Ushijima Wakatoshi ➵ Flower
Ponsel berdering,
Tendou Satori is starting video call
(Fullname) menatap layar ponselnya lama. Tatapannya begitu sendu. Angin sore berhembus, menerbangkan helaian rambut hitam panjangnya yang tergerai. Dress putih selututnya ikutan berkibar mengikuti belaian angin.
Suara dering ponselnya terdengar begitu berisik di tengah ladang bunga tulip yang luas ini.
Masih dalam posisi yang sama, (Name) menarik napas. Ia mempersiapkan senyum. Dikliknya tombol hijau.
"(Name)-chan, say hi dulu pada pengantin baru kita!"
Di layar ponsel menampilkan Tendou Satori dengan setelan jas dan di belakangnya terdapat Ushijima Wakatoshi dengan setelan jas putih dan di sebelahnya terdapat seorang perempuan dengan gaun senada. Ekspresi mereka begitu bahagia. (Name) menahan napas.
"Ciee, akhirnya nikah juga. Kukira kamu bakal mengencani bola voli selamanya, Ushijima. Jaga baik-baik istrimu itu, dia kouhai-ku yang berharga tahu! Awas kalo sampai membuatnya menangis."
Suara tawa terdengar dari ponselnya. Pasangan itu tertawa, iya, Ushijima tertawa. Ia begitu lepas.
"Tenang saja, aku akan membahagiakannya."
"Wuu, kalau Wakatoshi-kun sudah berkata seperti itu, dia tidak akan main-main (Name)-chan! Eh, kau tahu, Menteri Kepemudaan dan Olahraga tadi datang lho! Gila, sampai didatangi pejabat, atlet nasional memang beda!"
"Sebenarnya ayah Wakatoshi yang mengundangnya, Senpai. Beliau tidak ujug-ujug datang begitu saja. Kan aneh..."
"Eh? Yang benar? Ah, jangan tambah penyesalanku karena tidak datang dong. Huu..."
"Makanya, urusan bisnis mendadaknya jangan tiba-tiba. Lihat, di pesta ini kau bisa berburu kuliner, lho, (Name)-chan."
"Setelah urusan bisnismu selesai, Senpai bisa mengunjungi rumah kami, kok. Iya kan Wakatoshi?"
"Benar, kami akan menyambutmu."
Ushijima tersenyum, bukan senyum tipis atau seringai. Ia tersenyum bahagia. (Name) belum pernah melihatnya tersenyum seperti itu. Dadanya sesak.
"Sekali lagi maaf ya aku tidak bisa datang ke pernikahan kalian. Masalah di Toyama ini benar-benar harus diatasi secepatnya. Setelah urusanku selesai, aku akan mengunjungi kalian dengan membawa hadiah pernikahan dariku. Mau bibit bunga tulip seperti ini?"
(Name) mengangkat ponselnya tinggi-tinggi lalu ia berputar, memperlihatkan ladang bunga tulip yang sangat luas di sekitarnya. Ladang ini adalah bisnis yang (Name) urus.
"Waa, kireeii, aku jadi pengen kesana. Bunga tulip sepertinya cocok untuk menghiasi halaman rumah kita nanti."
"Benar, bagus untuk penyegaran mata setelah penat latihan seharian. Terima kasih (Name)."
"Kalian juga bisa kesini saat bulan madu. Gratis, hehe."
"Waa, arigatou Senpai.."
"Ah, panggilannya kuakhiri ya, ada tamu yang ingin berbincang dengan mereka. Sampai jumpa (Name)-chan!"
"Sampai jumpa.."
Panggilan video berakhir. (Name) menjatuhkan ponselnya. Ia mencengkram dadanya kuat-kuat lalu terbatuk hebat.
Kelopak bunga berwarna putih berguguran diiringi cairan merah keluar dari mulutnya. (Name) berlutut sambil mencengkram dadanya.
Hanahaki byou
Ia terbatuk lagi mengeluarkan lebih banyak kelopak bunga berwarna putih dan darah. Ingatannya melesak pada semasa SMA.
Saat ia menjadi manajer tim voli Shiratorizawa. Saat ia pertama kali bertemu dengan Ushijima Wakatoshi. Saat ia melihat betapa hebatnya Ushijima ketika bermain voli. Ia jatuh cinta.
Lalu, momen-momen saat menjadi manajer, bersama tim voli, bersama Ushijima berkelebat. Tawa, tangis, dan semua yang dialami bersama. Ushijima dengan wajah datarnya, Ushijima dengan spike-nya. Ushijima dengan senyum puasnya. Ushijima dengan perhatian kecilnya. Sungguh, saat itu adalah masa-masa terindah dalam hidupnya. Jatuh cinta pada Ushijima adalah hal terindah dalam hidupnya hingga saat ini.
Kini ... cinta pertamanya telah berakhir.
(Name) terjatuh dengan kepala menghadap samping. Tangannya masih mencengkram dadanya yang begitu sesak luar biasa. Ia terbatuk lagi. Kelopak bunga berwarna putih yang ternodai darah berguguran lagi. Masih ingat ia bagaimana senyuman Ushijima saat panggilan video tadi, saat menatap istrinya. Senyuman bahagia dan (Name) tidak akan pernah bisa membuat Ushijima tersenyum seperti itu. Air matanya pun mengalir perlahan.
Angin sore berhembus lebih kencang, ribuan bunga tulip ikut berayun mengikuti angin. Senja mengiringi kepergian sang gadis di tengah ladang tulip yang luas. Indah sekaligus ... menyakitkan.
You made flowers grow in my lungs and although they are beautiful, I can't breath ...
Fin
Author's note:
Terinspirasi oleh fanart hanahaki byou yang pernah bertebaran di ig dan pinterest. Kalimat terakhir mengutip dari ini.
Semoga feelnya dapet, hehe..
source: pinterest
Jika kalian menyukai cerita ini, silakan vote and comment sebagai bentuk dukungan kalian terhadap cerita ini. HANYA JIKA kalian menyukainya.
See you next chap 😉
bonus: cari deh makna bunga tulip sama mawar putih (yang keluar dari mulut name)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top