Spoiler [45]


Hanya demi Leony dirinya rela melakukan ini. Rela banget malah. Sampai Leony mau bicara lagi padanya. Andai gadis berponi ini hobinya bicara panjang kali lebar seperti KRL, mungkin Tio tak jadi soal. Pasti marah sang gadis direfleksikan dengan banyak bicara. Tak apa. Justru Tio senang, jadi bisa memahami apa yang ada di hati sang gadis.

Kalau diam saja? Tio yang keki.

"Anna," panggil Tio sekali lagi. Kali ini rasanya Tio harus pakai tindakan. Ditariknya pelan tangan Leony yang baru selesai merapikan piring bekas makan malam mereka. "Dengarkan aku dulu."

"Enggak perlu," sela Leony dengan cepatnya. Ditepisnya cekalan tangan Tio dengan cepat. "Bapak bisa pulang. Saya mau istirahat. Adik saya juga butuh istirahat tanpa gangguan."

Tio menghela panjang. "Enggak."

"Terserah." Leony memilih meninggalkan Tio saja. Sosok Tio sejak tadi sudah membuatnya pusing. Yang paling utama karena pembicaraan di ruang kantor Tio di mana tanpa sengaja Leony dengar. Sudah gitu, di meja tempat biasanya banyak berkas Tio yang harus dicek, ada dua alat penguji kehamilan. Juga ucapan Rara yang sangat jelas menggema di kepala Leony.

Tio menghentikan langkah. Dibiarkan Leony menjauh begitu saja. Sampai punggung kecil itu menghilang di balik anak tangga, Tio sama sekali tak bisa mendapatkan perhatian Leony. Ia menghela panjang. "Baru sehari rasa setahun," katanya tanpa sadar.

"Pak Tio," panggil Hari. Di mana Tio tak menyadari kalau sosok adik kedua Leony ini sudah ada di dekatnya.

"Eh?" Tio menyeringai canggung.

"Kak Ony kalau marah memang seperti itu. Enggak mau ditanya sama sekali." Hari menepuk bahu Tio pelan. "Mungkin salahnya Bapak besar sekali dengan Kak Ony?"



****

Mumpung berbarengan sama Pras Ope PO, Handle Me juga ikutan aku cetak lagi.

Cusss yang kemarin ketinggalan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top