SawaMichi ➵ Rain
"Ah, ya ampun, soal ujian masuk universitas benar-benar gila! Kepalaku berasap!"
"Ya, benar. Harus sering-sering latihan soal agar otak terbiasa."
Sawamura dan Michimiya berjalan beriringan menuju loker sepatu. Wajah mereka begitu lelah dan beberapa helai rambut mereka ada yang mencuat. Mereka baru saja selesai belajar bersama di perpustakaan.
Sebenarnya hari ini sekolah selesai lebih cepat karena ada rapat guru-guru dengan dewan komite sekolah. Sawamura pun mengajak Sugawara, Asahi, Shimizu, dan Michimiya untuk belajar bareng di perpustakaan. Seiring berjalannya waktu, masing-masing pulang duluan hingga menyisakan mereka berdua saja. Mereka belajar hingga senja menjelang.
"Eh, kau dengar itu Sawamura?"
Langkah Michimiya terhenti begitu juga Sawamura. Mereka fokus mendengarkan. Suara gemuruh yang menimpa atap. Sawamura mendongak ke atap.
"Hujan?"
Michimiya pun berlari lalu belok ke tempat loker sepatu yang langsung terhubung pintu utama. Sawamura berjalan santai menyusul gadis itu.
"Wah, benar! Akhirnya hujan setelah panas yang begitu menyengat."
Michimiya melangkah menuju loker sepatunya disusul Sawamura.
"Aku bawa payung tidak, ya?"
Sawamura berdiri di depan loker sambil membuka tasnya, mencari-cari sesuatu. "Ah, di loker ada tidak ya..."
Sawamura pun membuka lokernya dan nihil. Hanya ada sepatu.
"Michimiya, aku tidak membawa payung, ap-oi, oi,M-Michimiya?!"
Michimiya menenteng sepatunya di tangan kirinya, bertelanjang kaki, dan tas yang biasanya diapit di lengan kini ia gendong. Kemudian, gadis berambut pendek itu pun lari menerobos hujan.
"Wohoooo!!!!"
"M-Michimiya!!"
Michimiya menghentikan larinya. Ia pun menengadah ke langit sambil merentangkan kedua tangannya.
"Ah, gila! Rasanya semua benang kusut yang ada di otakku luntur semua!" lirih Michimiya sambil memejamkan matanya, meresapi bulir-bulir air yang menetes dari langit.
"Michimiya! Kembalilah! Lebih baik menunggu hujannya reda. Kau bisa sakit!" seru Sawamura di ambang pintu utama sekolah dengan raut wajah khawatir.
Michimiya berbalik lalu terkekeh saat melihat ekspresi Sawamura, seperti seorang bapak-bapak yang khawatir tentang anaknya.
"Tidak apa-apa Sawamura, besok kan akhir pekan, sakit di akhir pekan tak akan masalah!"
"Lagian hujannya gak terlalu deras. Ayo, Sawamura, sekali-kali kekanakkan tidak dosa, kan? Kita masih manusia, bebas melakukan apa saja termasuk menikmati hujan. Benar, kan?"
Michimiya tersenyum hingga matanya menyipit sambil menyilangkan kedua tangan di belakang tubuh. Kemudian, gadis itu pun berbalik lalu berlari kecil menuju gerbang sambil merentangkan kedua tangan dan berteriak kesenangan.
Sawamura hanya terdiam sambil menatap Michimiya yang mulai menjauh kemudian menunduk. Tawa kecil pun lolos dari mulutnya. "Ah, mattaku..."
Sawamura pun meniru Michimiya. Kaus kakinya ia lepas lalu dimasukkan ke tas, celananya ia gulung hingga selutut, tasnya ia gendong, dan sepatunya ia tenteng di tangan kirinya. Ia pun berlari menerobos rintikan air dari langit.
"Tunggu aku Michimiya!"
Sawamura berlari menyusul Michimiya yang disambut tawa riang dari gadis itu.
Masa bodoh dengan kedewasaan dan kehati-hatian yang melekat pada dirinya. Lagipula melihat Michimiya yang tersenyum dan tertawa riang di bawah rintikan hujan adalah ...
hal terindah yang pernah ia lihat!
... dan Sawamura ingin menikmatinya.
Fin
Author's note:
Mungkin setelah ini saya akan slow update, gak slow banget tapinya. Soalnya saya mulai besok udah semester pendek, kbm daring.
Saya akan mengusahakan yang terbaik untuk melanjutkan book ini, entah akan selesai sampe chapter berapa. Mungkin selesai ketika sekolah udah dibuka lagi dan saya balik lagi ke penjara suci*uhuk* asrama maksudnya, hehe.
Thank you, hope u like it 😉
Jika kalian menyukai cerita ini, silakan vote and comment sebagai bentuk dukungan kalian. HANYA JIKA kalian menyukainya.
Have a nice day 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top