#6


Putri merasa sulit konsetrasi saat belajar, gimana mau konsentrasi kalo pikirannya dipenuhi tanda tanya tentang Bintang dan Bintang. Pulang sekolah Putri lebih sering duduk di taman belakang, berusaha konsentrasi belajar, tapi yang ada dia malah bengong saja dengan tatapan kosong.

Putri agak kaget saat ada tangan mengusap bahunya. Tapi dia tidak menoleh.
"Putri di sini dulu ma, gak papa ya, kemana kak Bin ya ma, kok gak ada kabar, masa dia gak kangen Putri, katanya suka sama Putri, hmmm...dasar kak Bin, awas ya klo pulang....enaknya diapakan ya ma..eh...kok tangan mama," Putri menoleh dan terbelalak.
"Kaaaak kak Biiiin," teriak Putri sembari bangun dari duduknya dan memeluk Bintang dengan erat. Bintang pun mendekap erat kepala Putri ke dadanya, berulang mencium kepala Putri. Putri terisak.....

"Kak Bin jahat, gak ngasi kabar sampe lamaaa banget, nggak tau ya kalo Putri cemas, takut kak Bin kenapa-napa," tangis Putri semakin menjadi. Dan dada Bintang basah dengan air mata Putri, Pintang membiarkan putri menangis dengan puas, setelah reda baru Bintang bicara.

" Sakit kan merindukan seseorang, gak enak kan, sesak kan, kakak juga gitu sejak awal suka sama Putri, hanya karena kakak laki-laki jadi kakak tidak menangis, hanya sesak di dada, rindu kakak kan Putri?" kata Bintang tetap memeluk Putri di dadanya. Putri diam saja awalnya, perlahan Putri mulai mengangguk. Bintang mengurai pelukannya dan memegang pipi Putri.

"Hmmm sampe agak tirus nih wajah, mata juga agak cekung, segitunya ya Putri kangen kakak," Bintang menahan senyum, lalu diciumnya bibir Putri sekilas, namum Putri meraih kepala Bintang dan sambil berjinjit diciumnya bibir Bintang agak lama, lalu dengan malu Putri melepas ciumannya dan memeluk Bintamg lagi dengan erat. Bintang menahan tawa yang hendak meledak, takut Putri tersinggung.

"Eh habis nyium kakak kok malu-malu, wah ada perkembangan nih, gara-gara ditinggal tugas jadi berani godain kakak, kalo gitu kakak berangkat tugas lagi yaa, " goda Bintang.
"Ih kakak," kata Putri menahan malu, lalu ia masuk ke dalam rumah diikuti oleh Bintang. Sesampainya di ruang keluarga mama malah semakin jadi menggoda.

"Wah yang lagi kangen sama kak Bin," kata mama sambil tertawa.
"Ah mama, ngapain juga ikut godain Putri," kata Putri cemberut.
"Sana gih kasi minum ato apa kak Binnya," mama semakin melebarkan senyumnya. Bintang duduk di ruang keluarga berbincang dengan papa dan mama Putri, tak lama mama Putri menelpon mama Bintang dan mereka berbicara lama sambil tertawa-tawa entah apa yang mereka bicarakan, Putri melihat itu semua dari dapur saat membuatkan Bintang minuman dingin. Ada apa pikir Putri.

***

"Put ada yang mau mama sampaikan, emmm gini kemarin pas Bintang ke sini,  mama nelpon ke mbak Din, ngomongin tentang kamu dan Bintang, gimana klo kamu tunangan sama Bintang," kata mama hati-hati.

Putri kaget betul,  jadi itu yang kemarin Putri lihat pas bikin minum untuk Bintang.
"Aduh ma,  kok tiba-tiba sih,  kan Putri masih belajar suka sama kak Bin, lagian Putri masih sma ma, kok nggak nunggu kuliah saja,  malu juga ma, klo teman-teman tau, kecil-kecil sudah tunangan," kata Putri berusaha memberi alasan.

"Pertunangan kalian ini akan semakin mendekatkan kalian, terutama kamu, kamu kan masih saja bingung dengan perasaan kamu,  dengan bertunangan,  kamu akan belajar bagaimana menghargai perasaan Bintang,  dan belajar memahami perasaan kamu sendiri, ya nak ya,  pertunangan ini akan dilaksanakan secara sederhana saja,  tidak akan banyak yang diundang,  hanya keluarga dekat,  kalo kamu malu pada teman-teman kamu ya nggak usah cerita tentang pertunangan ini,  angap saja kak Bin pacar kamu put," panjang lebar mama berusaha menjelaskan. Putri hanya menghela napas.
"Terserah mama dah," sahut Putri akhirnya.

***

Seminggu kemudian pertunangan dilaksanakan secara sederhana di rumah Putri, Putri menggunakan kebaya tradisonal, yang melekat pas ditubuh mungilnya dan menjadi semakin cantik,  rambutnya disanggul modern. Sementara Bintang menggunakan setelan jas yang membuatnya semakin tampan dan gagah. Setelah acara selesai Bintang menarik tangan Putri ke taman belakang rumah Putri. Mereka duduk di sana.

"Kamu kok terlihat bingung sih sayang,  sudah cantik gini," ujar Bintang sambil tatapannya tidak lepas dari wajah Putri.
"Putri sebenarnya tidak ingin kita cepat bertunangan kayak gini,  lebih baik kita pacaran saja dulu," kata Putri memberi alasan.
"Kan sama saja sayang,  kita sambil belajar memahami perasaan masing-masing dengan cara seperti ini," kata Bintang sambil tangannya merapikan rambut Putri yang terkena angin. Bintang menyapu wajah Putri dengan tatapannya,  semakin cantik saja, lehernya yang jenjang dengan kebaya berkrah rendah, membuat belahan dada putri sedikit terlihat. Bintang laki-laki normal, ia mengagumi bagian itu sejak pertama dia memegangnya tanpa sengaja.

"Eh kak Bin nakal,  hayo liatin apa," rengek Putri. Bintang hanya tersenyum.
"Nggak,  kakak cuma mengagumi apa yang ada di kamu, nggak lebih,  kakak nggak akan ngerusak kamu,  ada waktunya,  nanti setelah kita nikah, tahun depan ya kita nikah sayang,  jadinya kakak bisa ngerusak kamu kalo kita sudah nikah," kata Bintang sambil tersenyum menggoda Putri.
"Ih kumat mesumnya," Putri pura-pura kesal.
"Ayo ah kak ke dalam yok,  Putri pengen segera ganti baju,  nggak enak pake ginian,  gerah sempit lagi," ajak Putri.
"Ayo kakak yang gantiin bajunya ya sayang,  auuu sakit Put," teriak Bintang waktu Putri mencubitnya dengan keras.

***

Sementara itu di ruang keluarga,  masih ada sisa kesibukan pertunangan Bintang dan Putri,  pihak katering yang masih berkemas,  bagian dekorasi yang mulai mengangkut barang dan kursi-kursi serta hiasan-hiasan. Orang tua Bintang sudah kembali ke hotel sejak tadi, Bintang rebahan di kursi,  jas dan bajunya sudah dia buka,  tinggal kaos dan celana yang dia pakai. Putri pun sudah menggunakan baju rumah, kaos kedodoran dan celana pendek, sekilas memang tak nampak celana pendeknya karena tetutup kaosnya yang kebesaran.

Melihat Bintang rebahan Putri cepat membangunkan Bintang dan di suruhnya pindah ke kamarnya jika mau tidur,  Bintang tidak mau,  dia sungkan masuk ke kamar Putri jika harus tidur di sana. Ternyata orang tua Putri pun menyuruh Bintang tidur di kamar Putri,  sementara Putri biar tidur dengan mamanya,  karena papa Putri ada keperluan yang berhubungan dengan bisnisnya dan harus berangkat sore ini

***

Akhirnya bintang mau,  dia benar-benar lelah,  setelah dari tugas dia langsung menyiapkan acara pertunangan, tak terasa baru merebahkan badan,  Bintang sudah tidur nyenyak. Satu jam kemudian Putri masuk hendak mengambil charger hpnya, kemudian dia mulai memasangkan stopkontak agar hpnya terisi daya lagi. Tiba-tiba Bintang memeluk dan menciumnya dari belakang.

"Kak eh kaaaak,"seru Putri tertahan kawatir mamanya mendengar. Tapi bintang tetap saja melanjutkan, malah memutar badan Putri menghadap wajahnya dan menciumi bibir Putri lebih dalam. Awalnya Putri berusaha melawan tapi lama-lama dia menikmati juga,  namun saat tangan Bintang mulai meraba leher dan meremas  dada Putri perlahan, sebisanya Putri mendorong tubuh Bintang. Dengan napas masih memburu,  Bintang kembali memeluk Putri ke dadanya.

"Maafkan kakak,  kakak hampir melakukan yang tidak-tidak, kakak masih kangen banget sama Putri,  selama tugas kakak pengeeen banget meluk Putri kayak gini," suara Bintang terdengar parau. Putri hanya diam,  lalu mengangkat wajahnya melihat wajah Bintang, dipandanginya lalu,  berkata," Putri setuju kita menikah tahun depan,  saat Putri kuliah, Putri takut kita khilaf kak,  tadi Putri juga hampir terbawa suasana, meski Putri ragu gimana kita yang masih sangat muda menjalani pernikahan,  dan Putri juga minder jadi istri kakak yang gagah aahhh Putrinya cuman sedada kakak saja."

"Hayooo kumat lagi,  bilang lagi handsome and the beast," Bintang pura-pura marah. Tiba-tiba mama muncul,  mereka lupa pintu kamar Putri yang terbuka lebar.
"Waduuuuh malah main peluk-pelukan,".mama geleng-geleng kepala sambil tersenyum,  lalu mengajak keduanya duduk di ruang makan.

"Gini sebenarnya,  mama sama mama Bintang ingin kalian cepat menikah, karena Bintang kan dari akmil maka mau tidak mau karir Bintang juga akan cepat meroket apalagi ditambah prestasi Bintang yang bagus,  nah otomatis Bintang akan pindah-pindah tempat tugas, kalo kalian lama berpisah kami kawatir kalian tidaj akan fokus pada pekerjaan kalian, jika kalian menikah Butri bisa ikut kemanapun bintang bertugas,  mengenai kuliah kan bisa di tempat Bintang bertugas," ujar mama Putri panjang lebar.

"Kami juga sudah berbicara berdua tentang itu tante dan Putri malah yang ingin kami menikah tahun depan," ujar Bintang yang disambut dengan cubitan pedas dari Putri dan Bintang cuma meringis kesakitan.
"Ah benar sayaaaang,  bahagianya mamaaaa," mama Putri memeluk anaknya dengan bahagia.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top