:: 006
"Dia akan bahagia."
Atsumu meremas pundak Suna di sisinya, menatap bunga yang menghiasi gundukan tanah di hadapan mereka. Pria itu berusaha mengukir senyuman lebar, membuat Suna mendesah. Hendak melayangkan kata-kata yang dirasa dapat membantu sebelum suara nyaring yang melengking menginterupsi. Mengalihkan perhatian mereka pada dua sosok yang berjalan mendekat.
Suna melempar senyum kecil begitu melihatmu tengah menggandeng seorang gadis kecil, rambutnya yang dikuncir dua membuatnya tampak jauh lebih segar sekaligus hidup dibandingkan ketika pertemuan pertama kalian. Kemudian, obsidiannya beralih pada wajahmu. Setelah dua bulan berlalu dan kau berhasil mengatasi masalah, menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi, mengembalikan keseimbangan yang goyah dan memastikan segalanya kembali pada tempat yang semestinya, akhirnya dia dapat melihat dirimu dari jarak yang lebih dekat.
Bukan dari atas podium. Bukan dari atas singgasana.
"Osamu tidak akan menyalahkanmu," ucapmu pelan, menepuk pundah Atsumu. Kau membungkuk pada foto di atas makam yang berukir nama Osamu Miya, mendoakan pria itu dalam hati. "Kau sudah melakukan yang terbaik."
Atsumu menghela napas, menggangguk, berusaha sekuat tenaga menahan tangisannya.
"Apa ini bunga sakura?"
Pertanyaan itu mengalihkan perhatian Atsumu, membuat pria itu mengangkat gadis itu dan menggendongnya. "Benar, apa ini pertama kali kau melihatnya mekar secantik ini?"
Gadis itu tersenyum lebar, mengangguk antusias seraya menatapmu yang berdiri tidak jauh di belakang lalu bergulir pada Suna. "Benar. Ketika aku lahir, hanya ada musim dingin dan peperangan."
Atsumu terkekeh. "Setelah ini, kau pasti akan merindukannya." Kemudian, pria itu membawa gadis tadi menjauh. "Kau mau melihat lebih banyak lagi?"
Setelah mereka perlahan menghilang dari pandangan, Suna melirikmu yang tidak bergeming.
"Kau mau kembali?"
"Kau mau melihat pohon sakura itu?"
Suna mengangguk, menggenggam tanganmu dan menuntunmu kembali pada istana. Pohon sakura di dalam taman kini tampak jauh lebih indah dengan bunga sakura yang bermekaran, sesekali terjatuh dan memenuhi tanah di bawah dengan kelopaknya. Membuat bibirmu tertarik membentuk senyum.
Dalam diam, Suna memperhatikan wajahmu dari samping. Dia tidak pernah merasa bosan atau lelah ketika melihatmu tersenyum, mengingatkannya dengan kekuatanmu. Walau sensasinya sedikit berbeda. Kali ini jauh lebih kuat.
Perlahan, Suna merogoh saku celananya, mengeluarkan satu kotak kecil dan meremasnya. Jantungnya berdetak lebih cepat, membuat wajahnya terasa memanas. Dia membasahi bibir. "Aku berharap ini tidak terlalu cepat," ujarnya, membuatmu menoleh, mengangkat alis. "Kau mau menerimaku?" Suna menyodorkan kotak berisi cincin polos yang berkilau di bawah cahaya.
Kau tersentak, untuk beberapa saat tidak dapat merespon ataupun bersuara. "Sekalipun aku tidak dapat melihat?" Kau menelan saliva, merasa gugup.
Suna tersenyum, berlutut dan memasangkan cincin itu di jarimu. "Aku akan tetap mencintaimu apa pun yang terjadi. Bahkan ketika aku harus mengorbankan segala sesuatunya, harus merangkak untuk menghampirimu, haurs menukarkan nyawaku, aku tidak akan pernah menyesali keputusanku." Dia mengangkat wajahnya, tersenyum jauh lebih lebar.
Kau membalas senyuman itu. Sepertinya, sekalipun kau kini tidak lagi mampu melihat warna, tidak lagi mampu menikmati indahnya warna kelopak-kelopak bunga sakura dan ribuan hal lainnya, kau sudah cukup puas. Dan, kalaupun kau akhirnya akan mati, jika rubah itu memutuskan mengambil nyawamu lantaran tidak merasa puas, ini adalah kematian yang menenangkan. Membuatmu dapat pergi dengan tenang dan meninggalkan dunia ini dengan senyuman.
-end
AKHIRNYA SELESAI!
Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca dan bertahan sampai di bagian ini, akhirnya penderitaan kalian berakhir wkwk.
Apa ada yang ingin ditanyakan atau merasa kurang? Silahkan tinggalkan komentar dan aku akan membalasnya di sela-sela waktu♡
Terakhir, aku minta maaf jika ada kata atau adegan yang kurang berkenan, ini kali pertama aku mencoba buat sesuatu yang berbau fantasi berat dengan latar dunia berbeda, meski latar tempatnya sendiri bukan fokus utama cerita ini sehingga tidak dibahas lebih jauh. Aku berharap gak ada yang kebingungan dengan itu hehe. Dalam waktu satu hari, aku ngebut buat ini jadi maaf kalau ada yang kerasa ganjil :')
Okee, sekian dariku! Jangan lupa mampir ke lapak yang lain<3 dan tetap jaga kesehatan kalian ya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top