Sunflower;Amatsuki
🌻🌻🌻
Kau bersinar ceria layaknya matahari. Yah, walau kau juga bisa setia menemani seperti bulan di malam hari.
🌻🌻🌻
Aku sudah bertemu banyak orang sepanjang hidupku, namun belum pernah aku melihat orang yang tersenyum secerah itu.
Ia tersenyum lagi, kuamati dari kejauhan. Bertanya-tanya untuk kesekian kali, energi macam apa yang dimilikinya hingga mampu mengumbar senyum cerah ceria itu?
Memasang senyum heran tanda tak habis pikir, aku lantas memejamkan manik sejenak.
"Namanya siapa, ya?"
🌻🌻🌻
"Ooh, yang kemarin konser di Diver City itu?" kata sahabatku yang tengah mampir ke florist milikku.
"Hmm, aku sempat lewat sana kemarin. Astaga ramai sekali, ternyata ada konser terbuka, ya," ucapku sembari menata bunga di rak.
"Kalau tidak salah 'sih, itu konsernya utaite. Siapa ya namanya? Hmm, aku lupa, sebentar …," sahabatku nampak memejamkan mata sambil berpikir, membuatku tertawa melihatnya.
Tak lama ia menjentikkan jari dan berseru, "Namanya Amatsuki!"
Aku mengerjapkan mata mendengar namanya, "Amatsuki?" ulangku seakan tidak percaya.
"Ya, ya, ya, namanya Amatsuki," sahabatku mengangguk-anggukkan kepalanya yakin.
Aku tersenyum miring. Amatsuki? Yang benar saja, senyumannya itu bahkan lebih cerah ceria daripada bulan. Sama sekali tidak ada bandingannya.
"Tapi, dia jauh lebih terang daripada bulan," gumamku akhirnya.
"Huh apa, [Name]? Apa kau baru saja mengucapkan sesuatu?" tanya sahabatku.
Aku menggeleng cepat, terkikik pelan, "Bukan apa-apa, kau mampir ke sini ingin apa?"
Sahabatku nyengir, "Tidak ingin apa-apa, aku gabut karena pekerjaan di kantor selesai lebih cepat,"
"Astaga, apa-apaan itu," ujarku tertawa lepas hingga nyaris menjatuhkan beberapa tangkai bunga matahari di genggaman. Aku terdiam sejenak melihat bunga kuning segar tersebut.
'Oh … bunga matahari ya …,'
"Ayo nonton drama korea saja! Ayo, ayo!" seru sahabatku akhirnya membuyarkan lamunanku.
Aku menggeleng tegas, "Kau saja sana! Aku mau jaga toko!" usirku.
Sahabatku cemberut, dia melenggang masuk kedalam rumah, aku mengabaikannya.
Aku memandang lekat bunga matahari yang terpajang manis di dekat rak kaca, membiarkannya terkena sinar mentari menjelang siang.
Sebuah ide melintas di kepalaku.
Cepat-cepat kuambil kanvas serta kuas, mempersiapkan diri untuk menggambar.
'Pemuda secerah pagi dan bunga matahari pasti sangat cocok …,' ucapku dalam hati sembari mengutak-atik handphone, mencari hasil jepretan sang pemuda kemarin.
Aku tersenyum lebar saat menemukannya. Kuamati sesaat, senyum pemuda itu manis sekali. Sangat tulus.
Aku mulai bekerja di atas kanvas. Membuat pola, menoreh tinta dan cat, memadukan warna hingga terbentuk objek yang kuinginkan.
Entah berapa lama aku fokus dengan apa yang aku kerjakan, hingga tak sadar tangan sudah penuh cat dan sekitarpun sangat berantakan.
Aku baru berhenti saat tanganku rasanya sudah sangat kebas dan pinggangku terasa pegal akibat terlalu lama duduk. Di saat yang sama aku sadar bahwa lukisan itu telah selesai.
Aku sumringah.
Lihatlah perpaduan menakjubkan yang aku ciptakan. Seorang pemuda dengan senyum lebarnya yang menular, tengah memeluk beberapa tangkai bunga matahari di malam hari dengan bulan purnama menggantung yang bersinar cantik.
Perfect.
Aku menghela napas panjang dengan puas. Tidak peduli jemari yang kotor dengan cara akupun meraih handphone, berdiri dari duduk dan menempatkan lukisan itu di dekat pot bunga matahari.
Tak lama akupun sibuk mencari angle yang pas untuk memfoto lukisanku bersama bunga mataharinya. Setelah beberapa menit sibuk dengan sesi foto, akupun beranjak akibat merasa telah mendapatkan foto yang ku mau.
Membuka aplikasi twitter, aku terlebih dahulu mencari akun twitter Amatsuki. Aku mendapatkannya tak lama kemudian. Wow, followersnya satu juta lebih! Aku terkesan untuk sesaat.
Menekan tombol follow tanpa banyak pikir lantas keluar dan beralih ke akun pribadiku. Ya! Aku akan mem-posting lukisan itu!
'Bunga matahari artinya gembira dan ceria! Sama seperti Amatsuki-san yang terlihat sangat bahagia dan bersinar bagaikan matahari! Ah, atau bulan?'
•Insert photo•
One person tagged • @_amatsuki_
Comment • Retweet • Like • Share
Setelah selesai dengan postinganku aku menutup jendela aplikasi, berniat membereskan segala kegiatanku yang ternyata membuahkan nuansa berantakan.
Baru saja selesai dengan kuas dan cat, bel notifikasi berbunyi nyaring. Aku nyaris menjatuhkan lagi kuas yang baru juga cuci akibat kaget.
Buru-buru mengecek handphone dan membelalakan mata setelahnya.
Amatsuki started following you
'KOREWA YABAI DESU NE?!' jeritku panik dalam hati.
Notifku penuh, tapi ada satu yang membuatku terpaku.
Amatsuki liked your tweet
Amatsuki replying to @[yourusername] • 5m
Ini bagus sekali!!! Terima kasih banyak [displayname]-san!!! 🌞🌞🌞
Aku tertawa keras membacanya. Tidak kusangka dia sosok yang sebaik itu, sungguh.
Ah, [Name], harusnya dari awalpun kau tidak perlu meragukannya. Senyuman tulus itu sudah jadi bukti,
bahwa Amatsuki menyebarkan sirat cinta untuk siapa saja.
Aku memejamkan mata, tersenyum dalam.
"Apakah ada cinta yang tersisa untukku, Amatsuki-san?"
"Karena mungkin, aku menginginkannya juga …."
—fin.
🌻🌻🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top