling depan. Berdesak-desakan dengan banyak manusia di depan warung itu, Shita memesan masakan pada Mami, si ibuk kantin yang berbadan gendut.

"Mi, rujak manisnya satu!" teriak Shita.

"Eh, ya Neng Shita, lomboknya berapa?" sapa Mami yang sudah akrab dengan Shita. Gadis itu memang supel.

"Lombok berapa, Lan?" tanya Shita pada Wulan yang dikiranya berada di sebelahnya. Namun ternyata yang berada di sana dan digandengnya itu bukan Wulan, melainkan orang lain. Orang yang paling dihindari Shita di sekolah, Haru! Cowok manis itu tersenyum kemudian menjawab.

"Satu."

Shita melongo saat melihat Haru tiba-tiba berada di sebelahnya, apalagi tangan mereka gandengan. Langsung saja Shita melepaskan tangan cowok itu dengan panik. Dia jadi salah tingkah dan berpura-pura melihat ke depan.

"Berapa, Neng?" Mami mengulangi pertanyaannya.

"Sa-satu Mi," jawab Shita tergagap.

Haru masih berdiri di samping Shita. Memang antrian di depan warung Mami cukup padat, namun tampaknya Haru sengaja mendesaknya. Shita pun tidak bisa berbuat apa-apa karena dia masih menunggu Mami menyerahkan rujak manis yang baru dipesannya. Shita diam-diam melirik Haru. Cowok manis yang mirip Sehun EXO itu itu malah tersenyum manis padanya dan membuat jantung Shita jadi makin deg-degan.

"Ini, Neng, rujaknya!"

Akhirnya Mami menyerahkan pesanan Shita. Shita pun buru-buru membayarnya dan kabur dari tempat itu. Dengan membawa rujak manis dan raut muka yang merah padam, Shita kembali ke tempat duduknya. Wulan si pengkhianat bangsa ternyata sudah duduk di sana bersama Arina dan Citra. Dengan dongkol, Shita menyodorkan rujak manis itu ke hadapan Wulan. Ketiga temannya menyadari keanehan Shita itu.

"Kenapa, Shit, mukamu kok merah begitu?" tanya Arina.

"Ng-nggak ada apa-apa," jawab Shita terbata, dia tak mau ambil risiko menceritakan pengalamannya pada tiga sahabatnya itu. Bisa-bisa mereka jadi heboh dan meledeknya seharian.

Karena penasaran dengan apa yang terjadi, ketiga sahabat Shita itu menoleh ke arah warung Mami. Apa gerangan yang membuat Shita jadi salah tingkah dan malu setelah kembali dari tempat itu?

Tak lama kemudian pertanyaan ketiganya terjawab. Haru keluar dari keramaian di warung Mami lalu duduk di salah satu tempat duduk kantin yang sedang sepi. Bangku itu kebetulan menghadap ke arah bangku tempat Shita dan kawan-kawan duduk. Cewek-cewek kelas lain yang duduk sebangku Kuartet Shita pun berbisik-bisik.

"Eh, lihat deh, itu kan Haru anak baru di kelas X IPA 5 itu." Salah seorang cewek berpipi cubby.

"Ganteng banget ya!" ujar cewek yang manis dan berambut pendek.

"Ya, cool banget!" Cewek lainnya yang imut dan berambut panjang mengangguk setuju.

Kuartet Shita diam mendengar pembicaraan ketiga cewek itu. Secara kebetulan, Haru memandang bangku mereka dan tersenyum dengan manis. Trio cewek di samping kuartet Shita pun histeris.

"Eh, dia melihat ke aku! Senyum lagi gantengnya...."

"Enak saja, dia ngelihat ke aku tahu!"

"Bukan aku!"

Sementara ketiga cewek itu terus berdebat, Arina, Citra dan Wulan menoleh pada Shita dengan senyuman penuh arti. Shita berpura-pura sibuk memakan baksonya dan kepedesan.

"Hah-hah-hah, pedes ya!" Shita berakting namun tentu saja tak bisa menipu ketiga temannya itu.

"Cie Shita!!!" seru Arina dan Citra kompak sementara Wulan hanya tersenyum.

***

Hehehe bab diawali dengan cinta-cintaan dulu ya. Tenang di seri ini percintaannya bakal banyak. Jangan lupa votes dan komen ya teman.







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top