Spoiler [47]
"Mau bawa bekal?" tanya Leony dengan senyum semringah. Bukan hanya Haikal, sih, yang sejak tadi ribut perkara sarapan. Hari juga. Tapi mungkin karena Hari ini sudah jauh lebih dewasa, diungkapkan rasa senangnya dengan hal lain. Hari tanpa diminta sudah menyiapkan seteko teh tawar hangat. Kalau ingin manis, Hari sudah menyediakan toples berisi gula.
"Boleh!" seru kedua adiknya.
"Lho, kamu juga Har?"
"Iya, lah, Kak. Kapan lagi bawa bekal dari Kak Ony."
Ah, diapresiasi seperti ini saja sudah membuat dada Leony kembang kempis.
"Eh, saya juga mau, Anna. Saya jangan dilupakan."
Ucapan itu membuat Leony menoleh dan mengerutkan kening. "Bapak juga?"
Tio mengangguk cepat.
"Saya masaknya enggak lebih. Pas aja untuk sarapan berempat dan bekal mereka."
Baju Tio terkulai lemah. "Jahatnya."
"Buat yang lainnya aja, ya?"
"Keburu enggak?"
"Saya hari ini enggak kerja, kan?"
Kening Tio makin jadi kerutannya. "Kamu ... cuti?"
Leony tanpa ragu mengangguk. "Bapak yang tanda tangani kemarin. Lupa?"
***
yang penasaran lanjutan kisah mereka, ada di Karya Karsa, yaaa
akunku ; Canis_major
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top