° Six °

"Bagaimana, (Name)? Tempat ini bagus, kan?"

(Name) sebetulnya masih tidak tahu apa tujuan Gentarou yang mengajaknya ke sini. Ini adalah spot hanami yang jarang didatangi orang-orang, karena katanya lokasi ini tidak cukup bagus untuk memandangi bunga sakura.

Namun, Gentarou malah menemukan tempat yang sangat bagus, jauh lebih indah dibanding tempat mereka hanami bersama dengan Ramuda dan Daisu. Dengan pepohonan sakura yang mengelilingi mereka, kelopak-kelopak merah muda berterbangan di udara.

"Gentarou ... ? Kenapa kita malah ke sini? Bukankah katanya tadi kau mau membeli makanan?" tanya (Name) kebingungan, sebab mereka berada di tempat yang begitu jauh dari lokasi awal mereka.

Awalnya (Name) kira tempat Gentarou membeli makanan memang lumayan jauh, tapi ternyata Gentarou sengaja membawanya ke tempat ini.

"Ahh, sesungguhnya ajakanmu membeli makanan adalah ... uso desu, itu hanyalah kebohongan yang kuucapkan supaya kau mau menemaniku," jawab Gentarou dengan cengiran tanpa dosa. "Aku sudah lama tidak membohongi orang, rasanya menyenangkan juga, ya. Apalagi membohongi kekasihku sendiri."

Ingatkan (Name) untuk tidak menampar Gentarou setelah ini. Jika saja yang berbohong padanya adalah Daisu, dengan senang hati ia akan menamparnya dan menghadiahinya pukulan di perut.

Tetapi karena dia adalah seorang Yumeno Gentarou, maka (Name) hanya bisa bersabar dan tetap tersenyum di depan kekasihnya.

"Hehe, uso dakedo ne. Aku memang sengaja berbohong, tetapi itu bukanlah alasanku yang sebenarnya," kata Gentarou begitu melihat raut wajah (Name) yang agak berubah. "Aku hanya ingin hanami berdua saja denganmu, (Name)."

"Bukannya aku tidak mau hanami dengan Ramuda dan Daisu, tetapi, bagiku (Name) itu yang paling penting."

Hanya dengan kalimat itu saja, rona merah terlukis di wajah (Name). Gadis itu menunduk pelan, tanpa bicara apapun pada Gentarou. Ia mengetahui, kalau sang kekasih lebih suka menunjukkan afeksinya melalui perbuatan daripada kata-kata-dan ia mulai mengerti mengapa Gentarou mengajaknya ke sini.

Gentarou tertawa pelan, dan kemudian ia menarik tangan (Name) untuk mengikuti langkahnya. Ia dan (Name) kemudian berhenti tepat di tengah-tengah pepohonan bunga sakura di tempat tersebut. Sedetik kemudian, Gentarou pun duduk di atas hamparan rumput, dan mengajak (Name) untuk duduk di sebelahnya.

"Sini, duduk di sampingku, (Name)." Gentarou menepuk-nepuk rumput di sebelahnya, dan menyingkirkan daun-daun kering yang ada di atas sepetak rumput itu.

"Ah, baiklah," kata (Name) sambil duduk tepat di samping Gentarou.

Keduanya duduk dalam diam, sambil memandangi bunga-bunga sakura yang begitu indah di mata mereka. Suasananya begitu menyenangkan, meski mereka berdua hanya diam tanpa kata, perasaan keduanya menghangat.

Angin sepoi-sepoi meniup rambut mereka, langit biru yang begitu cerah menjadi atap untuk keduanya. Pemandangan hari ini begitu indah, dan (Name) sangat menyukainya.

Gentarou menggenggam tangan (Name) dengan lembut. "Maaf, di sini tidak ada makanan, dan kita duduk di atas rumput tanpa beralaskan apapun."

"Aku membuat rencana pergi berpisah dengan Ramuda dan Daisu secara tiba-tiba ... oleh karena itu aku tidak mempersiapkan apa-apa di sini."

Walau Gentarou bilang begitu, ini sudah jauh lebih cukup dari apa yang (Name) harapkan. Gadis itu tidak peduli, asalkan dia bisa bersama dengan Gentarou saja, rasanya sungguh menyenangkan, dan ia takkan protes atau mengeluh.

"Tidak apa-apa, Gentarou. Selama kau ada di sisiku, aku bahagia," kata (Name) sambil tersenyum kecil, ia menatap Gentarou dengan tatapan berbinar-binar. "Aku jadi merasa bersalah pada Amemura, sebab aku mengacaukan rencana Fling Posse untuk hanami bersama."

"Jangan khawatir, aku sudah mengirim pesan padanya, dan dia bilang kita cukup nikmati saja kebersamaan kita," balas Gentarou sambil tersenyum lembut. "Dia lebih peka daripada Daisu, dan aku bersyukur atas itu."

Semburat merah kembali terpampang di wajah (Name), dan Gentarou tertawa kecil saat melihat (Name) yang tersipu itu. Ia kemudian kembali memandang ke atas, menatap kelopak sakura yang berlarian tertiup angin.

"Aku sangat bahagia, Gentarou. Terima kasih banyak ...," kata (Name). Tangan kirinya meraih tas kecilnya, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang ia simpan dan memberikannya pada Gentarou. "Ini, hadiah untukmu."

Gentarou menerima kotak tersebut dan berterima kasih pada (Name). Cepat-cepat ia membuka kotak tersebut, dan menemukan sebuah pena dengan lempengan besi berbentuk bunga sakura sebagai hiasan.

"... Kalau kau tidak suka, maafkan aku. Aku akan memberikan yang lain nanti."

Gentarou menggeleng cepat, membantah perkataan (Name). "Tidak, ini saja sudah lebih cukup, (Name). Aku sangat senang, terima kasih banyak."

"Tapi, aku akan lebih senang lagi jika kau yang menjadi hadiahku, lho," goda Gentarou, dengan dirinya yang membisikkan kalimat itu di telinga (Name).

"Ge-Gentarou! Jangan menggodaku!"

Menyembunyikan wajahnya yang merah merona, gadis itu spontan memeluk tubuh Gentarou yang berada di sampingnya. Laki-laki tersebut terkekeh kecil melihat tingkah kekasihnya, dan dia pun membalas pelukan (Name) dengan erat.

"Gentarou ... aku mencintaimu," kata (Name) pelan, membiarkan suaranya teredam-karena ia malu-malu untuk mengucapkannya secara langsung.

Tetapi, tentu saja Gentarou bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Ia mempererat pelukannya, dan mengusap-usap lembut pucuk kepala kekasihnya. Senyuman manis kembali terulas di wajahnya. "Aku lebih mencintaimu lagi."

"Saa ... maukah kau hanami bersamaku, (Name)?"

"Tentu!"

Kedua insan itu pun melepaskan pelukannya, dan kemudian mereka bergandengan tangan. Keduanya saling bersandaran pada bahu pasangannya. Hanya senyuman yang terlukis di wajah mereka. Keduanya benar-benar menikmati hari ini.

Bagi sebagian orang, kisah mereka memang tidak manis-tetapi bagi keduanya ini adalah kisah yang begitu membahagiakan.

Walau hanya dengan beralaskan rumput hijau dan semilir angin yang menemani mereka sebagai pengganti camilan, keduanya tetap bahagia. Asalkan bisa terus bersama, mereka tidak peduli apapun lagi.

Cinta mereka akan terus bersemi, seperti bunga sakura yang menemani mereka di hari yang begitu indah ini. Biarlah hanami kali ini menjadi saksi bisu dari cinta mereka.

End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top