Kerja Kelompok
"Ekh!? Jadi, kemarin Neko-chan dibully!?"
Di pagi hari yang indah ini, Sachi telah berteriak dengan tatapan terkejut. Mulutnya yang terbuka lebar pun membuat lalat bisa masuk kapan saja.
"Reaksimu berlebihan, Sachi," tegur Rin. Sachi lantas berbalik dan menatap Rin. Disaat Sachi akan mengomel, Yasusada terlebih dahulu membuka suara, "Untungnya, Kiyomitsu memperhatikan sekitar."
Sachi mengubah arahnya menjadi menatap Yasusada, "Y-ya, t-te-terimakasih atas bantuannya, Kashuu."
"Sudah, itu bukan hal besar," jawab Kashuu dengan manik yang sedari tadi mencuri pandang pada Neko yang telah menutup telinganya dengan earphone sembari membaca novel.
"Nikmati waktu kalian berdua," tukas Rin yang kemudian mengambil earphone sisi kiri Neko dan memakainya sembari bermain ponsel.
Manik Kashuu terus memperhatikan Neko yang sibuk di dunianya sendiri. Hingga membuat Rin menendang pelan kaki Kashuu, "Tidak sopan memperhatikan perempuan segitunya."
Neko teralihkan dari bukunya. Ia menatap Kashuu dengan senyuman manis di wajahnya.
"Jangan bilang, sekarang kau suka pada Neko," sarkas Rin yang terkesan bagai seorang ibu yang menginterogasi teman anaknya sendiri.
"Mana ada yang seperti itu," balas Kashuu.
"Ada. Contohnya tuh, Sachi yang menyukai Yasusada sedari awal kalian pindah," jelas Rin yang langsung membuat pipi Sachi memerah.
"Oh, aku tahu sekarang. Jadi, apa Yasusada juga suka Sachi?" sahut Neko yang juga dibalas dengan oleh Sachi dengan tatapan mengancam. Sementara yang ditatap hanya terkekeh saja.
"Hm, aku suka Sachi. Hanya sebagai teman."
Sontak, balasan dari Yasusada membuat Neko dan Rin tertawa lepas. Pasalnya, mereka tidak menyangka jika Sachi akan mendapatkan jawaban seperti itu.
Kashuu menghela nafas mendengar hal itu. Tapi, ia juga tidak menampik fakta jika ia sedikit tertarik pada Neko.
"Mou!" Sachi menghentakkan kaki dan langsung duduk di bangkunya dengan wajah memerah padam. Entah antara kesal ataupun malu, Rin dan Neko hanya bisa tertawa melihatnya.
"Puas sekali kalian tertawa," ucap Kashuu dan Neko pun berhenti sejenak dari tawanya, "Ini pertama kalinya aku melihat Sachi punya reaksi seperti itu."
"Biasanya juga, 'Yasusada! Neko, lihat Yasusada tuh'. Hampir yang semua dia katakan itu hanya berkaitan dengan Yasusada," timpal Rin.
"Rin! Neko!" Sachi makin memerah dan tentunya, membuat kedua sahabatnya semakin puas.
Tidak lama setelah kejadian itu, pembelajaran pun dimulai. Semuanya tampak baik-baik saja. Akan tetapi, hal itu berubah saat guru membuat kelompok untuk para siswanya.
"Kebetulan sekali ya, aku bisa satu kelompok denganmu, Neko," ucap Kashuu dengan nada tenang. Neko hanya tersenyum sembari mengangguk perlahan-lahan.
Setelahnya, guru itu memberikan sedikit penjelasan tentang tugas mereka yang telah dicantumkan dalam selembar kertas. Para siswa memperhatikan semua penjelasan itu sembari menjawab atau berdiskusi sedikit demi sedikit hingga tiba saatnya dimana mereka harus bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan waktu yang telah ditentukan.
Termasuk bagi kelompok Kashuu dan Neko. Mereka fokus pada tugas yang telah mereka bagi sesuai kesepakatan masing-masing.
Disisi lain, manik Kashuu tiada henti-hentinya mencuri pandang pada tatapan Neko yang tampak serius pada soal dihadapannya.
"Neko, mengapa kau baru masuk saat kelas tiga semester dua?"
Pertanyaan Kashuu membuat Neko berhenti mengerjakan soal dan perlahan-lahan menatap manik merah darah itu, "Bukan apa-apa. Hanya, ada sedikit urusan saja diluar."
"Urusan ya," gumam Kashuu yang masih dapat didengar oleh lawan bicaranya. Neko kembali menatap Kashuu, "Kerjakan tugasmu! Waktu kita tidak banyak."
Kashuu kembali mengerjakan tugasnya dan selang beberapa lama kemudian, "Aku sudah selesai."
Sekali lagi, Neko dibuat berhenti mengerjakan soalnya. Ia langsung mengambil dan mengoreksi jawaban Kashuu yang memang sudah sama dengan apa yang ia pikirkan.
"Bagaimana? Ada yang salah?"
Neko bergeleng dan mengembalikan kertasnya kembali pada sang pemiliknya.
"Waktu tinggal lima menit lagi!"
Seruan sang guru tidak membuat Neko panik. Ia justru melanjutkan essay yang menjadi bagiannya dengan amat tenang. Bahkan, akibat dari desakan waktu, Kashuu juga turut andil dalam mempersingkat essay itu agar mudah dipahami. Dan pada akhirnya, mereka berhasil mengumpulkan tugas tepat pada waktunya.
"Nyaris saja," gumam Kashuu yang kini sedang menyandarkan dirinya pada sandaran kursi.
"Terimakasih atas bantuanmu. Jika tidak, mungkin kita tidak akan mendapatkan nilai," ucap Neko.
"Bukan apa-apa. Lagipula, kita kerja kelompok, bukan? Jadi, sudah tugasku untuk membantumu."
Neko tersenyum mendengarnya.
"Eh? Apa yang lucu?" tanya Kashuu dengan tatapan bingung.
"Sangat langka sekali menemukan teman sepertimu. Rata-rata dari mereka, hanya membiarkan aku yang mengerjakan tugas itu sendirian."
Kashuu pun tersenyum mendengar ucapan gadis itu, "Baiklah. Kalau ada tugas kelompok lagi, akan aku pastikan kalau aku ada di kelompokmu. Agar kau tidak merasa keberatan."
"Benarkah? Bagaimana jika aku ada di kelompok lain?"
"Akan aku bantu secara diam-diam," jawab Kashuu dengan santai.
Neko tidak bisa menahan senyumannya untuk saat ini. Ini pertama kalinya Neko dekat dengan anak laki-laki hingga seperti ini. Karena, biasanya anak laki-laki disekitarnya hanya mendekat dikala mereka butuh contekan saja. Selain itu, mereka memilih acuh.
Disisi lain, Sachi terus-menerus memperhatikan kedekatan antara sahabatnya dengan sahabat dari orang yang ia sukai.
"Rin, kapan aku bisa seperti mereka? Baru kenal saja, mereka sudah seperti kenal lama," ucap Sachi dengan wajah lesu.
"Lupakan. Mereka memang cocok. Tidak seperti kau dan Yasusada yang justru tampak seperti api dan air," jawab Rin seadanya.
"Hidoii! Tapikan, Rin ....
"Itu faktanya," sela Rin.
"Apaan, ih!? Aku kan belum selesai bicara. Aku hanya ingin bilang kalau mereka serasi sekali."
"Sudah aku katakan bukan, Sachi. Mereka memang cocok. Lagipula, waktu Neko memang terbatas, bukan? Jadi, jangan halangi mereka dengan tatapan lesu seperti itu," tegas Rin yang membuat Sachi bungkam dan kembali memperhatikan kedekatan mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top