Daisy;Lon
🌼🌼🌼
Aku ingin mengatakan padamu bahwa semua baik-baik saja
Aku ada di sini bersamamu, sahabat.
🌼🌼🌼
Aku melihat gadis berhelai pirang itu kembali menyendiri di ujung taman.
Aku mengenalnya, dia tidak seperti itu sebelum ini.
Namanya Lon, sahabatku yang paling manis.
Dia gadis yang ceria, banyak bicara, pokoknya sosok rusuh yang selalu mewarnai hari-hariku.
Tapi beberapa hari belakangan sosok itu seakan hilang.
Lon menjauhiku, tidak mau balas menyapaku, tidak mau tersenyum, menolak bicara.
Jujur saja itu membuatku sedikit sakit hati. Orang mana yang betah diabaikan oleh seseorang yang selalu ada bersamanya?
She's always next to me, beside me, but now it's none.
Apakah dia menjadi begitu pendiam karena masalah dengan kakak kelas itu? Siapa namanya? Ah iya namanya Soraru.
Lon sempat dikabarkan dekat dengan Soraru yang notabene adalah kakak kelas kami yang kelas sepuluh. Lon terlihat berbunga-bunga saat menceritakan soal dia, aku turut senang.
Tapi entah apa yang terjadi, menyebabkannya menjadi sangat lesu dan muram, aku tidak menyukainya.
Aku tidak ingin melihatnya terus-terusan bersedih, aku harus memikirkan sebuah cara agar sahabatku tersenyum lagi.
Aku beranjak dari sudut lorong tempat mengamati Lon. Berjalan pelan sembari berusaha memikirkan cara untuk membuatnya sembuh dari awan mendung.
"[NAME]!!!"
Sebuah teriakan kencang membuatku seakan serangan jantung akibat kaget.
Membalikkan badan, menangkap siapa yang baru saja berteriak begitu kuat.
Itu Sakata.
Pemuda berhelai kemerahan yang ia dapat akibat sering bermain panas alias bukan disemir itu memasang senyum lebar tak bersalahnya, "Yo! Mau ke mana?"
Aku mendengus mendengarnya, "Apa urusanmu aku mau kemana?" cetusku.
"Dih! Sensi amat, lagian cuma nanya," balas Sakata.
Aku tak acuh, melanjutkan gerakan kakiku yang sempat terhenti akibat ulah tak beres pemuda tersebut.
"Oh iya, di mana Lon? Biasanya kan nempel terus kalian berdua?" cerocos Sakata lagi berusaha menjejeri langkahku tanpa peduli aku yang muak menanggapi.
"[Name] kacang!"
"Bacot sia!"
"Ih ngegas, ga like,"
"Suka-suka."
"Ohh, kalian lagi musuhan ya? Iya kan? Gara-gara apa? Rebutan Soraru-senpai? Hahaha, sayang ya Soraru-senpai udah punya pacar. Tauga? Anak pindahan itu, namanya Akeru," celoteh Sakata membuatku melayangkan tatapan tajam padanya.
"Kalau kau bisa berbicara sebanyak itu, kenapa tidak kau ubah menjadi bahan yang lebih berbobot daripada bergosip." Sarkasku lantas mempercepat langkah.
Aku tidak ingin mendengar semuanya tentang sahabatku.
🌼🌼🌼
Aku berusaha menenangkan diri di atap.
Akhir-akhir ini aku merasa tidak bersemangat. Apa karena Lon, ya?
Ah iya, Lon. Aku merindukannya.
Aku ingin berbuat sesuatu, aku ingin menyembuhkan rasa sakit yang mungkin menyebabkan dirinya menjadi seperti sekarang.
Aku ingin menyampaikan pada Lon kalau mungkin namanya memang Lon, but she's never alone.
Aku memejamkan mata, menghirup udara sebanyak mungkin dan menjernihkan pikiran.
Kelopak mata terbuka perlahan, mungkin apa yang terlintas dalam kepalaku ini akan berhasil.
🌼🌼🌼
Gadis berambut pirang itu masih betah duduk di ujung taman.
Aku berjingkat-jingkat mendekatinya, menyembunyikan sesuatu di balik badan.
Aku kini tepat di belakangnya, sesaat sebelum ia menoleh aku menaruh sebuah mahkota dari rangkaian bunga daisy lantas memeluknya erat.
"[Name] …,"
"Lon, jangan begini terus, aku tidak menyukainya," ucapku.
Aku melonggarkan pelukan, mata kami akhirnya bertemu setelah sekian lama, ia tampak akan menangis.
"Ma-maafkan aku …," suaranya sayup bergetar.
Sedetik kemudian ia menarik tubuhku, menangis tertahan. "Sakit [Name], aku sakit, aku hancur, aku tidak bisa bicara pada siapapun, sakit sekali," kata-katanya tumpah.
Aku merengkuh tubuh mungilnya lembut, mengelus pucuk kepalanya yang dihiasi bunga daisy kecil-kecil.
"Tidak apa-apa, apapun yang terjadi Lon, aku ingin kau tahu bahwa aku peduli padamu, aku ingin mendengar semua keluh kesahmu, berada di sisimu dan menjagamu," bisikku.
"Karena itulah gunanya sahabat."
—fin.
🌼🌼🌼
Yeu baper mah ga cuma soal cinta, woy.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top