Boyfriends?

Devil!Kuroo x Popular!Reader

___

"Trick and Treat!"

"Give me treat and I will give you a trick."

___

"Lihat, (Name)-san sendirian lagi!"

"Ayo dekati dia!!"

Kau mengarahkan pandanganmu ke sumber suara, dan melihat dua orang siswa laki-laki sedang melihatmu. Mereka yang sedang menatapmu tersentak kaget lalu menoleh ke arah lain. Kau yang melihat ini hanya bisa menghela napas lalu kembali fokus pada loker sepatumu, yang pada awalnya kau hendak mengganti sepatumu.

"Uaah, apa (Name)-san mendengar kita?"

"Kurasa begitu..."

Kau menghela napas, lalu menggeleng pelan.

'Apa aku harus melewati hari-hariku seperti ini setiap hari sampai lulus?'

Kau menutup loker sepatumu, lalu berjalan menuju kelasmu.

(Name) (Surname). Itulah dirimu.

Si populer.

Hei, bukan bermaksud sombong tapi itulah julukanmu di Nekoma.

Apa kau mau dijuluki seperti itu? Tidak pernah dan tidak akan mau. Tiba-tiba saja murid di Nekoma memberimu julukan tersebut.

Apa hanya karena kau mendapat nilai A+ di semua pelajaran membuatmu populer? Psssh, kau rasa bukan.

Bukannya nilai seperti itu mudah didapat?

Kau bahkan tidak mudah bergaul seperti murid populer pada umumnya.

Kau lebih memilih membaca buku di perpustakaan seharian daripada bergaul dengan orang lain.

Kau berjalan menuju kelasmu selanjutnya.

Dalam perjalanan, banyak yang menyapamu dan kau hanya sekedar mengangguk untuk membalas sapaan mereka.

Dingin, bukan begitu?

Tapi kenapa mereka jadi senang seperti itu?

"Ya ampun, kau kulihat itu? (Surname) mengangguk pada sapaanku, she notice me!"

"Kami iri padamu."

'What the hell...?' pikirmu tak sengaja mendengar mereka berbicara.

Kau hanya menghela napas lalu kembali melanjutkannya perjalanan ke kelasnya.

_____

Hari ini kau banyak melamun.

Kau juga ditegur sampai tiga kali oleh guru karena melamun.

Kau lupa mencatat materi yang gurumu jelaskan.

Ada apa denganmu? Tak biasanya kau begini.

Kau mengacak rambutmu dengan gusar.

Apa kau terlalu memikirkan status kepopuleranmu yang bahkan tidak nyata di matamu.

Ini dia.

Kau menghela napas panjang.

'Pulang dan makan coklat, dan besoknya aku akan kembali normal.' pikirmu saat menyimpan sepatu indoormu saat pulang sekolah.

Sekolah sudah sepi, karena kau memilih pulang terakhir daripada mendapat gangguan seperti pagi hari.

Langit sudah berwana orange-keunguan, dan kau mengagumi betapa indahnya warna langit menjelang malam.

"Hai nona,"

Ekspresi kagummu berubah menjadi ekspresi kesalmu.

Ahh, kenapa harus diganggu saat kau ingin segera memakan coklat di rumahmu?

"Maaf, tolong tinggalkan aku sendiri." ucapmu berusaha sesopan mungkin.

Belum salah satu dari mereka menjawab, tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluk leher dan pinggangmu.

"Ada perlu apa dengannya?" terdengar suara yang berat khas laki-laki.

'Siapa laki-laki ini?' pikirmu mencoba terlihat tenang walaupun jantungmu sudah berdetak cepat karena ketakutan.

"Huh, siapa kau?" tanya salah satu dari mereka.

Kau merasa dagumu dipegang dan detik selanjutnya kau sudah dicium oleh laki-laki yang memelukmu dari belakang.

Tunggu, apa?

Saat kau baru saja menyadari itu, laki-laki misterius itu sudah melepas ciumannya dan menatap segerombolan laki-laki yang ada di depanmu dengan tatapan mengancam.

"Pergi, sebelum aku bertindak."

Mereka semua mendecak lidah sebelum akhirnya meninggalkan kalian berdua.

"Ucapan terima kasihnya besok saja, ya."

Dan dengan begitu tangan yang memelukmu sudah tidak ada dan saat kau memutar tubuhmu, tidak ad siapapun disana.

'Hantu?' pikirmu ketakutan lalu menyentuh bibirmu, 'Tapi kenapa terasa sangat nyata?'

Pipimu memanas, dan kau menggeleng sebelum akhirnya pulang ke rumahmu.

_____

Aneh.

Itulah yang kau pikirkan saat melihat tidak ada murid yang memperhatikanmu seperti biasanya.

Bukannya tidak suka, kau justru bersyukur akhirnya kau bisa seperti murid pada umumnya.

Karena itu kau pergi menuju kelasmu dengan mood yang bagus.

Semua berjalan seperti kau adalah murid normal.

"Murid-murid, hari ini kita kedatangan murid baru."

Saat pintu terbuka, masuklah laki-laki tinggi dengan rambut hitam yang bisa dikatakan sangat berantakkan dan aneh.

"Namaku Kuroo Tetsurou." ucap laki-laki itu tersenyum, "Dan aku adalah pacar (Name)."

Tunggu, sekali lagi... apa?

_____

"Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa kau adalah pacarku?" heranmu membawa Kuroo ke halaman belakang,karena kau tidak mau jadi pusat perhatian.

Kuroo hanya tersenyum, "Bukannya ciuman kemarin malam itu buktinya?"

Irismu melebar kaget, "Jadi kau laki-laki yang menciumku semalam!?"

"Sst, aku tau kau menyukainya tapi tolong pelankan suaramu, sayang."

"Menyukainya?" tanyamu sedikit kesal, "Kau mencuri ciuman petamaku!"

Kuroo mendekat lalu menempelkan jarinya ke bibirmu, "Bukannya ada hal lain yang ingin kau tanyakan?"

Kau mengerutkan alis, tidak mengerti.

Senyum Kuroo justru melebar, "Kenapa kau tidak diperhatikan layaknya anak populer seperti biasa?"

Kau memutar otak, berpikir sejenak.

"Karena kau mengumumkan aku adalah pacarmu?"

Kuroo menggelengkan kepalanya lalu mendekatkan wajahnya pada wajahmu

Detak jantungmu meningkat, tapi kau tetap berwajah datar

Saat itulah perhatianmu teralihkan ke atas.

Dimana ada sepasang tanduk.

Perhatianmu teralihkan ke samping.

Dimana ada semacam ekor.

"Kau..."

"Yup, aku iblis. Dan semua terjadi karena sihirku."

Kau menelan ludahmu dengan perlahan.

Kau pernah membaca tentang iblis, dimana orang yang membuat kontrak dengan iblis akan mendapatkan apapun yang dia mau.

Tapi dengan syarat saat dia mati, nyawanya akan dimakan oleh iblis yang membuat kontrak dan dia akan menjadi penghuni neraka.

Kuroo tertawa melihat perubahan ekspresimu.

"Tenang, aku tak sama seperti iblis yang kau baca di buku-buku."

Kau hanya bisa terdiam, dan itu membuat Kuroo tersenyum kecil lalu mengecup keningmu.

"Ayo buat kontrak, kau akan dapat apapun yang kau mau, termasuk dengan aku menjadi pacarmu tapi dengan syarat kau harus memberikan semua hal pertamamu padaku. Ciuman pertama, kencan pertama, pokoknya semuanya padaku. Bagaimana?"

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top