Scare?
Kuroo x Reader
×××
"Trick and Treat?"
"Give me a treat, and I will give you a trick."
×××
Kau tersenyum puas.
Permen yang keluargamu siapkan untuk Halloween malam ini sudah ada. Jumlahnya cukup jika anak kecil akan menyerbu rumahmu.
"Nee-chan, aku pergi berburu permen bersama Mama dan Papa dulu! Akan kupastikan mendapat banyak permen agar Nee-chan dapat merasakannya juga!"
"(Name), tolong jaga rumah ya."
Itulah yang diucapkan adik dan kedua orang tuamu saat mereka akan pergi. Adikmu ingin mencari permen dan karena dia masih kecil, orang tuamu ikut menemaninya berkeliling sekitar untuk mencari permen.
"Hati-hati, ya."
Setelah melambai singkat pada adik dan orang tuamu, kau menutup pintu depan dan pergi menuju ruang tamu untuk menonton acara kesukaanmu.
Bosan.
Itulah yang kau pikirkan setelah berada di depan TV selama 2 jam penuh, menonton acara kesukaanmu, walaupun disela-sela acara selalu ada yang mengetuk pintu rumah untuk mengucapkan trick or treat! dan meminta permen.
Kau bersandar di sofa empukmu dengan pasrah. Kau memainkan kostum penyihirmu sejenak sebelum akhirnya mengambil 1 permen untuk memakannya.
Hei, orang tuamu membeli 1 bungkus besar permen coklat dan tidak adil jika semua permen coklat itu habis diberi orang tanpa kau cicipi bagaimana rasanya. Kau membuka bungkus berwarna orange dan hitam tersebut lalu memakan permen itu.
Kau berbohong jika kau berkata kalau kau tidak mau permen itu lagi.
Saat tanganmu hendak meraih permen itu lagi, handphone milikmu yang berada di ruang tamu, bergetar--tanda sebuah panggilan masuk.
Kau menghela napas lalu berjalan menuju ruang tamu dan mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang memanggil.
"Halo?"
"(Name)~"
Kau memutar bola matamu, kau kenal betul siapa pemilik suara ini.
"Apa maumu, Tetsurou? Bukannya tim voli sedang berpesta di rumahmu?"
"Eh, itu... Mereka pulang ke rumah mereka."
"Kenapa mereka pulang? Ini masih awal. Apa kau menelponku karena kau tidak punya orang lain yang ingin kau ganggu?"
"Hehe, ucapanmu tajam seperti biasa (Name)."
Kau hanya kembali memutar bola matamu karena balasan Kuroo.
"Apa kau tidak tau? Mereka pulang karena mereka takut setelah menonton sebuah berita."
Kau dapat menebak kalau dia sedang tersenyum dibalik panggilan ini.
"Berhenti berbohong, Tetsurou. Jika kau hanya ingin mengangguku, maka akan kumatikan panggilan ini."
"Kau bahkan belum tau berita apa itu."
"Tidak perlu dan tidak mau tau."
Saat kau hendak mematikan panggilan tersebut, terdengar suara Kuroo.
"Ada seorang anak SMA tewas kehabisan darah, lho."
Gerakan tanganmu terhenti.
"Ada tanda gigitan di lehernya."
"Bohong, kau pasti berbohong."
Kau kembali meletakkan handphone-mu di telingamu.
"Tidak percaya, tidak apa-apa. Bukalah TV-mu dan lihat berita, aku sedang menontonnya sekarang."
Tanpa ragu kau langsung mematikan panggilan dari Kuroo dan duduk di sofa.
Kuroo pasti sedang mempermainkanmu. Dia tau kalau kau mudah ditakuti.
Dan entah kenapa kau takut melihat berita itu di TV, takut jika yang Kuroo katakan itu benar.
Kau tau yang dia maksud itu adalah vampire, makhluk abadi yang suka menghisap darah manusia.
Tapi vampire itu hanya mitos belaka, kan?
Kau memeluk kedua lututmu. Kau benci saat serangan panik mulai muncul.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu depan. Kau terlonjak kaget. Tubuhmu mulai gemetaran, dan kau mulai paranoid.
Anak-anak? Harusnya setelah ketukan pintu terdengar suara 'Trick or treat!'
Adik dan kedua orang tuamu? Harusnya mereka langsung masuk setelah mengetuk.
Teman-temanmu? Mereka semua hari ini sibuk.
Kuroo? Jarak rumahnya dengan rumahmu cukup jauh, tidak mungkin dia sampai secepat ini walaupun dia berlari atau memakai sepeda.
Vampire? Tidak, tidak, tidak. Vampire itu tidak nyata, (Name)! Kau yakin itu!
Tiba-tiba rumahmu padam lampu. Ingin rasanya kau menangis dan berteriak minta tolong, tapi akibat serangan panik yang melandamu, suaramu sama sekali tidak keluar dan kau sama sekali tidak bisa bergerak sedikitpun dari posisimu sekarang.
Kau mulai kesulitan bernapas.
Pintu depan rumahmu terbuka dengan perlahan, menghasilkan bunyi yang membuat rambut halus di tekuk lehermu berdiri. Terdengar langkah kaki masuk ke rumahmu, berjalan perlahan di lorong rumahmu dan berhenti tepat di depan ruang tamu.
Ruangan tempat kau berada sekarang.
Semua tiba-tiba menjadi sunyi. Bahkan kau bisa mendengar detak jantungmu yang bedebar cepat akibat serangan panikmu. Ada yang menyentuh lehermu.
Dan jarinya dingin sekali.
"...sepertinya darahmu sangat manis."
Kau langsung terlonjak kaget.
Lampu menyala, dan terdengar suara tawa yang sangat kau kenal. Di depanmu sudah duduk Kuroo yang memakai pakaian vampire, tertawa terbahak-bahak sampai meneteskan air mata.
Kau tidak bisa berkata apa-apa, kau hanya meremas pakaianmu dimana jantungmu sedang berdetak sangat cepat. Kau bahkan masih kesulitan mengambil napas.
"H-hei, (Name)... Ka-kau tidak apa-apa?"
Sadar kalau aku tidak merespons, Kuroo berhenti tertawa dan saat melihat keadaanmu dia menjadi serius lalu mendekatimu.
"Tidak apa-apa (Name). Tarik napas perlahan..."
Kau mengikuti apa yang Kuroo ucapkan, kau menarik napasmu perlahan.
"Sekarang keluarkan dengan perlahan juga. Ayo, (Name). Kau pasti bisa. Tenanglah, ada aku disini."
Kau mencoba mengeluarkan napasmu, dan kau merasakan sebuah tangan mengusap punggungmu dengan perlahan.
Setelah menenangkan diri selama kurang lebih 10 menit, akhirnya kau bisa bernapas dengan normal.
"Bodoh!"
Kau memukul Kuroo dengan bantal yang berada di dekatmu.
"Kau tau aku bisa terkena serangan panik dan mudah ditakut-takuti."
Kau menutup wajahmu dengan kedua tanganmu, dan air mata frustrasi mulai mengalir.
Kau benci serangan panik.
Sangat benci.
"(Name)..."
"Pergilah, Tetsurou..."
Saat kau mendengar suara langkah kaki dan pintu depan tertutup, kau menghela napas panjang.
Sampai ada yang mengangkat dagumu dengan perlahan, lalu mencium bibirmu dengan lembut.
Iris matamu membesar saat sebuah permen coklat memasuki mulutmu.
Ciuman dilepas, dan kau dipeluk.
"Maaf..."
Ekspresi kagetmu berubah menjadi ekspresi lembutmu, dan kau membalas pelukannya.
"Tidak apa-apa, Tetsurou. Jangan diulangi lagi ya."
"Iya, (Name)."
Kuroo melepas pelukannya.
"Lagipula kau tidak bisa marah pada pacarmu ini, kan?"
Kau memutar bola matamu melihat ekspresi sombongnya.
"Dan juga, bukannya ini berarti kau mendapat trick and treat...?"
Sebuah pukulan kecil mendarat di bahu Kuroo, disusul oleh tawa kecilmu.
"Dork..."
"Love you too, babe."
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top