Akagi Michinari ➵ Rona
Maaf banget kawan-kawan baru update jam segini 😭😭
Tadi struggle upload tugas dulu, duh kalo diinget lagi jadi pengen sumpah serapah 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Udahlah, nikmati saja halu tengah malamnya bersama Akagi 🤧🤧🤧🤧🤧
Semoga ada yg masih bangun 🤧🤧🤧🤧🤧
Ini tentang rona yang selalu merekah di pipi Akagi kala presensi sang dara berada di dekatnya. Retasan distansi yang menimbulkan dentuman menggelisahkan hati. Sang dara yang terlalu menawan layaknya kelopak sakura berguguran di kala musim semi. Membawa kehangatan seusai dinginnya salju yang mencengkram diri.
Iris yang selalu tertarik dengan senyuman sang jelita. Layaknya massa yang selalu jatuh pada gravitasinya. Ayunan surai yang mengikuti belaian angin itu membawanya dalam keindahan tak terbatas hingga Akagi lupa caranya bernapas.
Pertemuan pertama di bawah guguran sakura dengan senyuman memikat dan paras memesona. Kekaguman itu selalu Akagi simpan hingga hari-hari terus bergulir. Menyimpan selaksa pujian dalam hening, kilau tatap tak terbalas, dan rekaman melodi sang dara yang membawa harsa.
Akagi menetapkan diri sebagai pengagum rahasia. Tiada keberanian untuk mendekati si gadis walau hanya sekedar bertukar nama. Ia bukanlah orang yang mendominasi. Melakukan gerakan pertama sangat sulit dilakukannya. Lagipula pemuda itu sadar diri. Pengagum sang jelita bukan hanya dirinya saja dan mereka jauh lebih berani dibanding Akagi.
Akagi sama sekali tak berharap
*******
"Pulanglah, kau sama sekali tidak fokus hari ini."
Kalimat penuh penekanan tanpa perasaan dari sang kapten itu menghantamnya kuat-kuat. Akagi tak mengelak. Ia akui bahwa ia buyar hari ini.
Di antara letihnya latihan menerima bola tadi, cittanya diselingi bayang tawa si cantik (Name) bersama pemuda lain ketika istirahat lalu. Membawa kegelisahan dan kecemasan tak jelas. Cemburu tak berdasar membuat Akagi kesal. Ia bukan siapa-siapa, tapi mengapa rasa ini harus ada?
Akagi hanya mengangguk pasrah, menuruti perintah kapten Kita Shinsuke untuk selesai lebih awal.
Berjalan menuju ruang ganti dengan pikiran kacau tak pasti. Tawa merdu yang mampu menarik senyum Akagi itu terus membayangi pikirannya. Ditambah penyebab tawa itu yang semakin memporak-porandakan perasaannya. Eksistensi Miya Atsumu ketika berjalan beriringan dengan (Name) dan menjadi penyebab tawa sang gadis saat jam istirahat tadi membuat dirinya merasa terganggu.
Marah? Cemburu? Entahlah, Akagi tidak tahu. Ia bukan siapa-siapa dan ia tidak akan berharap. (Name) tidak akan pernah melihatnya. Miya Atsumu yang terlalu superior pasti akan menutupi pandangan sang gadis dari pengagum lainnya, termasuk Akagi. Tinggal menunggu waktu untuk menghancurkan perasaan yang tumbuh secara tiba-tiba ini.
"Akagi-san!"
Akagi menghentikan langkah lalu berbalik. Miya Osamu menghampirinya dengan sedikit napas terengah.
"Ada apa Osamu?" tanya Akagi.
Osamu menghentikan langkah, mengatut napas sejenak lalu menatap Akagi lekat-lekat.
"Hanya ingin bilang kalau ... yang dekat belum tentu akan terikat."
Akagi melebarkan irisnya. Tidak menyangka jika adik kelas yang satunya ini peka terhadap masalahnya dan menyemangatinya.
"Kau tidak mendukung saudara kembarmu?"
"Kalau aku mendukungnya untuk apa aku menyusulmu dan mengatakan ini?"
Akagi hanya terkekeh pelan saat mendengar ucapan datar Osamu. Satu tepukan di pundak sebagai bentuk penghargaan.
"Terima kasih, Osamu!"
Akagi pun membiarkan binar optimis menyala dalam hatinya walau redup
*******
Pulang lebih awal bertujuan untuk menenangkan diri. Akan tetapi, dalam perjalanan pulangnya ia malah bertemu dengan oknum penyebab ia tidak tenang latihan klub hari ini.
"Lho, Akagi-kun? Sudah pulang? Tidak latihan klub voli?"
Suara halus itu mampu menentramkan Akagi seketika. Di saat yang bersamaan jantungnya berpacu cepat dan rona merekah di pipinya. Akagi sekali lagi terpaku dengan pesona yang (Name) punya.
Mereka bertemu di taman dekat sekolah, mendapati (Name) yang sedang memberikan makan kucing liar.
"Aku ... agak tidak enak badan. Jadi, kapten menyuruhku pulang lebih awal," jawab Akagi penuh dusta.
"Ah, kau harus menjaga kesehatanmu dengan baik, Akagi-kun. Sebentar lagi kalian akan bertanding di Turnamen Nasional, kan? Aku berharap jika aku bisa menonton performamu di sana, lho. Jadi, jangan sampai sakit!"
Jantung semakin berpacu cepat dan rona semakin pekat. Kupu-kupu menggelitik bawah perutnya dan Akagi tak bisa menahan senyumnya dan kegugupannya kala menangkap binar khawatir dari gadis yang disukai.
"A-Aku pastikan akan baik-baik saja. T-Terima kasih sudah me-mengkhawatirkanku."
"Hei, wajahmu memerah Akagi-kun. Kau pasti kedinginan, ya? Atau demam? Perlu kuantar?"
(Name) mendekat lalu menatap Akagi lekat-lekat membuat sang pemuda kalut seketika. Melihat kecantikan (Name) secara dekat membuat rona di pipinya semakin pekat.
"A-Aku baik-baik saja, sungguh!"
"Sungguh? Tapi, wajahmu semakin memerah!"
Itu karena senyuman indahmu (Surname)-san!
"Mungkin karena udara semakin dingin. Tapi, aku baik-baik saja."
"Perlu kuantar? Aku takut tiba-tiba terjadi sesuatu padamu di jalan."
Jangan! Akan berbahaya untuk jantungku!
"T-Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Aku pamit (Surname)-san, sampai jumpa besok!"
Akagi pun berjalan mendahului (Name), memutus percakapan karena Akagi sudah tidak tahan dengan sensasi jatuh cinta yang menderanya.
Degupannya masih ada. Panas di pipi masih tersisa. Kegugupan masih dirasa. (Name) sangatlah berbahaya untuk kinerja tubuhnya!
"Hei, Akagi-kun!"
Seruan dari sang gadis itu memaksanya untuk berbalik. Dentuman dalam dadanya kembali berpacu cepat.
"Semangat, ya, untuk pertandingan nasional nanti! Aku mendukungmu!"
Senyuman lebar dengan iris yang berbinar-binar serta surai hitam legam sebahu yang bergoyang. Di bawah lembayung senja, Akagi dipertontonkan kecantikan (Name) untuk kesekian kalinya dan hanya Akagi yang melihatnya.
Bagai melihat cantiknya bunga di bawah swastamita. Akagi terpana seiring suar semangat menggebu dalam dadanya. Oa baru saja disemangati oleh orang yang disukainya.
Kali ini Akagi membiarkan dirinya bahagia
*******
Harapan terpatahkan oleh takdir. Kekalahan di pertandingan pertama menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Apalagi ini merupakan pertandingan terakhir untuk anak kelas tiga.
Walaupun begitu, Akagi memaklumi. Lagipula merasakan keseruan melawan tim yang sama kuatnya adalah hal yang tak terlupakan dan itu lebih dari cukup. Akagi akan mengenangnya meski berlawanan dengan slogan timnya.
Akan tetapi, perasaan bersalah muncul di dalam hatinya terhadap (Name). Gadis itu sudah menyemangatinya, tapi ia malah membawa berita kekalahan. Rasanya Akagi ingin meminta maaf kepada (Name) karena sudah mengecewakannya. Namun, Akagi sadar diri bahwa dirinya bukanlah sosok yang spesial untuk (Name) sehingga gadis itu berharap padanya. Pasti ucapan semangat itu hanyalah basa-basi belaka karena bertemu dengannya. Identitasnya sebagai libero tim voli membuat topik pertandingan selalu melekat dalam dirinya. Begitulah isi pikiran Akagi.
Sesuai dugaan, sehari setelah pertandingan melihat sikap (Name) biasa saja dan seolah-olah belum pernah berbicara dengan Akagi sebelumnya membuat pemuda itu yakin bahwa ucapan semangat kala itu hanyalah basa-basi. Ditambah kedekatan sang gadis dengan Miya Atsumu membuat Akagi merasa gadis itu semakin jauh tak tergapai.
Maka Akagi pun menetapkan akan membiarkan perasaan sukanya ini mengendap. Terkubur lalu hilang begitu saja layaknya tulisan pasir yang tersapu ombak. Melupakannya lalu memfokuskan diri pada kelulusan. Dengan begitu identitasnya sebagai pengagum rahasia tidak akan pernah terungkap.
Akagi menyerah
*******
Bulan Februari menghampiri. Bulan yang katanya bulan kasih sayang. Euforia merah muda menjalar di mana-mana. Sayangnya karena kelulusan yang tinggal sebulan lagi membuat anak kelas tiga tidak terlalu memedulikan euforia Valentine, termasuk Akagi Michinari.
Namun, terkait Valentine, Akagi menjadi sedikit tersentil akan perasaannya terhadap (Name).
Bisa dibilang Akagi gagal. Sekeras apapun ia mencoba menghilangkan perasaan sukanya, sosok (Name) dan kecantikannya pasti selalu membayanginya. Bahkan debaran dan rona itu masih sering menghampiri walau hanya mengingat parasnya saja, bukan bertemu langsung. Ditambah letak kelas (Name) yang berada di sebelah kelasnya membuat Akagi sulit melupakannya karena sering berpapasan ataupun bertatap muka dengan sang gadis.
Hal itu membuat Akagi frustasi. Tidak hanya frustasi soal perasaan, ia juga frustasi dengan pelajaran. Kombinasi yang tidak ingin Akagi harapkan.
Bel pulang sekolah berbunyi. Napas lega lolos karena akhirnya bisa meredakan penat. Akagi memutuskan untuk menjadi orang terakhir yang keluar kelas karena ia tidak ingin berdesak-desakan.
Ketika kelas sudah kosong dan lorong sudah sepi, Akagi pun beranjak. Langkah berpijak bergantian, decitan lantai kayu menggema. Area loker sepatu menjadi tujuannya saat ini.
Setibanya di sana, betapa terkejutnya Akagi saat mendapati (Name) sedang berdiri di dekat loker sepatunya. Ya, loker sepatunya. Terdapat bingkisan di tangan gadis itu.
"(Surname)-san? K-Kenapa berdiri di dekat loker sepatuku?"
"A-Anoo, aku ingin memberikan ini kepadamu, Akagi-kun!"
Sebuah kotak kecil berpita disodorkan disertai nada kegugupan dan rona cantik yang merekah membuat Akagi sesak napas. Lagak sang gadis yang tampak malu-malu menimbulkan tanda tanya dan debaran.
Bukan delusi, kan?
"T-Terima kasih." Akagi menerima kotak itu tanpa pikir panjang. Kotak itu berwarna merah muda membuat Akagi berspekulasi banyak.
"I-Itu hadiah Valentine dariku ju-juga ..."
Akagi mengerjap kala menangkap kegelisahan dari sang gadis. Debaran di dadanya semakin terasa dan pipinya terasa panas. Melihat tingkah imut (Name) secara langsung di depan mata membuat Akagi ingin menjerit seketika. Kepekaan yang ia punya membuat harapan, kebingungan, dan sangkalan memenuhi kepalanya. Saat ini Akagi tak tahu harus berbuat apa.
"Ju-Juga apa ... (Surname)-san?"
"Itu ... honmei choco dariku untukmu, Akagi-kun."
Honmei Choco (Cokelat Perasaan yang Sesungguhnya)
Ungkapkan perasaan yang sesungguhnya dengan membuat cokelat dari nol sebagai bentuk mengekspresikan perasaan terhadap penerima coklat.
Akagi melebarkan irisnya saat mendapati bahwa rona yang merekah cantik di pipi (Name) sama seperti rona yang merekah di pipinya.
Rona sebagai efek samping ketika berada begitu dekat dengan orang yang disukainya.
Selama ini tatapannya selalu berbalas. Akagi tak percaya jika kilau iris (Name) menjadi begitu indah dari biasanya ketika sosok Akagi berada di dalamnya. Gadis itu juga mengungkapkan perasaannya lewat sorot matanya.
"Akagi Michinari-kun, aku menyukaimu semenjak menonton pertandingan interhigh lalu! Kau begitu keren menjadi libero di pertandingan dan ternyata kau pemuda yang manis setelah aku mengamatimu dalam diam ketika di sekolah. Oleh karena itu, jadilah kekasihku!"
Tubuh dibungkukkan dan tangan kanan terulur. Akagi sama sekali tidak percaya jika gadis yang disukainya ini sedang melakukan kokuhaku padanya.
Terdiam beberapa lama diiringi jantung yang berdetak cepat dan rona yang semakin menjalar. Tanpa disadari tangannya membalas uluran tangan sang gadis sehingga gadis tersebut mendongak, menampakkan binar mata cerah dan senyuman pengharapan.
Dalam satu tarikan cepat, Akagi membawa (Name) dalam pelukan hangat. (Name) sangat syok dengan perlakuan Akagi tiba-tiba. Akagi sendiri lebih syok karena melakukan hal itu tanpa sadar.
Kedua tangannya melingkari tubuh mungil (Name) dengan salah satu tangan masih memegang kotak coklat. Akagi ingin menjerit dan ia merasa harus melepas pelukannya. Tapi, tubuhnya menolak. Malah pelukan semakin dieratkan membuat harum tubuh sang gadis yang manis tercium oleh hidungnya.
Akagi sudah tak peduli lagi. Ia tidak peduli jika debaran menggila di dadanya terdengar oleh (Name) dan wajahnya yang memerah pekat ketahuan juga oleh sang gadis. Ia tidak peduli. Ia hanya peduli pada momen seperti ini.
Momen ketika ia akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya dan mengetahui jika perasaannya berbalas. Maka dari itu Akagi hanya bisa mengucapkan kalimat ini sambil berbisik dengan nada lembut.
"Aku bersyukur ternyata perasaanku terhadap (Surname)-san berbalas ..."
Mereka pun terikat
A/N:
saya akan hiatus lama karena PAS dan pengen fokus selesain beberapa project
btw, ada penonton jujutsu kaisen ga? rencananya saya mau bikin oneshoot gojou satoru di tengah-tengah hiatus sebagai pemanasan
kalau ada yg suka, stay tune aja di profil saya
Tambahan, di profil saya taruh link secreto, barangkali ada yang mau ngehujat gitu di sana, silakan aja ya ;)
Sampai jumpa di chap selanjutnya 😼
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top