Hanami
Hari terus berlalu dengan hal yang biasa-biasa saja. Tidak banyak perubahan, kecuali pada Kashuu dan Yasusada yang makin dekat pada tiga gadis yang tidak begitu mencolok di kelasnya.
Memang aneh. Mengapa terkadang ada orang-orang populer di sekolah sangat ingin berteman dengan orang-orang yang justru berkebalikan dari mereka?
"Neko," panggil Kashuu yang berjalan mendekati meja gadis itu dengan tangan kanan yang ia masukkan pada saku celananya.
"Hm?" balas Neko sembari melepas earphone yang ia pakai.
Kashuu berdiri tepat disisi kanan Neko, "Saat libur musim semi nanti ... apa kau ingin melakukan hanami denganku?"
Nada tenang serta tawaran Kashuu membuat Neko heran, "Hei, Tuan Kiyomitsu. Kau bisa mengajak gadis lainnya yang benar-benar ingin menghabiskan musim semi denganmu."
"Oh, apakah itu artinya penolakan?" ucap Kashuu dengan senyuman lembut yang membuat Neko nyaris luluh.
"Iya, aku rasa," cicit Neko.
Kashuu menghela nafas, "Baiklah. Aku akan menunggumu. Kabari aku jika kau berubah pikiran."
Selang sebentar setelah kepergian Kashuu, baik Rin, Sachi, dan Yasusada langsung berkumpul dihadapan Neko dengan tatapan yang siap menginterogasinya.
*****
Libur musim semi telah tiba dan bunga sakura pun turut mewarnai liburan ini. Merah muda, putih, mewarnai langit.
Kini, seorang gadis tengah bersiap untuk acara spesial di musim semi. Ya, hanami. Dimana orang-orang berkumpul untuk melihat keindahan bunga sakura bersama orang-orang tersayang.
Disaat gadis itu sedang bercermin, bel apartemennya berbunyi. Ia langsung mengabaikan cermin dan membukakan pintu untuk sang tamu.
Saat pintu dibuka, seorang pria dengan kaus putih yang tertutup jaket blazer merah marun. Lengkap dengan celana kain dan sepatu monkstrap hitam yang membuat penampilannya berbanding terbalik daripada saat ia menggunakan seragam sekolah.
"Maaf membuatmu menunggu lama, Kashuu," ucap Neko yang entah mengapa merasa sedikit grogi. Padahal, orang yang ia temui hanyalah sahabatnya sendiri.
Kashuu melipat tangannya di dada lalu menatap penampilan gadis dihadapannya yang memakai kemeja putih yang dipadukan dengan rok spread berwarna light jeans dan sepatu kets putih. Ditambah dengan riasan ringan dan rambutnya yang digerai membuat gadis dihadapannya semakin manis.
"Ada apa? Ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Neko dengan tatapan polos.
Kashuu tersenyum, "Tidak, tidak ada yang salah."
"Ekh!? Benarkah!? Lalu, mengapa kau melihatku seperti itu!?"
"Mungkin, karena terlalu sering melihatmu dengan seragam sekolah. Sekarang kau tampak manis dengan pakaian itu," ucap Kashuu.
Blush!
Semburat merah muda mulai hinggap di pipi Neko. Bisa-bisanya Kashuu mengatakan hal itu dengan tenang dihadapannya.
"Baiklah, kita pergi sekarang sebelum tempatnya mulai penuh," ucap Kashuu yang langsung merebut tas Neko dan menggandeng gadis itu dengan perlahan.
Karena lokasinya yang cukup jauh, Kashuu memilih untuk membawa mobil sendiri. Memang pada awalnya mereka berdua sepakat untuk naik kereta. Akan tetapi, setelah didiskusikan ulang, ada baiknya jika memakai kendaraan pribadi.
Sepanjang perjalanan, Neko hanya menatap jalanan. Bahkan Kashuu pun hanya fokus pada jalanan saja.
Karena hari ini adalah hari spesial, maka tidak heran jika jalanan lebih banyak dipadati oleh pejalan kaki dari hari-hari biasa yang membuat Kashuu harus ekstra hati-hati dalam menancap gas.
"Kashuu," panggil Neko dengan manik yang masih fokus pada luar jendela.
"Ya?"
"Apa yang kau lakukan jika kau kehilangan seseorang? Apakah itu rasanya sakit?"
"Pasti. Tapi, akan lebih menyakitkan lagi jika orang yang meninggalkanku adalah orang yang sudah menghabiskan waktu sangat lama denganku. Seperti Yasusada, misalnya. Dia adalah sahabatku sedari kecil."
"Ekh!? Kalian sudah kenal sedari kecil?" Kini pandangan Neko teralihkan pada Kashuu.
Kashuu terkekeh mendengar nada keterkejutan itu, "Tentu saja."
"Hebat, ya."
"Neko. Kau belum benar-benar menjawab pertanyaanku waktu itu, tentang kemana kau saat itu?"
Neko bungkam. Ia sudah mengalihkan pandangannya lagi ke luar jendela.
*****
"Neko, Kashuu! Sebelah sini!"
Suara Sachi langsung menyambut mereka sesaat setelah mereka tiba di lokasi. Dengan Neko yang masih Kashuu gandeng, mereka mendekat dengan senyuman.
"Kurosaki, mengapa bingung seperti itu?" tanya Yasusada yang membuat keempat temannya menatapnya.
Tiba-tiba saja, Sachi merangkul lengan kiri Neko dan menyandarkan kepalanya di bahu sahabatnya itu, "Mana mungkin kami membiarkanmu berduaan dengan Kashuu. Kami juga harus ikut."
Neko menatap Rin yang sudah berkacak pinggang sedari tadi.
"Ini ide Sachi. Tenang saja, nanti akan aku usir juga untuk kalian berdua," ucap Rin dan membuat Sachi langsung protes.
Sementara Yasusada, ia berjalan mendekati sahabatnya dan mengajaknya berpisah dari pertengkaran wanita. Karena, pertengkaran seorang wanita tidak akan ada habisnya walaupun salah satu diantara mereka ada yang mengalah.
Disaat kedua temannya sibuk berdebat, Neko, Kashuu dan Yasusada sibuk menyiapkan tempat untuk mereka duduk serta merapikan beberapa barang yang mereka bawa. Setelahnya, mereka memakan camilan ringan yang Neko bawa dari rumah sembari menonton perdebatan itu.
"Mereka kapan akan selesai?" ucap Yasusada dengan wajah sweatdrop.
"Entahlah. Mungkin besok," sahut Kashuu.
"Ayo, teruskan. Jangan berhenti," ucap Neko dengan semangat.
"Diam!" balas Rin dan Sachi secara bersamaan lalu mereka kembali pada perdebatan lagi.
Neko tertawa sejenak lalu ia bersandar di pohon dan membuka buku yang belum selesai ia baca.
"Oi, Neko. Kashuu ngantuk tuh," ucap Sachi yang tampak telah selesai berdebat dengan Rin.
'Terus, aku harus apa?' batin Neko. Tetapi, maniknya pun melirik Kashuu yang tampak baik-baik saja.
Entah mengapa, tiba-tiba pipinya memanas. Ia mengangkat buku hingga menutupi wajahnya.
'Tidak, tidak boleh seperti ini,' batin Neko.
Disisi lain, Kashuu yang tengah asik mengobrol dengan Yasusada pun terpaksa harus berhenti saat melihat tingkah gadis yang ia bawa terlihat berbeda.
"Bukankah itu terlalu dekat untuk membaca buku?" ucap Kashuu.
Dan secara perlahan-lahan, Neko menurunkan bukunya. Wajahnya pun tidak kalah tenang dari dirinya.
"Kashuu, kalau kau mengantuk, kau boleh bersandar padaku," ucap Neko yang tampak malu-malu kucing.
"Wah, selangkah lebih maju," goda Yasusada yang membuat pipi Kashuu memerah, "Bisakah kau diam?"
Kini giliran Yasusada yang tertawa melihat sahabat masa kecilnya yang satu ini. Bahkan, ini pertama kalinya ia melihat temannya bisa malu-malu seperti ini.
*****
Waktu tidak menghambat mereka untuk bermain. Akan tetapi, Kashuu memilih untuk tidur dipangkuan Neko yang lebih mementingkan buku dibandingkan berlarian dibawah sinar mentari.
Sesekali tangan Neko mengelus surai Kashuu. Bahkan maniknya pun turut mencuri pandang pada pria itu yang bisa dibilang sedikit manis untuk ukuran seorang pria.
'Bagaimana rambutnya bisa selembut ini? Mengapa dia manis? Sudah, aku gagal menjadi perempuan,' batin Neko yang justru telah teralihkan dari bukunya.
"Sudah puas mengamatiku?"
Ucapan Kashuu membuat Neko tersenyum lembut. Disaat manik merah darah itu melakukan kontak dengan manik merah terang, disitulah mereka sedikit mengerti satu sama lain.
Kashuu menangkap rasa sedih dan penyesalan di manik merah terang itu. Sementara Neko, ia menangkap sejuta kehangatan dan perlindungan dalam manik merah darah itu.
'Kami-sama, apakah kau ingin aku bahagia sebelum saatnya tiba?' batin Neko yang tanpa sadar sudah membuat maniknya berkaca-kaca.
Tangan Kashuu terulur dan mengelus pipi tembam itu dengan lembut. Seakan-akan gadis itu amar rapuh, Kashuu juga memberikan senyuman terbaiknya.
Kashuu bangkit dari tidurnya dan duduk dengan kontak mata yang belum lepas dari sang gadis.
"Neko, jangan paksakan tersenyum jika kau sedih. Kau bisa ceritakan semuanya padaku dan aku akan selalu ada untukmu kapanpun itu," ucap Kashuu.
"Ekhem!"
"Hei, kalian! Ingin buat time capsule tidak?"
"Sepertinya mereka tidak akan membuat kita tenang sedikit ya," ucap Kashuu yang membuat Neko semakin tersenyum lebar.
Kashuu pun berdiri lalu mengulurkan tangannya pada sang gadis. Dan dengan penuh suka cita, sang gadis menyambut uluran tangan itu lalu mereka bergabung bersama teman-temannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top