#1


Bruukk....astagaaa..."Mmaaf aku tidak sengaja ppaaak...mmaaaf," seketika kuhapus dengan tisu tumpahan es krimku yang mengenai seragam seorang tentara, waduh kok nubruknya ke pak tentara sih...mampus aku, pasti aku dibawa ke yon infatri mana nih.

Aku beranikan diri untuk melihat korbanku yang tinggi menjulang, lalu aku terbelalak dengan mulut ternganga, orang itu pun begitu...."Kaaak kak Bintang?" teriakku..."loh Putri kaaan?" teriaknya, reflek kami berpelukan erat.

Lala temanku cepat mencubitku dari belakang, cepat aku melepaskan pelukanku. Aku lupa klo aku bersama lala saking senangnya ketemu kak Bintang teman masa kecilku yang selalu melindungiku dari gangguan usil temanku.

Ku kenalkan kak Bintang pada Lala, dan kak Bintang mengenalkan temannya pada kami. "Waduh kak Bintang jadi tentara ya makin ganteng lagi, bener deh kak, kakak tidak banyak berubah, makanya Putri langsung ingat" ujarku riang. "Ya iyalah kakakmu ini selalu ganteng, lah kamu kenapa tetap kayak anak tk, kecil mungil gak tinggi-tinggi sejak dulu," katanya menggodaku saat kami memutuskan untuk masuk ke cafe terdekat. "Ih bisa aja kakak bilang gitu aku ini sdh SMA tinggiku sudah 153," ujarku sewot sambil makan wafel dengan toping banana es krim.

Ku dengar kak Bintang tertawa keras dan temannya senyum-senyum saja melihat tingkah kami."Tinggi segitu kamu bangga, itu sih ukuran anak SD tau, kakakmu yg ganteng ini 185 ngerti makanya tadi pas kamu numpahin es krim kamu niiih pas di dada kakak aaah seragam kakak jadi lengket gini lagi, "ujar kak Bintang sewot.

Akhirnya aku pamit pulang karena lala sudah ditelpon oleh mamanya, kami saling tukar nomor telpon. Sambil melambaikan tangan kucibirkan bibirku pada kak Bintang karena ia mengepalkan tinjunya, ia masih ingin berbicara lama denganku dan aku berjanji untuk menelponnya kalo aku sempat ujarku.

Ah senangnya aku, aku pasti akan seperti masa kecilku dulu yang selalu punya kakak yang aku banggakan, sebagai anak tunggal aku selalu bingung, tidak punya teman di rumah dan kak bintang selalu setia menemaniku, aku betul-betul kehilangan saat kak Bintang pindah ke kota lain, mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai tentara. Ternyata kak Bintang baru lulus akmil. Dan ditempatkan di kotaku...ah senangnya aku.

***
Putri:
Sampai rumah aku langsung berteriak manggil mama, aku cerita kalo kak Bintang anak tante Dini dan om Hardi ada di kota ini, baru lulus dari akmil dan tadi aku bertemu di mini market lalu ngajak aku ke cafe.

Mama cuma geleng-geleng kepala melihat aku yang senang setengah mati. Bener deh mama bener, aku seneng banget karena bakalan punya teman curhat yang asyik, punya kakak yang melindungi kayak dulu lagi.....aaaah senangnya. Sebagai anak tunggal aku sering bosan sendiri.

***

Bintang:
Senang juga bisa ketemu Putri lagi, anak cengeng yang sudah mulai gede meski tidak terlalu banyak pertumbuhannya, heran juga sama tu anak kok nambah tingginya cuma segitu, aku jadi tersenyum sendiri klo mengingat wajah lucunya waktu menabrakku, juga jadi ingat masa kecil kami, aku selalu melindunginya dari temannya yang nakal.

Hmmmm...aku jadi ingat mendiang adikku yang meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan, aku lalai menjaganya saat dia menyeberang dan butuh lama untuk menyembuhkan luka karena bersalah.

Putri, matamu mengingatkanku pada Lia adikku. Aku jadi melamun, cepat aku ganti seragam, karena sebentar lagi jadwal piketku di kodam V Brawijaya, sedang aku tinggal di mess rampal.

Jika sedang lepas tugas, biasanya aku menghubungi Putri, menemaninya ke mall atau hanya duduk di rumahnya. Tante Poppy sangat senang jika aku ke rumahnya, kadang saat aku berada di rumahnya, biasanya tante Poppy dan mamaku saling telpon.

***

November 2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top