#5
Hari ini saat jam istirahat tiba-tiba Bintang ditelepon oleh papa Putri, dua atau tiga hari ini papa dan mama Putri akan menjenguk nenek Putri yang kondisinya semakin mengkhawatirkan, nenek Putri dirawat oleh tante Putri yang ada di Surabaya.
Putri tidak mungkin ikut karena dia harus mengikuti pelajaran, jadi papa putri menitipkan Putri pada Bintang, Bintang akhirnya lapor pada komandan kompinya bahwa selama 3 hari ia tidak menginap di mess, namun ia tetap dinas seperti biasa.
Sore Bintang mendatangi rumah Putri, penjaga rumah Putri mengatakan jika Putri baru saja pulang dari sekolah.
Bintang langsung masuk dan menemukan Putri sedang tertidur di sofa, Bintang bangunkan Putri untuk pindah ke kamarnya. Tapi Putri masih terlelap dengan seragam sekolahnya. Bintang hanya tersenyum melihat putri yang masih seperti anak-anak, tidur memeluk guling dan pipinya disandarkan pada guling sehingga pipinya terlihat lebih tembem.
Ia cubit perlahan eh ternyata Putri bangun
"Eh kapan ka Bin datang? " ujarnya kaget
"Barusan," Bintang tersenyum pada Putri, Putri jadi merasa aneh dengan senyuman itu, kok makin ganteng saja sih, gumam Putri dalam hati.
"Kak, kok jadi gak enak gini ya,"ujar Putri.
"Apanya Put yang gak enak," tanya Bintang bingung.
"Kak Bin jadi kaku, gak bisa lepas bergurau kayak dulu, kadang senyumnya aneh, kadang wajah kakak kayak orang bingung," Putri cemberut di dekat Bintang.
"Nggak taulah Put, aku juga bingung, seumur-umur kakak baru sekarang suka sama cewek ya sama kamu, kakak juga nggak ngerti kadang tiba-tiba kakak kangen sama kamu, ingat kamu, ah kakak kan gak tau juga kok bisa kayak gini," ujar Bintang menunduk sambil menggenggam erat tangannya sendiri.
Putri jadi merasa kasihan,"Kak, kok bisa sih kakak suka sama Putri, kakak bisa dapat cewek yang lebih cantik dari Putri, lebih segalanya dari Putri, lebih putih, seksi dan emmm...," Putri tidak bisa melanjutkan lagi karena Bintang sudah mencium bibir Putri, lama dan tanpa disadri tangan bintang mengusap leher Putri, Putri memukul-mukul dada Bintang, Bintang semakin keras menekan tengkuk Putri, saat keduanya tidak bisa bernapas baru dilepaskan oleh Bintang.
"Kak Bin nakal, ah ngapain nyium kok segitunya," Putri cemberut sambil menggosok-gosok bibirnya.
"Kamu sih cerewet, cinta itu gak ngerti arahnya Put, ngomong lagi, kakak cium lagi, mumpung gak ada orang," kata Bintang pura-pura mengancam.
"Ih mesum," ujar Putri melangkah ke kamarnya untuk ganti baju. Bintang tersenyum dan memilih rebahan di sofa. Sampai akhirnya ia tertidur.
***
Setelah ganti baju, Putri membawa cemilan ke ruang keluarga, eh ternyata Bintang tidur dengan nyenyak, Putri meletakkan cemilan di meja, perlahan ia dekati Bintang, ia padangi wajah tampan yang sedang tidur nyenyak.
Aneh betul, orang gantengnya kayak gini kok bisa suka sama dirinya, begitu pikir Putri, ia semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang, ia pandangi alisnya yang tebal, rahangnya yang kokoh, perlahan ia usap hidung mancung Bintang, lalu pipinya, Putri menahan napas, ia menggelengkan kepalanya.
Sulit sekali untuk menerima kenyataan bahwa ia harus belajar mencintai teman bermainnya sejak kecil, tidak sulit untuk menyukai orang setampan Bintang sebenarnya, tapi ia harus belajar menepis sakit hati tiap kali melihat tatapan tidak suka tiap mereka berjalan berdua, kembali Putri menghela napas, sampai ia lupa lama memegang pipi Bintang, tiba-tiba tangan kokoh Bintang memegang tangannya yang sedang memegang pipi Bintang.
"Hmmm sedang mengagumi wajahku yang tampan kan, pasti nggak ngaku, padahal sudah tertangkap basah, ato pengen nyium kakak ya, tapi masih takut, iya kaaaan," Bintang berkata dengan tatapan menggoda.
"Lepaskan kak Bin,.lepaskan tangan Putri, ahhhh...," Bintang kembali mencium Putri, awalnya Putri memberontak, tapi lama kelamaan ia diam saja, ia cuma memeluk Bintang tanpa melawan, saat Bintang melepaskan ciumannya, Bintang segera memeluk Putri," Belajarlah menyukai kakak ya Put, kakak yakin nanti lama-lama Putri akan mencintai kakak," pinta Bintang.
"Ia, akan Putri coba kak, kalo gak bisa kakak cari gadis lain ya, eh ia ia kak," Putri segera meralat jawabannya saat Bintang akan menciumnya lagi, ih mesum, pikir Putri sebal. Tapi di sisi lain, ia bersyukur Bintang tidak pernah melakukan hal-hal di luar batas, mereka hanya sebatas berciuman saja, itu pun dengan lembut.
***
Tiga hari berlalu setelah Bintang menemani Putri, tiba-tiba kompi Bintang dan beberapa kompi lainnya ditugaskan ke daerah bencana, perkiraan sekitar 3 bulan, Bintang tidak sempat pamit, memberi tahu Putri lewat pesan singkat.
Seminggu tanpa kabar sempat membuat Putri bingung, lagi apa Bintang, kok sampai seminggu tanpa kabar, segitu sibuknya sampai ia tidak sempat memberi kabar, begitu pikir Putri, akhirnya Putri curhat pada mamanya.
"Kak Bin kok gak ngasi kabar ya ma, seminggu loh ma," wajah Putri terlihat memelas.
"Wah kangen ya, syukur deh, nah tau kan gimana rasanya kangen, ya gitu itu Put, kak Bintangmu kalo kangen, tersiksa, sakit," goda mama.
"Ih mama kok gitu, kan Putri cuma nanya, masa segitu sibuknya sampe gak sempat ngasi kabar," kata Putri cemberut, ia hanya kesal masa pesan-pesannya nya lewat sms, wa, messenger tidak dibalas sama sekali, segitunya sama pekerjaannya sampai gak sempat buka hp.
Akhirnya Putri masuk ke kamarnya dan berusaha tidur, tapi bayangan Bintang semakin menari-nari dipelupuk matanya. Ah begini rasanya kangen, bisik Putri dalam hati, tapi ia menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengingkari hatinya, yang ada justru ia semakin kangen.
***
Nun jauh di kota sana, Bintang hanya membaca pesan masuk dari Putri tanpa membalasnya, sebenarnya ia kangen pada Putri, namun ia biarkan saja hatinya merana, tujuannya hanya agar Putri juga merasakan kangen seperti dirinya.
Dan benar dugaan Bintang, mama Putri berkirim pesan pada Bintang bahwa PUtri kebingungan karena tidak ada kabar sama sekali dari Bintang, perlahan Bintang tersenyum,dalam hatinya berbisik "Belajarlah merindukanku liliput manisku", Bintang memasukkan hp ke saku celananya, dan ia kembali beristirahat setelah seharian membantu korban bencana mengevakuasi beberapa barang berharga penduduk yang bisa diselamatkan, sebagai komandan kompi yang baru, Bintang bertanggung jawab memimpin pekerjaan para prajurit yang dipimpinnnya, dan keamanan para pengungsi di tempat pengungsian.
***
Ternyata Bintang tidak kuat menahan rindu, di minggu ketiga saat suasana pengungsian mulai tenang, di sore hari ia menelpon Putri.
Ternyata langsung dijawab oleh Putri,
"Kak Biiin tega amat sih gak ngasi kabar, gak jawab pesanku, sampe tiga minggu baru nelpon, ngapain aja dipengungsian, bantu apaan sampe segitunya, kan ada relawan, polisi," Putri nyerocos saja.
Lama Putri bicara, Bintang diam saja
"Kaaaak iiiih ngomong dong," rengek Putri.
"Hmmm kangen ya sama kakak, sampe rindunya ditumpahkan semua, gak enak kan merindukan seseorang, ya gitu itu kalo kakak kangen sama Putri,"goda Bintang.
"Kak Bin kapan sih pulang?" tanya Putri.
"Kenapa, gak kuat nahan rindu, ato kangen dicium sama kakak?" Bintang terkekeh mendengar Putri kalang kabut suaranya di ujung telpon.
"Udah dulu ya Put, nanti kakak sambung lagi, kayaknya bakalan dipercepat kakak pulang Put, karena situasi cepat kondusif dan bergantian dengan pasukan angkatan darat dari daerah lain, bai Put rindukan kakak ya," ujar Bintang dengan suara lembut.
***
Satu bulan setengah telah berlalu Bintang belum juga ada kabar, kapan pulang dan bagaimana keadannya. Bukan hanya Putri tapi papa dan mama Bintangpun cemas.
Ternyata kepulangan ditunda karena pengiriman pasukan dari daerah lain terkendala cuaca yang ekstrem. Putri jadi sering murung di kamar, menulis berbagai macam keadaan hatinya pada sebuah buku, ingin curhat pada mamanya, dia ngeri, takut malah diledekin.
Makananpun jadi sulit masuk ke mulut Putri, dia hanya mengkhawatirkan Bintang, Putri terlihat sedikit kurus, mukanya agak tirus, disisi lain ia harus konsentrasi pada pelajaran, mengingat dia sudah kls XII, sebentar lagi akan menghadapi UN. Mama dan papa Putri sebenarnya agak kawatir pada kesehatan anak kesayangan mereka, tapi disisi lain mama Putri senang dengan perubahan ini, artinya perlahan dan pasti Putri mulai menyukai Bintang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top