#8


Hari bahagia bagi semuanya telah tiba,  sehabis subuh putri sudah dirias oleh perias pengantin,  karena akad nikah akan dimulai jam 7.30 pagi. Jam 7 tepat iring iringan pengantin pria memasuki halaman rumah putri. Bintang terlihat sangat gagah dan tampan diiringi oleh orang tua dan sanak familinya baik dr jakarta maupun dr jawa tengah. Jam 07.30 ijab kabul dimulai,  papa putri yg langsung menikahkan bintang,  disaksikan oleh pihak KUA dan sanak famili serta para undangan,  serta beberapa pejabat di angkatan darat. Karena kebetulan papa bintang masih aktif sebagai petinggi angkatan darat.

Rangkaian prosesi dimulai,  dari pembacaan ayat suci, kutbah nikah,  dan mulailah acara ijab kabul, dengan mantap dan lantang Bintang mengucapkan janjinya dihadapan papa Putri,  para saksi dan sanak famili. Papa Putri menangis haru memeluk Bintang, terasa berat melepas Putri satu-satunya, namun hal ini juga untuk kebahagiaan Putri dan Bintang,  tak lama Putri keluar dituntun oleh para pini sepuh menuju bintang untuk menandatangani surat nikah, dan menyematkan cincin pernikahan,  dan mulailah segala prosesi adat jawa. Bintang tak henti-henti menatap Putri yang terlihat sangat cantik dengan kebaya putih. Sedangkan Putri terlihat agak canggung meski berusaha tersenyum. Saat mereka ada kesempatan duduk dipelaminan berdua,  Bintang menggengam tangan Putri,  Putri terlihat gugup dan mulai menarik tangannya perlahan.

"Kaaak diliatin tamuu," bisik Putri perlahan.
"Aku pengen meluk kamu di sini," bisik Bintang sambil senyum-senyum.
Tak lama acara prosesi ajad nikah selesai. Dan sebentar lagi akan mempersiapkan resepsi pernikahan dengan menggunakan upacara pedang pora.

Putri bergegas dirapikan riasannya oleh perias pengantin dan mengganti kebaya warna putihnya ke kebaya warna darkgreen, menyesuaikan dengan warna seragam yang dikenakan oleh Bintang. Upacara pedang pora dilaksanakan karena bintang adalah seorang perwira.

Rombongan keluarga Putri dan Bintang beriringan menaiki mobil menuju gedung tempat resepsi pernikahan dilaksanakan siang itu. Para tamu sudah terlihat hadir,  dan tema-teman Bintang yang bertugas segera membentuk formasi, uparaca pedang porapun dimulai,  setelah selesai semua tamu bersalaman dengan mempelai dan kedua orang tua dan menikmati hidangan, resepsi berjalan lancar,  sekali-sekali Bintang melirik putri,  meski tersenyum Bintang melihat Putri mulai terlihat lelah,  digenggamnya jari Putri,  Putri hanya tersenyum. Malam hari saat selesai semua prosesi, Putri betul-betul  lelah. Sesampainya di rumah,  mama papanya segera menyuruh pengantin beristirahat.

"Istirahatlah dulu,  kalian terlihat capek,"  kata mama Putri.
"Mama ini gimana sih,  wong pengantin baru kok disuru istrirahat,  biar saja mereka melanjutkan acara berdua," goda papa Putri.
"Ih papa, Putri  caaapeeek rasanya nggak kuat ke lantai dua," ujar Putri dengan suara memelas.
"Aku gendong sayang," kata Bintang menawarkan.
"Ah nggak, masih bisa jalan kok," kata Putri. Tanpa aba-aba Bintang menggedong Putri dan melangkah cepat ke lantai dua.
"Aaahhh ngapain kok digendong," Putri berteriak. Papa mama Putri hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka berdua.

***

Sesampai di kamar.
"Nah dah sampai,  mandi dulu dah sana sayang,  lalu istirahat," kata Bintang. Lalu Putri melangkah menuju kamar mandi.
"Loh masa buka baju di kamar mandi,  ya di sini sayang,  buka dulu baju pengantinnya,  ribet klo kamu buka di kamar mandi, ayo aku bantu," Bintang menarik tangan Putri membantu melepaskan sanggul,  membersihkan riasannya juga, Putri nurut saja sambil senyam senyum.

"Senyam senyum,  ntar tak cium baru tau rasa," kata Bintang sambil  membersihkan sisa makeup yg sudah mulai pudar.
"Sudaaah buka bajunya sayaaang aku nggak akan ganggu," kata Bintang lagi. Putri ragu,  segera ia membelakangi Bintang,  membuka kebaya panjangnya, laju kain panjangnya. Ia hendak mengambil baju tidurnya saat bintang  memeluknya dari belakang.
"Eh kaaak," Putri berteriak perlahan.

"Aku cuma mau mencium saja kok sayang tidak akan aku apa-apakan,  jangan panggil kakak lagi ya, kan sdh jadi suami istri masa manggil kakak," ujar Bintang dengan suara berat karena ia mulai mencium kepala, leher dan punggung Putri, tangannya mulai mengarah ke dada Putri. Putri mulai merasakan desiran aneh.

"Sayaaang boleh kan aku mandi dulu,  kan tadi aku disuruh mandi,  kok malah aku diciumin gini," ujar Putri menahan nafas, sebenarnya ia bingung juga mengapa begitu efeknya pada nafas dan peredaran darahnya.

Akhirnya Bintang berhenti,  mencium bibir Putri dan membiarkan Putri berlalu dari hadapannya. Putri segera mandi. Sedang Bintang merebahkan badannya ke kasur dan mengatur napasnya yang serasa memburunya, ia segera membuka bajunya, dan hanya menggunakan celana pendek,  menunggu Putri selesai mandi. Putri keluar dr kamar mandi menggunakan baju tidur, agak malu juga ia melihat Bintang bertelanjang dada sambil tiduran,  hanya menggunakan celana pendek, Putri segera ke meja rias dan menyisir rambutnya yang basah.

Bintang melihat wajah Putri yang merona,  dia hanya tersenyum dan mulai duduk.
"Heran deh kamu sayang,  masa cuma lihat aku gini jadi malu,  gimana klo ntar lagi liat aku nggak pake baju,"ujar Bintang menggoda.
"Cepat sana mandi sayang,  trus kita tidur,  aku capek banget,  bener deh," rengek Putri.
"Iya iyaaa janji deh sayang aku nggak akan ganggu kamu, kita tidur sambil berpelukan saja ya," kata Bintang sambil tersenyum.

***

Terdengar pintu kamar di ketuk,  wajah mama muncul.
"Nggak makan dulu sayang, udah malem ini,  itu sudah mama sediakan di meja makan untuk kamu sama Bintang, papa dan mama sudah tadi,"ujar mama pelan.
"Iya ma bentar Putri turun,  nunggu mas Bin mandi," sahut Putri yang terasa kikuk dengan panggilan "mas Bin". Mama mengangguk sambil tersenyum dan berlalu.

***

Putri dan Bintang akhirnya turun menuju meja makan dan mulai makan malam berdua,  jam sudah menunjukkan pukul 22.30.
"Kok banyak makannya sayang,"tanya Bintang.
"Laper banget, kak eh sayang hihi, lupa lagi,"Putri tertawa.
"Iya bener, yang banyak makannya,  simpen tenaga untuk nanti malam,  apa habis subuh gitu," ujar bBntang tersenyum geli.
"Hmmm mulai deh,  mulai,"kata Putri sambil minum,  dan membereskan piring serta gelas minum mereka ke dapur.

***

Segera mereka naik ke kamar mereka,  Putri segera merebahkan badannya,  disusul oleh Bintang. Putri mulai memejamkan mata saat Baintang mulai memeluknya.
"Tidurlah,  aku ngerti kok klo kamu capek," kata Bintang sambil mencium kepala Putri. Putri mengangguk pelan dan merasakan pelukan bintang yang hangat.

***

Jam 03.00 Putri bangun merasa sangat haus. Setelah minum ia kembali merebahkan badannya, ia melihat Bintang bergerak membalikkan badaannya. Ah terlihat sangat nyenyak. Dipeluknya badan Bintang yang kekar dari belakang. Tiba-tiba Bintang bangun.

"hmmm apa sayang kok tiba-tiba meluk," kata Bintang sambil tersenyum dan mulai menciumi Putri. Tangannya mulai mengelus badan putri, putri merasakan hal aneh saat tangan Bintang mulai kemana-mana.

"Aku akan melakukannya dengan pelan,  kalo sakit bilang sayang," ujar Bintang parau. Putri tidak berani melihat wajah Bintang, ia hanya mengangguk pelan. Bintang melanjutkan, mulai membuka baju Putri, dan bajunya, menahan napas yang mulai terasa berat saat dia mulai menciumi leher dan dada Putri, mengusap dada Putri perlahan dan Putri kaget saat merasakan bibir Bintang didadanya,  sampai pada titik tertentu Putri menahan tangis, dipeluknya Bintang dengan erat, tapi Bintang tak bisa berhenti, ia terus memeluk  dan mencium Putri agar sakitnya berkurang. Akhirnya Bintang dan Putri sama-sama terkulai lemas, Bintang memeluk Putri yang masih menahan sakit dan berbalik memunggunginya, menarik selimut menutupi badannya, meringkuk sambil memeluk guling. Bintang menciumi punggung Putri dan memeluknya dari belakang.

"Maaf sayang,  sakit ya,  aku tadi juga tdk bisa menahan," Bintang memeluk Putri sambil sesekali mengusap dada Putri.
"Nggak papa, mungkin nanti akan sembuh, ih mas BIn tangannya berenti dong, geli nih bener," ujar Putri pelan. Dan Putri memekik tertahan saat merasakan nyeri dan nikmat yang bersamaan, napas Bintang menderu di belakang telinganya, dan menghentaknya dari belakang. Putri memegang dengan erat tangan BIntang yang memegang pinggangnya. Dan akhinya kepala Bintang terkulai di bahu Putri.

"Mas Biiiin..duh..Putri...bener-bener lemes, sakiiit, nggak bisa gerak nih rasanya kakiku," Putri merengek dan meneteskan air mata menahan sakit. Bintang membalik badan Putri, mengusap keringat yang memenuhi wajah Putri, menciumi wajahnya.

"Maafkan mas Bin...maaf," ujar Bintang mendekap Putri ke dadanya, ia benar-benar merasa bersalah.

***

"Pagi sayaaaang," ujar mama Putri di meja makan melihat anak dan menantunya menuju ruang makan. Putri dan bintang tersenyum. Mama Putri hanya sedikit menahan tawa saat melihat Putri duduk dengan pelan sambil mengernyitkan keningnya, seperti menahan sakit dan mendengar Putri mendesis perlahan.

"Kenapa sayang? "tanya mama Putri.
"Nggak papa ma,  cuman eh nggak papa kok," kata Putri bingung. Bintang jadi sungkan pada orang tua putri. Mereka pun melanjutkan acara sarapan pagi itu.
"Nggak ada rencana honeymoon kalian," tanya papa Putri.
"Kayaknya untuk saat ini tidak bisa om, mungkin lain kali,biar kami jalan-jalan sekitar sini saja sambil menghabiskan sisa cuti dua hari lagi," ujar Bintang.
"Cepatlah beri kami cucu, agar rumah besar ini menjadi lebih ramai," kata papa pada Bintang dan Putri, keduanya sama-sama tersenyum.

***

"Apa sayang,  pendidikan, ke Amerika," Putri diam dan matanya mulai memanas. Bintang memeluk Butri ke dadanya.
"Kamu boleh ikut,  kalo kamu mau," kata bintang.
"Kuliah ku,  bagaimana? " tanya Putri
"Terserah kamu sayang, bisa cuti ato bagaimana,  karena aku 2 tahun di sana," ujar Bintang semakin sedih saat Putri mulai menangis. Bintang bingung juga,  di satu sisi ini untuk peningkatan karirnya,  di sisi lain dia baru satu bulan menikmati sebagai pengantin baru.

***

Setelah berembuk dengan kedua orang tua mereka akhirnya putri tidak ikut,  hanya pada saat tertentu putri yang akan ke Amerika,  karena Bintang tidak boleh meninggalkan pendidikannya selama belum selesai. Sedih sekali Putri malam ini karena besok Bintang akan berangkat ke Amerika dengan beberapa perwira pilihan lainnya.

"Boleh ya sayang malam ini, besok aku sudah berangkat," ujar Bintang pelan. Putri mengagguk,  dan menciumi Bintang sambil menangis, membuka kaos Bintang, dan celana pendeknya. Bintang sedikit tersenyum,  tidak biasanya istri mungilnya melakukan ini mungkin karena besok akan ia tinggalkan, Bintang akhirnya tak tahan dan membalas apa yang dilakukan Putri. Ia ciumi selutuh badan Putri dan semakin menjadi saat kepala Bintang menghilang di pangkal paha Putri, desahan dan tangisan Putri bergantian terdengar di telinga BIntang.  Entah sudah berapa kali mereka melakukan aktivitas itu,  sampai adzan subuh terdengar.

"Capek sayang, tumben kamu mau berkali-kali," bisik Bintang ditelinga Putri. Putri tidak menjawab dan hanya memejamkan matanya sambil mengatur napas.

***

Dibandara Putri sudah tidak bisa menahan tangis, dipeluknya dengaB erat badan bintang,  Bintang sempat berkaca-kaca matanya,  tapi dia harus kuat,  Putri akan semakin menangis jika dia terlihat sedih,  diciumnya kepala Putri, dan melangkah pelan menuju pesawat. Mama dan papa Putri memahami kegundahan keduanya, pengantin baru yang harus terpisah karena tugas.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top