24. Say Goodbye

Author : Cell2413

Bunga : Sweet pea, yang berarti "mengucap selamat tinggal."

Genre : Romance

🍁 🍁 🍁

"Shu, aku kembali... Aku masih ingat tiga kejadian yang paling berkesan bagiku.. Dan juga kejadian yang paling menyedihkan..." kata Risa pelan. 

"Apa kau masih ingat bunga ini, Shu? Kau... pernah mengatakan padaku bahwa bunga ini adalah bunga bernama sweet pea... yang mempunyai arti mengucapkan selamat tinggal..." kata Risa lagi. 

"Padahal kau tidak pernah mengatakan apa pun padaku tentang hal ini..." lanjut Risa sambil tersenyum pahit. 

Flashback

"Apa itu, Shu?" tanya Risa ketika melihat Shu memegang sesuatu di tangannya. 

"Eh? Risa? Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau sudah keluar?" tanya Shu tidak menjawab pertanyaan Risa. 

"Ah? Acaranya selesai lebih pagi dari yang kubayangkan. Dan.. Bunga apa itu?" tanya Risa sekali lagi. 

"Sweet pea.. Bunga ini bernama sweet pea.. Memiliki arti, mengucapkan selamat tinggal..." jawab Shu pelan. 

"Selamat tinggal? Apa kau akan pergi Shu?" 

Shu hanya terdiam mendengar pertanyaan tersebut sampai akhirnya dia membuka mulutnya "Tidak kok Risa" 

"Lalu... Bunga itu dari siapa?" 

"Aku memetiknya sendiri.." 

"Bunganya memang bagus sih.. Ayo pulang Shu!"

"Ah, baiklah.." 

Flashback end

"...Kau tahu... Aku sangat merindukanmu... Aku masih ingat saat kita pertama kali bertemu... Kita bertemu di perpustakaan sekolah, aku masih ingat saat kau menolongku mengambil buku di rak yang cukup tinggi bagiku..." ujarnya lagi. 

"Apa kau tahu? Saat itu... Jantungku berdegup dengan sangat kencang... Sampai-sampai.. Aku takut jika kau dapat mendengarnya... Padahal, waktu itu adalah kita pertama kali bertemu.." kata Risa sambil tetap tersenyum mengingat hal tersebut. 

Flashback

'Tinggi sekali sih rak buku ini! Aku jadi kesusahan mengambil bukunya!' batin Risa sambil mencoba meraih buku yang diperlukannya. 

'Jika saja tadi aku sudah pulang, maka aku tidak akan melakukan hal ini! Ini semua gara-gara gu-' batin Risa terhenti ketika dia merasakan ada sesuatu dibelakangnya. 

Deg deg deg deg deg

'Ada apa ini? Kenapa jantungku berdegup kencang?' batinnya lagi sambil sedikit menoleh kebelakang, lalu segera membalikkan kepalanya. 

"Apakah ini buku yang ingin kau ambil?" pemuda tersebut mundur beberapa langkah lalu memberikan bukunya pada Risa. 

"A-ah, iya.. Terima kasih.. Ishida-san" balas Risa. 

"Tak masalah, Aimi-san" jawab Shu sambil tersenyum pada Risa. 

Kringg

"Eh? Halo? Iya, aku akan kesana sebentar lagi" jawab Shu. 

"Ada apa?" tanya Risa penasaran. 

"Aku harus pergi sekarang, sampai jumpa, Aimi-san!" kata Shu sambil berlari tergesa-gesa. 

"Sampai jumpa!" balas Risa sambil berjalan pergi dari sana. 

'Mukanya sangat dekat denganku tadi..' batin Risa mengingat-ingat lagi sampai wajahnya memerah. 

Flashback end

"Lalu.. Apa kau ingat? Ketika kita bertemu lagi di klub fisika untuk mempersiapkan lomba bulan Mei?" tanyanya lagi. 

"Waktu itu... Kukira.. Aku tidak akan bertemu denganmu lagi.. Tapi ternyata.., kita bertemu lagi.. Aku tidak menyangkanya sama sekali kau tahu.."

"Walaupun aku tidak pernah berpikir bahwa kita akan bertemu lagi... Tapi.. Entah kenapa, aku merasa senang saat bertemu denganmu" katanya sambil tersenyum. 

Flashback

Cklek

Risa langsung menoleh ke arah suara tersebut, seketika itu juga wajahnya langsung merona mengingat kejadian waktu itu. 

Ternyata, yang membuka pintu adalah Ishida Shu, orang yang pernah menolongnya mengambil buku di perpustakaan. 

Shu yang merasa ada yang memperhatikannya langsung mencari sepasang mata tersebut, sampai dia melihat Risa. 

"Aimi-san? Kau juga ikut lomba fisika? Hebat sekali" 

"Ternyata kita bertemu lagi, Ishida-san" 

"Iya, aku duduk di sebelahmu ya?"

"Oh, silahkan"

"Terima kasih, Ai-" 

"Mohon perhatian, Ishida-san dan Aimi-san" kata guru pembimbing tersebut menyela perkataan Shu. 

"Karena kalian berdua adalah perwakilan dari sekolah ini untuk lomba fisika bulan Mei, kalian akan sering pulang agak sore. Apa kalian keberatan?" sambung guru tersebut. 

"Tidak sama sekali" 

"Aku juga tidak" 

"Baiklah, kalau begitu sekarang kalian boleh pulang. Hari ini kita hanya membicarakan hal ini" kata guru tersebut lagi. 

"Ah, baiklah" balas Shu. 

"Selamat tinggal, bu" balas Risa sopan. 

Flashback end

"Sudah sangat lama ya... Saat kejadian tersebut berlangsung..." kata Risa tersenyum pahit. 

"Setelah kita mengikuti lomba fisika..." lanjutnya. 

Flashback

"Yah, itu sangat disayangkan ya..., kita hanya juara 2. Tapi menurutku itu sudah bagus kok! " kata Shu setelah melihat Risa agak lesu. 

"Ya... Pasti gara-gara aku kita kalah ya?" balas Risa pelan. 

"Tidak kok! Kau sudah berusaha dengan semaksimal mungkin! Ayo kita ke mall untuk bersantai sebentar" kata Shu sambil tersenyum hangat. 

"Oke..." balas Risa tidak semangat. 

Skip~

"Oke, kita sampai! Kau mau kemana, Aimi-san?" 

".....Apa kau keberatan jika kita makan dulu?" 

"Tidak sama sekali kok, Aimi-san!" 

"Baiklah.."

"Kau mau makan dimana?"

"Bagaimana jika kita ke food court saja? Kurasa disana ada lebih banyak pilihan..." 

"Baiklah jika itu maumu"

Skip~

"Terima kasih sudah mentraktirku makan, Ishida-san. Aku merasa lebih baik sekarang" 

"Ah, tidak masalah, Aimi-san" 

"Aku ijin ke kamar mandi sebentar ya.." 

"Oh, baiklah" 

Ding! 

"Eh? Itu bukan suara ponselku..." gumam Shu sambil melihat dan mengecek ponselnya. 

Ding! 

"Apa mungkin... Itu milik Aimi-san?" gumamnya lagi sambil melihat ponsel yang ada di kursi sebelahnya. 

Shu pun mengambilnya lalu membukanya. 

From : Mother

Selamat ulang tahun, Risa!! 

Maafkan ibu karena telat mengucapkannya ya :)

'Eh? Aimi-san ulang tahun hari ini? Bertepatan dengan lomba fisika tadi... Pantas saja dia terlihat sedikit berbeda hari ini... Aku jadi merasa bersalah..' batin Shu setelah melihat pesan tersebut. 

"Ah! Ishida-san! Maafkan aku, apakah aku terlalu lama?" tanya Risa terengah-engah. 

"Tidak kok! Apa kau baru saja berlari, Aimi-san?" tanya Shu balik. 

"Uhh.. Iya.. Aku merasa bersalah sudah membuatmu menunggu terlalu lama..." 

"Kau tidak lama kok, Aimi-san! Oh ya, Kau.. Berulang tahun ya hari ini?" 

"Bagaimana kau tahu? Apa kau melihat ponselku? Kurasa aku meninggalkannya tadi... Aku cari di kamar mandi tidak ada.." 

"Apa ini ponselmu? Tadi aku tidak sengaja mendengar ponselmu berbunyi. Karena kukira penting, maka aku melihat pesannya. Dan, ternyata kau ulang tahun hari ini.." 

"Iya, itu ponselku! Dimana kau melihatnya?" 

"Kau meninggalkannya di kursi saat kau pergi ke kamar mandi.." 

"Oh! Pantas saja kucari tidak ada tadi" 
"Selamat ulang tahun, Aimi Risa... Maafkan aku karena aku telat mengucapkannya... Semoga semua harapanmu terkabul dan semoga kau dapat bertumbuh dan berubah dari baik menjadi lebih baik" 

"Terima kasih, Shu! Semoga saja apa yang ku harapkan benar-benar terjadi. Jika itu terjadi, maka aku akan sangat senang.." 

"Apa kau mau bermain di arcade? Aku tahu permainan yang bagus di sana. Berhubung aku cukup sering pergi dengan temanku" 

"Boleh! Ayo kita ke sana. Game apa yang seru?" 

"Kalau menurutku sih... Tembak-tembakan? Atau DDR? Walau kurasa kau tidak akan mau bermain tembak-tembakan.." 

"Kurasa... Tembak-tembakan tidak cocok untukku. Dan... Apa itu DDR?" 

"Kau tidak tahu DDR? Kupikir anak perempuan pasti menyukai permainan seperti itu.." 

"Memangnya sangat seru ya? Sampai-sampai kau juga tahu permainan itu" 

"Sebenarnya... Aku tahu itu dari adikku sih.. Dia bilang DDR sangat seru dan dia juga bilang aku harus mencobanya..." 

"Hoo.. Adik ya.. Adikmu perempuan?" 

"Iya, dia perempuan, dia adik yang baik. Tapi kadang-kadang kelakuannya seperti lelaki..." 

"Baiklah... Ayo kita coba game itu! Ngomong-ngomong DDR itu kesingkatan dari apa?" 

"DDR itu Dance Dance Revolution. Kau hanya harus mengikuti irama dari musik yang kau pilih dan menekan kakimu di atas tanda-tanda panah sesuai yang ada di layar" 

"Lagu? Jenis apa saja?" 

"Ada banyak sih... Misalnya, ada lagu barat dan lagu Kpop... Kalau adikku sih suka Kpop..." 

"Wah! Ada kpop ya! Aku juga suka kpop!" 

"Berarti nanti kau akan pilih lagu kpop?" 

"Tentu saja!" 

"Ah.. Tambah satu lagi kpopers..." gumam Shu. 

"Ahaha.. Kau tidak suka ya?" 

"Aku hanya suka lagunya.. Ah! Kita sudah sampai" 

"Yang mana DDR?" 

"Yang itu. Yang berwarna merah dan putih itu" 

"Ohh... Ayo kita main sekarang!!" 

"Ayo! Aku cukup hebat dalam game ini! Game ini menggunakan sistem ranking juga lho.." 

"Ranking? Nomor atau abjad?" 

"Abjad, paling bagus A paling buruk E" 

"Ooo... Baiklah! Aku tidak akan kalah darimu! Kau pasti kalah!" seru Risa tiba-tiba. 

"Percaya diri sekali kau, Aimi-san. Kau baru pemula kan? Ini cukup susah lho.. Apa kau yakin akan menang dariku yang sudah beberapa kali main?" tanya Shu. 

"Tentu saja aku akan menang! Apa kau mau taruhan denganku?" 

"Taruhan? Taruhan apa?" 

"Hanya taruhan biasa sih..." 

"Aku tidak akan setuju jika itu yang aneh-aneh" 

"Ini biasa kok... Yang kalah harus mengabulkan satu permintaan orang yang menang. Bagaimana? Itu tidak berlebihan kan?" 

"Umm... Sebenarnya itu agak berlebihan... Tapi, baiklah..." 

"Oke! Kau sudah setuju! Kau tidak bisa menolaknya jika kalah!" 

"Ayo mulai sekarang! Aku yakin akan menang!" 

Skip~

"Kenapa aku yang kalah? Padahal aku kan sudah sering main ini... Apa karena aku sudah jarang bermain lagi ya?" gumam Shu sekaligus mengomel kepada dirinya sendiri. 

"Ehem! Kau sudah kalah, jadi, kau harus mengabulkan satu permintaanku!" 

"Terserah... Asal jangan yang aneh-aneh" jawab Shu pasrah. 

"Baiklah kalau begitu... Ini sangat mudah untuk dilakukan kok... Aku ingin kau memanggilku dengan nama depan dan bukan dengan nama keluarga" 

"Eh? Hanya itu?" 

"Iyap! Berhubung suasana hatiku sedang baik hari ini!" 

"Baiklah, Risa-chan" 

"Oke, Shu-kun!" 

"Ini sudah malam, ayo pulang!" 

"Ayo! Aku juga sudah capek" 

Mereka pun berjalan keluar. 

"Diluar hujan... Sebaiknya kita membeli payung dulu.." kata Shu begitu melihat diluar hujan cukup deras. 

"Kau benar..." balasnya sambil mengikuti Shu membeli payung. 

Setelah mereka membeli payung, mereka berjalan menuju rumah Risa. 

"Terima kasih, Shu. Sebenarnya kau tidak perlu mengantarku pulang.." kata Risa agak tidak enak kepada Shu. 

"Tidak masalah kok! Lagipula rumahku tidak terlalu jauh dari sini!" balas Shu sambil tersenyum simpul. 

"Tapi tetap saja... Sekali lagi, terima kasih ya!" kata Risa lagi. 

"Iya! Sampai jumpa di sekolah!" balas Shu sambil melangkah pergi. 

Flashback end

"Dan juga apa kau ingat saat kita tidak sengaja bertemu di cafe saat kau... Dipaksa pergi ke kencan buta oleh teman-temanmu?" tanyanya lagi. 

"Wajahmu terlihat sangat tidak berniat waktu itu" sambungnya lagi  

Flashback

"Risa-chan~ apa kau mau ikut ke kencan buta denganku dan Mina-chan?" kata Sera tiba-tiba. 

"Kau harus mau ya!! Kau kan yang termasuk salah satu anak yang paling cantik di kelas! Dan... Kudengar salah satu cowok yang mengikuti kencan buta ini suka denganmu!" seru Mina dengan mata berbinar-binar. 

"Eh? Tunggu dulu. Kalian ini mengajak atau memaksaku mengikuti kencan buta sih?" sela Risa yang bingung sendiri. 

"Eh? Sebenarnya, kami mau mengajakmu tapi kurasa kau tidak akan mau. Jadi, intinya aku memaksamu" jawab Mina sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya. 

"....Emm, baiklah kalau begitu. Berhubung aku tidak memiliki acara besok dan sepertinya aku akan menganggur di rumah" balas Risa sambil tersenyum simpul. 

"Wahh!! Benarkah??? Hore!!!" seru Mina tiba-tiba sambil melompat kegirangan. 

"Apa kau serius, Risa? Jarang-jarang kau mau mengikuti yang beginian. Biasanya kan kau... Langsung menolak jika diajak" kata Sera masih agak curiga. 

"Aku serius kok. Jadi kapan kencan butanya berlangsung?" tanya Risa. 

"Besok, jam 10 di Cafe De'cafe latte. Kau tahu kan di mana itu? Atau mau ku jemput?" Sera balik tanya. 

"Aku tahu, kau tidak perlu menjemputku" balas Risa. 

"Baiklah kalau begitu! Sampai jumpa besok!" salam Mina sambil menggeret Sera bersamanya. 

"Hah... Akhirnya aku mengikutinya..." 

Skip~

'Tempat ketemuannya benar di sini kan? Kenapa mereka belum datang? Padahal sudah jam 10' batin Risa sambil melamun. 

Cklek 

"Risa sudah datang rupanya! Kau sangat bersemangat ya untuk kencan buta ini!" seru Mina. 

"Ah? Aku hanya kebetulan datang pagi kok... Dan, kenapa kalian baru datang?" tanya Risa menuntut penjelasan. 

"Jalannya macet" jawab Sera sambil menunjuk ke arah luar jendela. 

"Dimana yang lain? Kenapa mereka juga belum datang?" tanya Risa lagi setelah melihat ke arah luar jendela sebentar. 

"Mereka dalam perjalanan" jawab Sera sambil mengecek ponselnya. 

Cklek 

"Ah! Ternyata kalian sudah datang! Maafkan kami karena telat! Jalanan sangat padat tadi" ucap seorang pemuda bersurai oranye cukup keras memberi penjelasan. 

"Tidak apa-apa kok! Kami juga baru datang!" balas Mina sambil tersenyum manis. 

"Itu kan kau. Aku kan sudah datang dari tadi.." kata Risa kepada Mina dan Sera. 

"Lho? Risa-chan?" kata seorang pemuda bersurai coklat keemasan tiba-tiba membuat semua mata menoleh ke arahnya. 

"Eh? Shu-kun... Kenapa kau ada di sini?" balas Risa bingung. 

"Aku dipaksa oleh dua orang aneh yang sedang bersamaku untuk ikut kencan buta ini" jawab Shu sambil melirik kedua orang yang di maksud. 

"Eh? Kau terpaksa? Kukira kau memang mau!" seru pemuda bersurai oranye yang tadi. 

"Umm... Kurasa sebaiknya kita duduk dan berkenalan dulu" sela pemuda bersurai merah menengahi. 

"Ah, iya.. Kau benar" balas Sera. 

Lalu mereka pun duduk di dekat jendela. 

"Jadi, perkenalkan, namaku Sakamoto Hiro" kata pemuda bersurai oranye tadi. 

"Namaku Ishida Shu" kata Shu selanjutnya. 

"Namaku Takahiro Shiro" kata pemuda bersurai merah. 

"Namaku Kirisaki Mina. Salam kenal~" kata Mina selanjutnya. 

"Namaku Aimi Risa" kata Risa. 

"Dan aku Takada Sera" sambung Sera. 

"Oke! Salam kenal semua~" kata Hiro lagi. 

"Jadi, apakah aku boleh memesan makanan sekarang?" sela Risa yang sudah menunggu dari tadi. 

"Oh, silahkan Aimi-san" jawab Shiro. 

"Mau kutemani?" tanya Shu tiba-tiba. 

"Kalau kau tidak keberatan sih tidak masalah" jawab Risa. 

"Baiklah, ayo" balas Shu. 

"Jadi, kau juga terpaksa mengikuti kencan buta ini?" tanya Risa sambil berjalan menuju kasir diikuti Shu. 

"Iyah, begitulah. Sebenarnya aku tidak ingin. Tapi mereka memaksaku. Kau juga?" tanya Shu balik. 

"Iya, aku juga. Padahal sebelumnya aku selalu menolak jika diajak" 

"Iya, aku juga. Tapi, kebetulan sekali ya kita senasib" 

"Aku mau pesan cheese cake dan chocolate milkshake. Kau pesan apa?" tanya Risa ketika mereka sampai di depan counter. 

"Aku pesan espresso satu" balas Shu. 

"Baiklah, ayo kembali" kata Risa lagi setelah memesan sambil berjalan meninggalkan counter. 

"Mereka pesan apa?" 

"Entahlah. Mereka tidak bilang apa-apa" 

"Apa setelah ini kau mau jalan denganku? Aku bosan di sini. Aku tidak menyukai suasananya, cafe ini untuk pasangan" 

"Boleh saja. Aku juga bosan di sini" 

"Baiklah kalau begitu, nanti kita kabur dari mereka" 

"Ayo duduk" 

"Iya" 

"Apa kalian mengenal satu sama lain?" tanya Mina setelah melihat Risa dan Shu kembali. 

"Ya" jawab mereka berdua bersamaan.

"Wahh... Kalian kompak sekali ya..." kata Hiro. 

"Apa kalian pacaran?" tanya Sera to the point. 

"Ha? Kami hanya teman" jawab Risa. 

"Kami teman kok" jawab Shu juga. 

"TTM? Teman Tapi Mesra?" tanya Sera. 

"Terserah kalian sajalah" balas Risa malas menanggapi. 

"Ini pesanannya" kata pelayan yang datang ke meja kami sambil menaruh makanan dan minumannya. 

"Terima kasih" balas Risa dan Shu bersamaan lagi. 

Lalu pelayan itu pun pergi. 

"Mana milik kami?" tanya Mina. 

"Tidak ada" jawab Risa sambil mulai memakan cheese cakenya. 

"Apa? Tidak ada? Kalian tidak memesankan?" tanya Mina lagi. 

"Tidak" jawab Risa singkat. 

"Kejam sekali kalian!! Dasar duo kejam!!" seru Hiro tidak terima. 

"Kalau mau pesan saja sendiri" balas Shu datar sambil meminum espresso nya. 

"Dasar kejam" kata Hiro lagi. 

"Daripada kalian berdua seperti itu terus. Lebih baik kalian pesan saja sendiri. Sera dan Takahiro-san sudah pergi" kata Risa sambil menyelesaikan memakan cheese cakenya. 

"Eh?! Mereka meninggalkan kita!" seru Mina sembari menarik Hiro untuk ikut berlari menuju counter. 

"Akhirnya mereka pergi..." 

"Iya.. Ayo kita pergi saja habis ini" 

"Habiskan dulu milkshakemu" 

"Iya, habis ini selesai" 

"Ah, mereka sudah mau kembali" 

"Ayo pergi sekarang" 

Lalu mereka berdua segera pergi ke luar dan karena hujan, akhirnya mereka berdua pulang. 

Flashback end

"Ahh, sudah sangat lama ya..." kata Risa lagi. 

"Jika saja waktu itu kau mengatakannya kepadaku tentang penyakitmu... Kurasa aku tidak akan sesedih ini..." katanya lagi. 

"Sepertinya ini sudah sore, sebaiknya aku pulang. Selamat tinggal Shu..." sambungnya lagi sambil menaruh bunga sweet pea di atas makam Shu. 

"Selamat tinggal... Aku mencintaimu.." lanjutnya lagi sambil mulai berjalan menjauh dari makam tersebut dan seketika itu hujan turun. 

"Sepertinya dia mendengarku..." gumamnya pelan sembari membuka payung dan lanjut berjalan. 

💞 💞💞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top