A BAD WISH
YN = Your Name, readers name.
Sorry for the mistake/typos/OOC/etc. Happy reading!^^
<×××>
—
—————————————
~ HALLOWEEN IMAGINE ~
—————————————
Kesalahan terburuk yang pernah (YN) perbuat adalah dengan menerima pilihan itu.
(YN) menghela nafasnya panjang. Di hadapannya saat ini, sudah berdiri sebuah kastil mewah nan megah yang terlihat sunyi dan sedikit menyeramkan. Hawa dingin langsung menyapanya kala ia menginjakkan kaki di hadapan kastil tersebut.
"Kalau begitu, aku pamit pulang dulu. Aku hanya bisa mengantarmu sampai disini saja," kata seorang pria bersurai blonde yang tadi sempat mengantar (YN) ke tempat ini.
"A-Ah, terimakasih ...." (YN) pun hanya bisa membalasnya dengan seulas senyuman kaku. Ingin sekali rasanya ia berlari kembali masuk ke dalam mobil dan meminta Kei-temannya yang tadi mengantarnya-untuk kembali ke rumah saja.
Tanpa (YN) sadari, mobil yang Kei kendarai itu pun telah melaju dan meninggalkannya sendirian di depan gerbang kastil itu. (YN) menghela nafasnya sekali lagi, sebelum akhirnya ia berbalik untuk menekan bel masuk.
"Permisi!" Teriaknya cukup kencang sambil menekan bel rumah itu sekali lagi.
Namun hening, tak ada jawaban apapun dari dalam.
"Apa tidak ada orang di dalam sana?" Guman (YN) sambil mengintip ke dalam gerbang.
Tak lama kemudian, sebuah suara yang cukup kencang berhasil mengejutkan (YN).
"Silahkan masuk!"
(YN) mengernyit heran, 'Apakah begini caranya menyapa tamu? Dengan rekaman suara?' Pikir (YN) yang menggeleng kecil. Ia pun langsung membuka sedikit gerbangnya dan masuk ke dalam kastil itu tanpa memikirkan apapun lagi. (YN) menarik koper dan barang-barangnya menuju ke depan sebuah pintu besar.
(YN) menatap ke arah pintu itu cukup lama-menganguminya. Ia mengetuk pintu pelan, "permisi? Apakah ada orang di dalam?" Serunya seraya mengetuk pintu sekali lagi.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mendarat di pundak (YN), membuat si empunya menjerit kencang karna ketakutan.
"A-AAAH!-" Teriak (YN) sambil menutup kedua matanya.
"Diam!" Kata seorang pria bersurai ungu gelap sambil membekap mulut (YN). (YN) kembali membuka matanya perlahan, dan ia pun menghela nafas lega saat sadar bahwa seorang pria yang menepuk bahunya; bukan hal lain.
(YN) pun melepaskan dekapan pria itu dan berbalik-menatapnya. "K-Kau siapa?" Tanyanya. (YN) mengernyit, menatap heran pada pria yang berpakaian seperti seorang vampier sambil memeluk sebuah boneka di hadapannya itu.
Pria itu memeluk erat boneka kesayangannya, "Kanato ...," jawabnya singkat. "Dan ini adalah Teddy," tambahnya sambil menatap ke arah boneka yang ada di pelukannya itu.
"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya pria yang mengaku bernama Kanato tersebut sambil menatap (YN). "Siapa namamu?"
(YN) menggaruk pipinya dengan jari telunjuk sekilas. "A-Ah ... aku (YN) ...," jawabnya pelan. "Aku akan tinggal disini mulai sekarang, sepertinya," tambahnya lagi sambil tersenyum kikuk. Sebenarnya (YN) sendiri tak yakin dengan ucapannya sendiri.
"(YN) ... (YN) ya ...," guman Kanato dengan senyuman anehnya yang membuat bulu kuduk (YN) sedikit meremang. "Aku tahu, jadi kau orang itu?" Tanya Kanato dengan senyuman yang lebih baik dari sebelumnya.
"I-Iya. Salam kenal, Kanato," kata (YN) yang mencoba terlihat ramah sambil tersenyum simpul.
"Ngomong-ngomong, ada satu, ah, atau dua hal yang ingin aku tanyakan padaku sebelumnya." (YN) kembali berujar sembari menatap Kanato mulai serius. "Apakah di rumah ini memang selalu remang seperti ini? Lalu, apakah hanya kau yang tinggal di rumah sebesar ini? Dan lagi, kenapa kau memakai pakaian seperti vampier begitu? Apa karna ini adalah malam Halloween?" Tanya (YN) beruntun sambil menatap Kanato dan bangunan kastil yang gelap itu dengan bergantian.
Kanato tersenyum penuh arti. "Kau tidak tahu?" Tanyanya dengan senyuman aneh yang masih terpajang di wajahnya. "Disini aku tinggal bersama keluargaku," kata Kanato sambil melangkah maju mendekat ke arah pintu masuk. Kanato pun langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
(YN) di depan pintu sedikit bingung harus mengikuti Kanato masuk atau terdiam di tempatnya berdiri sekarang sampai Kanato menyuruhnya untuk masuk ke dalam.
"Pakaian vampier ini memang kupakai karna malam ini adalah malam Halloween ...," ujar Kanato tanpa berbalik untuk menatap ke arah (YN) yang masih diam mematung. Kanato menoleh ke belakang saat menyadari (YN) tak beranjak untuk mengikutinya.
"Kau mau tetap disana dan aku tutup pintunya, atau ikut aku masuk dan menyapa keluargaku di dalam sana?" Tanya Kanato.
(YN) tersentak dan langsung menarik kopernya untuk masuk ke dalam. Baru beberapa langkah memasuki bangunan tersebut, pintu besar itu langsung tertutup dengan sendirinya; membuat (YN) hampir saja berteriak.
"Kenapa b-bisa tertutup sendiri?" Tanya (YN) yang panik.
Kanato terkekeh kecil. "Tidak apa-apa. Ayo ikuti aku," ujarnya. Kanato kembali berbalik dan berjalan menuju ke sebuah pintu kamar yang ada di lantai atas.
Ia mengetuk pintu itu perlahan, tak lama kemudian seseorang dari dalam menyuruhnya untuk masuk ke dalam.
"Oh? Kanato? Siapa dia?" Tanya seseorang di dalam sana sambil menarik buku yang sebelumnya menutupi wajahnya.
(YN) tersenyum gugup, "(YN), n-namaku (YN). Salam kenal," kata (YN) memperkenalkan dirinya sambil membungkuk sopan. "Aku akan tinggal disini, mungkin untuk beberapa waktu ...." (YN) menggaruk pipinya sekilas.
Kanato mengangguk-angguk. "Dia (YN) yang di bicarakan oleh Reiji beberapa hari yang lalu," jelas Kanato dengan senyuman kecilnya. "(YN), dia Shuu, kakak angkatku." Kanato menatap ke arah (YN) di sebelahnya.
"S-Shuu-san, salam kenal ...."
"Salam kenal, (YN). Kanato, kau antar dia ke kamarnya," kata Shuu sambil menatap ke arah (YN) dan Kanato bergantian. "Dan jangan ganggu aku lagi." Tambahnya.
(YN) menelan ludahnya gugup. "M-Maaf sudah menganggumu dengan kedatanganku," kata (YN) yang menunduk menyesal. Shuu hanya berdeham pelan dan ia pun kembali menutup wajahnya dengan sebuah buku.
"Kalau begitu aku pamit," kata Kanato yang langsung berbalik dan berjalan keluar dari kamar Shuu. (YN) pun langsung mengikuti langkah Kanato tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"(YN), kamarmu disana. Kau masuk saja, aku ingin pergi sebentar. Aku baru ingat kalau ada sesuatu yang perlu aku lakukan malam ini," jelas Kanato yang berbalik saat mereka telah sampai di depan sebuah kamar. "Kau bisa langsung masuk, aku jamin tidak ada apapun di dalam. Selamat malam."
Dan mengucapkan hal itu, Kanato pun langsung berlalu meninggalkan (YN). (YN) yang baru saja ingin berkomentar mengurungkan niatannya dan kembali terdiam.
"Ah ... mungkin dia sedang sibuk." (YN) menghela nafas panjang dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
#
(YN) membuka kopernya dan memberenggut kecil. (YN) sedikit lapar, dan ia lupa untuk membawa roti yang telah di siapkan olehnya sendiri.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?" Gumannya sambil mendesis pelan.
"Hei ... kau sedang kelaparan sepertinya, hm?"
Sebuah suara mengejutkan (YN). Dengan cepat ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sumber suara. Namun ia tak dapat menemukan apapun, atau siapapun di dalam kamarnya.
"S-Siapa kau?!" Teriak (YN) mulai panik. Ia takut ada pencuri yang masuk ke dalam kamarnya.
Terdengar suara tawa, dan bersamaan dengan tawa itu munculnya seorang pria bertopi yang mendekat ke arah (YN). (YN) memincing, ia tidak tahu siapa pria yang ada di hadapannya saat ini.
"Siapa kau?" Tanya (YN) dengan suara yang terdengar lebih tenang dari sebelumnya, masih dengan mata yang memincing.
"Hm? Kau tidak tahu aku, (YN)-chan?" Tanya pria itu sambil menyeringai lebar. (YN) merinding dan merasakan hawa yang mulai terasa tidak nyaman.
"K-Kau tahu aku?" Tanya (YN) yang justru balik bertanya. "Apa kau keluarga Sakamaki juga ...?"
Pria itu tersenyum lebar, "wah, wah! (YN)-chan akhirnya sadar ya?" Ia terkekeh kecil. "Aku Raito Sakamaki, salam kenal (YN)-chan!" Kata pria bernama Raito tersebut dengan senyuman lebarnya.
"Salam kenal, R-Raito-san," balas (YN) yang sedikit merasa risih dengan panggilan 'chan' yang Raito ucapkan untuknya.
"Jadi, apa yang kau lakukan di kamarku? Kenapa kau bisa masuk? Aku sudah mengunci pintunya seingatku," kata (YN) lagi sambil menatap Raito dengan dahi yang mengernyit antara penasaran dan heran.
Raito tertawa kencang. "Jadi kau tidak tahu?" Ucapnya. "Aku bisa masuk kesini kapan pun yang aku mau, bahkan tanpa persetujuan darimu," kata Raito.
"Aku disini ingin bermain bersama denganmu," kata Raito lagi yang melangkah maju kembali untuk lebih mendekat pada (YN). "Omong-omong kau tadi mengeluh lapar, bukan? Mau aku antar ke dapur?"
(YN) seketika tergiur dengan tawaran Raito. Ia memegangi perutnya yang kelaparan, (YN) pun reflek mengangguk.
"Aku mau, tolong antar aku ke dapur," kata (YN) cepat. "T-Tapi apa tidak masalah?" Tanyanya.
Raito terkekeh kecil dan berujar pada (YN) kemudian, "tentu saja tidak masalah, (YN)-chan."
"Lewat sini, (Tuan/Nona)," ujar Raito yang berjalan ke arah pintu kamar (YN) dan membuka pintunya, sembari membungkuk.
"A-Ah ... baiklah." (YN) dengan sedikit canggung melewati Raito dan keluar dari kamar lebih dulu. Raito tersenyum, dan ia pun langsung mengantar (YN) ke dapur sesuai dengan janjinya.
Namun saat di pertengahan jalan menuju dapur, tepat saat mereka melewati sebuah ruangan yang terdapat sebuah pintu kaca dengan ukuran yang besar, yang langsung menampilkan keadaan di luarnya. (YN) reflek menghentikan langkahnya, ia memincing untuk mempertajam penglihatannya.
"Itu ... disana ...," ucap (YN) pelan. "Bukankah itu Kanato?" Katanya tanpa mengalihkan tatapannya ke arah Raito di dekatnya.
"Iya, itu memang dia," jawab Raito enteng seperti itu adalah hal biasa yang sering Kanato lakukan setiap harinya.
"Sedang apa dia disana? Ini sudah sangat larut malam, dan di luar pasti dingin. Aku akan memanggilnya untuk kembali masuk ke dalam," kata (YN).
"Tidak perlu. Dia sudah sering berdiri disana sambil memeluk Teddy kesayangannya itu," balas Raito yang menahan lengan (YN) saat melihatnya akan pergi. "Bukankah kau ingin pergi ke dapur? Dapurnya ada disana."
(YN) menatap Raito dan Kanato yang ada di luar sana beegantian. "Maafkan aku Raito, aku akan panggil Kanato dulu lalu akan pergi ke dapur. Kau bisa pergi kesana duluan," kata (YN) sambil melepaskan pegangan tangan Raito perlahan.
Raito kembali menarik tangan (YN) dan bahkan mengeratkan pegangannya, "tunggu," katanya. (YN) terdiam dan menatap Raito bingung dan tidak mengerti.
Raito tersenyum samar dan langsung menarik (YN) untuk mendekat ke arahnya. Sedetik kemudian sebuah ciuman ia berikan di sudut bibir (YN) yang membuat si empunya terdiam kaku sekaligus terkejut.
"Ciuman perpisahan," ucap Raito singkat dengan seringaiannya. Ia pun langsung melepaskan (YN) dan berbalik, berlalu begitu saja meninggalkan (YN) yang masih membeku di tempatnya.
(YN) melongo. Ia pun langsung mengelap sudut bibirnya cepat dan bergidik, "a-apa yang pria itu lakukan ... astaga." (YN) pun langsung berlari ke arah pintu kaca tersebut untuk menghampiri Kanato daripada berdiam disana dan memikirkan 'ciuman perpisahan' Raito itu.
"Kanato!"
Kanato yang merasa terpanggil pun langsung berbalik dan tersenyum menatap kedatangan (YN). "Selamat malam, (YN). Apa yang kau lakukan disini?" Kata Kanato.
"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan malam-malam begini di luar?" Tanya (YN) balik pada Kanato sambil mengernyit samar.
Kanato memeluk erat bonekanya sambil menatap lurus ke depan. "Aku merindukan ibuku ...," ujarnya pelan.
"M-Memangnya dimana ibumu?" Tanya (YN) dengan suara yang ikut memelan karna merasa iba melihat ekspreksi sedih Kanato.
"Sudah tiada."
"A-Ah, maafkan aku-"
"Tidak masalah," potong Kanato langsung. "Aku yang membunuh ibuku sendiri," katanya lagi sambil menatap ke arah (YN) dengan senyuman anehnya.
(YN) terbelalak mendengar ucapan Kanato barusan. "M-Maksudmu?" Tanyanya. "Kau ... sedang bercanda ya?"
Kanato tertawa, "menyedihkan sekali. Apa kau tidak percaya padaku?" Kata Kanato sambil menatap (YN) dengan tatapan yang berbeda dengan Kanato yang pertama kali bertemu dengan (YN).
"Perlu aku buktikan?"
(YN) membisu. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Saat ini pikirannya sudah bercabang-cabang memikirkan semuanya.
Kanato kembali tertawa kencang melihat kebisuan yang (YN) tunjukkan. "Sepertinya memang butuh bukti ya?" Kata Kanato.
Kanato berlari ke sebuah tempat dimana terdapat dua lubang. Ia menaruh Teddy kesayangannya di antara kedua lubang itu dan berlari ke arah semak-semak. (YN) ikut berlari dan mengejar Kanato, namun saat ia baru saja sampai di tempat Teddy berada, Kanato sudah kembali dengan wanita yang ia seret, terlihat jelas bahwa wanita itu telah sekarat dengan banyak luka di tubuhnya, sepertinya ia sudah tidak sadarkan diri. (YN) menutup mulutnya, terkejut.
"A-Ada apa denganmu?! Siapa wanita itu?! D-Dia mengeluarkan banyak darah! Dia bisa mati!" Seru (YN) panik sekaligus takut melihat seorang wanita sekarat yang di seret paksa oleh Kanato.
"Ahaha, tidak masalah! Justru aku memang ingin melihat warna merah pada tubuh ibuku! Menakjubkan, bukan?" Kata Kanato yang tertawa kencang sambil menarik sebilah pisau dari dada sang wanita yang telah sekarat dan tak mampu berkata-kata itu.
"K-K-Kanato ... k-kau menyeramkan sekali ...," ujar (YN) yang mulai gemetar melihat tingkah Kanato.
Kanato kembali tersenyum dengan wajah manisnya. "Are .... Bukankah ini sangat menyenangkan? Anggap saja ini sebuah lelucon hari Halloween!" Katanya girang sambil kembali menusukkan pisau yang sebelumnya ia tarik ke bagian tubuh wanita itu kembali. "Teddy saja menyukainya!"
"Kau gila ...."
"Aku tidak gila, tapi kau yang gila!" Kata Kanato menuding ke arah (YN). Kanato tertawa kencang dan kemudian menendang wanita yang sepertinya telah mati ke dalam lubang yang telah di buatnya.
(YN) langsung berteriak histeris. Ia berniat berbalik untuk kabur, namun dengan cepat Kanato menariknya dan menatap (YN) dengan tatapan yang tajam.
"Kau tahu ...," kata Kanato pelan, "sebenarnya aku sudah menyiapkan semua ini. Aku juga telah menyiapkan tempat untuk menjadi makam ibuku," katanya datar tanpa ekspreksi.
"Dan kurasa, masih ada tempat untuk menjadi makanmu." Kata Kaito sembari menunjuk ke salah satu lubang yang berada tepat di sebelah lubang dimana ia menendang mayat ibunya. "Kau bersedia menemani ibuku disana, bukan?"
Kedua kaki (YN) bergetar mendengar ucapan Kanato. "Kau benar-benar gila ...," kata (YN). Kanato menyeringai dan langsung membawa tubuh (YN) ke dalam lubang tersebut hingga membuat (YN) berteriak histeris.
"Happy Halloween! Trick or treat!?"
Kanato mendorong tubuh (YN) ke dalam lubang tersebut dan langsung menimbunnya dengan tanah di dekat sana cepat.
"HENTIKAN! AHH!!"
Suara (YN) pun langsung menghilang setelah Kanato berhasil menutup lubang tersebut dengan sempurna.
"Aku harap kau bahagia di sana bersama ibuku, (YN)-chan!"
THE END
Oh, ya ampun ....
Saya tahu ini aneh dan tidak jelas sekali, wwwww. Wajar, saya gak pernah ngerayain hari Halloween. Saya juga sebenernya asing dengan Halloween. Yang saya tahu, Halloween itu semacam perayaan orang luar yang berhubungan dengan hantu? Ah, entahlah .... ('д')ゞ
*udh gtau pake nekad ikutan.
Thank you so much for your attention in this stories! I'm really-really-really hate you!/plak/ Sorry, I'm just kidding!
I LOVE YOU GUYS! (๑•̀ㅂ •́)و ✧
WWWWWWWWWWWWWW
-Anzai Fero-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top