#7


Putri merasa lega akhirnya UN selesai sudah dan saat purna wiyata, mama, papa dan Putri hadir di sekolah, tatapan mata teman-temannya pada Bintang membuat Putri semakin minder saja.

Saat sesi foto Bintang memeluk bahu Putri dengan mesra, sementara Putri sangan kikuk, kepalanya hanya setinggi dada Bintang. Bintang menyadari itu, dia semakin merengkuh bahu Putri mendekati dadanya. Mama papa Putri memperhatikan semua itu. Mereka merasa bersyukur Bintang selalu bisa memahami apa yang dirsaakan oleh Putri.

***

Keluarga Putri dan Bintang mulai sibuk merencanakan pernikahan Pintang dan putri yang direncanakan 6 bulan lagi, mulai memesan gedung, undangan, mereka-reka jumlah undangan, katering, souvenir, dan baju pengantin. Mereka sangat bersemangat mempersiapkan segala sesuatunya.

Kembali Putri bimbang, bisakah dia yang berusia muda menjalani hidup rumah tangga yang katanya rumit. Bintang yang memang usia siap menikah mungkin tidak masalah, tapi putri yang masih berusia 18 tahun mampukah menjalani semuanya. Suatu sore saat Bintang mengajak Putri makan disebuah cafe, Bintang melihat kegundahan itu.

"Hayo dimakan sayang, masa cuma diaduk-aduk saja, mikir apa? Bimbang lagi, kita akan menjalani semua masalah bersama, aku akan selalu di sisimu, kita lakukan semuanya berdua, berumah tangga memang berat, tapi bukan berarti kita jadi takut menjalaninya," ujar Bintang sambil menggenggam jemari Putri. Putri hanya diam saja. Sampai pulang pun, dia hanya diam, memandang jalanan, lurus, sementara Bintang jadi resah juga, sekali-sekali dia lirik Putri sambil tetap memegang kendali kemudi dan berusaha berkonsentrasi. Tiba-tiba bintang menghentikan laju mobil dan menepi.

"Sayaang, aku mengerti kamu bimbang lagi, aku akan memberi kamu pilihan, kita tunda pernikahan ini, ato tetap kita lanjutkan rencana pernikahan ini seperti rencana orang tua kita ato...ato mungkin kamu ingin kita udahan saja," ujar Bintamg pelan tapi tegas namun cukup membuat Putri kaget.

"Kak..kok kak Bin bilang gitu sih," sahut Putri terisak sambil memeluk bahu Bintang dari samping. Bintang segera memeluk badan putri.
"Aaah Putriiiii..Putri..kak Bin saayaang banget sama Putri, tapi kalo kamunya bimbang terus lah ngapain kita lanjutkan perjalanan ini," kata Bintang sambil mengelus kepala Putri.
"Kak Bin kok ngomong kita udahan, memang kak Bin gak sayang sama Putri lagi,"kata Putri masih terisak.

"Itu kan cuma pilihan sayang, dari pada kamu tersiksa sama kakak, ya kakak kan harus ikhlas kalo kamu gak ingin terus sama kakak," ujar Bintang berusaha menjelaskan.
"Bukaaan..bukan gitu maksud Putri, putri hanya bimbang, gimana menjalankan rumah tangga, sementara Putri masih sangat muda, gitu loh, iya dah kaak kita lanjutkan rencana pernikahan kita, Putri juga gak bisa jauh dari kak Bin," ujar Putri sambil menahan malu.
"Eh loh kok jadi merah gini wajahnya, aaaahhh liliput kecilkuuu yang sering bikin bingung, ayo dah kita pulang," ujar Bintang sambil mencium kepala Putri, memelepaskan pelukannya dan mulai berkonsentrasi lagi dengan kemudi melanjutkan perjalanan pulang.

***

Putri sangat bersyukur ia diterima di salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di kotanya, ia mulai mempersiapkan pelaksanaan pengenalan kampus dengan berbagai macam atribut yang mengesalkan, jam 05.30 dia sudah mulai berangkat untung kampusnya dekat jadi sopir yang mengantarnya, kadang papanya juga, hanya berhenti di tempat agak jauh dari kampus, ada aturan maba tidak boleh naik motor, atau diantar, wajib jalan kaki, ah ada-ada saja.

Satu minggu pertama putri sibuk dengan kegiatan tersebut, tugas kelompok, tugas perongangan, belum lagi bikin yel-yel, setelah itu untuk sementara diistirahatkan dulu, selanjutnya masih berlanjut selama satu semester, hanya pelaksanaannya antara hari sabtu atau minggu, aaaahhh melelahkan sangat, mana aneh-aneh yang harus dibawa.

***

Putri sudah memasuki perkuliahan. Tiap hari ia diantar sopir. Suatu hari saat akan melangkah keluar kampus tiba-tiba tangannya ada yang menarik
"Eh kak Bin, gak dinas, ngapain di sini?" tanya Putri kaget.
"Kita fitting baju Put, mama kamu sudah nunggu, nih alamatnya," kata Bintang sambil memberikan catatan alamat. Mereka berdua berjalan menuju tempat parkir. Tiba-tiba Lia teman Putri memanggil.

"Puuuut mau kemanaaa?" tanya Lia sambil melirik ke arah bintang.
"Anuu keee ke mana dah lupa, eh kenalin nih kak Bintang," kata Putri, Bintang menjulurkan tangannya.
"Bintang, tunangan Putri," sahutnya dengan suara tegas. Lia terperangah, dan Putri memerah wajahnya aduuuh Putri jadi bingung.
"Udah dulu ya Liaaaa, baaaiii," ujar Putri cepat mengalihkan kegugupannya. Lia pun melambai sambil melihat bingung ke arah Putri dan Bintang. Saat sudah di dalam mobil, Putri protes
"Kak Bin ngapaiiin juga segitunya, bilang tunangan Putri," ujar Putri agak kesal.
"Biar aja teman kamu tahu, lah tadi ngeliat kakak juga gitu dia dari atas ke bawah, kak Bin sampai ngeri liat tatapannya, lagian kan kak Bin memang tunangan Putri, bener kan, " kata Bintang panjang lebar.
"Iya sih," sahut Putri pelan.

***

Tiba di tempat fitting baju pengantin, ternyata mama Putri sudah menunggu, melihat mereka datang mama segera menunjukkan baju pengantin yg baru selesai dijahit, mama memilih baju pengantin adat jawa. Segera Putri dibantu oleh beberapa karyawan perempuan untuk memakai baju tersebut, ternyata pas dibandan Putri, semakin menampakkan keelokan tubuh Putri yang kecil mungil namun berisi.

Bintangpun mencoba beskap yang baru selesai dijahit. Begitu Bintang keluar
"Wah gantengnyaaa calon menantu mama, makin gagah deh, pasti para tamu akan kagun nantinya lihat menantu mama yang ganteng," mama tersenyum puas. Bintang cuma senyum saja. Tak lama Putri keluar berjalan ke arah mamanya dan Bintang. Bintang menatap putri sambil tersenyum dan menahan napas melihat bentuk tubuh putri yang terpahat sempurna dengan baju pengantin adat jawa.

"Ih kak Bin mesti gitu, hayo matanya mesti liatnya yang nggak-nggak, maaaa mama sih modelnya gini, terlalu pas maaa dibandan Putri," rengek Putri. Semua yang ada di ruangan itu tertawa termasuk tante Irma pemilik bridal one stop shopping teman mama. Hanya Bintang yang tetap tersenyum aneh.

"Cantik kok put, bener, mama pandai milih model bajunya, jadi semakin bagus badan kamu," kata Bintang memuji.
"Tuh kan sayang, calon suami kamu saja puas, suka sama modelnya, bener deh Pop ini bahannya aku pilih yang bagus, dan kualitas jahitan karyawanku pasti tidak mengecewakan, bagus kan jadinya ke badan Putri, dadanya terlihat penuh, pingangnya ramping, sip deh pokoknya Putri sayang, "kata tante Irma menjelaskan pada Putri dan mamanya.
"Ah tante, sudah ah, Putri mau ganti baju ya ma, tante? " tanya PBtri. Putri dan bintang pun segera ganti baju dan bergegas pulang, sementara mama masih dengan tante Irma.

***

Saat perjalanan pulang Putri diam saja. Bintang jadi senyum-senyum sendiri.
"Ngapain kak bin senyum-senyum?" tanya Putri.
"Aku cuma bayangin, kamu kan manjanya kayak gini, gimana ntar malam pertama, apa kamu ntar triak-triak manggil mama kamu, kalo aku ciumin, gigitin dan aduuuhhhh sakit Put," Bintang mengaduh saat Putri mencubit dengan keras pinggangnya.
"Selalu gitu kak Bin, ya nggak lah, masa norak gitu, ya paling diem aja, nangis paling," kata Putri pelan.

"Lah kok nangis, memang ntar diapain sama kak Bin kok putri mikirnya malam pertama nangis," bintang pura-pura nanya ke Putri.
"Eemmm kan di kampus ada temen Putri yang baru saja nikah, dia crita, kalo katanya sakit itu apa itunya aaahh sudah lah kak, masa kak Bin gak ngerti," Putri jadi memerah wajahnya.
Bintang jadi tertawa mendengar kepolosan Putri.

"Kakak juga gak tau malam pertama kayak apa, kita sama-sama nggaaak pernah mengalami hal seperti itu, nggak usah dibayangkan, lakuin aja Put, segala sesuatu yang bersifat alami nggak usah dipelajari, kita pasti bisa dengan sendirinya, dan yang pasti kak Bin nggak akan nyakiti kamu, nggak akan maksa kalo kamu merasa kesakitan, makanya gak usah dipikir, ntar malah malam pertama jadi ketakutan," Bintang dan Putri akhirnya sama-sama tertawa geli.

"Eh iya,  ingetin mama kamu Put,  beskapnya cuma aku pake akad nikah doang,  soalnya pas resepsi aku tetep pake baju angkatan darat,  kan ada upacara pedang pora," ujar Bintang mengingatkan.
"Iya kak, iya,  ntar aku telpon," Putri segera mengambil hp dan menelpon mamanya. Bintang pun melajukan mobil ke rumah Putri.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top