#3

Hari ini mama dan papa Bintang datang, ingin berlibur di kota Malang tempat bintang dinas, sekalian berkunjung ke rumah orang tua Putri tetangga lama yang sudah sekian tahun tidak berjumpa.

Dari bandara mereka dijemput Bintang, jalanan agak macet karena ini hari Minggu, orang tua Bintang agak kaget dengan perkembangan kota sejuk ini yang ternyata sudah tidak begitu sejuk dan yang jelas mulai macet.

Mereka menuju rumah Putri, sekitar satu jam terjebak macet sampailah mereka di rumah Putri, mama Bintang dan mama Putri saling berpelukan lama, papa Bintang dan papa Putri juga bersalaman dengan hangat mereka bercengkrama agak lama, lalu turunlah Putri, membawa 5 minuman dingin.

"Waah ini Putri kaaan, sini sayang tante cium dulu, cantik dan imut ya bu Poppy anakmu sekarang," mama Bintang berbinar menatap Putri dan mencium pipi Putri, Bintang menatap Putri sambil tersenyum.

Lalu Putri bersalaman dengan papa Bintang dan duduk dekat Bintang. Mereka melanjutkannya makan bersama, selama makan pun mereka bercerita seolah tidak ada habisnya bahan bercerita, sementara selama makan Bintang lebih sering menatap Putri yang makan dengan manis, lama-lama Putri sadar kalo Bintang menatapnya.

Ia cibirkan bibirnya lalu makan lagi, setelah selesai Putri membereskan meja makan di bantu Bintang, sementara orang tua mereka kembali duduk di ruang tamu yang tak jauh dari ruang makan.

Saat mengambil piring tak sengaja Bintang memegang tangan Putri, Putri cemberut, tapi Bintang malah semakin mengeratkan genggaman tangannya, Putri marha dan menarik tangannya, lalu Bintang lepaskan sambil tersenyum, aktivitas mereka tak lepas dari pandangan mama Bintang.

Ia tahu betul anak laki-lakinya tidak pernah jatuh cinta, selalu menutup diri pada siapapun karena perasaan bersalah pada mendiang adiknya, sebagai orang tua mama Bintang sudah berusaha menyembuhkan perasaannya, berusaha mendekatkan pada beberapa teman perempuan Bintang sejak sma, bahkan saat menempuh pendidikan di akmilpun sudah ia kenalkan pada beberapa anak temannya, namun Bintang menolak selalu mengatakan belum waktunya, tapi tadi ia melihat tatapan lain di mata Bintang pada Putri, saat memegang tangan Putri ia melihat hasrat laki-laki pada wajah anaknya.

Alangkah bersyukurnya mama Bintang, ingin menangis rasanya, karena tragedi meninggalnya putri bungsunya begitu meninggalkan beban berat di hati anak laki-lakinya. Siang hari akhirnya papa mama Bintang pamit mau ke hotel tempat mereka menginap.

Bintang pun pamit, tak lupa ia pencet hidung Putri, Putri pun memukul bahu Bintang. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku Bintang dan Putri yang masih seperti anak-anak.

***

Waktu di hotel, mama Bintang memanggil anaknya,"Kamu menyukai Putri ya sayang, tidak salah kan mama mengartikan tatapan dan senyummu pada Putri, benar kan?"
Bintang hanya menghela napas berat.

"Nggak tahulah ma, aku nggak ngerti kok Bintang jadi bingung gini, kalo nggak ketemu Pautri rasanya kangen, trus kalo gak sengaja megang tangan Putri kok jantung jadinya gak karu-karuan, hmmm dan yang kapan hari aku aku sudah nggak kuat ma, aku cium Putri."

Mama Bintang menangis sambil memeluk anaknya,"Maafkan mama nak, maafkan mama, gara-gara mama sibuk, kamu menjaga adik kamu sampai akhirnya dia kecelakaan, baru sekarang perasaanmu bisa normal pada perempuan, kamu mencintai Putri anakku," mama Bintang mengusap air matanya, mengurai pelukannya, dan mengusap rambut anaknya perlahan,"Sudah mengatakan perasaamu pada Putri? "

Bintang menggeleng,"Aku takut ma, aku tidak tahu perasaan apa ini aku takut Putri tidak menyukaiku, aku takut dia menjauh dari aku ma, aku bingung kalo Putri menjauh dan tidak bisa aku hubungi, biar sajalah seperti ini dulu ma."
Mama Bintang menggeleng,"Harus gerak cepat, kamu terlalu lamban, mama akan bantu kamu." Papa Bintang hanya tersenyum sambil menepuk bahu Bintang," Jadilah laki-laki dewasa anakku, sudah waktunya."

***

Bintang cuti 3 hari karena kedatangan orang tuanya, ia ingin mengajak jalan-jalan papa dan mamanya, kebetulan hari ini adalah hari minggu mama papa Bintang minta ijin pada orang tua Putri, untuk mengajak jalan-jalan Putri, setelah pamit mereka melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

Sesampainya di tempat tujuan banyak view yang bagus untuk berfoto, ditempat itu ada beberapa bunga yang dibentuk dengan model menarik, mama Bintang menyuruh Bintang dan Putri berfoto berdua, Bintang reflek memeluk bahu Putri, semakin terlihat mungilnya badan si Putri, beberapa foto mereka ambil dengan posisi Bintang selalu memeluk Putri, entah bahunya atau pinggangnya, beberapa kali Putri terlihat bingung dan berusaha melepaskan tangan Bintang pada pinggangnya.

Selama jalan-jalan di tempat wisata itu Bintang memang selalu menjadi pusat perhatian, badannya yang tegap dan gagah, menggunakan kaos yang pas dengan badannya, celana jins, sepatu kets dan kacamata hitam bertengger di hidungnya yang sempurna, Putri semakin merasa kikuk jika orang-orang melihat mereka berdua, semakin dilihat oleh orang-orang maka Bintang semakin erat memeluk bahu Putri, tentu saja Putri jadi semakin minder dan bingung. Setelah lelah berjalan-jalan, mereka berempat makan siang di rumah makan yang ada dalam area wisata.

"Tuh kan tante lihat tadi orang-orang pada liantin saya dan kak Bintang, benci deh, mereka kayak gak rela kalo saya jalan sama kak Bintang, gimanaaa gitu melihat saya," Putri berkata sambil cemberut, mama dan papa Bintang tertawa, sementara Bintang hanya geleng-geleng kepala.
"Itu hanya perasaan Putri saja, Bintang sama Putri saaangat cocok, Bintang ganteng, Putri cantik, kecil mungil, putiih lagi, masa Putri nggak mau punya cowok kayak kak Bintang?" tanya tante dini pada putri.

"Nggak mau Putri tante, bikin sakit hati aja, kak Bintang terlalu ganteng untuk Putri, liat saja tadi ih pada gak rela tuh orang-orang lihat kami berdua, kayaknya mereka pikir "ih kok cowoknya mau ya sama cewek model liliput" nggak ah tante kan Putri jadi sakit hati," Putri menggeleng dengan keras, Bintang menghela napas dan melihat wajah mamanya.

Mama bintang tahu apa yang ada dalam pikiran anaknya. Lalu ia berkata," Itu hanya perasaan Putri saja, coba berkaca lihat wajah Putri baik-baik, pasti akan menemukan gadis cantik di sana, hmmm kalo misalnya Bintang suka dan cinta sama Putri gimana?"
"Ah nggak mungkin tante, mana mau kak Bintang sama Putri, tante ada-ada saja, pulang yok tante, sudah sore, " ajak Putri, mereka segera meninggalkan tempat wisata itu dan mengantarkan Putri pulang.

***

"Benar kan ma Putri nggak mau sama Bintang,"desah Bintang saat mengantar orang tuanya kembali ke hotel. Mama dan papa Bintang tersenyum geli. "Kamu ini gimana sih Bin, Putri itu bukan tidak mau, dia hanya kawatir pada pikiran orang lain, sekarang tugas kamu bagaimana meyakinkan dia bahwa kamu sungguh-sungguh mencintainya mama sudah memberi jalan, tinggal kamu yg melanjutkan," ujar mama Bintang.

Kembali Bintang menatap langit-langit hotel dengan sendu. Ia baru tahu ternyata mencintai seseorang itu membingungkan, meresahkan. Bayangan Putri kembali berkelebat, Bintang kembali menghela napas berat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top