Kitagawa Daichi ➵ Kakak

nonreader insert
brotherhood, friendship


Semua anggota tim voli SMP Kitagawa Daichi tahu bahwa Oikawa Tooru mengibarkan bendera permusuhan yang sangat jelas terhadap Kageyama Tobio. Ya, semua tahu kecuali Kageyama sendiri.

Kageyama sangat mengagumi Oikawa, itu terlihat sangat jelas dari binaran matanya. Baginya, Oikawa adalah role model yang sempurna sebagai setter, sebagai pemain voli.

Di lain sisi, Oikawa sangat tidak menyukai Kageyama karena perbedaan bakat yang mereka miliki.

Kageyama selalu mengekori Oikawa, meminta diajari ini itu dengan binaran harapan di wajah polosnya. Oikawa selalu menolak dengan kasar disertai juluran lidah dan wajah mengejeknya.

Walau selalu ditolak, Kageyama tidak menyerah. Iya, dia tidak menyerah karena ia tidak tahu jika ia dimusuhi oleh sang kapten. Kageyama Tobio sangatlah polos. Mungkin lebih polos dibanding teman seangkatannya yang berada di tim voli.

Oleh karena itu, sudah menjadi pemandangan sehari-hari melihat Kageyama yang mengekori Oikawa dan Oikawa yang mengejek Kageyama. Interaksi yang buruk antara junior dan senior.

************

Pada hari itu, Kitagawa Daichi baru saja mengamankan kemenangan di semifinal Interhigh. Kini mereka sedang menunggu bus menjemput mereka di pojok lobby, dekat pintu masuk. Katanya busnya akan datang terlambat.

Tas-tas anggota tim diletakkan di sekitaran pojok lobby. Para anggota berkeliaran, ada yang ke toilet, menonton pertandingan yang belum selesai, sekedar jalan-jalan, ada juga yang menetap entah itu tidur, ngobrol, atau main game sambil duduk bersandar di tas masing-masing.

Kunimi baru saja dari toilet. Ia berjalan menuju tasnya yang dekat dengan pojokan tembok. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu.

Kageyama Tobio tertidur dengan memeluk lutut di pojokan dan kepalanya bersandar di dinding sebelahnya. Terlihat begitu damai. Kunimi mendekat perlahan lalu berjongkok di hadapan Kageyama dan mengamatinya lama dengan tampang datarnya.

"Oi Kunimi, kamu ngapain?" Kindaichi berdiri tak jauh dari mereka. Matanya menatap heran.

Kunimi menoleh perlahan, ia mengerjapkan mata sayunya beberapa kali. "Kageyama ... tertidur."

Kindaichi mengerjap. Ia sweatdrop. "Iya, aku tahu dia tertidur. Lebih baik bangunkan dia, mungkin sebentar lagi busnya datang."

Kindaichi melangkah menuju tasnya yang tak jauh dari posisi mereka berdua. Kunimi menatap Kageyama lagi dengan tampang datarnya. Ia terdiam beberapa lama.

"Kindaichi ..."

"Hm?" gumam Kindaichi yang sedang sibuk dengan tasnya.

"Aku ... tidak tega."

Kunimi membalikkan tubuh, menatap punggung Kindaichi yang membelakanginya dengan tatapan sayu.

"Hah? Tinggal membangunkannya apa susahnya, kena- oh"

Kindaichi mendekat dan kini ia berdiri di sebelah Kunimi yang kini menghadap Kageyama lagi. Kepalanya agak menunduk menatap wajah polos Kageyama yang tertidur. Tangannya yang memeluk lutut mulai merenggang. Terdengar dengkuran halus lolos dari mulutnya. Hari ini Kageyama lebih banyak bermain di lapangan. Wajar jika lelah.

Kunimi dan Kindaichi terdiam beberapa lama di posisi yang sama. Kemudian,

"Bangunkan saat busnya sudah datang."

Kindaichi berbalik menuju tasnya lagi. Tak lama, Kunimi pun berdiri lalu berjalan meninggalkan Kageyama.

15 menit kemudian...

"Busnya sudah datang, ayo bersiap!"

Oikawa datang membawa kabar. Semua pun bangkit mengambil tas masing-masing. Kunimi yang tadinya sedang asyik menonton salah satu senpainya bermain game, ia pun beralih. Berjalan menuju tasnya yang sudah ia pindahkan ke tengah. Saat menyampirkan tasnya, ia teringat sesuatu. Kageyama.

Kunimi pun berjalan menuju Kageyama yang masih tertidur dalam posisi yang sama. Belum sampai di tujuan, ia sudah didahului oleh Oikawa yang kini jongkok di hadapan Kageyama. Kunimi menghentikan langkah. Ia mengerjap. Rasa khawatir muncul di benak Kunimi.

Mereka terdiam beberapa lama. Kunimi pun mendekat.

"Etto ... O-Oikawa-san?"

Tak ada jawaban, yang ada hanyalah helaan napas. Tiba-tiba saja Oikawa mengangkat tubuh kecil Kageyama, seperti menggendong adik kecilnya.

"Kunimi-chan, bawakan tasnya Tobio-chan!" perintah Oikawa datar sambil berjalan pergi.

Kunimi hanya mengangguk lalu mengambil tas Kageyama. Ia pun menyampirkannya di lengan satunya lalu melangkah, menyusul anggota yang lain.

Selama berjalan menuju parkiran, pemandangan Oikawa yang menggendong Kageyama mengundang keheranan bagi yang lain. Ditambah Kageyama masih dalam kondisi tertidur, tidak terganggu sama sekali.

Kunimi, Kindaichi, dan Iwaizumi berjalan beriringan. Mereka berjalan agak jauh di belakang Oikawa dan Kageyama.

"Aku ... tidak bisa berkomentar apa-apa mengenai pemandangan di depan," kata Kindaichi sambil mengerjapkan matanya berkali-kali. Kunimi hanya menatap sayu ke depan.

Iwaizumi menoleh sekilas ke arah Kindaichi lalu ke depan. Kemudian ia terkekeh.

"Walau seperti sampah, Oikawa itu bisa bersikap seperti seorang kakak."

"Tapi, sikapnya terhadap Kageyama selama ini tidak mencerminkan sikap seorang kakak," celetuk Kunimi dengan kening sedikit mengernyit.

"Ah, benar." Kindaichi menyetujui.

Iwaizumi pun tertawa keras.

"Haha, benar. Mungkin lebih tepatnya sebagai kakak yang menyebalkan..."





Kakak yang menyebalkan dan Adik yang polos



Fin

Author's note:

I need more innocent Kageyama :(

Well, aku suka banget interaksi antara Kageyama polos dengan Oikawa saat SMP. Kayak Sasuke kecil sama Itachi tapi ini Itachinya versi bobrok :v

Tapi, ini pendapatku ya.

Kalian suka gak kalo di kumpulan drabble ini aku nyelipin cerita brotherhood antar chara? Ingat, brotherhood ya, no Yaoi 😌

Oh, iya, ada yang tau gak Hinata sama adiknya terpaut berapa tahun? Aku pengen nyelipin cerita sibling mereka di drabble ini 😂

Okay, jika kalian menyukai cerita ini, silakan vote and comment sebagai bentuk dukungan kalian terhadap cerita ini. HANYA JIKA kalian menyukainya.

See you next chap 😉

source gambar: pinterest

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top